Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
8
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN
MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN
Kantius Wenda 1), Safrin Zuridah2), Budi Hastono3)
1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo
Jl. Semolowaru 84 Surabaya, 60118
2) Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo
Jl. Semolowaru 84 Surabaya, 60118
Email: safrini@yahoo.com
3) Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo
Jl. Semolowaru 84 Surabaya, 60118
Email: budihastono@gmail.com
Abstract
In Indonesia, especially the use of mortar is very popular. Where in constructing a concrete construction, mortar is always used as part of a
construction. But the process of making mortar mixtures is sometimes less true in making mixed society in terms of economics and quality.
Based on the description, the authors are interested to conduct research on the influence of variation of mix mortar composition on
compressive strength, with two samples of cement type. Mortar uses mortar from Semen Gresik and from Semen Holcim without any
additional materials. research shows that the increasing composition of sand, the compressive strength of mortar decreases. Where the
compressive strength of mortar at 28 days for mixed composition variation using Semen Gresik 1: 4 of 9.5 Mpa; 1: 5 of 11.68 MPa; 1: 6 of
7.86 MPa and 1: 7 of 5.31. Whereas the compressive strength value for mortar using Semen Holcim was 13.38 Mpa, respectively; 12,95
Mpa; 7.65 Mpa and 3.19 Mpa. The result of water absorption on the mortar by adding the amount of sand will result in a greater decrease
in the compressive strength of each mortar variation.So that the mixture of plaster walls or specimens to adhere the recommended flooring
and mortar walls of simple mortar is a mixture composition with the ratio of cement: sand 1: 5 for Semen Gresik and 1: 4 and 1: 5 for
Holcim Cement.
Keywords: compressive strength, recharge, mixed composition variation.
Abstrak
Di Indonesia khususnya penggunaan mortar sudah sangat populer. Dimana dalam membangun sebuah konstruksi beton, mortar selalu
digunakan sebagai bagian dari sebuah konstruksi. Tetapi proses pembuatan campuran mortar terkadang masyarakat kurang benar dalam
membuat campuran jika ditinjau dari segi ekonomis dan kualitasnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian pengaruh variasi komposisi campuran mortar terhadap kuat tekan, dengan dua sampel jenis semen. Mortar menggunakan mortar
dari Semen Gresik dan dari Semen Holcim tanpa bahan tambahan lain. penelitian menunjukan bahwa semakin bertambahnya komposisi
pasir maka kuat tekan mortar semakin menurun. Dimana kuat tekan mortar pada umur 28 hari untuk variasi komposisi campuran dengan
menggunakan Semen Gresik 1:4 sebesar 9,5 Mpa; 1:5 sebesar 11,68 Mpa; 1:6 sebesar 7,86 Mpa dan 1:7 sebesar 5,31.sedangkan nilai kuat
tekan untuk mortar yang menggunakan Semen Holcim berturut sebesar 13,38 Mpa; 12,95 Mpa; 7,65 Mpa dan 3,19 Mpa. Hasil resapan air
pada mortar dengan menambahkan jumlah pasir akan mengakibatkan semakin besar nilai penurunan kuat tekan masing –masing variasi
mortar.Sehingga campuran plesteran dinding atau spesi untuk merekatkan keramik lantai dan dinding bangunan sederhana mortar yang
direkomendasikan adalah komposisi campuran dengan perbandingan semen:pasir 1:5 untuk Semen Gresik dan 1:4 dan 1:5 untuk Semen
Holcim.
Kata Kunci: kuat tekan, resapan, variasi komposisi campuran.
PENDAHULUAN
Selain beton, dalam konstruksi bangunan dikenal
dengan istilah mortar . Dimana mortar ini terdiri dari
agregat halus (pasir), dan bahan perekat (tanah liat, kapur,
semen Portland) dan air. Fungsi dari mortar ini tidak lain
sebagai matrik pengikat atau bahan pengisi bagian
penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural
maupun non-struktural. Contoh penggunaan mortar untuk
konstruksi bersifat struktural ialah pasangan bata belah
untuk pondasi sedangkan non struktural non-struktural
ialah untuk merekatkan pasangan bata untuk dinding .
Di Indonnesia khususnya penggunaan mortar sudah
sangat populer. Dimana dalam membangun sebuah
konstruksi selalu digunakan. Tetapi dalam pengerjaannya
terkadang masyarakat kurang benar dalam membuat
campuran untuk mortar. Sehingga hasil yang di dapatkan
tidak maksimal. Yaitu akan muncul retak-retak pada
dinding pada pembuatan dan setelah pembuatan. Hal ini
tidak bisa dibiarkan karena akan berpengaruh besar
kokohnya dan keindahan sebuah konstruksi.Dengan
melihat dampak dari pemahaman penggunaan mortar yang
kurang, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang
Pengaruh variasi komposisi campuran mortar terhadap
kuat tekan dan resapannya yang nantinya dapat digunakan
para pekerja bangunan serta masyarakat umum.
KAJIAN PUSTAKA
A. Mortar
Pengertian mortar adalah adukan yang terdiri dari
pasir, bahan perekat dan air. Bahan perekat berupa tanah
liat, kapur, maupun semen. Bila tanah yang dipakai
sebagai bahan perekat disebut mortar lumpur (mud
mortar), bila kapur yang dipakai sebagai bahan perekat
disebut mortar kapur, dan bila semen yang dipakai sebagai
bahan perekat maka disebut mortar semen. Pasir berfungsi
sebagai pengisi (bahan yang direkat).
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
9
Fungsi utama dari mortar adalah menambah lekatan
dan ketahanan ikatan dengan bagian–bagian penyusun
suatu konstruksi kekuatan mortar tergantung pada kohesi
pasta semen terhadap partikel agregat halusnya. Mortar
mempunyai nilai penyusun yang relatif kecil. Mortar harus
tahan terhadap penyerapan air serta kekuatan gesernya
dapat memikul gaya–gaya yang bekerja pada mortar
tersebut. Jika terjadi penyerapan air pada mortar dengan
cepat maupun dengan jumlah yang besar, maka mortar
akan mengeras dengan dan akan kehilangan ikatan
adhesinya.
Membuat mortar sebenarnya tidaklah sederhana hanya
sekedar mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk
membentuk campuran yang plastis sebagaimana sering
terlihat pada pembuatan bangunan sederhana. Tetapi jika
ingin membuat campuran mortar yang baik, dalam arti
memenuhi persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan
yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan
seksama cara-cara memperoleh adukan mortar segar yang
baik sehingga menghasilkan konstruksi yang kuat pula.
Campran mortar segar yang baik ialah campuran segar
yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, dapat
dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi
pemisahan pasir dari adukan maupun pemisahan air dan
semen dari adukan. Sebuah campuran mortar dapat
dikatakan baik bila campuran tersebut membentuk Beton
atau konstruksi keras yang yang kuat, tahan lama, kedap
air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil.
(Tjokrodimulyo 1996 : 2)
Secara umum dalam volume mortar terkandung
Agregat ± 68%, Semen ± 11%, Air ± 17%, Udara ± 4%.
B. Sifat –Sifat Mortar
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur
beton, maka pengetahuan tentang sifat–sifat adukan
mortar maupun sifat–sifat mortar setelah mengeras perlu
diketahui. sifat–sifat dari mortar antara lain:
a. Keawetan (Durability)
Merupakan kemampuan mortar bertahan seperti
kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam
jangka waktu yang telah direncanakan. Dalam hal ini perlu
pembatasan nilai faktor air semen (fas) maupun
pembatasan dosis minimum yang digunakan sesuai dengan
kondisi lingkungan.
b. Kuat Tekan
Kuat tekan adalah kemampuan dari mortar untuk
memikul atau menahan beban maupun gaya–gaya
mekanis sampai terjadi kegagalan. Nilai kuat tekan mortar
didapatkan melalui tata cara pengujian standart,
menggunaka mesin uji dengan cara memberikan beban
tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban
tertentu atas benda uji sampai retak atau hancur.
c. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas mortar adalah perbandingan antar
kuat tekan mortar dengan regangan . Biasanya ditentukan
pada 25 % - 30 % .
d. Kelecakan (workability)
Kelecakan (workability) adalah sifat–sifat adukan
mortar yang ditentukan oleh kemudahan dalam
pencampuran, pengankutan, pemadatan, dan finishing.
Dengan kata lain kelecakan adalah besarnya kemudahan
kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi
penuh.
C. Kelebihan dan Kekurangan Mortar
1. Kelebihan Mortar
1) Adukan mortar mudah diangkut dan dicetak dalam
bentuk yang diinginkan.
2) Kuat tekan mortar jika dikombinasikan dengan baja
akan mampu untuk memikul beban yang berat.
3) Dalam pelaksanaan tertentu dapat disemprotkan atau
dipompakan ke tempat tertentu.
4) Tahan lama, tidak busuk dan tidak lapuk.
2. Kekurangan Mortar
1) Untuk mendapatkan mortar dengan kuat tekan yang
tinggi perlu dilakukan campuran dengan komposisi
yang benar antara semen,pasir dan air.
2) Untuk daerah –daerah tertentu perlu ketelitian dalam
membuat komposisi campuran serta perlu ditambahkan
bahan tambahan aditif.
3) Kuat tarik rendah sehingga perlu ditambahkan baja
tulangan. Misalnya untuk pondasi pancang.
D. Penelitian Sejenis
Penelitian terdahulu tentang pembuatan mortar dengan
campuran dan komposisi yang berbeda –beda, dengan
tujuan mendapatkan mortar dengan kualitas yang baik dan
ekonomis, adalah sebagai berikut :
a. Padang Cahaya. 2012. “Pengertian kegunaan,sifat dan
jenis komposisi mortar atau adukan”. Ide Bangunan.
b. Alex Kurniawadi , Ismediyanto dan Tetty Novalina
M.”Kapur Tohor dan Abu Sawit sebagai Bahan
Tambahan atau Subtitusi semen pada Mortar”.
Pembuatan mortar dengan abu sawit dan kapur Tohor
ini merupakan salah satu alternative solusi penanganan
limbah industry secara terpadu. Mortar yang masuk
dalam spesifikasi mortar normal yaitu 189 kg/cm2
dengan perbandingan semen dan pasir 1:3 pada umur
28 hari adalah mortar denganb20% dengan nilai 202,06
kg/cm2. Namun mortar dengan variasi 40% pada usia
56 hari (197,69 kg/cm2) telah melebihi mortar
normal.sehingga semakin besar penggunaan abu sawit
dan kapur akan meningkatkan nilai absorpsi dan
porositas, tetapi akan menurunkan nilai berat jenis
mortar.
c. Hendra Alexander mukhlis.2011 “Kaji Tekan Beton
(Compressive Strenght) Pada Beton Dengan Campuran
Abu Serabut Kelapa (Ask).kuat tekan beton pada umur
28 hari pada beton yang disubtitusi 20% abu serabut
kelapa, sebesar 38,45 Mpa dibandingkan tanpa
subtitusi abu sebesar 36,23 Mpa. Ada peningkatan
kekuatan sebesar 6,13% dibandingkan tanpa abu
serabut kelapa.
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
10
E. Bahan Penyusun Mortar
a. Semen Portland
Semen Portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker yang terbuat dari batu
kapur (CaCO3) yang terdiri dari silikat –silikat kalsium,
dengan gips sebagai bahan tambahan. Fungsi semen ialah
untuk merekatkan butir –butir agregat agar terjadi suatu
masa yang kompak atau padat, selain itu juga untuk
mengisi rongga diantara butiran –butiran agregat.
Berdasarkan jenis susunan ikatan kimia dan tujuan
penggunaannya, semen Portland di bagi dalam bebrapa
jenis:
a. Jenis I (Normal pordland cement).
b. Jenis II (hifh –early –strenght Pordland cement)
c. Jenis type III (Modifid pordland cement).
d. Jenis type IV (Low heat pordland cement)
e. Jenis V (Sulfate resisting pordland cement)
Jenis semen yang digunakan pada penelitian ini adalah
jenis type I.
b. Agregat Halus
Agregat halus (fine agregate) adalah butiran mineral
alami atau buatan sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar. Agregat halus atau pasir mempunyai ukuran
butiran yang berkisar antara 0,075 mm hingga 4,80 mm.
Pasir dengan Modulus Kehalusan antara 2,5 - 3,2 sangat
baik digunakan unutk pembuatan mortar (Indra
kartasamita dan Sandi Nugroho;2008).
Agregat halus yang digunakan dalam penilitian ini adalah
agregat halus (pasir) yang berasal dari Mojokerto.
c. Air
Pada dasarnya kebutuhan semen akan air untuk proses
hidrasi hanyalah sekitar 25% dari total bobot semen. Jika
air yang digunakan kurang dari 25% maka akan terjadi
kelecakan dan kemudahan pengerjaan (workability) tidak
dapt tercapai. Adonan semen yang mudah dikerjakan
dapat didefinisikan sebagai adonan yang pengadukannya
mudah, mudah di angkut, dan dituangkan ke dalam
cetakan untuk dibentuk (Hewes,1949).
Banyaknya air yang digunakan dalam campuran semen
sering disebut dengan istilah Faktor Air Semen (FAS).
Nilai FAS yang biasa digunakan adalah antara lain 0,4 –
0,65 (Mulyono, 2003).
METODE
A. Variabel Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. variabel adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel juga
dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang berperan
penting dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independent (tidak tergantung).variabel
independent disini adalah komposis campuran 1:4, 1:5,
1:6, 1:7 dan jenis produk Semen Gresik Dan Semen
Holcim.
b. Variabel dependen (tergantung) ialah kuat tekan dan
resapan air.
B. Tempat penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara
eksperimental, penelitian ini dilakukan dan di kerjakan di
laboratorium teknologi beton Universitas Dr. Soetomo
(Unitomo) Surabaya, untuk bahan yang meliputi
serangkaian pengujian mortar dan pembuatan mortar
(kuat tekan).
C. Diagram Alir (flow chart)
Langkah penelitian ini secara singkat dapat dilihat
dari diagram alir di bawah ini.
Gambar 1. Diagram Alir
D. Pemeriksaan Mutu Material
Dengan alasan Bahan –bahan yang digunakan dalam
pembuatan benda uji penelitian belum di ketahui sifat
fisiknya. Maka perlu diadakan di laboratorium. Adapun
bahan bahan yang dipergunakan dalam penelitian dan asal
daerahnya,seperti berikut ini.
a) Semen Portland
Dalam penelitian ini material semen yang digunakan
adalah semen Portland type I yang diproduksi oleh
PT.Semen Gresik –Jawa Timur dan Semen Holcim.
Pemeriksaan fisik meliputi, Pemeriksaan berat jenis.,
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
11
Analisa konsistensi semen, Analisa pengikatan dan
pengerasan semen
b) Agregat halus
Pasir (agregat halus) yang digunakan adalah pasir
standar Mojokerto –Jawa Timur. Pemeriksaan agregat
halus meliputi , Analisa saringan pasir, Analisa berat jenis
pasir, Analisa berat volume pasir (ASTM C29/C29M - 91),
Analisa resapan pasir (ASTM C128 - 93), Analisa
kelembapan pasir (kadar air) pasir (ASTM C56 - 89), Tes
kebersihan pasir terhadap lumpur (pencucian), dan Tes
kebersihan pasir terhadap bahan organik
c) Air
Karena air yang digunakan dalam penelitian ini dari
PDAM Surabaya, maka tidak perlu dilakukan pengujian
kembali. Faktor air semen(FAS) telah ditentukan yaitu
0,40 – 0,65 .
E. Instrumen Penelitian
a) Alat tes material Semen adalah satu set alat vicat,
timbangan analisa, gelas ukur, solet perata, tempat
pengaduk, pengukur waktu, gelas ukur, dan kaca datar,
b) Alat tes material Pasir adalah neraca analitis,
piknometer,tempat pasir (pan) dan cetok, mistar perata,
saringan, danalat pneguji SSD,
c) Alat Pelaksanaan campuran adalah timbangan analitis
100 kg, piknometer 1000mm, ember, cetakan silinder,
sekop, dan sendok semen.
d) Alat tes volume campuran mortar segar Timbangan
adalah
e) Alat tes kuat tekan mortar (fc) benda uji adalah Mesin
Tesk Desk (compressor).
f) Alat tes berat jenis adalah timbangan
F. Pelaksanaan Pembuatan Mortar.
a. Peralatan Yang Digunakan Timbangan analisa 100kg,
Takaran air, Ember, Cetok, Molen, Ayakan, Bak
tempat adonan basah, Cetakan silinder dengan
dimensi10 x 20 cm , Sekop, Ember, Cangkul, Mesin
molen, dan Alat penumbuk dan tongkat perata
b. Bahan Yang Dibutuhkan, Semen Portland Type 1
(Semen Gresik dan Semen Holcim), Pasir, dan Air
bersih PDAM
1) Prosedur Pembuatan Benda Uji Silinder
a. Siapkan semua peralatan dalam keadaan siap pakai dan
memastikan semua bahan yang dibutuhkan telah
tersedia, untuk memudahkan dan melancarkan proses
parktek.
b. Mengambil pasir yang lewat ayakan 4,8 mm
c. Merendam pasir didalam bak ,guna menghilangkan
lumpur maupun bahan –bahan organik lainnya.
d. Pasir yang telah direndam kemudian dikeringkan.
e. Pasir dan semen di campur dengan beberapa varian
komposisi yang telah ditentukan, yaitu 1:4, 1:5, 1:6
dan1:7.
f. Campuran pasir dan semen tersebut dicampur dengan
air dengan FAS sebesar 0,4 – 0,65.
g. Adonan segar mortar tersebut dibentuk atau
dimasukkan ke dalam benda uji silinder 10 x 20 cm
yang telah dilumuri minyak pelumas.
h. Pengisian adonan mortar segar dilakukan dalam 3
lapis, tiap lapisan dengan volume yang sama. Dan
ditusuk tiap lapisan dengan batang baja sebanyak 25
kali. Permukaan adonan mortar di ratakan dengan
tongkat perata.
i. Cetakan disimpan di ruangan yang lembab.
2) Perawatan Benda Uji
a) Setelah 24 jam benda uji silinder dikeluarkan dari
silinder ukuran 10 x 20 cm .
b) Benda uji dibersihkan, kemudian diberi tanda agar
mudah dalam menganalisa dan pengambilan data.
c) Benda uji kemudian disimpan di tempat yang lembap
dan tidak terkena matahari secara langsung.
G. Prosedur Pengujian
1) Pengujian Mutu Kuat Tekan Mortar
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada umur 14
dan 28 hari.prosedur pengujian kuat tekan mortar adalah
sebagai berikut :
a. Masing–masing variasi campuran silinder beton diukur
diameter, tinggi dan beratnya.
b. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
c. Jalankan mesin tekan.
d. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan
catat hasilnya.
Data hasil tes kuat tekan mortar dengan mesin Tes Desk
kemudian dimasukan ke dalam rumus untuk menghitung
kuat tekan benda uji:
F’c =
A
P
(1)
Keterangan :
F’c = Kuat Tekan Mortar (Mpa)
P = Gaya Tekan (N)
A = Luas (mm
2
)
2) Pengujian Resapan Mortar
Penyerapan mortar dilakukan pada saat mortar berumur
28 hari, dimana jumlah mortar yang akan diuji terdiri dari
3 sampel untuk masing –masing campuran.
Ada pun prosedur pengujian adalah sebagai berikut :
1) Benda uji pada umur 28 hari diambil dari bak
perendaman dikeluarkan dan dilap seluruh permukaan
benda uji guna menghindari air yang berlebihan.
2) Kemudian benda uji ditimbang guna mengambil massa
basah.
3) Setelah itu benda uji dibiarkan selama 24 jam.
4) Kemudian benda uji tersebut ditimbang kembali untuk
memperoleh massa kering dari benda uji.
5) Prosedur ini diulangi kembali untuk sampel benda uji
yang lain.
Besarnya penyerapaan air dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
12
Penyerapan air = (2)
dengan mb = massa basah dari benda uji (gram)
mk = massa kering dari benda uji (gram).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengujian tes kuat tekan Semen Gresik.
Tabel 2 Hasil Tes Kuat tekan Mortar Dari Semen Holcim
Gambar 2. Grafik kuat tekan rata –rata mortar dengan
variasi campuran pada umur 28 hari.
Dari pengamatan terhadap pengujian tekan pada
Gambar 2, dapat dilihat bahwa kuat tekan rata–rata mortar
pada umur 28 hari yaitu, mortar dengan Semen Gresik
memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada variasi campuan
1:5, sedangkan mortar dengan Semen Holcim pada variasi
campuran 1 : 4.
A. Pengujian Resapan Air Pada Mortar.
Data Hasil Pengujian Resapan Air pada Mortar Dari
Semen Gresik
Tabel 3. Data hasil pengujian resapan air mortar dari
Semen Gresik dan Holcim.
Gambar 3. Resapan air pada mortar dengan material
Semen Gresik.
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil) e-ISSN : 2615-7195
Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018
13
Gambar 4. Resapan air pada mortar dengan material semen
holcim.
Semakin tinggi nilai presentase resapan pada air,
semakin rendah kuatkan dari mortar. Hal ini terjadi pada
mortar yang menggunakan semen Gresik maupun mortar
yang menggunakan material Semen Holcim.
Kuat tekan yang di hasilkan mortar dengan
menggunakan Semen Gresik dan mortar dengan
menggunaka Semen Holcim memiliki kuat tekan yang
berbeda pada setiap variasinya. Kuat tekan Semen Holcim
memiliki kuat tekan tinggi dai pada mortar dengang
menggunakan Semen gresik pada variasi campuran 1:4
sebesar 13,38 Mpa dan 1:5 sebesar 12,95 Mpa. Sedangkan
Semen Gresik memiliki kuat tekan yang lebih tinggi pada
perbandingan variasi campuran mortar 1:6 dan 1:7
dengan kuat tekan 7,86 Mpa dan 5, 31 Mpa.
KESIMPULAN
1. Perbandingan semen dengan pasir untuk mortar yang
menghasilkan kuat tekan maksimum 1:5
2. Semakin besar nilai resapan atau porositas dari setiap
variasi komposisi benda uji silinder semakin menurun
begitu juga dengan kuat tekannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Kurniawadi; Ismediyanto; Tetty Novalina M.,
(2008)., “Kapur Tohor dan Abu Sawit sebagai Bahan
Tambahan atau Subtitusi semen pada Mortar”. Riau.
Chu-Kia Wang dan Salmon,Charles G., (1994)., ”Disain
Beton Bertulang”.Jilid 1.Edisi Keempat.Terjemahan
Binsar Hariandja. Erlangga. Jakarta.
Emelda Sihotang. (2010)., “Pemanfaatan Abu Ampas .
Tebu Dalam Pembuatan Mortar”. Laporan Tugas
Akhir (TA). Medan.
Hendra Alexander Mukhlis., (2011)., “Kaji Tekan Beton
(Compressive Strenght) Pada Beton Dengan
Campuran Abu Serabut Kelapa (Ask)”. Jurusan Teknik
Sipil Padang. Padang.
Hewes, L. I., (1949)., “American highway practice
(volume II)”. John Willey & sons, Inc, New York.
Padang Cahaya., (2012)., “Pengertian kegunaan,sifat dan
jenis komposisi mortar atau adukan”. Ide Bangunan.
Jakarta.
Rae Hanif Abdilah., (2009)., “Penggunaan Berbagai Jenis
Laktes Sebagai Bahan Tambahan Pada Mortar Untuk
Aplikasi Beton Jalan Raya”. Laporan tugas akhir.
Bogor
Tjokrodimuljo,k., (1996)., “Teknologi Beton”. Nafigiri.
Yogyakarta.