Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
e-ISSN : 2460-2345, p-ISSN: 2442-6997
Web: jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F
141
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI
SMA NEGERI 1 PEUKAN BADA ACEH BESAR
EKA MAYASARI DAN MUHAMMAD SYARIF
Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Abstract
The Principal’s strategy is the important factor for determining the succesfull of
increasing teacher’s competency. The aims of this study was to know the program,
implementation, evaluation and obstacle that’s faced by principal of SMA Negeri
1 Peukan Bada Aceh Besar. This research was conducted by descriptive qualitative
methode. the data were collected by observation, interview adn documenation
technique. The subcject of this research was a principal, vice of principal and
teachers. The data was analyzed by data reduction,data display, drawing
conclusion and data verification. The result shown that (1) The program of the
principal for increasing teacher’s competency in SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh
Besar was prepared by team of school develpoment in the beginning of the
semester or the school year which is including annual program, semester program
and it has been documented well. Commonly it relates to the quality of learning
that always start with lesson plans ( RPP). (2) The implementation of the program
for increasing teacher’s competency in SMA N 1 Peukan Banda Aceh Besar was
started by presenting the instruction on the beginning of each semester. In
implementing the strategy of school management, the principal/ school was
applying kinship’s principle, however teachers who can increase their
competency, they will get reward, and the teacher who are less in their
competency, they will get reproof. (3) the evaluation of principal for increasing
teacher’s competency was carried out at the end of each semester through the
assessment of teacher’s performance that’s described in SKP, (4)the obstacle of
principal for increasing teacher’s competency was include lack of teacher’s
awareness in upholding discipline and low disciplines of both tecahers and the
students.
Keywords : Strategy of Principal and tecaher’s competency
Abstrak
Strategi kepala sekolah merupakan faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan peningkatan kompetensi guru. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui program, pelaksanaan, evaluasi dan hambatan-hambatan yang
dihadapi kepala sekolah SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek
penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru. Data dianalisis
dengan cara: reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi
data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Program kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
142
disusun setiap awal semester atau awal tahun pelajaran oleh tim pengembang
sekolah yang meliputi program tahunan, program semester dan sudah
terdokumentasi dengan baik. Pada umumnya berkaitan dengan pembelajaran
yang berkualitas yang dimulai dari RPP; (2) Pelaksanaan program dalam
meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar
diawali dengan menyampaikan arahan pada setiap awal semester. Dalam
melaksanakan manajemen sekolah strategi kepala sekolah/sekolah menerapkan
dengan prinsip kekeluargaan, namun bagi yang meningkatkan kompetensinya
diberikan penghargaan dan adanya teguran bagi guru yang kurang peduli
terhadap peningkatan kompetensinya; (3) Evaluasi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru dilaksanakan pada setiap akhir semester melalui
penilaian kinerja guru yang dijabarkan dalam SKP; (4) Hambatan yang dihadapi
kepala sekolah antara lain kurangnya kesadaran guru dalam menegakkan
kedisiplinan, dan rendahnya disiplin baik guru maupun peserta didik.
Kata Kunci: Strategi kepala sekolah dan kompetensi guru
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pendidikan sebagai salah satu prinsip dari strategi
pembangunan pendidikan nasional didasarkan pada visi misi sistem pendidikan
yang strategis. Visi strategis sistem pendidikan haruslah merangkum beberapa
hal, terutama dalam penyusunan strategi pengembangan sumber daya manusia
(SDM) untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan global di masa yang akan
datang. Salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia
adalah melalui pendidikan seperti pada lembaga pendidikan sekolah, yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin baik untuk lembaga
maupun terhadap pembinaan bagi guru.
Di antara pemimpin pendidikan ada bermacam-macam jenis dan
tingkatannya, antara lain kepala sekolah, yang merupakan pemimpin
pendidikan yang sangat penting, karena berhubungan langsung dengan
pelaksanaan program dan tujuan pendidikan di sekolah. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijakan oleh kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Hal ini dikarenakan kepala sekolah
merupakan seorang pejabat profesional yang bertugas mengatur semua sumber
organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Wahyudi
1
mengatakan bahwa: “Otonomi pengelolaan pendidikan di
sekolah berkaitan dengan pendelegasian wewenang kepada kepala sekolah”.
1
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 33.
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
143
Agar wewenang yang diberikan dapat dijalankan dengan baik, maka diperlukan
kepala sekolah yang kompeten dalam merencanakan dan menjalankan serta
mengevaluasi program-program sekolah. Menurut Mulyono
2
(2008:70)
mengatakan bahwa: “Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik,
sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi”.
Dengan demikian kepala sekolah merupakan guru yang diberikan tugas
tambahan karena memiliki kemampuan yang lebih baik, maka dalam
melaksanakan tugasnya perlu melibatkan semua pihak yang ada dalam
lingkungan sekolah khususnya guru dalam menyukseskan segala program
pembelajaran atau program lainnya yang disusun secara bersama-sama dengan
dewan guru.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang mendapat
kepercayaan untuk memimpin sekolah, perlu menyenangi dan mencintai
pekerjaan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
kepadanya. Sagala
3
(2011:115) mengatakan bahwa: “Seorang pemimpin
mendesain pekerjaan beserta mekanismenya, didukung staf yang melaksanakan
tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya”. keberhasilan sekolah, serta
memiliki kepedulian kepada staf dan siswa” . Secara operasional kepala sekolah
memiliki standar kompetensi untuk menyusun perencanaan strategis, mengelola
tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola fasilitas, mengelola
sistem informasi manajemen, mengelola regulasi atau peraturan pendidikan,
mengelola mutu pendidikan, mengelola kelembagaan, mengelola kekompakan
kerja (teamwork), dan mengambil keputusan.
Kenyataan menunjukkan bahwa pembinaan kompetensi guru yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah secara umum belum berjalan sesuai harapan.
Oleh karena itu pembinaan kemampuan guru harus mendapat pembinaan lebih
lanjut dan serius. Sebagaimana observasi awal peneliti pada SMA Negeri 1
Peukan Bada Aceh Besar merupakan salah satu sekolah yang memiliki prestasi
siswa mulai tingkat lokal hingga nasional, akan tetapi masih ada guru yang
masuk terlambat ke kelas, serta masih ada ruangan belajar yang kosong di saat
jam belajar sedang berlangsung, karena guru tidak hadir, maka siswa berkumpul
2
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Group, 2008), hlm. 70.
3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, t.t.), hlm. 70.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
144
di depan kelas atau di kantin. Dilain pihak tidak dapat dipungkiri ada guru-guru
yang hadirnya cepat, namun siswanya yang terlambat hadir.
Melihat fenomena di atas, akar permasalahan itu bukan hanya pada guru
sebagai pribadi, tetapi justru pada upaya pembinaan belum menekankan pada
kesamaan visi, misi dan tujuan dari unsur-unsur terkait dengan kata lain strategi
yang ditempuh oleh kepala sekolah belum mampu meningkatkan kompetensi
guru, hal ini juga dialami oleh SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. Setiap
proses pembelajaran guru mempunyai tujuan masing-masing untuk
terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik.
KAJIAN PUSTAKA
1. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Suhardan (2014:146) mengemukakan bahwa: “Strategi adalah sarana
bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi dalam
memperbaiki mutu pendidikan dan mutu pembelajaran melalui usaha yang
memadai untuk meraih keberhasilan”. Wahjosumidjo
4
(2010: 17) mengatakan
bahwa: “Kepemimpinan di terjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku
pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan kerja
sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, persuasif, dan
persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
kepemimpinan adalah rencana atau cara yang dilakukan pemimpin untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam kaitannya dengan strategi
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, maka dengan demikian tujuan yang
akan dicapai sebagaimana dimaksud dalam penelitian ini yaitu untuk
kemajuan suatu lembaga pendidikan dalam hal ini lembaga pendidikan pada
jenjang sekolah menengah Atas yaitu SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar.
2. Kompetensi Guru
Menurut Pasal 28 Ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) tahun 2003, ada 4 kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
Pasal 42 ayat (1) UUSPN menyatakan guru memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.
Cetakan ke-7 (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 17.
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
145
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran.
Guru sebagai jabatan profesional guru dituntut mempunyai beberapa
kompetensi, dalam hal ini pemerintah telah merumuskan empat jenis
kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 19 Tahun 2005 di antaranya
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial.
3. Komponen Kompetensi
Mulyasa
5
mengatakan bahwa: “Seorang guru harus mempunyai empat
kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional”. Kompetensi guru dapat
dirangkum menjadi empat bidang kompetensi mencangkup:
a. Kompetensi Profesional
Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah. Kompetensi profesional merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi guru, karena ia harus memiliki keahlian di
bidang mengajar, yakni menguasai bahan atau materi yang akan
diajarkan kepada anak didiknya, di samping kemampuan-kemampuan
lain yang menunjang terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
dinamis.
Sebagai pekerjaan profesional, maka ciri dan karakteristik dari
proses mengajar sebagai tugas profesional guru. Bahwa indikator-
indikator kompetensi profesional adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan aturan-aturan yang berkaitan dengan etika dan
moral terhadap materi pelajaran.
5
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK
(Bandung: Remaja Rosdakary, 2007), hlm. 17.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
146
2) Mengidentifikasikan terhadap syarat-syarat kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dalam mengunakan media pembelajaran.
3) Memahami ketentuan penggunaan strategi dalam media
pembelajaran.
4) Menerapkan aturan yang berkaitan dengan etika dan moral dalam
pembelajaran.
5) Menerapkan prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dalam mengunakan media pembelajaran.
6) Menghargai pentingnya hak atas kekayaan intelektual dalam
pembelajaran.
7) Mengidentifikasikan perkembangan kurikulum.
8) Membuat lembar kerja dengan mengunakan program lembar kerja.
9) Membuat bahan presentasi.
10) Mampu mengedit, mengelola dan mencetak dokumen presentasi.
11) Membuat animasi dalam presentasi.
12) Membuat karya mengunakan program presentasi.
13) Menggunakan internet untuk memperolah dan mencari informasi.
b. Kompetensi Personal
Sebagaimana penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat 1, yang dimaksud dengan
kompetensi guru personal atau disebut juga dengan kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi personal
adalah sikap pribadi guru yang berjiwa pancasila yang mengagungkan
budaya bangsa Indonesia yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa
dan Negara. Kompetensi personal atau kepribadian menuntut guru
melakukan beberapa hal berikut:
a) Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
b) Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia yang
menjadi teladan bagi peserta didik.
c) Selalu berperilaku sebagai pendidik profesional.
d) Mengembangkan diri terus menerus sebagai pendidik profesional.
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
147
e) Mampu menilai kinerja sendiri yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan utuh pendidikan.
Dari beberapa uaraian di atas, maka kompetensi personal yang
mutlak harus dimiliki oleh seorang guru untuk menunjang pelaksanaan
tugasnya dalam proses pembelajaran adalah adanya kemantapan dan
integritas pribadi, berfikir alternatif, adil, jujur dan objektif, berdisiplin
dalam menjalankan tugas, ulet dan tekun bekerja, simpatik dan menarik,
luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak, bersifat terbuka, kreatif
dan berwibawa.
c. Kompetensi Sosial
Sebagaimana penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Thaun 2005
tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 Ayat 1 kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Tahun 2013 pasal 28 ayat (3) butir d, Kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat. Cece dan Tabrani (2008)
mengemukakan empat jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh
guru sebagai berikut:
1) Terampil berkomunikasi dengan orang tua anak didik.
2) Bersikap simpatik
3) Dapat bekerja dengan BP3/Komite sekolah
4) Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan
Dari uraian di atas, terlihat bahwa guru diharapkan menjadi figur
yang dihormati yang dapat berinteraksi dengan anak didik, orang tua
maupun masyarakat dengan baik sehingga akan terjalin kerja sama yang
erat antara sekolah dan masyarakat.Arikunto
6
mengemukakan bahwa:
“kualitas kegiatan pembelajaran sebagai salah satu faktor penting
penentu prestasi belajarnya”. Dengan demikian adanya jalinan sosial
melalui komunikasi yang baik dengan peserta didik, maka hasilnya
sangat positif.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hlm. 4.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
148
d. Kompetensi Pedagogik
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. (Penjelasan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat 1)
Jadi kompotensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Adapun kompetensi pedagogik itu sendiri meliputi:
1) Mampu memutuskan mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana
tujuan, materi, strategi, media dan evaluasi mendukung tujuan
pengajaran, dan bagaimana memilih jenis-jenis komponen tersebut
yang sesuai keperluan belajar siswa.
2) Mampu mengembangkan potensi peserta didik.
3) Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran.
4) Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran.
5) Merancang pembelajaran yang mendidik.
6) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik.
7) Menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan
utuh
8) pendidikan.
9) Menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan
utuh pendidikan.
Pentingnya kompetensi guru tersebut diatas baik kompetensi guru
professional, personal, sosial dan pedagogik, sebagaimana telah dibahas
diatas adalah untuk meningkatkan kualitas guru. Untuk mendapatkan
kualitas dimaksud maka perlu dilaksanakannya uji kompetensi guru,baik
secara teoritis maupun dalam tataran praktis memiliki manfaat yang
sangat penting terutama dalam meningkatan kualitas pendidikan melalui
kualitas guru.
4. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah yang berhasil adalah mereka yang memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik, serta mampu
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
149
melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Wahyudi
7
mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan
organisasi adalah kuat tidaknya kepamimpinan, kegagalan dan keberhasilan
suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan
pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh menuju tujuan yang
akan dicapai. Fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga pendidikan akan menjadi efektif apabila menjalankan proses
kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi dan menggerakkan
kegiatan dan tingkah laku kelompoknya.
Kepala sekolah memiliki dua tanggung jawab ganda yaitu: 1)
melaksanakan administrasi sekolah sehingga dapat tercipta situasi belajar
yang baik. 2) melaksanakan supervisi pendidikan agar memperoleh
peningkatan kegiatan mengajar guru dalam membimbing pertumbuhan
peserta didik. Mulyadi
8
mengatakan bahwa dengan keterampilan tersebut,
diharapkan kepala sekolah dapat melaksanakan tugas secara efektif dan
efesien
Seorang kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran
sekolah secara teknis akademis saja, melainkan juga bertanggung jawab
dengan kondisi dan situasinya serta hubungannya dengan masyarakat
sekitarnya. Peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan
pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh madrasah
mengenai peranan kepala madrasah di bidang pengajaran. Pelayanan
pendidikan dalam dinas bagi administrator madrasah dapat memperjelas
harapan atas peranan kepala sekolah.
7
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran, hlm. 20.
8
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5 (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
2010), hlm. 59.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
150
5. Hambatan Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kompetensi Guru
Secara umum bahwa kendala-kendala dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan di sekolah antara lain:
a. Sistem pembinaan yang kurang memadai, karena pembinaan lebih
menekankan pada administrasi dan melalui aspek profesional, kurangnya
tatap muka antara pembina dan guru, kurangnya bekal tambahan
pengetahuan dari pembina, sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan
baru dalam berbagai mata pelajaran, pembinaan yang masih menggunakan
jalur tunggal dari atas ke bawah, dan potensi guru sebagai pembina rekan
lain kurang didaya gunakan. Seharusnya pembinaan juga dapat dilakukan
antar sesama guru, misalnya melalui sharing sesama guru terhadap
kesulitan dalam pembelajaran.
b. Sikap mental yang kurang menunjang, misalnya: hubungan professional
yang kaku antara “atasan” dan “bawahan”, akibat sifat ototiter pembina
tertentu, sehingga guru ikut dan kurang terbuka terhadap pembina.
c. Kurangya koordinasi kegiatan pembinaan dari berbagai pihak yang
berwenang di lapangan, baik secara vertikal maupun horizontal , sehingga
kadang- kadang membingungkan para guru.
Hambatan yang dihadapi Kepala sekolah dalam rangka upaya
peningkatan profesionalisme guru, antara lain: Pengetahuan akan sistem
kinerja oleh guru relatif kurang, kedisiplinan guru dalam pembelajaran siswa
relatif lemah, dan perangkat administrasi pembelajaran relatif berat. Hal telah
diupayakan suatu solusinya melalui pembinaan pengetahuan dan
keterampilan teknis lewat pemberdayaan kompetensi guru, mendengarkan
masukan tentang pentingnya suatu kedisiplinan dalam melaksanakan proses
pembelajaran secara rutinitas, agar guru dapat mematuhi aturan sekolah dan
aturan kepegawaian yang mengikat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif,
yaitu suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang (Moh Ainin, 2010:71). Metode penelitian ini dipilih untuk
mengungkapkan strategi kapala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.
Tahap-tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini memberikan gambaran tentang
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
151
keseluruhan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, sampai dengan
penyusunan pelaporan.
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan
data yaitu observasi dan wawancara, sertadokumentasi. Bentuk wawancara yang
akan digunakan adalah wawancara langsung dan tidak terstruktur, dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara
sistematis dan lengkap sebagai pengumpul data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Program Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SMA
Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan uraian hasil wawancara menunjukkan bahwa kemampuan
kepala sekolah dalam mengambil keputusan adalah melibatkan semua unsur
yang berkepentingan agar terjadi suatu keputusan bersama dan bukan
keputusan kepala sekolah saja. Apa pun keputusan yang diambil kepala
sekolah pasti memiliki makna penting, baik bagi orang lain maupun terhadap
diri sendiri. Kecil atau pun besar volume kelompok yang dipimpinnya,
keputusan pemimpin sangatlah berarti, serius, serta berpengaruh besar dan
luas. Kenyataan itu memberikan dampak terhadap indikasi bahwa keputusan
harus diambil tidak saja dengan hati-hati, tapi juga tegas dan diputuskan
dengan berani dalam keadaan sadar. Artinya sebagai pimpinan, kepala
sekolah perlu melibatkan pihak lain dalam mengambil setiap keputusan
penting.
Kepala SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar menyusun
program dalam meningkatkan kompetensi guru dalam bentuk program
tahunan dan jabarkan dalam program semester. Program peningkatan
kompetensi guru dirumuskan sebelum tahun ajaran baru bersama tim
pengembangan sekolah sesuai dengan surat keputusan sekolah. Tim
pengembangan sekolah meliputi kepala dan wakil kepala sekolah,
pengawasan sekolah, komite dan beberapa guru senior di sekolah.
Dalam proses penyusunan program untuk meningkatkan kompetensi
guru, tim hanya melihat pengembangan hasil pelaksanaan program dengan
program yang direncanakan tahun sebelumnya. Hasil evaluasi tersebut
menjadi pertimbangan dan menyusun program tahun berikutnya. Program
tahunan dan program semester disusun memuat kepala sekolah langsung
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
152
menentukan jadwal, instrument, program, intensitas tatap muka, waktu
pelaksanaan, tujuan yang ingin dicapai, dan pendekatan yang akan
dilakukan.
Program sekolah yang kami rencanakan pada setiap awal tahun
peajaran baru adalah melakukan pembinaan kepada guru secara rutin berupa
pembinaan rentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajarabn (RPP),
Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran melaksanakan supervisi
kelas dan melaksanakan MGMP di sekolah. Program sekolah tersebut
dijabarkan dalam program tahunan dan program semester. Hasil observasi
penulis tentang dokumentasi program tahunan SMA Negeri 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar bahwa program tahunan sudah terdokumentasi
dengan baik.
Dalam upaya mewujudkan program-program yang telah disusun oleh
kepala sekolah, maka kepala sekolah membentuk organisasi guru berupa
MGMP. Melalui organisasi ini, guru diharapkan terjalinya hubungan yang
baik dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan sesama guru mata
pelajaran. Guru dapat berdiskusi tentang permasalahan dan solusi dari setiap
permasalahan yang dihaapi guru, dan saling sharing terhadap pendidikan.
Program ini dimaksudkan untuk mendayakan seluruh sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Upaya kepala sekolah untuk mengatifkan kegiatan ini, maka kepala
sekolah bersama ketua MGMP membudayakan kepada guru untuk saling
terbuka dan komunikatif dalam penyampaian hal-hal yang dianggap menjadi
tantangan. Kegiatan MGMP membudayakan kepada guru untuk menyusun
perangkat pembelajaran yang lengkap. Sehingga kegiatan pemeblajaran
terararh dengan baik sesuai dengan program yang telah dibuat. Kemudian
program tersebut diupayakan dengan semaksimal mungkin untuk
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
Berpijak pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah
telah menyusun program tertulis dan selalu dijalankan program rutin
supervisi setiap awal semester ganjil dan semester genap. Pelaksanaan
program supervisi sudah dilakukan walaupun belum optimal. Dan dalam
menyusun program supervisi secara tertulis Kepala Sekolah selalu
berpedoman pada manajemen supervisi yang diawali oleh perencanaan
program supervisi yang baik.
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
153
2. Pelaksanaan Program Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kompetensi
Guru SMA Negeri 1 Peukan Bada
Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola
kepemimpinan akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan
terhadap kemajuan sekolah.oleh karena itu, dalam pendidikan modern,
kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian serius.
Kepemimpinan dimaksud kepala sekolah adalah cara usaha kepala sekolah
dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, megarahkan, dan
menggerakkan guru, staf, peserta didik orang tua peserta didik, dan pihak
lain yang terkait, untuk bekerja/berperan serta guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Singkatnya, bagaimana cara kepala sekolah untuk membuat
bawahannya bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.
Sebagai pengelola pendidikan kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keberhasilam penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya.
Bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada agar
mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Kepala sekolah dalam
membina bawahan, utamanya para guru sangat dituntut, sebab guru
merupakan alat utama dalam menciptakan tujuan pembelajaran di sekolah.
Dari seorang gurulah ilmu pengetahuan dan agama akan mengalir ke siswa.
Karenanya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien,
kepala sekolah sangat dituntut untuk meningkat-kan profesionalisme guru.
Kepala sekolah dalam memimpin sebuah lembaga pendidikan harus
mempunyai kompetensi sebagai seorang administrator. Sebagai administrator
kepala sekolah bekerjasama dengan orang dalam lingkungan pendidikan
(sekolah). Ia melibatkan komponen manusia dengan berbagai potensinya, dan
juga komponen manusia dengan berbagai jenisnya. Semuanya perlu ditata
dan dikoordinasikan atau didayagunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
dalam sebuah aturan-aturan.
Berdasarkan uraian hasil wawancara menunjukkan bahwa kepala
sekolah mengatur aktivitas kerja di sekolah dilakukan sesuai dengan tupoksi
masing-masing. Melalui pertemuan bersama dalam suatu rapat, kepala
sekolah membicarakan berbagai kegiatan kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, dan bagaimana pelaksanaannya. Tapi pengontrolan dalam
aktivitas kerja sekolah yang telah direncanakan bersama kepala sekolah masih
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
154
perlu ditingkatkan sebagai bagian untuk mengevaluasi kegiatan demi
menciptakan efesiensi terlaksananya suatu kegiatan sekolah.
Kepala SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi guru setelah selesai
menyusun seluruh program sekolah tersebut. Pelaksanaan program diawali
dengan pembagian tugas sesaui dengan kemampuan dan keahlian masing-
masing. Setiap guru harus menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu berdasarkan jadwal yang sudah disepakati dan ditentukan.
Pelaksanaan kegiatan menerapkan kerjasama antara sesama guru secara
berkala untuk menumbuhkan budaya sekolah yang harmonis. Pelaksanaan
program dilaksanakan belum semuanya berdasarkan jadwal yang tercantum
pada dokumentasi perencanaan sekolah.
Dalam melaksanakan program, kepala sekolah tidak semuanya
menyiapkan instrumennya. Sebagaimana instrument tersebut
didokumentasikan dalam pelaksanaan kegiatan oleh kepala sekolah.
Instrument yang digunakan hanya instrument pelaksanaan supervisi yang
meliputi instrument perangkat perencanaan pembelajaran, instrument proses
belajar mengajar dan instrument evaluasi pemeblajaran.
Hasil observasi penulis bahwa instrument perangkat pembelajaran
meliputi: Minimal (KKM) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
terdiri dari kegiatan awal, kegaiatan inti dan kegaiatan akhir, lembar kerja
siswa (LKS) serta instrument penilaian yang digunakan oleh guru. Observasi
penulis terhadap instrument pelaksanaan pembelajaran (Pendahuluan)
kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup). Kegiatan pendahuluan memuat
menyiapkan peserta didik, melakukan apersepsi menjelaskan KD dan tujuan
yang ingin dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus/kesiapan bahan ajar dan penampilan guru.
Kegiatan inti pada instrument supervisi kegiatan pembelajaran melalui
pengamatan, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Hal ini
menandakan bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Peukan
Bada Kabupaten Aceh Besar ini sudah mengunakan Kurikulum 2013.
Pelaksaan supervisi berupa observasi dan kunjungan kelas dilakukan secara
tiba-tiba dan juga ada pemberitahuan terlebih dahulu. Umumnya guru sudah
siap ketika kepala sekolah masuk ke dalam kelas, melakukan supervisi
individual berupa kunjungan kelas. Kegiatan yang dilakukan oleh kepala
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
155
sekolah ketika melaksanakan supervisi adalah memantau pelaksanaan belajar
mengajar, memeriksa kelengkapan pembelajaran dan memberikan arahan
ketika selesai pembelajaran.
Ketersediaan fasilitas belajar di sekolah yang lengkap dan memadai juga
merupaka indikasi atau syarat menjadi sekolah yang efektif. Sekolah akan
menjadi sekolah yang mempunyai mutu baik jika dalam penyelenggaraan
kegiatan belajarnya tidak hanya didukung oleh potensi siswa, kemampuan
guru dalam mengajar ataupun oleh lingkungan sekolah, akan tetapi juga
harus didukung adanya perlengkapan fasilitas belajar siswa yang memadai
sehingga penggunaanya akan menunjang kemudahan siswa dalam kegiatan
belajarnya.
Kepala sekolah selalu menyarankan dan memberikan arahan kepada
seluruh guru agar mampu menguasi pngetahuan yang diampunya meliputi
penguasan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, kelompok mata pelajaran yang
akan diampunya, mengerti dan dapat menerapkan teori sesuai taraf
perkembangan peserta didik, mampu menangani dan mengambangkan
bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, mengerti dan dapat metode
pembelajaran yang bervariasi, mampu mengembangkan dan menggunakan
sebagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan, mampu mengorganisasi
dan melaksanakan program pembelajaran, dan mampu melaksanakan
evaluasi hasil belajar peserta didik.
Dalam proses pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru,
kepala sekolah melakukan pendekatan kekeluargaan. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk terjalinnya hubungan yang harmonis dan bersifat
terbuka, sehinnga masing-masing bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.
Salah satu peran kepala sekolah yakni melakukan suatu usaha untuk
membantu para guru dalam meningkatkan pertumbuhan pribadi dan
jabatannya dan juga para staf sekolah lainnya agar anak didik dapat belajar
secara lebih baik dalam situasi proses mengajar secara lebih efektif dan efisien.
Sehingga pengembangan kompetensi pada diri seorang harus didukung oleh
adanya peran kepala sekolah yang efektif dan efisien. Dan jika seorang guru
yang mengalami kesulitan untuk mengembangkan kompetensi dirinya ada
yang membantu dirinya untuk mengembangkannya.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
156
Mengikutkan guru dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Guru (PPTG) dan tenaga kependidikan pada umumnya. Hal ini dimaksudkan
agar guru mampu merespon perubahan dan tuntutan perkembangan IPTEK
dan kemajuan kemasyarakatan, termasuk perubahan sistem pendidikan dan
pembelajaran secara mikro. Adanya kegiatan pelatihan atau workshop
terhadap peningkatan kompetensi guru merupakan langkah positif dalam
rangka melahirkan pendidikan yang berkualitas, sehingga guru selalu
terubdate ilmunya.
Pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru secara umum
sudah terlaksana secara optimal. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dan
observasi peneliti serta data dokumentasi yang ada ketika peneliti melakukan
penelitian sudah optimalnya pelaksanaan program karena sudah
terlaksananya semua program yang sudah direncanakan secara umum,
kegiatan sudah sesuai dengan rencana, begitu juga dengan kegiatan supervisi
yang dilaksanakan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Evaluasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru SMA
Negeri 1 Peuakn Bada.
Dalam kegiatan ini kepala sekolah selalu melakukan pembinaan kepada
guru untuk memahami kegiatan penilaian, apakah melalui penyusunan
program evaluaisi, penyediaan buku-buku petunjuk penilaian maupun
dengan mendorong mengkaji dalam kelompok MGMP. Kepala sekolah
sebagai supervisor mempunyai peran dan tanggung jawab memantau,
membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah.
Supervisi sebagai upaya pemberian bantuan kepada guru untuk mewujudkan
situasi belajar yang lebih baik. Untuk mengetahui sejauhmana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan
supervisi secara berkala yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran secara langsung.
Kegiatan supervisi tersebut untuk mengetahui bagaimana guru dalam
memilih dan menggunakan metode, media yang digunakan dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Melalui hasil supervisi ini dapat diketahui
kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya
diupayakan solusi pembinaan dan tindak lanjut tertentu, sehingga guru dapat
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
157
memperbaiki kekurangan yang ada, sekaligus mempertahankan keunggulan
dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah
telah telah berupaya memberikan motivasi kepada guru-guru supaya dapat
menganalisi hasil evaluasi dan membuat program perbaikan dan pengayaan
secara berkelompok diluar jam tatap muka. Upaya diatas hanya sebatas
mendorong dan menyediakan buku petunjuk, sementara upaya kongkrit
belum diterima oleh guru.
4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh Kepala Sekolah untuk
Meningkatakan Kompetensi Guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada.
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas,
yaitu selain mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan juga
merupakan pengembangan keterampilan, pengetahuan maupun kepandaian
melalui pengajaran latihan-latihan atau pengalaman, lebih jauh pendidikan
juga dapat mengembangkan intelektual dan kepribadian yang dilakukan
secara bertahap. Dalam hal ini, peran kepala sekolah memiliki peran penting
dan nilai strategis dalam meningkatkan kompetensi guru.
Dalam melaksanakan usahanya untuk meningkatkan kinerja guru kepala
sekolah juga menemukan beberapa kendala dilapangan, hal ini sesuai dengan
apa yang di utarakanya, yaitu: dalam kaitan peningkatan kinerja guru di
madrasa yang kami pimpin, kami menemukan sedikit kendala yaitu,
rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM), Kurangnya kesadaran guru
dalam menegakkan kedisiplinan dan rendahnya kesadaran siswa
kedisiplinan.
Kepala sekolah sebagai unsur vital bagi efektivitas dalam lembaga
pendidikan menentukan tinggi rendahnya kwalitas lembaga tersebut, kepala
sekolah diibaratkan sebagai panglima pendidikan yang melaksanakan fungsi
kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan didalamnya, oleh
kerana itu suksesnya sebuah sekolah tergantung pada sejauh mana
pelaksanaan misi yang dibebankan diatas pundaknya, kepribadian, dan
kemampuannya dalam bergaul dengan unsurunsur yang ada didalamnya.
Berdasarkan uraian hasil penelitian menunjukkan strategi kepala sekolah
dalam menyelesaikan beberapa masalah pendidikan yang ada di sekolah
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
158
adalah dengan mengelola berbagai sumber daya pendidikan yang sudah ada
di sekolah dan juga yang ada pada masyarakat.
DISKUSI HASIL PENELITIAN
Pembahasan diuraikan berdasarkan pertanyaan penelitian dan dibahas
berdasarkan hasil penelitian. Adapun pembahasan yang dibahas tentang
program kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru, pelaksanaan
program dalam meningkatkan kompetensi guru, evaluasi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
meningkatkan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh
Besar. Adapun masing-masing fokus pembahasan secara rinci dibahas sebagai
berikut:
1. Program Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru pada
SMA Negeri 1 Peukan Bada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten
Aceh Besardisusun pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran oleh
tim pengembang sekolah yang meliputi program tahunan dan program
semester dan sudah terdokumentasi dengan baik dan rapi di ruang tata
usaha. Program itu sendiri yang sudah direncanakan adalah pembinaan bagi
guru dalam rangka peningkatan kompetensi secara menyeluruh dan
umumnya berkaitan dengan pembelajaran yang berkualitas yang dimulai dari
RPP.
2. Pelaksanaan Program Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi
Guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan program kepala
sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan
Bada Kabupaten Aceh Besardiawali dengan menyampaikan arahan pada
setiap awal semester. Dalam melaksanakan manajemen sekolah strategi
kepala sekolah/sekolah menerapkan dengan prinsip kekeluargaan, namun
tetap mengacu adanya penghargaan bagi yang selalu meningkatkan
kompetensinya sebagai guru dan adanya teguran bagi guru yang kurang
peduli terhadap peningkatan kompetensinya.
Pelaksanaan pembinaan terhadap guru harus benar-benar
dilaksanakan dengan baik, kepala sekolah sebagai supervisor dalam upaya
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
159
meningkatkan kinerja guru dapat menggunakan beberapa strategi dibawah
ini antara lain:
a. Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-panataran untuk
menambah wawasan.
b. Memberi kesempatan guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam mengajar ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Membimbing guru dalam hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan
pelaksanaan program pembelajaran dan bimbingan konseling, penilaian
hasil belajar peserta didik dan layanan analisis hasil penilaian belajar serta
pengembangan program melalui kegiatan pengayaan dan perbaikan
pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan guru mengikuti berbagai pendidikan dan
pelatihan di tingkat gugus atau kecamatan secara teratur, musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP), musyawarah guru pembimbing (MGP), dan
kelompok kerja guru (KKG), serta diskusi seminar lokakarya, dan
penyediaan sumber belajar. Yang bertujuan memperluas wawasan dan
pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan subtansi
materi pembelajaran, menyusun silabus, penyusunan bahan-bahan
pembelajaran, dan terkait dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana dan prasarana belajar,
serta meningkatkan kompetensi guru.
e. Mengirimkan guru ke Balai pendidikan dan pelatihan (Diklat)
Kepala sekolah dalam meningkatkan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolahnya terlebih dahulu kepala sekolah menjalin
hubungan yang akrab dengan guru, kemudian kepala sekolah memberikan
pelayanan atau bantuan kepada guru, faktor pendukung adalah sarana dan
prasarana yang memadai, adanya dukungan para guru dalam pelaksanaan
supervisi, serta hubungan baik para guru dangan kepala sekolah adapun
faktor penghambatnya adalah pelaksanaan supervisi sebagai penghambat
proses belajar mengajar karena pelaksanaan supervisi berjalan lama,
banyaknya acara yang melibatkan guru dan anak didik serta berbagai
kegiatan dinas.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
160
3. Evaluasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru pada
SMA Negeri 1 Peukan Bada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru melalui proses tahapan-tahapan sendiri.
Kegiatan supervisi tersebut untuk mengetahui bagaimana guru dalam
memilih dan menggunakan metode, media yang digunakan dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Melalui hasil supervisi ini dapat diketahui
kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya
diupayakan solusi pembinaan dan tindak lanjut tertentu, sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangan yang ada, sekaligus mempertahankan keunggulan
dalam melaksanakan pembelajaran.
Dari beberapa peran kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa tugas
kepala sekolah sebagai supervisor adalah merencanakan usahausaha untuk
memperbaiki kekeliruan guru, mengkoordinasi sarana yang tidak dapat
dilakukan sendiri oleh guru, mengarahkan guru yang kurang berdedikasi,
dan mengontrol pekerjaan guru tersebut.
Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor dapat ditunjukkan oleh
(1) peningkatan kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkatkan
kinerjanya (2) meningkatkan ketrampilan tenaga kependidikan (guru) dalam
melaksanakan tugasnya. Mengenai kemampuan kepala sekolah
melaksanakan supervisi diharapkan mampu mengidentifikasi para guru yang
bermasalah atau yang kurang profesional dalam melaksanakan tugas,
sehingga pada akhirnya diketahui titik kelemahan yang menghambat
pencapaian tujuan pendidikan untuk selanjutnya dicarikan solusi.
Kepala sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai supervisor akan
banyak menghadapi kendala, hal ini menuntut seorang supervisor untuk
lebih mempersiapkan dirinya agar perannya dapat berjalan dengan baik serta
melahirkan guru-guru yang dapat membawa pada peningkatan dalam
pembelajaran.
Kepemimpinan sekolah yang baik akan mendorong keefektifitas
manajemen sekolah dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga pendidikan harus memahami pula langkah-langkah pokok
organisasi dan manajemen, yang merupakan kegiatan-kegiatan pokok untuk
dijalankan oleh setiap guru dan staf. Kepala sekolah merupakan motor
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
161
penggerak bagi sumber daya sekolah, dalam hal ini para guru perlu digerakkan
kearah suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produktif, hal ini
disebabkan guru merupakan input yang pengaruhnya sangat besar pada
proses belajar. Bahwa keberadaan kompetensi kepribadian, pedagogik,
profesional, dan sosial sudah berfungsi dengan sangat maksimal. Baik dari segi
mutu pendidikan dan mutu guru itu sendiri.
4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan usahanya,
kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru kepala sekolah juga
menemukan beberapa kendala dilapangan, hal ini sesuai dengan apa yang di
utarakanya, yaitu: dalam kaitan peningkatan kompetensi guru di sekolah
yang kami pimpin, kami menemukan sedikit kendala yaitu, rendahnya
kualitas sumberdaya manusia (SDM), Kurangnya kesadaran guru dalam
menegakkan kedisiplinan dan rendahnya kesadaran siswa kedisiplinan.
Seorang pimpinan dalam menerapkan suatu strategi harus
menganalisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh organisasi,
kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai peluang yang
mungkin timbul dan harus dimanfatkan serta ancaman yang diperkirakan
akan dihadapi. Selanjutnya seorang pimpinan harus memperhatikan
pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat dengan
memperhitungan kemampuan organisasi dibidang anggaran, sarana,
prasarana dan waktu, terakhir menciptakan umpan balik sebagai instrument
ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah
ditentukan itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar
tercapai atau mungkinbahkan tidak tercapai. Kesemuanya itu diperlukan
sebagai bahan dan dasar untuk mengambil keputusan dimasa depan.
PENUTUP
Program kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru pada
SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar disusun pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran oleh tim pengembang sekolah yang meliputi
program tahunan dan program semester dan sudah terdokumentasi dengan baik
dan rapi di ruang tata usaha.
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
162
Pelaksanaan program dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMA
Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar diawali dengan menyampaikan
arahan pada setiap awal semester. Dalam melaksanakan manajemen sekolah
strategi kepala sekolah/sekolah menerapkan dengan prinsip kekeluargaan,
namun tetap mengacu adanya penghargaan bagi yang selalu meningkatkan
kompetensinya.
Evaluasi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru
dilaksanakan pada setiap akhir semester melalui penilain kinerja guru yang
dijabarkan dalam SKP. Hasil evaluasi dijadikan sebagai tindak lanjut dalam
menentukan program kanjutan dan disampaikan kepda guru secara individual
dan sacara umum melalui rapat.
Hambatan-hambatan yang dihadapi kepala sekolah antara lain masih
rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM), Kurangnya kesadaran guru
dalam menegakkan kedisiplinan dan rendahnya kesadaran siswa kedisiplinan.
Strategi Kepala Sekolah dalam .... Eka Mayasari & Muhammad Syarif
163
DAFTAR PUSTAKAAN
Aidin Adlan, 2000, Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasi
Berprestasi dengan Kinerja, Matahari No.1, Jakarta.
Idris, S & Tabrani, Z. A. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam
Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1),
96-113.
Kunandar, 2008, Guru Profesional Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Masitoh dan Laksmi Dewi, 2009, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI.
Nufiar, N., & Idris, S. (2016). Teacher Competence Test of Islamic Primary
Teachers Education in State Islamic Primary Schools (MIN) of Pidie
Regency. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(3), 309-320.
Sarimaya,farida, 2008, Serifikasi Guru .Apa,Mengapa,Dan Bagaimana, Bandung:
Yrama Widya.
Suharsimi Arikunto, 2003, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta :
Rineka Cipta.
Suzanne, R., & Nathalie, L. (2016). Multiculturalism as an Alternative A Cultural
Orientation to Education in the Aspect of Culture as the Axiological
Focus. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(3), 383-394.
Syah Muhibbin, 2013, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Tabrani. ZA & Masbur, M. (2016). Islamic Perspectives on the Existence of Soul
and Its Influence in Human Learning (A Philosophical Analysis of the Classical and
Modern Learning Theories). Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(2), 99-112.
Tabrani. ZA. (2014). Islamic Studies dalam Pendekatan Multidisipliner (Suatu
Kajian Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211-
234.
Tabrani. ZA. (2014). Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Islam Futura,
13(2), 250-270
FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman
Vol. 04 No. 1 Juni 2018
164
Tabrani. ZA. (2016). Perubahan Ideologi Keislaman Turki (Analisis Geo-Kultur
Islam dan Politik Pada Kerajaan Turki Usmani). Jurnal Edukasi: Jurnal
Bimbingan Konseling, 2(2), 130-146.
Trianto, 2011, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik ( Bagi Anak Usia Dini, TK
/RA & Anak Usia Kelas Awal SD / MI, Jakarta: Prenada Media Group.
Usman, Uzer Moh. 2013, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Walidin, W. (2016). Informal Education as A Projected Improvement of the
Professional Skills of Employees of Organizations. Jurnal Ilmiah
Peuradeun, 4(3), 281-294.