Content uploaded by Slamet Junaidi
Author content
All content in this area was uploaded by Slamet Junaidi on Jun 17, 2019
Content may be subject to copyright.
Content uploaded by Slamet Junaidi
Author content
All content in this area was uploaded by Slamet Junaidi on Mar 28, 2019
Content may be subject to copyright.
ISBN : 2460 - 3309
Proceedings
SEMINAR NASIONAL “REVITALISASI OLAHRAGA TRADISIONAL
DALAM MENYONGSONG MEA 2015”
Ketua Penyunting
Dr. Sulistiono, M.Si. (UNP Kediri)
Wakil Ketua Penyunting
Dr. Zainal Afandi, M.Pd. (UNP Kediri)
Penyunting Pelaksana
Dr. M. Muhyi Faruq, M.Pd (UNIPA Surabaya)
Dr. Atrup, M.Pd., MM. (PGRI)
Dr. Suryanto, M.Si. (UNP Kediri)
Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. (UNP Kediri)
Desain Sampul
Yulingga Nanda Hanief, M.Or.
Pelaksana Tata Usaha
Yeti Nurhana Safitri, S.Pd.
Sekretariat:
Program Pascasarjana Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jl. K.H. Achmad Dahlan No 76 Kota Kediri Telp/Fax. (0354)
771999,771576
Email: semnasor2015.ppsunp@gmail.com
Tulisan yang dimuat di Proceedings belum tentu merupakan
cerminan sikap dan atau pendapat Penyunting Pelaksana,
Penyunting, dan Penyunting Ahli.
Tanggung jawab terhadap isi dan atau akibat dari tulisan,
tetap terletak pada penulis.
KATA PENGANTAR
Prosiding ini disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL
OLAHRAGA 2015 yang bertemakan “Revitalisasi Olahraga Tradisional dalam
Menyongsong MEA 2015”. Penyelengaraan seminar tersebut dimaksudkan untuk
mempublikasikan hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang keolahragaan
untuk mempersiapkan praktisi olahraga khususnya dan masyarakat umumnya
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Kegiatan Seminar Nasional diikuti peserta yang terdiri atas pakar, peneliti,
akademisi dan praktisi dalam bidang keolahragaan di Indonesia. Ucapan terima
kasih kami disampaikan kepada pimpinan Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Nusantara PGRI Kediri yang
telah memberikan kesempatan terselenggarkannya Seminar Nasional Olahraga
pada tanggal 7 Juni 2015 di Kampus IV Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Selanjutnya kepada para presenter dan editor serta pelaksana seminar
Nasional ini disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas jerih
payahnya sehingga seminar dapat berlangsung dengan baik sampai tersusunnya
prosiding ini. Akhir kata, semoga prosiding ini bermanfaat khususnya dalam
bidang keolahragaan serta memberikan rekomendasi pemikiran ilmiah dalam
bidang keolahragaan di Indonesia.
Kediri, 7 Juni 2015
Ketua Panitia
Teguh Tri Santosa
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................... i
Halaman Judul...................................................................................... ii
Kata Pengantar...................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................. iv
KEYNOTE SPEAKERS
“REVITALISASI OLAHRAGA TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015” 1
Prof. Dr. Hari Amirulloh Rachman, M.Pd
“MENGGALI, MENUMBUHKAN, MELESTARIKAN, DAN
MENGEMBANGKAN OLAHRAGA TRADISIONAL DALAM
MENYONGSONG MEA 2015 BERBASIS KREATIFITAS” 12
Dr. Muhammad Muhyi Faruq, M.Pd.
PEMAKALAH PENDAMPING
“GALADESA BOLAVOLI WUJUD MANAJEMEN OLAHRAGA
UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN ATLET DAN WASIT
KEDIRI TAHUN 2014” 31
Slamet Junaidi dan Setyo Harmono
“PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL LEMPAR TABAK
UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK” 47
Yulingga Nanda Hanief
“PENGARUH LATIHAN PUSH UP DAN LATIHAN PUKULAN
MENGGUNAKAN BEBAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JAB
DAN PUKULAN STRAIGHT PADA OLAH RAGA WUSHU SANSHOU” 57
Wita Suwarna, Arga Budi Kusuma Wardhana, Muhammad Farid
dan Bagus Setiawan
“UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERAPKAN BUDAYA
HIDUP SEHAT DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SISWA KELAS X C1 SMKN 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN
20014/2015” 63
Shaiful Abidin, Umayanah, Suparsih, Isman
“PERAN PENTING MOTIVASI PELATIH UNTUK PRESTASI ATLET
PEMULA DI SEKOLAH” 81
Lusi Ratnayanti Fidiyah, Miming Yulianto, Sujatmiko,
Teguh Tri Santosa dan Rahmat Riyanto
“PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL SEBAGAI PEMBENTUK
KARAKTER BANGSA DALAM MENYONGSONG MEA 2015” 94
Ardhi Mardiyanto Indra Purnomo
”LATIHAN MENTAL IMAGERY BAGI ATLIT PENCAK SILAT
DALAM MERAIH PRESTASI” 106
Moh Nurkholis dan Nur Ahmad Muharram
“PERANAN HUBUNGAN INTIMASI ANTARA PELATIH
DAN ATLET DENGAN KECEMASAN ATLET PENCAK SILAT
KATEGORI TANDING” 113
Nofa Arief Wibowo, Dina Laxsmanawati, Eko Supriadi,
Mulyati dan Marwati
“VARIASI PENGUASAAN DASAR KETRAMPILAN OLAHRAGA
TRADISIONAL SEPAKTAKRAW DI SMP NEGERI 6 KOTA KEDIRI
TAHUN 2015” 129
Abdian Asgi Sukmana
“PENGARUH LATIHAN LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN BOX
DAN MERAIH SASARAN DI ATAS TERHADAP KEMAMPUAN
LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK” 139
Mahmudi
“PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI SARANA PRASARANA
OLAHRAGA TERHADAP KENYAMANAN ANAK DALAM BELAJAR
OLAHRAGA” 156
Kasmani, Eko Yulianto, Dwi Budi Santosa, Nurwakid Zainuri
dan Bejo Siswanto
“PENGARUH LATIHAN LATERAL JUMP OVER BARRIER
DENGAN INTERVAL TRAINING 1:3 DAN 1:5 TERHADAP
POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN” 168
Weda Dan Imam Sugeng
“PENINGKATAN PENGUASAAN DASAR RENANG GAYA BEBAS
DAN GAYA DADA DENGAN METODE PENAMPILAN” 190
Wiji Astuti, Nunuk Nevi B., Joko Budi S., Andik Dwi C., Moch. Baju.
“STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA TRADISIONAL
DI ERA GLOBAL” 209
Nanik Sri Astutik, Femi Epi Safitri, Sykles Wantina Haqqi dan
Prima Setia Amirudin
“MENGEMBANGKAN KECERDASAN GERAK-KINESTETIK
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR” 217
Puspodari dan Rahman Diputra
“UPAYA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN
ALAT BANTU MULTIGUNA UNTUK KEBERHASILAN
PROSES BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH DASAR” 227
Sentot Sukarni
“HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN
DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA
SSB PORASS KELOMPOK UMUR 16 TAHUN KABUPATEN
TRENGGALEK” 242
Widas Yudha Pradana, Eko Yulianto, Angga Fahlavi
dan Andre Reansyah
“IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN OLAHRAGA TRADISIONAL” 255
Reo Prasetiyo Herpandika dan Deddy Setyawan Priambodo
“ANALISIS TENTANG TEKNIK MENJATUHKAN LAWAN
DALAM PENCAK SILAT” 265
Heri Setiaji
“MENGEMBANGKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI
PENGEMBANGAN PERMAINAN TRADISIONAL” 276
Arif Nurdiansyah, Setyo Basuki, Anom Sigit W. dan Erdy Wahyu A.
”PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN ALAT RESISTANCE BAND
EXERCISE TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI PUTRI
DI KLUB MITRA UTAMA KEDIRI” 283
Diyah Ismayawati, Sunarto. Ponco Lukito, Zainal Arifin
dan Rohmad Agus B.
Seminar Nasional Olahraga 2015
31
“Galadesa Bolavoli Wujud Manajemen Olahraga untuk Peningkatan
Kemampuan Atlet dan Wasit Kediri Tahun 2014”
Slamet Junaidi dan Setyo Harmono
Dosen UNP Kediri
Abstrak
Galadesa permainan bolavoli, merupakan bentuk manajemen
olahraga yang ada di masyarakat Kediri, berjalan dengan suburnya,
meskipun ada pro dan kontra dalam pelaksanakannya. Tujuan penelitian
ini ingin menggali lebih dalam mengenai galadesa bolavoli, baik dari segi
pengelolaan, pemasaran, juga dari segi atlet, pelatih dan wasit.
Hasil penelitian, Jenis turnamen galadesa bolavoli di Kediri, ada
yang menarik donasi penonton Rp 3.000 di awal, hingga Rp. 20.000,-, ada
yang tidak menarik donasi penonton, seperti galadesa buka giling pabrik
gula. Pengelolaan turnamen galadesa, membentuk kepanitiaan secara
baik, dengan saldo Rp.10 juta hingga Rp 26 juta. Pemain Bon-bon-an,
pemain lokal Rp 200.000 – Rp 300.000, sedang pemain proliga Rp 1
hingga Rp 4 juta.
Turnamen galadesa ini, juga memberi dampak positif bagi pelatih
yang sedang memegang tim popda, kejurda atau porprov sebagai uji coba
atletnya. Bagi komisi perwasitan, sangat berguna untuk mengasah
kemampuan memimpin pertandingan. Jika menunggu tugas dalam
kejurda, porprov atau kejuaraan resmi lainnya, perlu menunggu waktu 2
tahun sekali, yang tempatnya juga di kabupaten yang digilir.
Kata kunci: Galadesa, pemasaran olahraga, kompetensi atlet dan wasit
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Melakukan kegiatan gerak tubuh dalam bentuk olahraga untuk
membentuk kebugaran jasmani atau kesehatan, telah banyak dilakukan
orang sejak jaman dulu, baik pada dinasti Cina, Yunani hingga jaman
modern abad 21 ini. Orang sejak di Jaman sebelum masehi, sudah
memahami, seperti era Hipocrates, sebagai Bapak kedokteran, sudah
memahami, bahwa salah satu kunci membentuk kesehatan tubuh adalah
dengan melakukan olahraga ( Aleysius, 2010 : 13)
Dasar dan tujuan dalam menjalani aktivitas olahraga bagi
warganegara Indonesia adalah Permenpora No 0618 th 2014, dimana
tujuan berolahraga: 1.Pendidikan 2. Prestasi 3. Rekreasi/Kesehatan.
Dengan melakukan olahraga secara rutin, diharapkan warganegara
Seminar Nasional Olahraga 2015
32
memiliki kesegaran jasmani yang baik, sehingga menjadi manusia yang
produktif dan mampu berkarya demi Negara.
Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan melakukan
kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kesiagaan tanpa
mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energy untuk
beraktifitas pada waktu senggang dan menghadapi hal-hal yang bersifat
darurat. (Corbin& Linsey, 1997). Secara sederhana dapat diratikan bahwa
kesegaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas
tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Mutohir& Maksum,2007).
Olahraga pendidikan, dilakukan di sekolah, dalam bentuk pelajaran
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dimana proses ini sebagai
aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dari segi fisik, mental serta emosional ( Husdarta,
2009: 3). Olahraga prestasi banyak dilakukan pada perkumpulan
olahraga.
Olahraga rekreasi di masyarakat untuk rekreasi atau menjaga
kebugaran, meliputi olahraga permainan, senam erobik, beladiri, banyak
berkembang di masyarakat. Olahraga sebagai sarana rekreasi dan
prestasi yang berkembang di Kediri adalah bolavoli, terbukti dengan
suburnya klub bolavoli dan turnamen di Kediri. Dalam hal ini peneliti akan
membahas lebih dalam salah satu olahraga permainan yaitu tentang
olahraga bolavoli dalam bentuk turnamen . Permainan bolavoli adalah
permainan yang dimainkan oleh kedua tim, yang masing-masing tim
berjumlah 6 orang pemain. Setiap pemain memiliki keterampilan khusus
yakni sebagai pemukul, pengumpan dan libero. Permainan bolavoli
dimainkan menggunakan satu bola yang dipantulkan dari satu pemain ke
pemain lain dengan cara passing yang diakhiri dengan smes pada tim
lawan, dan untuk kedua tim dipisahkan oleh net dengan ketinggian
tertentu (Muhyi, 2008).
Kejuaraan bolavoli antar klub resmi diselenggarakan oleh PBVSI
sesuai dengan tingkatannya bisa dibedakan dari kategori usia baik di
Seminar Nasional Olahraga 2015
33
tingkat kabupaten atau kota, Kejuaraan di tingkat propinsi, hingga
Kejuaraan di tingkatnasional. Kategori kejuaraan yang ada dari kelas
remaja, yunior dan senior. Kelas remaja dan yunior ada batasan usianya
sementara untuk senior tidak ada batasan usia (Yuyun Ari, 2013 :400-
405).
Jenis pertandingan resmi olahraga bolavoli di Indonesia, ada pada
pertandingan Jejurnas, PON untuk umum., POPNAS dan O2SN untuk
pelajar, dan POMNAS untuk mahasiswa. Sedang jenis pertandingan tidak
resmi yang ada di level kecamatan, dalam bentuk galadesa/tarkam
tumbuh dengan subur di bebarapa kalayak umum dengan frekuensi yang
berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Bentuk pertandingan bolavoli
dalam bentuk galadesa/ tarkam tersebut berkembang di Kediri dengan
subur dimasing-masing kecamatan. Selain itu, ada turnamen
memperingati buka giling di pabrik gula, yang pada prinsipnya ingin
mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga bolavoli.
Pertandingan bolavoli di Kediri yang berkembang yaitu galadesa
atau Tarkam, yang diadakan baik di kota maupun di kabupaten Kediri
sebagai subyek penelitian. Ada “Mrican cup” yang terlebih dulu mulai
kemudian disusul dengan “Pervik cup”. Pada waktu “Pervik cup” mencapai
puncak acara, hari itu juga dibuka “Kapolsek cup” di Wates dimulai.
Begitu pula dengan yang di Kabupaten Kediri, tepatnya di desa
Pranggang, “Putrikelud cup” terlebih dulu mulai kemudian disusul dengan
“Jengkol cup”. Juga mulai dibuka bagi pabrik gula di sekitar kota dan
kabupaten Kediri.
Untuk usia pemain atau peserta turnamen bola voli mereka rata-rata
adalah dari kalangan pelajar ,mahasiswa, juga ibu rumah tangga Di
samping itu, dalam galadesa, juga ada pemain proliga yang ikut bermain,
jika tidak bertepatan dengan jadwal latihan atau kompetisi berlangsung,
sebagai pemain Bon-bon an.
Pengelolaan galadesa bolavoli ini, dengan system swadaya, dimana
tidak memakai dana pemerintah, hal ini menunjukkan proses manajemen
Seminar Nasional Olahraga 2015
34
olahraga yang mandiri dalam pengelolaannya. Pengelolaan olahraga
secara mandiri, perlu dikembangkan di Indonesia, dengan
mengoptimalkan segala potensi untuk mendukung kegiatan, pemerintah
daerah atau pusat tinggal mengawasi saja. Sejak olimpiade 1984 di
Amerika Serikat, penyelenggara Olimpiade tidak lagi meminta bantuan
pemerintah dalam menyelenggarakan kejuaraan olahraga dunia tersebut,
dengan munculnya sponsor, hak tayang televisi, maka olahraga seperti
industry saja pengelolaannya (Hasduki, 2010: 45) .
Dalam mengelola turnamen galadesa tersebut, panitia banyak
menerapkan ilmu manajemen olahraga. Menurut Harsuki (2003 : 143),
manajemen yaitu kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu
hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain.
1. Fungsi dan Tujuan Manajemen
Dalam suatu proses menjalankan galadesa, panitia sudah menerapkan
ilmu manajemen olahraga, meski dalam batas sederhana.
a. Fungsi manajemen
Menurut Siswanto (2005 :3) mengemukakan fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, permotivasian, dan
pengendalian/pengawasan. Menurut Terry (dalam Harsuki 2003 :143)
mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu : planning, organising,
actuating, controling (POAC). Fungsi manajemen adalah kegiatan atau
tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan
(Achmad Paturusi, 2012 :72).
b. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang
menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada
usaha seorang manajer (Siswanto, 2005). Jadi tujuan manajemen adalah
usaha perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi
Seminar Nasional Olahraga 2015
35
yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba.
2. Komponen-komponen Manajemen
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan disini meliputi perencanaan kepanitiaan
penyelenggara dan perencanaan dari PBVSI dalam membagi tugas
wasit yang akan diterjunkan. Sebab bisa jadi, dalam waktu bersamaan,
ada turnamen yang berjalan dalam waktu yang bersamaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Gibson dalam Sagala (2009),bahwa pengorgainsasian
meliputi : Semua kegiatan yang direncanakan menjadi suatu struktur
tugas, wewenang,dan menentukan siapa yang akan melaksanakan
tugas tertentu untuk mencapai tugas yang diinginkan organisasi.
Dalam pengorganisasian bukan hanya mengidentifikasikan jabatan
sesuai job description dan menentukan hubungan, namun yang paling
penting adalah mempertimbangkan orang-orangnya, baik dilihat dari
kompetensi maupun profesionalisme.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut The Liang Gie
(1993) merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah,
menugaskan, menjuruskan, mengarahkan dan menuntun pagawai atau
personel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Keith Davis(1995),
menggerakkan ialah kemampuan membujuk orang-orang mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Seminar Nasional Olahraga 2015
36
d. Pengawasan (Controlling)
Menurut Robert J.Mokler ( 1972:2) pengendalian manajemen
adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja
dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik
informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang
ditetapkan, untuk menjamin bahwa semua sumber daya yang sedang
digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif.
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar (1) perilaku personalia
organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke
tujuan individu, dan (2) agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti
antara rencana dan pelaksanaan. Mengontrol tugas panitia pelaksana
turnamen atau galadesa bolavoli, agar bisa berjalan baik, mengontrol
wasit yang bertugas agar bisa memimpin dengan baik, guna memberi
laporan bagi setiap wasit yang bertugas, serta bisa sebagai bahan
evaluasi tugas mendatang bagi wasit.
3. Manajemen Olahraga
Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu (1) manajemen olahraga pemerintah dan manajemen
olahraga swasta(non pemerintah). Manajemen olahraga pemerintah
adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini dilaksanakan oleh Direktorat
Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional dan dengan seluruh
jajaranya baik di pusat maupun di daerah. (2) manajemen swasta adalah
manajemen yang dilakukan oleh institusi olahraga non pemerintah seperti
KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi olahraga dan
induk organisasi badan fungsional serta perkumpulan-perkumpulan
olahraga yang menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut.
(Harsuki, 2003:117-119).
Seminar Nasional Olahraga 2015
37
Harsuki (2003:119) mengelompokkan manajemen olahraga
menjadi tiga bagian, yaitu (1) manajemen even (peristiwa, kejadian)
adalah peristiwa yang berlangsungnya dalam waktu tertentu, seperti
Olimpiade, SEA Games, Asean Games, PON, PORDA, dan lain-lain. (2)
manajemen lembaga/institusi permanen seperti kantor olahraga
pemerintah, organisasi swasta seperti IOC (Internasional Olimpic
Committee), KONI Induk Organisasi, perkumpulan olahraga. (3)
manajemen fasilitas olahraga, seperti komplek olahraga, stadion, gedung
olahraga, kolam renang dan lain-lain.
Dari pembagian ketiga kelompok tersebut masih dapat dirinci
menjadi sub bagian aitu, (1) manajemen personalia (seperti pemilihan,
latihan recruitmen, job descripsion dan lain-lain). (2) manajemen program
(tujuan, mekanisme, scheduling, anggaran, peralatan dan lain-lain). (3)
manajemen pemasaran (promosi, karcis, advertensi, dan lain-lain). (4)
manajemen informasi (penyiapan, penyebaran, lewat media cetak maupun
elektronik dan lain-lain). (5) manajemen prasarana.
Pengelolaan turnamen bolavoli di kota dan kabupaten Kediri, jika
ditinjau dari prosesnya, bisa dikatakan sudah baik, sebab dari 10 tahun
terakhir, turnamen tersebut relatif lancar dari segi pelaksanaan, dan juga
PBVSI setempat mendukung kegiatan tersebut. Sebab ada manfaat selain
adanya pendapatan finansial dari panitia, dan wasit, juga bisa dijadikan
ajang uji coba bagi tim POPDA, PORPROP yang akan bertanding. Juga
bagi komisi perwasitan, bisa dipakai untuk mengembangkan kemampuan
wasit. Jika mengandalkan pertandingan resmi, POPDA atau kejurda, yang
tiap 2 tahun sekali, padahal tempat bertandingnya, di kabupaten yang
digilir. Maka wasit tidak akan bisa berkembang tanpa ada pengalaman
sering naik atau tugas sebagai wasit.
Peserta dalam turnamen bolavoli di Kediri meliputi tim bolavoli
berasal dari se-eks karesidenan Kediri, Malang, Surabaya, Mojokerto dan
Seminar Nasional Olahraga 2015
38
Jombang. Jumlah peserta dalam turnamen ada yang diikuti 16 tim, ada
yang 32 tim putri. Pemain dalam turnamen tersebut bisa dari lokal sekitar
kota, kabupaten Kediri, jika sudah 8 besar, banyak pemain proliga turun
dengan status Bon-Bon an.
Pembentukan Kepanitiaan pada Turnamen Bolavoli di kabupaten
dan Kota Kediri Tahun 2014, merupakan langkah awal pelaksanaan
galadesa, baru merencanakan pendanaan dalam kegiatan tersebut.
1. Organisasi Commite(panitia inti) terdiri dari:
- Ketua Umum ,Ketua I,Ketua II,Sekertaris Umum ,Sekertaris I
,Sekertaris II , Bendahara I ,Bendahara II .
Dan semua diminta bertanggung jawab dalam suatu bidang
tertentu, agar tidak terjadi saling berebut atau saling menghindari dari
tugas-tugas. Maka untuk keperluan itu perlu adanya (job deskription) atau
pembagian tugas antara anggota panitia.
2. Executive committee atau Panitia Pelaksana, terdiri atas :
Membentuk seksi-seksi pertandingan , angkutan , akomodas ,
konsumsi, keamanan, publikasi, seksi upacara yang tugasnya:
- Sistem pertandingan, membuat skema / bagan dan jadwal
pertandingan.
- Menentukan seeded player/ team
- Melaksanakan technical meeting, drawing dan lating.
- Tata tertib setiap pertandingan.
Dalam galadesa bolavoli tersebut, mengandung unsur pemasaran
olahraga dalam berbagai bentuk, meliputi:
a. Pemasaran pertandingan, yang dikarciskan bagi penonton.
b. Pemasaran pemain / klub yang bertanding.
c. Pemasaran penunjang pertandingan.
Seminar Nasional Olahraga 2015
39
Metode
Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian ini, jenis rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskripsi yang dilakukan dengan
metode survei. Penelitian deskripsi merupakan sebuah kancah, lapangan
atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasilakan atau
dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya
lengkap, kemudian dibuat kesimpulan. Penelitian deskripsi murni yang
dilaksanakan dalam sebuah kancah yang luas disebut dengan istilah
survei. Winarno Surakhmad mengatakan bahwa pada umumnya survei
merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu
dalam jangka waktu yang bersamaan, dengan jumlah yang cukup besar.
Tempat penelitian ini, meliputi tempat yang dipakai galadesa di kota
dan kabupaten Kediri, pada tahun 2014. Waktu turnamen biasanya
diawali bulan april hingga Oktober, dimana bulan tersebut turnamen/
kompetisi bolavoli nasional sedang istirahat bergulir.
Instrumen Penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data,
meliputi :
~ Wawancara digunakan untuk mewawancarai sumber penelitian yaitu
panitia penyelenggara, pelatih, atlet dan penonton, dalam bentuk
wawancara yang bebas (terbuka). Alasan mengapa menggunakan
wawancara bebas dikarenakan terwawancara kurang terbiasa dengan
pertanyaan-pertanyaan baku dan formal.
~ Observasi (pengamatan) digunakan untuk mengetahui data tentang
pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan. Alasan
menggunakan observasi dikarenakan bagi peneliti instrumen tersebut
lebih mudah dilakukan dan mudah pengambilan datanya.
~ Dokumen digunakan untuk mengetahui data tentang fakta-fakta atau
kejadian tertentu yang bisa menghasilkan data deskriptif. Alasan
Seminar Nasional Olahraga 2015
40
menggunakan dokumentasi dikarenakan mudah cara pengambilan
datanya dan merupakan salah satu faktor pendukung penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah turnamen yang diadakan di
kota dan kabupaten Kediri, meliputi dua kelompok:
a. Turnamen yang tidak menarik donasi penonton yang melihat,
pertandingan dalam hal buka Giling di sekitar kota dan
kabupaten Kediri. PG Pesantren, PG Mrican, PG Ngadirejo.
b. Turnamen yang menarik donasi bagi penonton, ada Pervik Cup,
”. Kapolsek cup” di wates dimulai. Begitu pula dengan yang di
Kabupaten tepatnya di desa Pranggang, “Putrikelud cup”
terlebih dulu mulai kemudian disusul dengan “jengkol cup”.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data deskriptif. Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan selama
di lapangan dan setelah pengumpulan data.
Hasil, begitu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam setiap
penyelenggaraan kegiatan olahraga, terutama pelaksanaan kegiatan
pertandingan olahraga yang mengutamakan faktor yang paling mendasar
dalam empat unsur manajemen, perencanaan , pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan.
1. Manajemen galadesa bolavoli ini meliputi :
a. Pemasangan spanduk tentang informasi galadesa, menyebar
undangan bagi klub dengan cara undangan, menggandeng pihak
keamanan. Dalam proliga 2015, juga memakai pihak keamanan
sebagai fungsi pengawasan.
Gambar kegiatan depan loket, ada jasa pihak kemananan
Seminar Nasional Olahraga 2015
41
Sumber dokumen panitia galadesa kota Kediri
b. Penjualan karcis, harian dari harga Rp 3.000,- di awal
pertandingan, hingga Rp 20.000,- pada final. Karcis langganan,
dari Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,-
c. Kursi tempat duduk tepi lapangan, Rp 1.000,- - Rp 2.000,-
d. Penitipan sepeda motorRp 3.000,- dan mobil Rp 5.000,-.
e. Sponsor-sponsor, dari sepeda motor, toko, radio dan pertanian.
(Sunber dari panitia seksi bendahara dan hasil pengamatan)
Gambar iklan dalan galadesa
Sumber dokomen galadesa kota Kediri
2. Pemasaran klub dan pemain yang bertanding
Pemasaran atlet dalam galadesa
No
Transport Klub(Rp)
Pemain lokal (Rp)
Pemain proliga (Rp)
1
300.000 – 500.000
200.000-300.000
1.000.000– 4.000.000
Seminar Nasional Olahraga 2015
42
Bahwa atlet bolavoli, tidak semua bisa selalu masuk sebagai
pemain di Liga, karena peserta liga terbatas, kemampuan juga tidak
stabil, jumlah atlet selalu bermunculan. Juga tidak tidak semua
mantan atlet bisa diterima di dunia kerja di kantor atau perusahaan,
padahal selama menjadi atlet, mereka hanya menguasai tentang
olahraga saja, sebab ingin total dalam menggeluti olahraga tersebut.
Maka adanya galadesa ini, juga bisa menjadi penghasilan
tambahan bagi atlet. Ini seperti pernyataan mantan atlet bulutangkis,
Flandy Limpele, yang bingung setelah pensiun jadi atlet. Sebab yang
dikuasai hanya yang bersentuhan dengan dunia olahraga bulutangkis
semata. Setelah empat tahun dalam kebingungan, akhirnya sukses
bekerja sebagai pelatih bulutangkis di Jepang (Jawapos, 2 Juni 2015)
Peserta pertandingan galadesa di Kota dan Kabupaten Kediri, ada
dari Mojokerto, Jombang, kota kdan kabupaten Kediri, Tulungagung,
Blitar, dan Nganjuk. Ada uang transport dari panitia kepala klub.
Peminjaman pemain dalam galadesa, bisa perorangan , ada juga yang
1 tim secara utuh dengan sistem sewa pada tiap babak saja.
Dari hasil wawancara, pemasaran pemain proliga bisa diatur,
sesuai dengan kesepakatan, juga tergantung siapa yang membawa.
Biasanya pemilik klub meminta satu pemain proliga yang sudah
dikenal baik, untuk mencari tambahan pemain untuk pertandingan
berikut, jika timnya menang. Bagi atlet proliga, jika sedang tidak
bergulir proliga, galadesa berguna untuk menjaga penampilan
bermainnya, selain mendapat tambahan finansial. (Sumber dari pelatih
dan atlet yang terjun dalam galadesa)
3. Biaya wasit satu turnamen, dari Rp 6 hingga Rp 8 juta, komisi wasit
tidak mematok harga pasti, masih bisa dinego, sehingga tidak semata
uang yang dicari. Hasil wawancara dengan komisi perwasitan kota
Kediri, galadesa sangat membantu memberi pengalaman bagi wasit
memimpin peertandingan bolavoli, makin sering, makin terasah
Seminar Nasional Olahraga 2015
43
kemampuannya. Selain mendapat tambahan finansial (Sumber wasit
kota Kediri).
Foto wasit yang akan memimpin pertandingan
Para wasit galadesa , sumber panitia galadesa kota Kediri
4. Hadiah juara berupa uang pembinaan, rata-rata Rp 10.000.000,-
dibagi juara I hingga IV, sedangkan untuk galadesa buka giling
pabrik gula, hadiah berupa gula 6 hingga 8 kwintal untuk juara I,II
dan III. Salah satu contoh pembeayaan pada galadesa Pervik Cup
a. Rp.10.000.000,dengan ketentuan untuk juara 1. Rp.4.000.000,-
juara 2. Rp.3.000.000,-juara 3. Rp.2.000.000,-juara 4.
Rp.1.000.000,-.
b. Berdirinya turnamen tersebut tidak terlepas dengan rencana
anggaran dana. Apabila tidak adanya dana, maka kegiatan
tersebut tidak akan berjalan. Awal pemasukan kegiatan tersebut
adalah dari andil Rp. 17.000.000,.penjualan freepas
Rp.4.370.000,. dari sponsor Rp.675.000,. Pemasukan tgl 26
april-1 juni Rp.94.139.000,.lain-lain Rp.2.000.000,. total
penerimaan Rp.118.184.000,.Total pengeluaran Rp.74.990.800.
Dengan sisa Rp.26.192.500,-.
(Sumber bendahara Pervik Cup dan pengamatan)
5. Bagi pelatih yang sedang membina atlet bolavoli popda, kejurda,
porprop, kegiatan galadesa ini sangat membantu memberi
pengalaman bagi atletnya, juga mengintip kemampuan calon
Seminar Nasional Olahraga 2015
44
lawan. Sebab untuk uji coba, jika melawan tim dari kota/kabupaten
sendiri, kemampuannya tidak ada yang lebih baik. ( sumber pelatih
kota Kediri, Blitar)
6. Bagi penonton, galadesa sebagai sarana rekreasi yang murah dan
dekat. Jika ingin melihat kemampuan atlet proliga, tidak perlu ke
tempat lain yang jauh. Juga sebagai sarana untuk pendidikan,
sebab bisa dipakai untuk mengambil data dalam penelitian-
penelitian yang berhubungan dengan olahraga bolavoli.
7. Pelaksanaan Galadesa dimulai dari pukul 19.00 hingga 23.00,akan
tetapi jika terkadang satu klub peserta yang bertanding, masih
bertanding di galadesa lain, maka, panitia menunggu, terkadang
baru dimulai pukul 23.00 . Maka panitia mengisi dengan unsur
rekreasi dengan pertandingan dua lawan dua, waria dengan warga
biasa. Ini menjadi unsure rekreasi tersendiri bagai penonton. Jika
kondisi sedang hujan, maka pertandingan menunggu hujan reda
atau menunggu hingga waktu yang disepakati.
Foto galadesa pada malam hari
Sumber Dokumentasi Panitia Galadesa Kota Kediri
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, bisa disimpulkan:
1. Adanya manajeman dalam pengelolaan galadesa bolavoli di
kota dan kabupaten Kediri, dimana kepanitianan tersusun rapi
Seminar Nasional Olahraga 2015
45
dan ada laba atau pendapatan dari mengelola galadesa
tersebut.
2. Pemasaran yang ada dalam pertandingan galadesa tersebut,
meliputi barang dan jasa. Pemasaran atlet sebagai wujud
industrialisasi olahraga, ada harga atlet lokal dan proliga yang
terjun dalam proliga.
3. Ada manfaat bagi wasit, untuk meningkatkan kemampuan
memimpin pertandingan, tanpa ada turnamen, tidak ada
kesempatan menerapkan ilmu, kemampuan dan kepekaan
sebagai wasit dalam pertandingan.
4. Hadiah galadesa, ada berupa uang pembinaan dan gula. Untuk
galadesa yang menarik donasi penonton, terdapat laba yang
signifikan.
5. Galadesa sebagai sarana ujicoba atlet yang efektif dan efisien
6. Galadesa sarana rekreasi menghibur dan ada unsur
pendidikannya.
Pembahasan
Galadesa di kota dan kebupaten Kediri, merupakan wujud
managemen olahraga, dimana ada pengorganisasian panitia pelaksana,
pemasaran olahraga baik bagi atlet dan perkumpulan. Selain itu juga
bisa dipakai sarana promosi barang dan jasa yang ada di sekitar daerah
tersebut, sehingga roda perekonomian di daerah bisa berjalan lebih
optimal.
Jenis turnamen ini, sangat membantu penampilan, atlet, pelatih
dan wasit bolavoli. Kelemahan dari galadesa ini, pemain bebas Bon, bisa
berganti sesuai kebutuhan, asal belum pernah bermain, sehingga tidak
bisa di prediksi, siapa juara pertandingan tersebut.
Galadesa juga sebagai sarana rekreasi bagi penggemar bolavoli,
tempat penelitian, tempat bagi atlet proliga untuk tetap menjaga
Seminar Nasional Olahraga 2015
46
kemampuan selain berlatih di klubnya, jika tidak sedang bergulir proliga.
Juga bisa menjadi sarana menambah pendapatan, pengalaman dan
memperluas jaringan. Resiko cedera bagi atlet tinggi, sebab tidak ada
asuransi, juga bermain pada malam hari , kadang hingga pukul 01.00 lebih
baru selesai, tempat jauh dari tempat atlet berlatih.
DAFTAR PUATAKA
Ahmad Paturusi,2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Jakarta: Rajagrafindo Persada
Harsuki,2012. Manajemen Pengantar Olahraga. Jakarta:
RajagrafindoPersada
H.J.S.Husdarta,2011. Manajemen PendidikanJasmani. Bandung: Alfabeta
H.B.Siswanto,2005. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumiaksara.
M.E.Winarno,2007. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani.
Malang: Rosindo.
Munasifah,2008. Bermain Bola Voly. Semarang: CV.AnekaIlmu.
Suharsimi Arikunto,2010. Prosedur Suatu Penelitian Praktik. Yogyakarta:
RinekaCipta.