BookPDF Available

Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas

Authors:

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar yang menjadi ujung tombak di masyarakat. Dengan demikian, puskesmas merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tantangan pembangunan kesehatan terus meningkat seiring dengan adanya fenomena transisi demografi dan transisi epidemiologi. Salah satu arah kebijakan pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Oleh karena itu, peran puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan utama di tingkat dasar tetap relevan dan harus diperkuat. Buku ini merupakan hasil kajian tentang Pelyanan Kesehatan Dasar di Puskesmas yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas. Hasil kajian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan dapat memberikan masukan untuk RPJMN 2020-2024. (https://www.bappenas.go.id/files/1715/3974/8326/Buku_Penguatan_Pelayanan_Kesehatan_Dasar_di_Puskesmas-_Direktorat_Kesehatan_dan_Gizi_Masyarakat_Bappenas.pdf)
A preview of the PDF is not available
... Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar yang utamanya promotif dan preventif akan mengurangi beban pelayanan lanjutan. Salah satu contohnya dengan menekankan puskesmas pada program promotif dan preventif (Gani et al., 2018). ...
Book
Buku ini mencoba memberikan gambaran tentang pendidikan dan promosi kesehatan secara umum. Buku ini berisi tentang teori dasar promosi kesehatan, pendekatan promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, prinsip perubahan perilaku, komunikasi dan advokasi promosi kesehatan, konsep pendidikan kesehatan, konsep perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, model penyuluhan kesehatan, alat bantu dan media desain produk, strategi pendidikan kesehatan, srategi promosi kesehatan, komunikasi untuk pendidikan kesehatan, promosi kesehatan dan kebijakan publik, etika promosi kesehatan, dan penerapan prinsip dalam pelaksanaan promosi kesehatan.
... Menurut (Ali and et al, 2018) pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit di puskesmas untuk melayanani pasien yang berobat jalan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan tidak lebih dari 24 jam mendapatkan pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostic dan terapeutik. Di waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian pelayanan kesehatan terbesar di Puskesmas. ...
Article
Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelayanan rekam medis rawat jalan pada masa pandemi COVID-19 di Klinik X. Dimana bagian pendaftaran merupakan bagian yang pertama di temui oleh pasien saat pasien datang ke pelayanan kesehatan. Rekam medis tersebut merupakan pelayanan yang berfungsi untuk mendukung proses keperawatan pasien mencakup isi dan informasi-informasi data pasien Tujuan:. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelayanan rekam medis pada masa pandemi COVID-19. Metode: Metode jenis penelitiannya yaitu metode kualititaf penelitian ini di lakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara kepada petugas rekam medis dan kepala unit rekam medis. Hasil: Hasil pelayanan rekam medis di Klinik X Kota Bandung pada masa pandemi sudah menuju digitalisasi melakukan pendaftaran dan konsultasi online via whatsapp tapi masih ada kendalanya yaitu pendaftaran online pada penerimaan pendaftarannya terlambat, konsultasi online pelayanannya terlambat dan Standar Operasional penyimpanan rekam medisnya belum memenuhi standar karena tidak adanya tracer, bon peminjaman, buku register dan out guide sehingga dokumen rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan, pasien mendapatkan pelayannya akan terlambat. Kesimpulan Klinik X ini sudah menuju digitalisasi namun masih ada beberapa kendalanya dan perlu di perbaiki lagi. Kesimpulan: Pada penyimpanan rekam medis Klinik X tidak menggunakan tracer, bon peminjaman dan out guide oleh karena itu petugas sering mengalami kesulitan dalam mencari dokumen rekam medis pasien yang hilang di rak penyimpanan sehingga pasien mendapatakan pelayanan selanjutnya akan terlambat. Standar Operasional Prosedur (SOP) di Klinik X ini belum memenuhi standar atau belum efektif karena masih ada beberapa bagian yang belum lengkap.
Article
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks yang menyelenggarakan jenis pelayanan kesehatan melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif). survei awal dengan wawancara yang dilakukan terhadap pasien terkait kualitas pelayanan di instalasi kefarmasian RSUD H. Abdul Manap, terdapat pasien yang mengeluh mengenai pelayanan yang diterima. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional yang dilakukan pada suatu waktu dilihat berdasarkan lima dimensi yaitu, daya tanggap, jaminan, bukti fisik, empati, dan kehandalan. Pasien puas terhadap pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2021 berdasarkan dimensi jaminan, empati, dan kehandalan. Akan tetapi, pasien kurang puas terhadap pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2021 berdasarkan dimensi daya tanggap dan bukti fisik. Secara keseluruhan, 45% pasien merasa kurang puas dan 55% pasien merasa puas dengan kualitas pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi.Kata Kunci: RSUD, Abdul Manap, , Evaluasi Kepuasan,The hospital is a very complex organization that provides types of health services through a health maintenance approach (promotive, preventive, curative and rehabilitative). Initial survey with interviews conducted with patients regarding the quality of service at the pharmaceutical installation of H. Abdul Manap Hospital, there were patients who complained about the services received. This study used a descriptive survey research method with a cross sectional approach which was carried out at one time based on five dimensions, namely responsiveness, assurance, tangibles, empathy, and reliability. Patients are satisfied with pharmaceutical services at the H. Abdul Manap Hospital pharmacy installation, Jambi City in 2021 based on the dimensions of assurance, empathy, and reliability. However, patients are dissatisfied with pharmaceutical services at the pharmaceutical installation of H. Abdul Manap Hospital, Jambi City in 2021 based on the dimensions of responsiveness and physical evidence. Overall, 45% of patients were dissatisfied and 55% of patients were satisfied with the quality of pharmaceutical services at the H. Abdul Manap Hospital Pharmacy Installation, Jambi CityKeywords: Hospital, Abdul Manap, Satisfaction Evaluation
Article
Full-text available
Introduction: Satisfaction with public health services, especially hospitals, is essential and has an influence on community visits in obtaining health services at the hospital. RSUD Soedarso is one of the public health services that is a reference in West Kalimantan Province. A community satisfaction survey is needed as an assessment material for the improvement and improvement of health services. This study aimed to describe the level of community satisfaction among service users and improve the quality of public service delivery at RSUD Soedarso in 2021. This research method used quantitative description with a cross-sectional approach. The sample in this study were patients who were hospitalized at Soedarso Hospital who were hospitalized in 2021. The sample used is 400 people using accidental sampling in each unit in RSUD Soedarso. The data collected were analyzed by calculating the community satisfaction index and shown in the table. The results showed that the satisfaction index for the suitability of service requirements with the type of service was 3.09 (good), the ease of service procedures was 3.07 (good), the speed of time in providing services was 2.88 (not good), the reasonableness of the cost of hospital tariffs 3 .73 (very good), conformity of product in standard with the given 3.13 (good), competence of officers in providing services is in category 3.17 (good), courtesy and friendliness of officers enter 3.15 (good), quality of facilities and incoming infrastructure 3.03 (poor), handling complaints, suggestions, and inputs 3.08 (good). The average Community Satisfaction Index on the service element is good. Regular monitoring and evaluation are needed in order to continue to improve and improve the services provided in accordance with community expectations. ABSTRAK Pendahuluan: Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan publik terutama rumah sakit menjadi sangat penting yang memiliki pengaruh pada kunjungan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. RSUD Soedarso merupakan salah satu pelayanan kesehatan publik yang menjadi rujukan di Provinsi Kalimantan Barat. Diperlukan survei kepuasan masyarakat sebagai bahan penilaian perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik di RSUD Soedarso tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di RSUD Soedarso yang dirawat inap tahun 2021. Sampel yang digunakan sejumlah 400 orang menggunakan accidental sampling pada setiap unit yang ada di RSUD Soedarso. Data yang terkumpul dianalisis dengan perhitungan indeks kepuasan masyarakat dan ditampilkan dalam tabel. Hasil penelitian diperoleh bahwa indeks kepuasan terhadap kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan 3,09 (baik), kemudahan prosedur pelayanan 3,07 (baik), kecepatan waktu dalam memberi pelayanan 2,88 (kurang baik), kewajaran biaya tarif di rumah sakit 3,73 (sangat baik), kesesuaian produk dalam standar dengan yang diberikan 3,13 (baik), kompetensi petugas dalam memberikan pelayanan masuk dalam kategori 3,17 (baik), kesopanan dan keramahan petugas masuk 3,15 (baik), kualitas sarana dan prasarana masuk 3,03 (kurang), penanganan pengaduan, saran dan masukan 3,08 (baik). Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat pada unsur pelayanan adalah baik. Diperlukan monitoring dan evaluasi secara berkala agar dapat terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan masyarakat.
Article
WHO initiated a policy related to the health for all principles and realized it in the application of gatekeeper theory for increasing the quality of public health center services which include the aspects of First Contact, Continuity, Comprehensiveness, and Coordination services. The purpose of this research was to explore nurses’ perceptions of gatekeepers’ role in NhI services at Public Health Center. This research is using descriptive qualitative design and purposive sampling with thematic analysis is used as sampling technique. Characteristics of the participants include 80% female with qualification 80% are vocational nurses and 60% nurses on duty at community public health center. Results of this research found three major themes including the involvement of administrative services, service providers, and service strategy implementers. The three themes are a manifestation of the integration of implementation of the four main gatekeeper functions by nursing staff of Public Health Center. Services run by nurses are considered less than optimal in first contact and continuous aspect, in term of nursing care documentation and the absence of HIV/AIDS treatment services. This research is expected to be a guide for updating information related to the role of nurses in public health center as gatekeeper. Keywords: NhI, gatekeeper, nurses, public health center, qualitative
Article
Full-text available
Primary Care and Primary Health Care are very similar terms which are often employed interchangeably, but which are also used to denote quite different concepts. Much time and energy is spent discussing which term is the appropriate one for a particular application. There is a growing recognition internationally that the two terms describe two quite distinct entities. Recent Canadian uses of the two terms are, for the most part, consistent with the international uses. Primary Care, the shorter term, describes a narrower concept of "family doctor-type" services delivered to individuals. Primary Health Care is a broader term which derives from core principles articulated by the World Health Organization and which describes an approach to health policy and service provision that includes both services delivered to individuals (Primary Care services) and population-level "public health-type" functions.
Article
Background: Turkish health reforms began in 2003 and brought some significant changes in primary care services. Few studies in Turkey compare the shift from health centres (HC) to family physicians (FP) approach, which was initiated by reforms. Objectives: This study compares health status indicators during the HC period before reforms (2003–2007) and the FP period after reforms (2008–2012) in Turkey. Methods: This study encompasses time series data consisting of the results of a 10-year assessment (2003–2012) in Manisa district. All the data were obtained electronically and by month. The intersection points of the regression curves of these two periods and the beta coefficients were compared using segmented linear regression analysis. Results: The mean number of follow-up per person/year during the HC period in infants (10.5), pregnant women (6.6) and women (1.8) was significantly higher than the mean number of follow-up during the FP period in infants (6.7), pregnant women (5.6) and women (0.9). Rates of BCG and measles vaccinations were significantly higher during the FP period; however, rates of HBV and DPT were same. The mean number of outpatient services per person/year during the FP period (3.3) was significantly higher than HC period (2.8). Within non-communicable diseases, no difference was detected for hypertension prevalence. Within communicable diseases, there was no difference for rabies suspected bites but acute haemorrhagic gastroenteritis significantly decreased. The infant mortality rate and under five-year child mortality rate significantly increased during the FP period. Conclusion: Primary care services should be reorganized and integrated with public health services.
RKA) Puskesmas selama satu tahun. Renja tersebut disusun setelah mendapat arahan dari Dinas Kesehatan
  • Rencana Tahunan
  • Yang Berisi Rencana Kerja Dan Anggaran
Rencana tahunan, yang berisi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Puskesmas selama satu tahun. Renja tersebut disusun setelah mendapat arahan dari Dinas Kesehatan.
Manajemen Puskesmas (-.). Jakarta: Sagung seto
  • Arrimes
Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas (-.). Jakarta: Sagung seto.
Benefit Monitoring and Evaluation Proyek DHS-1. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
  • Ascobat Gani
  • Isti Ratnaningsih
  • Sarojini
Ascobat Gani, Isti Ratnaningsih, & Sarojini. 2008. Benefit Monitoring and Evaluation Proyek DHS-1. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI.
Modul Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT). Jakarta: Nisa Rindo Jaya Abadi
  • Ascobat Gani
Ascobat Gani,.[et al]. 2007. Modul Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT). Jakarta: Nisa Rindo Jaya Abadi.
Pedoman Reformasi Sektor Kesehatan "Health Sector Reform" (HSR). Jakarta: Nisa Rindo Jaya Abadi
  • Ascobat Gani
Ascobat Gani. 2007. Pedoman Reformasi Sektor Kesehatan "Health Sector Reform" (HSR). Jakarta: Nisa Rindo Jaya Abadi.
Best Practice and Lesson Learnt Proyek DHS-1. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
  • Ascobat Gani
Ascobat Gani. 2008. Best Practice and Lesson Learnt Proyek DHS-1. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI.
Supply Side Readiness. (Bahan untuk Health Sector Review-Bappenas
  • Bank Dunia
Bank Dunia. 2014. Supply Side Readiness. (Bahan untuk Health Sector Review-Bappenas 2014). Jakarta: World Bank