Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
ISSN: 2580-2569
Jurnal Pemberdayaan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, Hal. 56-63
Sumaryati dan mahasiswa KKN Reguler 61 divisi XI.A
56
PROGRAM BRIKET BIOARANG SEBAGAI PENGGANTI
BAHAN BAKAR ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT DESA
PANDOWAN
Sumaryati dan mahasiswa KKN Reguler 61 divisi XI.A
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstrak
Desa Pandowan terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desa Pandowan sebelah timur berbatasan dengan Desa Brosot, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Nomporejo dan Karangsewu, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Tirtorahayu, sedangkan sebelah utara berbatasan dengan Desa Brosot dan Kecamatan Lendah.
Salah satu kekayaan yang dimiliki masyarakat Desa Pandowan, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta
adalah lahan sawah yang luas, karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Setelah
musim panen, banyak limbah dari hasil penggilingan padi yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan
dengan maksimal. Limbah sekam biasanya hanya dimanfaatkan untuk pembakaran batu bata.
Karena banyaknya tumpukan limbah sekam tersebut dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pengolahan limbah sekam padi, maka mahasiswa KKN UAD membuat program kerja
yangdifokuskan untuk menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap pengolahan sekam padi
untuk menghasilkan briket bioarang sebagai bahan bakar alternatif dan keterampilan untuk
mengubah limbah sekam padi menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.
Katakunci: briket bioarang, sekam padi, Desa Pandowan
Abstract
PandowanVillage is located in Galur Sub District, KulonprogoRegency, Special Region of
Yogyakarta. Theeast side ofPandowan Village is bordered with Brosot Village, the south side is
bordered with Nomporejo Village and Karangsewu, the west side is bordered with Tirtorahayu
Village, while the north side is brodered with Brosot Village and Lendah Sub District. One of
community’s assets in Pandowan Village, Galur, KulonProgo, Yogyakarta is thewide rice field
because most of the residents are farmers. After harvest season, there are many piled upwastes from
rice millers that are not used maximally. Husk wastes are usually only used for brick kilns. Because
lots of husk waste pile ups, thus the studentsof KKN UAD arrange a program that is focused on
emerging the community’s sense in concerning of paddy husk wastes to produce briketbioarangas
an alternative fuel and skill to transform paddy husk wastes to be more economically valued.
Keywords: briketbioarang, paddy husk, Pandowan Village
Jurnal Pemberdayaan, Vol.1, No. 1, Juli 2017, hal. 56-63
ISSN: 2580-2569
Diterbitkan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Program Briket Bioarang Sebagai Pengganti Bahan Bakar Alternatif Bagi
Masyarakat Desa Pandowan 57
A. PENDAHULUAN
Energi merupakan suatu kompenen kebutuhan hidup yang sangat penting. Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah
kebentuk lain yang lebih bermanfaat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketersediaan
energi di bumi semakin hari semakin sedikit, hal tersebut merupakan masalah besar yang
dihadapi manusia dewasa ini.
Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, tanpa memperhitungkan
sumber cadangan minyak bumi yang tersisa, maka manusia akan kekurangan sumber
energi. Akibatnya manusia akan kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak bumi. Oleh
karena itu perlu dipikirkan bahan alternatif baru penghasil energi kalor yang lain.
Pemanfaatan bahan organik sebagi pengganti penghasil kalor merupakan hal yang tepat.
Karena bahan organik dipastikan selalu dapat diproduksi ulang oleh manusia.
Bahan-bahan organik dapat ditemukan di lingkungan sekitar, misalnya pada lahan-
lahan subur dan lahan pertanian. Lahan pertanian masih banyak ditemukan di area
pedesaan. Salah satu desa yang memiliki area persawahan yang luas adalah Desa
Pandowan. Desa Pandowan memiliki penduduk yang mayoritas bermata pencaharian
sebagai petani. Kebanyakan lahan pertanian di Desa Pandowan ditanami dengan tanaman
pangan dan didominasi oleh padi, karena makanan pokok masyarakat Indonesia adalah
beras. Beras diperoleh dari hasil pemisahan antara beras dan kulit beras. Hasil buangan dari
proses tersebut adalah kulit beras yang biasa dikenal sebagai sekam padi. Apabila limbah
pertanian sekam padi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kalor, maka
masyarakat Pandowan dapat lebih menghemat penggunaan minyak bumi dan gas alam
sebagai bahan bakar.
Beberapa permasalahan yang ditemukan di Desa Pandowan yaitu: 1). Banyaknya
tumpukan limbah sekam saat panen padi, 2). Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pengolahan limbah sekam padi yang biasanya hanya dimanfaatkan untuk pembakaran batu
bata. Masyarakat turut berperan serta dalam pengolahan sekam padi untuk menghasilkan
bahan bakar bioarang sebagai bahan bakar alternatif. Tanpa adanya peran dari masyarakat
setempat program yang telah direncanakan tersebut tidak akan berjalan dan hanya akan sia-
sia. Produksi padi dalam jumlah besar akan menghasilkan sekam padi yang merupakan
salah satu bentuk limbah pertanian yang selama ini hanya digunakan sebagai media tanam
atau dibuang dan dibakar sebagai sampah. Sebagai bahan biomassa, arang sekam padi
merupakan sumber karbon potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam
skala besar sehingga dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan
bakar minyak (BBM)/fosil (Yuliah, 2017).
Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi
alternatif yang mempunyai bentuk tertentu. Pemilihan proses pembriketan tentunya harus
mengacu pada segmen pasar agar di capai nilai ekonomi, teknis dan lingkungan yang
optimal. Pembriketan bertujuan untuk memperoleh suatu bahan bahar berkualitas yang
dapat digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti (Himawanto, 2003).
Sumber energi alternatif ini dapat memberikan kontribusi terhadap bauran energi
primer sebagai pengganti batubara apabila diolah secara optimal. Pengolahan arang sekam
ISSN: 2580-2569
Jurnal Pemberdayaan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, Hal. 56-63
Sumaryati dan mahasiswa KKN Reguler 61 divisi XI.A
58
padi menjadi briket merupakan salah satu cara pengemasan sekam padi yang efektif. Briket
arang sekam padi dapat menyimpan energi kalor rata-rata sebesar 4384.043 kJ/kg (Yuliah,
2017). Berdasarkan permasalahan yang ada, dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pengolahan limbah sekam padi, maka ditetapkan tujuan program KKN ini adalah untuk
memberdayakan masyarakat Desa Pandowan serta menumbuhkan rasa kepedulian
masyarakat terhadap pengolahan sekam padi untuk menghasilkan briket bioarang sebagai
bahan bakar alternatif dan keterampilan untuk mengubah limbah sekam padi menjadi
sesuatu yang bernilai ekonomi.
B. METODE PELAKSANAAN
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, program KKN di Desa Pandowan
dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi, persiapan bahan dan alat
utuk pembuatan briket, dan mempraktekkan pembuatan briket. Ringkasan metode
pelaksanaan tersaji pada table 1.
Tabel 1. Program, Kegiatan dan Mahasiswa yang terlibat
No Program Kegiatan JKEM Mahasiswa yang
terlibat
1 Sosialisasi Pengenalan limbah sekam 3x100” unit
Dampak limbah sekam 3x100”
Pengetahuan tentang cara
pembuatan briket bioarang
melalui video
3x100”
2 Persiapan Persiapan alat dan bahan
untuk membuat briket
bioarang
3x100” unit
3 Praktik Pembuatan briket bioarang
untuk bapak-bapak 3x100” unit
Praktek pembuatan briket
bioarang untuk ibu-ibu 3x100”
Uji coba briket bioarang I 3x100”
Uji coba briket bioarang 2 3x100”
Proses Sosialisasi Briket Bioarang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2017
dibalai desa Pandowan, Galur, Kulon Progo. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan
Dosen dari Universitas Ahmad Dahlan, Fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu Dr. Surahma
Asti Mulasari, S.Si., M.Kes. sebagai pemateri. Masyarakat sangat antusias saat proses
sosialisai yang disampaikan, hal itu dapat diketahui dengan lebih aktifnya masyarakat
dalam bertanya kepada pemateri terkait hal-hal yang sebelumnya tidak mereka ketahui.
Alat-alat yang digunakan pada proses pembuatan briket bioarang yaitu pipa dengan
diameter 8 cm yang digunakan sebagai cetakan untuk bioarang, kompor dan panci untuk
Jurnal Pemberdayaan, Vol.1, No. 1, Juli 2017, hal. 56-63
ISSN: 2580-2569
Diterbitkan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Program Briket Bioarang Sebagai Pengganti Bahan Bakar Alternatif Bagi
Masyarakat Desa Pandowan 59
tempat memanaskan tepung kanji, pengaduk, seng yang diberi lubang-lubang sebagai
tempat pembakaran, saringan, alat penumbuk, dan ember plastik. Bahan-bahan yang
diperlukan yaitu sekam padi, tepung kanji, daun-daun kering sebagai bahan untuk
pembakaran, dan air.
Proses Pembuatan Bioarang. Langkah pertama yang dilakukan yaitu pembakaran
sekam padi dengan alat menggunakan alat pembakaran yang sudah dibuat dari seng dengan
lubang-lubang kecil di sekelilingnya. Sekam padi dipanaskan dengan uap sampai warnanya
berubah menjadi hitam. Setelah sekam padi berubah warna dilakukan proses penumbukan
agar sekam menjadi halus dan mudah di cetak. Sebelum proses pencetakan, sekam padi
yang sudah halus diberikan sedikit tepung kanji yang sebelumnya sudah masak agar sekam
yang akan dicetak dapat merekat dengan mudah. Selanjutnya sekam padi yang sudah di
cetak dikeringkan dibawah sinar matahari 2-3 hari. Setelah briket bioarang kering maka
langsung diuji cobakan untuk pembakaran.
C. HASIL, PEMBAHASAN DAN DAMPAK
Gambar aktivitas mahasiswa KKN UAD dan masyarakat Padukuhan 2 Desa
Pandowan dalam program kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tersaji pada gambar
1, 2, 3 dan 4.
Gambar 1. Pemberian informasi tentang
pemanfaatan limbah sekam untuk masyarakat yang
tinggal di Padukuhan 2 Desa Pandowan.
Gambar 2. Persiapan alat dan bahan untuk
membuat briket bioarang
ISSN: 2580-2569
Jurnal Pemberdayaan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, Hal. 56-63
Sumaryati dan mahasiswa KKN Reguler 61 divisi XI.A
60
Gambar 3. Praktek pembuatan briket bioarang
Gambar 4. Produk briket bioarang
Gambar aktivitas mahasiswa KKN UAD dan masyarakat Padukuhan 3 Desa
Pandowan dalam program kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tersaji pada gambar
4,5,6 dan 7.
Gambar 5. Pemberian informasi tentang
pemanfaatan limbah sekam
Gambar 6. Persiapan alat dan bahan untuk
membuat briket bioarang
Gambar 7. Praktek pembuatan briket bioarang
Gambar 8. Produk briket bioarang
Jurnal Pemberdayaan, Vol.1, No. 1, Juli 2017, hal. 56-63
ISSN: 2580-2569
Diterbitkan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Program Briket Bioarang Sebagai Pengganti Bahan Bakar Alternatif Bagi
Masyarakat Desa Pandowan 61
Gambar aktivitas mahasiswa KKN UAD dan masyarakat Padukuhan 4 Desa
Pandowan dalam program kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tersaji pada gambar
9,10, 11 dan 12.
Gambar 9. Pemberian informasi tentang
pemanfaatan limbah sekam untuk masyarakat yang
tinggal di Padukuhan 4 Desa Pandowan
Gambar 10. Persiapan alat dan bahan untuk
membuat briket bioarang
Gambar 11. Praktek pembuatan briket bioarang
Gambar 12. Produk briket bioarang
Program kerja pembuatan briket bioarang dilakukan sebagai program kerja tematik
KKN Reguler 61 divisi XI.A Universitas Ahmad Dahlan. Pembuatan briket bioarang
memanfaatkan limbah pertanian yaitu sekam padi yang jumlahnya melimpah setelah
musim panen tiba. Selain sebagai pemanfaatan limbah, kegiatan ini juga bertujuan untuk
memberikan informasi pada warga Desa Pandowan keuntungan dari penggunaanbriket
bioarang dari sekam padi.
KKN UAD XI.A yang ditempatkan di Desa Pandowan dibagi menjadi 3
Padukuhan dengan setiap unit berjumlah 9 orang. Pada Padukuhan 2 ditempati oleh XI.A.2,
Padukuhan 3 (Diren) ditempati oleh XI.A.1, dan Padukuhan 4 (Prembulan) ditempati oleh
XI.A.3. Dari masing-masing unit memiliki program kerja tematik yaitu kepedulian
ISSN: 2580-2569
Jurnal Pemberdayaan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, Hal. 56-63
Sumaryati dan mahasiswa KKN Reguler 61 divisi XI.A
62
masyarakat terhadap pengolahan sekam padi untuk menghasilkan bahan bakar bioarang
sebagai bahan bakar alternatif.
Warga Desa Pandowan sangat antusias dengan adanya program pembuatan briket
bioarang ini, terbukti dengan semangat warga yang ingin melakukan sendiri proses
mencetak briket bioarang. Proses pembutan bioarang ini terbilang cukup lama pada saat
proses pembakaran sekam dengan uap panas, jika konsistensi panas tidak rata
menyebabkan waktu pembakaran menjadi semakin lama. Selain proses pembakaran, roses
penjemuran juga membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2-3 hari dibawah sinar
matahari.
Pada mulanya sebelum ada sosialisasi briket bioarang masyarakat tidak
mengetahui limbah sekam yang menumpuk saat panen padidapat dioleh menjadi sesuatu
yang menguntungkan masyarakat. Biasanya masyarakat menggunakan limbah sekam
hanya untuk alas kandang ayam, abu gosok, bahan bakar tungku, dan untuk membakar bata
merah, sehingga pemanfaatannya kurang maksimal. Cara memanfaatkan limbah sekam
dengan dibakar tersebut justru akan mempengaruhi kualitas udara. Sehingga dengan
adanya program yang dilaksanakan oleh KKN UAD XI.A, dapat mengubah pola pikir
masyarakat untuk membuat sendiri briket bioarang tanpa mencemari lingkungan sekitar
dan membuat bahan bakar alternatif.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan briket bioarang antara lain adalah
biayanya yang murah, alat dan bahan mudah didapat, dan cara pembuatannya yang mudah.
Disisi lain penggunaan briket bioarang tidak memberi dampak negatif terhadap lingkungan,
justru membuat lingkungan menjadi bersih dan sehat karena memanfaatkan sampah
organik dan sekam padi yang semula merupakan limbah.
Secara terperinci banyak keuntungan yang diperoleh jika menggunakan briket
bioarang antara lain sebagai berikut:
1. Biaya lebih murah dibandingkan dengan minyak tanah
2. Tidak perlu berkali- kali mengipasi atau menambah dengan bahan bakar yang
baru.
3. Briket bioarang memiliki masa bakar jauh lebih lama.
4. Penggunaan briket bioarang relatif lebih aman karena nyalanya ada di tengah
tungku dan tidak akan bocor.
5. Briket bioarang mudah disimpan dan dipindahkan-pindahkan.
6. Briket bioarang menghasilkan aroma lebih sedap, baik bagi orang yang
menggunakannya maupun bagi masakan yang diolahnya.
D. KESIMPULAN
KKN UAD memiliki program dalam memberdayakan masyarakat yaitu
pemanfaatan limbahsekam padi yang ada di lingkungan desa Pandowan, Galur, Kulon
Progomenjadi briket bioarang yang dapat dijadikan salah satu bahan bakar alternatif.
Jurnal Pemberdayaan, Vol.1, No. 1, Juli 2017, hal. 56-63
ISSN: 2580-2569
Diterbitkan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Program Briket Bioarang Sebagai Pengganti Bahan Bakar Alternatif Bagi
Masyarakat Desa Pandowan 63
DAFTAR PUSTAKA
Pandowan. 2017. Profil Desa Pandowan. Kulon Progo: Balai Desa Pandowan
Himawanto, D. A. 2003. Pengelohan Limbah Pertanian menjadi Biobriket Sebagai Salah
Satu Bahan Bakar Alternatif. Laporan Penelitian. Surakarta: UNS
Yuliah, Y, Suryaningsih, S, Ulfi, K, 2017, Penentuan Kadar Air Hilang Dan Volatile
Matter Pada Bio-Briket Dari Campuran Arang Sekam Padi Dan Batok Kelapa,
Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika Vol. 01, No. 01