ArticlePDF Available

IMPLEMENTASI MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

Authors:

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017 melalui implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017. Skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi meningkat dari siklus I sebesar 67,30% menjadi 90,92% atau meningkat sebesar 23,62%. Pada siklus I, rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pada pre test sebesar 45,82 meningkat menjadi 85,00 pada post test atau meningkat sebesar 39,18. Pada siklus II, nilai rata-rata Hasil Belajar Akuntansi siswa pada pre test sebesar 42,54 meningkat menjadi 82,40 pada post test atau meningkat sebesar 39,86.Kata Kunci: Aktivitas Belajar Akuntansi, Hasil Belajar Akuntansi, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
1
IMPLEMENTASI MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
THE IMPLEMENTATION OF TGT METHOD TO IMPROVE ACCOUNTING
LEARNING ACTIVITY AND LEARNING OUTCOME
Oleh:
Nita Lestari
Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
ni3tha94@gmail.com
Sukanti
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017
melalui implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK
Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017. Skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi meningkat dari
siklus I sebesar 67,30% menjadi 90,92% atau meningkat sebesar 23,62%. Pada siklus I, rata-rata Hasil
Belajar Akuntansi pada pre test sebesar 45,82 meningkat menjadi 85,00 pada post test atau meningkat
sebesar 39,18. Pada siklus II, nilai rata-rata Hasil Belajar Akuntansi siswa pada pre test sebesar 42,54
meningkat menjadi 82,40 pada post test atau meningkat sebesar 39,86.
Kata Kunci: Aktivitas Belajar Akuntansi, Hasil Belajar Akuntansi, Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament
Abstract
This study aimed to improve student’s accounting learning activity and learning outcome of
class XI Accounting 3 SMK Negeri 1 Godean Academic Year of 2016/2017 by implementing
cooperative learning method type teams games tournament. The data collection techniques used
participant observation, test and documentation. The data analysis technique in this research used
quantitative descriptive data analysis. Based on the research result, it can be conclude that the
implementation of cooperative learning method type teams games tournament was able to improve
student’s accounting learning activity and learning outcome of class XI accounting 3 SMK Negeri 1
Godean academic year of 2016/2017. The average score of accounting learning activity increase
from the cycle I of 67,30% to 90,92% on the cycle to or increased of 23,62%. On the cycle I, the
average score of accounting learning outcome in pre test of 45,82 increased to 85,00 in the post test
or increased of 39,18. On the cycle II, the average score of accounting learning outcome in pre test of
42,54 increased to 82,40 in the post test or increased of 39,86.
Keyword : Accounting Learning Activity, Accounting Learning Outcome, Cooperative Learning
Method Type Teams Games Tournament.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
2
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan
penting dalam memajukan kehidupan suatu
bangsa. Menurut P.H Coombs, pendidikan
mencakup berbagai komponen yang saling
mempengaruhi, di antaranya: tujuan dan
prioritas, peserta didik, manajemen, struktur
dan jadwal waktu, isi/ materi, guru dan
pelaksana, alat dan sumber belajar, fasilitas,
teknologi, pengawasan mutu, penelitian dan
biaya pendidikan (Zainal Arifin, 2013: 39-
40). Kombinasi yang tepat dari berbagai
komponen tersebut akan menentukan
keberhasilan pendidikan. Dalam proses
pendidikan, guru memegang peranan yang
sangat penting. Selain sebagai perencana
dan pelaksana pembelajaran, guru juga
berperan dalam menilai proses dan hasil
belajar peserta didik melalui kegiatan
evaluasi. Secara umum, evaluasi dilakukan
dengan tujuan untuk melihat sejauh mana
kemajuan belajar para siswa telah tercapai
dalam program pendidikan yang telah
dilaksanakan (Oemar Hamalik, 2011: 211).
Melalui kegiatan evaluasi inilah
keberhasilan pendidikan diukur.
Pendidikan tidak hanya ditujukan
untuk mencapai hasil belajar, tetapi juga
melibatkan proses belajar yang terjadi dalam
diri anak. Proses dan hasil belajar
merupakan dua hal yang saling berkaitan, di
mana hasil merupakan akibat dari proses
(Nana Sudjana, 2013: 3). Dalam proses
belajar mengajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar
tidak mungkin berlangsung dengan baik
(Sardiman A.M, 2011:97). Pembelajaran
harus berorientasi kepada siswa dan
menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dengan menjadikan siswa sebagai subjek
belajar, diharapkan kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan efektif dan optimal.
Efektifitas kegiatan belajar mengajar ini
pada akhirnya akan berdampak pada
meningkatnya Hasil Belajar Akuntansi.
Hasil Belajar Akuntansi merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
hasil dari proses belajar mengajar akuntansi
dan mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ketiga bidang tersebut
merupakan objek penilaian hasil belajar.
Hasil Belajar Akuntansi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor-faktor itulah yang
mengakibatkan Hasil Belajar Akuntansi
antara siswa satu dengan siswa yang lain
mungkin berbeda.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2
September 2016 di kelas XI Akuntansi 3
SMK Negeri 1 Godean tahun ajaran
2016/2017, diketahui bahwa Aktivitas
Belajar Akuntansi siswa masih rendah. Hal
ini ditunjukkan dari 33 siswa, hanya 5 siswa
(15,15%) yang aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan serta 18 siswa (54,55%) yang
aktif mencatat. Selain itu, masih terdapat 10
siswa (30,30%) yang justru melakukan
aktivitas lain di luar konteks pembelajaran.
Mereka tidak mendengarkan penjelasan
guru dan justru berbicara dengan teman
sebangkunya.
Berdasarkan hasil dokumentasi nilai
ulangan harian pada Standar Kompetensi
Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk,
juga diketahui bahwa Hasil Belajar
Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi 3 SMK
Negeri 1 Godean tahun ajaran 2016/2017
masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari 33
siswa, sebanyak 20 siswa (60,61%) belum
mencapai KKM. Adapun besarnya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan adalah sebesar 78. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara diketahui
bahwa rendahnya Aktivitas Belajar dan
Hasil Belajar Akuntansi ini dipengaruhi oleh
metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru masih konvensional, yakni
menggunakan metode ceramah. Hal ini
menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang
termotivasi untuk mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu,
diperlukan pemilihan metode pembelajaran
yang tepat agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2010: 229-233), ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
3
metode mengajar, yaitu: kesesuaian dengan
tujuan, perbedaan individual peserta didik,
kemampuan guru, sifat bahan pelajaran,
situasi kelas, fasilitas yang tersedia, serta
kelebihan dan kelemahan metode. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan
guru adalah model pembelajaran kooperatif.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif
sangat dianjurkan oleh para ahli. Hal ini
dikarenakan, model pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa keunggulan, yaitu
mengurangi ketergantungan siswa terhadap
guru, memberdayakan siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar,
meningkatkan prestasi akademik, dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa (Wina
Sanjaya, 2013: 249-250).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas. Menurut Pardjono (2007:
12), Penelitian Tindakan Kelas merupakan
salah satu jenis penelitian tindakan yang
dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelasnya. Penelitian
Tindakan Kelas ini menggunakan empat
komponen penelitian dalam setiap langkah,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI
Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean yang
beralamat di Kowanan, Sidoagung, Godean,
Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini
dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan. Tahap persiapan dimulai pada
bulan Oktober 2016, sedangkan tahap
pelaksanaan dan pelaporan dilakukan pada
bulan November 2016 sampai dengan bulan
Januari 2017.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1
Godean tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri
dari 33 siswa. Objek dalam penelitian ini
adalah Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi 3 SMK
Negeri 1 Godean.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan dalam
empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Keempat tahap tersebut membentuk sebuah
siklus. Penelitian ini telah dilaksanakan
dalam dua siklus. Berikut ini adalah
prosedur penelitian yang dilakukan:
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
menyiapkan berbagai hal yang akan
digunakan dalam penelitian yaitu
menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament pada materi pokok
Pemakaian Biaya Tenaga Kerja,
membuat jadwal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, menyiapkan materi
tentang Pemakaian Biaya Tenaga
Kerja, menyiapkan soal pre test dan
post test, menyiapkan soal turnamen
dan soal cadangan, membuat pedoman
observasi, menyiapkan format catatan
lapangan, membagi siswa ke dalam 8
kelompok secara heterogen,
Menyiapkan name tag yang berisi
nomor presensi siswa, nomor meja
dan kartu rekap skor, menyiapkan
power point, 4 buah papan, 4 spidol
dan kertas HVS, dan
mengkonsultasikan kepada guru yang
bersangkutan mengenai semua
persiapan yang telah dilakukan.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk mengimplementasikan
perencanaan yaitu guru melaksanakan
proses pembelajaran dengan
mengimplementasikan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
4
Tahap pelaksanaan yang dilakukan di
kelas disesuaikan dengan RPP yang
dibuat yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti (tahap
mengajar, belajar tim, games, dan
tournament) dan kegiatan penutup.
Pada tahap ini juga dilakukan
pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung. Fokus
pengamatan dilakukan untuk
mengamati Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Akuntansi.
3) Refleksi
Dalam tahap ini, dilakukan
evaluasi mengenai pelaksanaan
tindakan yang telah dilaksanakan
berdasarkan hasil pre test, post test,
lembar observasi dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Hasil refleksi ini
digunakan untuk memperbaiki
kegiatan pada siklus II jika pada siklus
I belum menunjukkan hasil yang
optimal.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus
II secara garis besar hampir sama
dengan siklus I. Hanya saja, pada
siklus II ini terdapat beberapa upaya
perbaikan yang diperlukan
berdasarkan hasil penelitian pada
siklus I. Materi pokok pada siklus II
yaitu Pemakaian Biaya Overhead
Pabrik.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus
II sama dengan siklus I. Proses
pembelajaran disesuaikan dengan RPP
yang telah dibuat. Materi yang
disampaikan dalam siklus II yaitu
Pemakaian Biaya Overhead Pabrik.
Pada tahap ini juga dilakukan
pengamatan terhadap Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Akuntansi.
3) Refleksi
Tahap refleksi pada siklus II
dilakukan untuk mengetahui
peningkatan Aktivitas Belajar dan
Hasil Belajar Akuntansi dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada
siklus I dan siklus II. Hal ini berguna
untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu apakah akan
menambah siklus atau tidak. Jika
peningkatan yang diharapkan telah
tercapai, maka tidak perlu dilakukan
penambahan siklus.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi partisipatif, tes, dan dokumentasi.
Observasi partisipatif dilakukan untuk
mengamati Aktivitas Belajar Akuntansi,
sedangkan tes digunakan untuk mengukur
Hasil Belajar Akuntansi ranah kognitif
(pengetahuan, pemahaman, dan penerapan)
tentang materi Pemakaian Biaya Tenaga
Kerja dan Pemakaian Biaya Overhead
Pabrik. Selain itu, dokumentasi juga
diperlukan untuk memperoleh data jumlah
siswa dan data Hasil Belajar Akuntansi
sebagai data awal penelitian.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembar observasi,
tes, dan catatan lapangan. Lembar observasi
ini disusun dengan menggunakan rating
scale di mana di dalamnya memuat
indikator Aktivitas Belajar Akuntansi yang
diamati dan pedoman penskorannya. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk soal uraian dan objektif yang
pembuatannya dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan guru yang bersangkutan. Tes
yang diberikan berupa soal pre test dan post
test untuk mengukur peningkatan Hasil
Belajar Akuntansi. Catatan lapangan
digunakan untuk mencatat berita acara
pelaksanaan pembelajaran berupa catatan
kejadian seperti interaksi siswa dengan guru,
siswa dengan siswa, dan lain sebagainya.
Catatan lapangan dibuat untuk setiap
siklusnya.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
5
Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif Kuantitatif
1) Analisis kualitas tes
Analisis kualitas tes ini dapat
dilihat dari validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan
pola jawaban soal. Analisis dilakukan
dengan menggunakan sofware Anates
V4.
2) Menghitung skor Aktivitas Belajar
Akuntansi
Perhitungan persentase rata-rata
Aktivitas Belajar Akuntansi siswa
dengan menggunakan rumus: x
100%
3) Menghitung Peningkatan Hasil Belajar
Akuntansi
Peningkatan Hasil Belajar
Akuntansi dapat diketahui dengan
menggunakan rumus berikut:
Me =
Selain itu, ketuntasan Hasil Belajar
Akuntansi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
KB = x
100%
b. Penyajian data
Data yang telah diolah kemudian
akan disajikan ke dalam bentuk tabel dan
grafik. Dari tabel dan grafik tersebut
kemudian akan dinarasikan agar lebih
mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan
tahap akhir dalam analisis data. Setelah
data disajikan, data akan diambil intisari
untuk kemudian dituliskan dalam bentuk
pernyataan yang memiliki makna lebih
tegas atas hasil analisis yang telah
dilakukan.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Aktivitas
Belajar Akuntansi dalam penelitian ini yaitu
apabila terjadi peningkatan skor rata-rata
Aktivitas Belajar Akuntansi dari siklus I ke
siklus II. Selain itu, indikator keberhasilan
Aktivitas Belajar Akuntansi juga dapat
dicapai apabila terdapat minimal 75% dari
jumlah siswa dalam satu kelas yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Indikator keberhasilan Hasil Belajar
Akuntansi dalam penelitian ini yaitu apabila
terjadi peningkatan skor rata-rata Hasil
Belajar Akuntansi pada siklus I dan siklus
II. Selain itu, indikator keberhasilan dalam
penelitian ini juga dapat dicapai apabila
terdapat minimal 75% dari jumlah siswa
dalam satu kelas yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu sebesar
78.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan
membuktikan bahwa implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament dapat meningkatkan
Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi 3 SMK
Negeri 1 Godean tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini dilaksanakan melalui dua
siklus di mana siklus I dilaksanakan pada
tanggal 16 November 2016, sedangkan
siklus II dilaksanakan pada tanggal 18
November 2016. Proses pembelajaran
dengan implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
pada siklus I dan siklus II menunjukkan
adanya peningkatan Aktivitas Belajar
Akuntansi. Peningkatan skor rata-rata
Aktivitas Belajar Akuntansi pada siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
6
Tabel 1. Peningkatan Skor Aktivitas
Belajar Akuntansi pada Siklus
I dan Siklus II
N
o
Indikator
Skor
Aktivitas
Belajar
Akuntansi
Siklus...
Peningka
tan (I-II)
I
(%
)
II
(%)
Abs
olut
(%)
Rela
tif
(%)
1
Membaca
materi
pelajaran
71,
72
95,2
4
23,5
2
32,7
9
2
Memperha
tikan
penjelasan
terkait
materi
pelajaran
yang
disampaik
an.
75,
76
89,2
9
13,5
3
17,8
6
3
Mengajuk
an
pertanyaan
terkait
materi
pelajaran
yang
disampaik
an.
33,
33
82,1
4
48,8
1
146,
44
4
Memberik
an
pendapat
dan
jawaban
terkait
materi
pelajaran
yang
disampaik
an.
47,
47
79,7
6
32,2
9
68,0
2
5
Melakuka
n diskusi
kelompok
78,
79
97,6
2
18,8
3
23,9
0
6
Mendenga
rkan
77,
78
95,2
4
17,4
6
22,4
5
Indikator
Skor
Aktivitas
Belajar
Akuntansi
Siklus...
Peningka
tan (I-II)
I
(%
)
II
(%)
Abs
olut
(%)
Rela
tif
(%)
penjelasan
terkait
materi
pelajaran
yang
disampaik
an.
Mencatat
materi
pelajaran
58,
59
88,1
0
29,5
1
50,3
7
Mengerjak
an soal pre
test dan
post test
yang
diberikan.
94,
95
100,
00
5,05
5,32
Skor Rata-
Rata
Aktivitas
Belajar
Akuntansi
67,
30
90,9
2
23,6
2
35,1
0
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi
meningkat dari siklus I yaitu sebesar
67,30% menjadi 90,92% pada siklus II,
dimana terjadi peningkatan absolut sebesar
23,62% dan peningkatan relatif sebesar
35,10%. Peningkatan Aktivitas Belajar
Akuntansi ini juga bisa dilihat secara
individual, yaitu dengan menentukan
jumlah siswa yang telah mencapai indikator
Aktivitas Belajar Akuntansi atau siswa yang
mempunyai skor Aktivitas Belajar
Akuntansi ≥ 75% pada siklus I dan siklus II.
Peningkatan terrsebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
7
Tabel 2. Peningkatan Skor Aktivitas
Belajar Akuntansi pada Siklus
I danSiklus II
Kat
ego
ri
Siklus I
Siklus II
Penin
gkata
n (I-
II)
Fr
ek
ue
nsi
%
Fr
ek
ue
nsi
%
N
75
%
7
21,2
1
28
100,
00
78,79
Sumber: Data Primer yang Diolah
Keterangan: N = Persentase Skor Rata-
Rata Aktivitas Belajar
Akuntansi
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa secara individual, jumlah
siswa yang memperoleh skor Aktivitas
Belajar Akuntansi 75% pada siklus I
sebanyak 7 siswa (21,21%) meningkat
menjadi 28 orang (100%) pada siklus II. Hal
ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
sebanyak 21 siswa (78,79%). Peningkatan
Aktivitas Belajar Akuntansi ini telah
mencapai indikator Aktivitas Belajar
Akuntansi yang telah ditentukan. Oleh sebab
itu, hipotesis tindakan dinyatakan sudah
terjawab.
Proses pembelajaran dengan
implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
pada siklus I dan siklus II juga menunjukkan
adanya peningkatan Hasil Belajar
Akuntansi, khususnya ranah kognitif.
Peningkatan nilai rata-rata Hasil Belajar
Akuntansi pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Peningkatan Nilai Rata-Rata
Hasil Belajar Akuntansi pada
Siklus I dan Siklus II
Si
kl
u
s
Nilai Rata-Rata
Kelas
Peningkatan
Pre
Test
Post
Test
Absol
ut
Relatif
(%)
I
45,82
85,00
39,18
85,51
II
42,54
82,40
39,86
93,70
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata
Hasil Belajar Akuntansi pada siklus I dan
siklus II setelah adanya implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament. Rata-rata Hasil Belajar
Akuntansi pada pre test siklus I sebesar
45,82 meningkat menjadi sebesar 85,00
pada post test atau meningkat sebesar 39,18
atau 85,51%. Pada siklus II, nilai rata-rata
Hasil Belajar Akuntansi pada pre test
sebesar 42,54 meningkat menjadi sebesar
82,40 pada post test atau meningkat sebesar
39,86 atau 93,70%.
Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi
juga dapat dilihat dari peningkatan
ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi pada
siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah
tabel ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi
pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4. Peningkatan Ketuntasan Hasil
Belajar Akuntansi pada Siklus I
dan Siklus II
Sumber: Data Primer yang Diolah
Keterangan: N = Nilai
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
telah terjadi peningkatan Hasil Belajar
Akuntansi setelah adanya implementasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament. Ketuntasan Hasil
Belajar Akuntansi pada pre test siklus I
sebesar 12,12% meningkat menjadi 72,73%
pada post test atau meningkat sebesar
60,61%. Pada siklus II, ketuntasan Hasil
Belajar Akuntansi pada pre test 0,00%
meningkat menjadi 78,57% pada post test
atau meningkat sebesar 78,57%. Dengan
Si
kl
us
Ketuntasan Hasil Belajar
Akuntansi
Peni
ngka
tan
(%)
Pre Test
Post Test
N
78
%
N ≥
78
%
I
4
12,12
24
72,73
60,6
1
II
0
0,00
22
78,57
78,5
7
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
8
demikian dapat disimpulkan bahwa
peningkatan Hasil Belajar Akuntansi telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan sehingga hipotesis tindakan
dinyatakan sudah terjawab.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament dapat meningkatkan
Aktivitas Belajar Akuntansi siswa kelas
XI akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean
tahun ajaran 2016/2017. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan skor rata-
rata Aktivitas Belajar Akuntansi dan
peningkatan jumlah siswa yang
memperoleh skor Aktivitas Belajar
Akuntansi 75% dari siklus I ke siklus
II. Skor rata-rata Aktivitas Belajar
Akuntansi meningkat dari siklus I sebesar
67,30% menjadi 90,92% pada siklus II,
atau meningkat sebesar 23,62% atau
35,10%. Jumlah siswa yang memperoleh
skor Aktivitas Belajar Akuntansi 75%
meningkat dari siklus I sebanyak 7 siswa
(21,21%) menjadi 28 siswa (100%) pada
siklus II atau meningkat sebesar 78,79%.
b. Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament dapat meningkatkan Hasil
Belajar Akuntansi siswa kelas XI
akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean tahun
ajaran 2016/2017. Hal ini dibuktikan
dengan peningkatan nilai rata-rata Hasil
Belajar Akuntansi dan peningkatan
ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi dari
siklus I ke siklus II. Rata-rata Hasil
Belajar Akuntansi pada pre test siklus I
sebesar 45,82 meningkat menjadi sebesar
85,00 pada post test atau meningkat
sebesar 39,18 atau 85,51%. Pada siklus
II, rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pada
pre test sebesar 42,54 meningkat menjadi
sebesar 82,40 pada post test atau
meningkat sebesar 39,86 atau 93,70%.
Ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi pada
pre test siklus I sebesar 12,12%
meningkat menjadi 72,73% pada post test
atau meningkat sebesar 60,61%. Pada
siklus II, ketuntasan Hasil Belajar
Akuntansi pada pre test 0,00%
meningkat menjadi 78,57% pada post test
atau meningkat sebesar 78,57%.
Saran
a. Bagi Guru
1) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament sebaiknya
lebih sering digunakan karena terbukti
dapat meningkatkan Aktivitas Belajar
dan Hasil Belajar Akuntansi. Bahkan,
bila perlu diuji cobakan pada materi
pokok lain.
2) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament sebaiknya
tidak diimplementasikan dalam waktu
singkat agar proses pembelajaran lebih
optimal. Hal ini ditujukan agar guru
memiliki cukup waktu untuk
penyampaian materi dan siswa
memiliki cukup waktu untuk kegiatan
diskusi dan tanya jawab.
b. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain sebaiknya juga
meneliti respon siswa terhadap
implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament. Hasil angket respon siswa
selanjutnya dapat digunakan untuk
perbaikan dan penyempurnaan dalam
penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik (2011). Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Lembaga Penelitian UNY.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 1, Tahun 2017
Nita Lestari & Sukanti
1 9
9
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. (2013). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Zainal Arifin. (2013). Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AKL 2 SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2019/2020 melalui implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi meningkat dari siklus I sebesar 73,44% menjadi 88,47% pada siklus II. Rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pada pre test siklus I sebesar 32,27 meningkat menjadi 76,63 pada post test. Pada siklus II, rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pre test sebesar 30,81 meningkat menjadi 88,80 pada post test. Ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi pada I sebesar 65,71%. Pada siklus II, Ketuntasan Hasil Belajar Akuntansi sebesar 88,57%.Kata kunci: Aktivitas Belajar Akuntansi, Hasil Belajar Akuntansi, TGT.
Article
Full-text available
The aplication of learning of biology often deviates from the planning. The problem that comes is low students activities in learning, because not all students participate in learning. The couple card teams tournament (CCTT) learning model was developed to solve these problems, so that each student was actively involved in learning. The objective of this study is to describe the impact of the application of CCTT learning model on learning activities of students Class XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat. This study was a descriptive research, the subjects were the 30 of class XII IPA 2 school year 2018/2019. Research data were collected through observation and documentation methods. The data were analyzed qualitatively through reduction and display of data, and make conclusions. The results showed that CCTT learning model was successfully applied in Class XII IPA 2, which is seen from the average of scores in answering other groups questions by 5,50, which means that each group answered 6 correct answers in each round. The application of this learning model has triggered biology learning activities of students, which can be seen that 25 students involved in learning, with average achievement of sub-indicators of learning activities up to 83.33% in the very active category. The results confirmed that CCTT learning model has a good impact on learning activities and was appropriate applied to triggered students learning activities in subject of biology. Keywoards: CCTT Learning Model, Learning Activities, Biology Abstrak : Pembelajaran biologi dalam penerapannya kerap tidak sesuai dengan perencanaan. Masalah yang muncul ialah aktivitas siswa yang rendah karena tidak semua siswa ikut serta dalam pembelajaran. Model pembelajaran couple card teams tournament (CCTT) dikembangan untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga setiap siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dampak penerapan model pembelajaran CCTT terhadap aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa kelas XII IPA 2 tahun pelajaran 2018/2019. Data penelitian dikumpulkan melalui metode pengamatan dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif melalui tahapan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CCTT berhasil diterapkan di kelas XII IPA 2, yang terlihat dari rata-rata capaian nilai siswa dalam menjawab pertanyan kelompok lain sebesar 5,50 yang artinya rata-rata setiap kelompok menjawab 6 jawaban benar dalam setiap putaran. Penerapan model pembelajaran CCTT dapat memicu aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 pada mata pelajaran biologi, yang terlihat dari rata-rata 25 siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran, dengan rata-rata capaian sub-indikator aktivitas belajar hingga 83,33% dalam kategori sangat aktif. Hasil tersebut menegaskan bahwa model pembelajaran CCTT sangat baik diterapkan untuk memicu aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Kata kunci: model pembelajaran CCTT, aktivitas belajar, pembelajaran biologi
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
  • A M Sardiman
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis
  • Syaiful Bahri Djamarah
Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. Wina Sanjaya. (2013).
  • Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Zainal Arifin. (2013).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  • Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.