ArticlePDF Available

Daun Mangga (Mangifera indica L): Potensi Baru Penyembuh Luka Sayat

Authors:

Abstract

The use of antiseptics in wounds can cause long-term side effects. This study aims to determine the potential of mango leaves (Mangifera indica L) as a natural ingredient for healing wounds. This true experimental research used six treatment groups. This study used a completely randomized design of four repetitions using 24 samples of white rats (Rattus norvegicus) taken randomly. The results of the Anova statistical test showed that there was a difference in the effect of giving mango leaf extract to incisive wound healing. The results showed that a concentration of 20% showed a faster recovery time of 7.25 days with an average wound closure of 4.02 mm. This indicates that the extract of mango leaves has the potential to be used as a healing wound for the incision.
Biologi dan Pendidikan Biologi (2018), 11:2 p.96-106
http://biota.ac.id/index.php/jb DOI: http://dx.doi.org/10.20414/jb.v11i2.128
DAUN MANGGA (Mangifera indica L): POTENSI BARU
PENYEMBUH LUKA SAYAT
Mango Leaves (Mangifera indica L): A new potent of a healing
wound for the incision
Arista Mutiara Risa, Yuni Pantiwati, Nurul Mahmudati,
Husamah, Fuad Jaya Miharja*
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, Malang,
Jawa Timur, Indonesia
*Corresponding author: fuad.jayamiharja@umm.ac.id
Abstract
The use of antiseptics in wounds can cause long-term side effects. This
study aims to determine the potential of mango leaves (Mangifera indica
L) as a natural ingredient for healing wounds. This true experimental
research used six treatment groups. This study used a completely
randomized design of four repetitions using 24 samples of white rats
(Rattus norvegicus) taken randomly. The results of the Anova statistical
test showed that there was a difference in the effect of giving mango leaf
extract to incisive wound healing. The results showed that a
concentration of 20% showed a faster recovery time of 7.25 days with
an average wound closure of 4.02 mm. This indicates that the extract of
mango leaves has the potential to be used as a healing wound for the
incision.
Key Words: Mango leaves; extract; wound healing
PENDAHULUAN
Luka terbuka sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
jika dibiarkan dan tidak diobati dapat berpotensi mengalami
infeksi seperti gangren, tetanus, dan sebagainya. Upaya untuk
mencegah terjadinya infeksi, dibutuhkan obat luka yang bersifat
antiseptik, salah satunya adalah povidone iodine yang sering
dipakai di kalangan masyarakat. Povidone iodine cocok untuk
mengobati infeksi yang diakibatkan oleh bakteri atau
Efektifitas Pemberian Suplemen
Volume 11, Nomor 2, Desember 2018
97
mikroorganisme lain. Namun povidone iodine ternyata
mempunyai dampak negatif, seperti dapat menyebabkan iritasi
pada luka, reaksi toksik, kulit terbakar, perubahan warna kulit
dan menghambat pembentukan fibroblas (Atik & Iwan, 2009;
Balin & Pratt, 2002; Rahmawati, 2014; Vogt et al., 2006).
Adanya dampak negatif tersebut menyebabkan timbulnya
pergeseran perspektif dari penggunaan bahan kimia ke bahan
yang bersifat alami. Hingga saat ini, banyak riset telah dilakukan
untuk menemukan ekstrak bahan alami yang dapat menstimulasi
dan meningkatkan regenerasi penyembuhan luka (Amaliya,
Soemantri, & Utami, 2013; Wijaya, Citraningtyas, & Wehantouw,
2014; Yanti, Afrianti, & Afriani, 2011). Penggunaan ekstrak bahan
alami umumnya merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat tradisional secara turun-temurun. Ekstrak bahan
alami merupakan agen penyembuh luka yang mampu melawan
infeksi dan mempercepat penyembuhan luka (Ferdinandez, Dada,
& Damriyasa, 2013). Kemampuan penyembuhan luka tidak lepas
dari kandungan senyawa aktif dalam bahan alami tersebut seperti
alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid (Hasibuan, Yuniwarti, &
Suedy, 2015). Keberadaan senyawa metabolit tersebut berperan
penting dalam reaksi biokimia sebagai pemacu proliferasi pada
saat pembentukan fibroblas dan kolagen.
Salah satu tanaman yang memiliki kandungan metabolit
tersebut adalah mangga (Mangifera indica L). Pemanfaatan
mangga masih terbatas pada konsumsi buah, padahal daun
mangga merupakan bagian tubuh potensial yang pemanfaatannya
belum optimal. Namun demikian sudah banyak penelitian yang
menggunakan daun mangga sebagai zat anti bakteri, anti diabetes,
dan sebagai antijamur (Kurniasih, 2016; Ningsih, Zusfahair, &
Mantari, 2017; Syah, Suwendar, & Mulqie, 2015). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun
mangga (Mangifera indica L.) terhadap penyembuhan luka sayat
pada tikus putih (Rattus norvegicus).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Maret hingga
April 2018. Jenis penelitian adalah true experimental research
Risa, A.M. et al
Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi
98
dengan menggunakan daun mangga (Mangifera indica L.) varietas
Manalagi. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
umur 2 bulan dan berat badan kira-kira 150-200 gr yang
diperoleh dari “Wistar Farm” Malang. Sampel yang digunakan
sebanyak 24 ekor tikus putih yang dibagi dalam 6 kelompok yaitu
kelompok kontrol positif, kontrol negatif, 4 kelompok perlakuan
yaitu konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20%. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Parameter yang diamati adalah penyembuhan luka sayat,
meliputi panjang luka sayat, lama waktu hilangnya eritema, lama
waktu hilangnya edema/pembengkakan, lama waktu hilangnya
granulasi, dan lama waktu yang dibutuhkan dalam penyembuhan
luka sayat. Teknik pengambilan data dengan cara observasi
pengukuran (mm) dan waktu (hari). Teknik analisis data dengan
menggunakan uji One Way Anova dan uji Duncan’s. Variabel bebas
yang digunakan adalah ekstrak dari daun mangga (Mangifera
indica L.) dengan berbagai konsentrasi yaitu 5%, 10%, 15%, dan
20%. Variabel terikat yang digunakan adalah penyembuhan luka
sayat. Variabel kontrol yang digunakan adalah jenis kelamin,
umur, jenis pakan, jenis minuman, ukuran kandang.
Proses pembuatan dan cara penggunaan ekstrak yang
dilakukan meliputi: 1) pemilihan daun mangga dan memisahkan
dari tangkainya, 2) pencuci dan mengeringanginkan 1000 gram
daun mangga, dipotong kecil dan diblender, 3) memasukkan
tumbukan daun mangga ke dalam erlenmayer dan menuangkan
etanol PA 96% sebanyak 2 liter yang dibagi menjadi 4 tempat,
masing-masing 250 gr daun mangga diberi 500 ml etanol PA 96%,
4) maserasi selama 2 x 24 jam dan mengambil filtratnya., 5)
evaporasi filtrat menggunakan rotary evaporator dengan suhu
69oC - 80 oC, 6) Penyimpanan dalam oven dengan suhu 70oC, 7)
pembuatan ekstrak daun mangga dengan cara mengencerkan
menggunakan aquadest.
Ekstrak yang dihasilkan diaplikasikan dengan cara
meneteskan sebanyak 3 tetes pada luka sayat. Ekstrak disimpan
didalam lemari pendingin setelah digunakan.
Efektifitas Pemberian Suplemen
Volume 11, Nomor 2, Desember 2018
99
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan perlakuan ekstrak daun
mangga (Mangifera indica L.) terhadap penyembuhan luka sayat
pada tikus putih, disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Hasil uji one way ANOVA
No
Parameter
F. hitung
Sig
1.
Panjang luka
12.737
0.000
2.
Eritema
5.432
0.002
3.
Edema
6.232
0.002
4.
Granulasi
4.171
0.011
5.
Lama Penyembuhan
4.012
0.013
Hasil analisis data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh nyata antara perlakuan ekstrak daun mangga
(Mangifera indica L.) dengan perlakuan kontrol yang terhadap
keseluruhan parameter, meliputi rerata panjang luka sayat tikus
putih (Rattus norvegicus), lama waktu hilangnya eritema, lama
waktu hilangnya edema, lama waktu hilangnya granulasi dan pada
lama penyembuhan luka.
Tabel 2
Hasil Uji Duncan’s
No
Parameter
Panjang
(mm)
Eritema
(hari)
Edema
(hari)
Granulasi
(hari)
Lama
Waktu
(hari)
1
20%
a
4.02
a
4.50
a
7.25
a
6.00
a
7.25
2
15%
Ab
5.46
ab
5.00
ab
9.00
b
9.00
b
9.75
3
10%
Bc
6.77
ab
5.50
b
9.50
b
9.75
b
10.00
4
5%
C
7.70
b
5.75
b
10.00
b
10.00
b
10.25
5
Kontrol (+)
C
7.86
b
5.75
b
10.00
b
10.25
b
10.75
6
Kontrol (-)
D
9.70
c
7.00
c
12.25
b
12.25
b
12.25
Keterangan: a, b, c: perbedaan notasi menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antar perlakuan
Berdasarkan hasil uji duncan’s pada Tabel 2, diketahui
bahwa keempat konsentrasi ekstrak daun mangga berbeda secara
nyata dengan kontrol negatif, tetapi konsentrasi 20% berbeda
secara nyata dengan kedua kelompok kontrol, dan konsentrasi
Risa, A.M. et al
Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi
100
20% merupakan konsentrasi terbaik dalam penyembuhan
panjang luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus). Hal ini
dikarenakan daun mangga mengandung senyawa yang mampu
menyembuhkan luka sayat, antara lain saponin, tanin, dan
flavonoid (Shah, Patel, & Parmar 2010), sedangkan pada kontrol
positif yang menggunakan povidone iodine juga dapat
mempercepat penyembuhan luka. Mekanisme kerja povidone
iodine bekerja terjadi setelah kontak langsung dengan jaringan,
elemen iodine akan dilepaskan secara perlahan dengan cara
menghambat metabolisme enzim bakteri sehingga mengganggu
multiplikasi bakteri dan bakteri menjadi lemah (Yunitasari,
Alifiar, & Priatna, 2016). Berbeda dengan kontrol negatif,
pemulihan luka berlangsung lebih lama dibandingkan kelompok
perlakuan (ekstrak daun mangga) dan kelompok kontrol positif
(povidone iodine 10%), hal ini dikarenakan kelompok kontrol
negatif tidak diberikan zat aktif yang dapat mempercepat
penyembuhan luka, sehingga penyembuhan luka terjadi secara
alami, dimana penyembuhan akan terjadi sesuai proses fisiologis
tubuh (Yunitasari et al., 2016).
Proses penyembuhan luka sayat secara fisiologis dibagi
menjadi tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
Inflamasi bertujuan untuk membersihkan area luka dari
kontaminasi bakteri serta menghentikan pendarahan. Pada tahap
ini juga terbentuk eritema pada luka sayat tikus putih, suatu area
yang tampak berwarna kemerahan (Sugiaman, 2011).
Berdasarkan lama waktu hilangnya eritema, diketahui bahwa
keempat konsentrasi ekstrak daun mangga berbeda secara nyata
dengan kontrol negatif, tetapi konsentrasi 5%, 10% dan 15%
tidak berbeda secara nyata dengan kontrol positif, namun
konsentrasi 20% berbeda secara nyata dengan kelompok kontrol
dan memiliki rata-rata waktu penyembuhan eritema yang lebih
singkat. Kandungan flavonoid dalam ekstrak daun mangga
diyakini menurunkan derajat eritema pada luka (Ibad, Nasution, &
Andarini, 2013). Selain itu, pada fase inflamasi ini flavonoid
memiliki peran antibakteri, sehingga mampu menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cara denaturasi protein yang
menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel, sehingga
merubah komposisi komponen protein, ketika fungsi membran
Efektifitas Pemberian Suplemen
Volume 11, Nomor 2, Desember 2018
101
sel terganggu, menyebabkan peningkatan permeabilitas sel
sehingga terjadi kerusakan sel bakteri, dan sel bakteri akan mati
(Liantari, 2014). Fungsi lain dari flavanoid pada fase ini adalah
menghambat pendarahan dengan cara meningkatkan jumlah
trombosit, ketika tubuh mengalami pendarahan maka trombosit
akan pecah yang menghasilkan enzim trombokinase, selanjutnya
akan bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan molekul
fibrinogen membentuk fibrin, dibantu oleh ion Ca dan vitamin K
yang terdapat pada plasma darah (Hasibuan et al., 2015). Hasil
pengamatan pada tahap inflamasi seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Fase inflamasi yang terjadi pasca terbentuknya luka
Tahap proliferasi ditandai dengan terjadi pembengkakan
dan granulasi pada luka sayat. Berdasarkan lama waktu hilangnya
pembengkakan luka sayat pada tikus putih, diketahui bahwa
keempat konsentrasi ekstrak daun mangga berbeda secara nyata
dengan kontrol negatif, tetapi konsentrasi 5%, 10%, dan 15%
tidak berbeda secara nyata dengan kontrol positif, namun
konsentrasi 20% berbeda secara nyata dengan kedua kelompok
kontrol dan merupakan konsentrasi terbaik dalam penyembuhan
lama waktu hilangnya pembengkakan pada luka sayat tikus putih
(Rattus norvegicus). Hilangnya pembengkakan ini dikarenakan
kandungan senyawa tanin pada ekstrak daun mangga, menurut
Izzati (2015) tanin mampu menurunkan permeabilitas kapiler
dan mengurangi pembengkakan jaringan serta menghindari
terbentuknya pus pada permukaan luka akibat invasi patogen
Risa, A.M. et al
Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi
102
yang bisa menghambat penyembuhan. Selain terjadi proses
pembengkakan, pada fase proliferasi ini juga terjadi proses
granulasi (Gambar 2).
Gambar 2. Fase proliferasi ditandai dengan granulasi di area sekitar luka
Berdasarkan lama waktu hilangnya granulasi luka sayat
pada tikus putih diketahui bahwa konsentrasi 20% ekstrak daun
mangga berbeda secara nyata dengan kedua kelompok kontrol
dan konsentrasi ekstrak yang lain, namun konsentrasi 5%, 10%,
15% dan kelompok kontrol tidak berbeda nyata, dan konsentrasi
20% merupakan konsentrasi terbaik dalam penyembuhan lama
waktu hilangnya granulasi pada luka sayat tikus putih (Rattus
norvegicus), hal ini dikarenakan kandungan senyawa saponin
pada ekstrak daun mangga, dimana saponin dapat memicu
vascular endothelial growth factor (VEGF) dan meningkatkan
jumlah makrofag yang bermigrasi ke area luka, sehingga
meningkatkan produksi sitokin yang akan mengaktifkan fibroblas
di jaringan luka, kemudian memacu pembentukan kolagen yang
mempunyai peran dalam proses penyembuhan luka
(Kusumawardhani, Kalsum, & Rini, 2015).
Efektifitas Pemberian Suplemen
Volume 11, Nomor 2, Desember 2018
103
Gambar 3. Fase maturasi ditandai dengan terbentuknya jaringan baru yang
utuh dan lebih kuat
Tahap terakhir adalah fase maturasi atau remodeling.
Tahap ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan baru menjadi
utuh dan kuat (Gambar 3). Berdasarkan lama proses
penyembuhan luka sayat tikus putih diketahui bahwa konsentrasi
20% ekstrak daun mangga berbeda secara nyata dengan kedua
kelompok kontrol dan konsentrasi ekstrak yang lain, namun
konsentrasi 5%, 10%, 15 dan kelompok kontrol tidak berbeda
nyata, dan konsentrasi 20% berbeda secara nyata dengan kedua
kelompok kontrol dan merupakan konsentrasi terbaik dalam lama
penyembuhan luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus), hal ini
dikarenakan kandungan senyawa pada daun mangga seperti
flavonoid, tanin, dan saponin.
KESIMPULAN
Pemberian konsentrasi ekstrak daun mangga (Mangifera
indica L) berpotensi mempercepat proses penyembuhan luka
sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus) dibandingkan dengan
perlakuan kontrol. Ekstrak daun mangga (Mangifera indica L)
konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang paling efektif
dalam proses penyembuhan luka.
Risa, A.M. et al
Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi
104
DAFTAR PUSTAKA
Amaliya, S., Soemantri, B., & Utami, Y. W. (2013). Efek ekstrak
daun pegagan (Centella asiatica) dalam mempercepat
penyembuhan luka terkontaminasi pada tikus putih (Rattus
novergicus) galur wistar. Ilmu Keperawatan, 1(1), 1925.
Retrieved from http://www.jik.ub.ac.id/index.php/jik/article
/view/32/78
Atik, N., & Iwan, J. A. (2009). Perbedaan efek pemberian topikal
gel lidah buaya (Aloe vera l.) dengan solusio povidone iodine
terhadap penyembuhan luka sayat pada kulit mencit (Mus
musculus). Majalah Kedokteran Bandung, 41(2), 2936.
https://doi.org/10.15395/mkb.v41n2.188
Balin, A. K., & Pratt, L. (2002). Dilute povidone-iodine solutions
inhibit human skin fibroblast growth. Dermatologic Surgery,
28(3), 210214. https://doi.org/10.1046/j.1524-4725.2002.
01161.x
Ferdinandez, M. K., Dada, I. K. A., & Damriyasa, I. M. (2013).
Bioaktivitas ekstrak daun tapak dara (Catharantus roseus)
terhadap kecepatan angiogenesis dalam proses
penyembuhan luka pada tikus wistar. Indonesia Medicus
Veterinus, 2(2), 180190.
Hasibuan, F. N., Yuniwarti, E. Y. W., & Suedy, S. W. A. (2015). Effect
of Psidium guajava Linn . leaves and Anacardium occidentale
Linn. leaves on wound healing to Mus musculus Linn. skin.
Traditional Medicine Journal, 20(1), 2427.
Ibad, M. R., Nasution, T. H., & Andarini, S. (2013). Pengaruh
ekstrak daun kersen (Muntingia calabura) terhadap derajat
eritema pada proses inflamasi marmut (Cavia porcellus)
dengan luka bakar derajat II dangkal. Ilmu Keperawatan,
1(November), 157161.
Izzati, U. Z. (2015). Efektivitas Penyembuhan Luka Bakar Salep
Ekstrak Etanol Daun Senggani ( Melastoma malabathricum L
Efektifitas Pemberian Suplemen
Volume 11, Nomor 2, Desember 2018
105
.) Pada Tikus ( Rattus norvegicus ). Skripsi.
Kurniasih, R. (2016). Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun
mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) terhadap
hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro.
University of Muhammadiyah Surakarta.
Kusumawardhani, A. D., Kalsum, U., & Rini, I. S. (2015). Effect of
Betel Leaves Extract Oinment ( Piper betle Linn .) on the
Number of Fibroblast in IIA Degree Burn Wound on Rat (
Rattus norvegicus ) Wistar Strain Luka bakar adalah luka
pada kulit atau jaringan lain yang disebabkan oleh panas atau
terkena radia, 2, 1628.
Liantari, D. S. (2014). Effek of Wuluh Starfruit Leaf Extrac For
Sreptococcus mutans Growth. J. Mayority, 3(7), 2733.
Ningsih, D. R., Zusfahair, Z., & Mantari, D. (2017). Ekstrak daun
mangga (Mangifera indica L.) sebagai antijamur terhadap
jamur Candida albicans dan identifikasi golongan
senyawanya. Jurnal Kimia Riset, 2(1), 6168.
Rahmawati, I. (2014). Perbedaan efek perawatan luka
menggunakan gerusan daun petai cina (Leucaena glauca,
Benth) dan povidon iodine 10 % dalam mempercepat
penyembuhan luka bersih pada marmut (Cavia porcellus).
Jurnal Wiyata, 1(2), 227234.
Sugiaman, V. K. (2011). Peningkatan Penyembuhan Luka di
Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera ( Linn .) Secara
Topikal Topical. Jkm, 11(1), 7079.
Syah, M. I., Suwendar, & Mulqie, L. (2015). Uji Aktivitas
Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Mangga Arumanis
(Mangifera Indica L. “Arumanis”) pada Mencit Swiss Webster
Jantan dengan Metode Tes Toleransi Glukosa Oral (Ttgo).
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika UNISBA, 297303.
Risa, A.M. et al
Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi
106
Vogt, P. M., Reimer, K., Hauser, J., Roßbach, O., Steinau, H. U., Bosse,
B., Fleischer, W. (2006). PVP-iodine in hydrosomes and
hydrogel-A novel concept in wound therapy leads to
enhanced epithelialization and reduced loss of skin grafts.
Burns, 32(6), 698705. https://doi.org/10.1016/j.burns.
2006.01.007
Wijaya, B. A., Citraningtyas, G., & Wehantouw, F. (2014). Potensi
ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta [L])
sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci (Oryctolagus
cuniculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3), 2302
2493.
Yanti, R., Afrianti, R., & Afriani, L. (2011). Formulasi krim ekstrak
etanol daun kirinyuh (Euphatorium odoratum. l) untuk
penyembuhan luka. Majalah Kesehatan PharmaMedika, 3(1),
227230. Retrieved from http://academicjournal.yarsi.ac.id/
index.php/majalah-Pharamedika/article/view/440
Yunitasari, D., Alifiar, I., & Priatna, M. (2016). Uji aktivitas ekstrak
etanol daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)
terhadap penyembuhan luka insisi pada tikus putih jantan
galur wistar. Farmasi Sains Dan Praktis, II(1), 3035.
... Mango plant has benefits as a medicinal plant and has been widely used as traditional medicine (Luqyana & Husni, 2019). Mango plants have potential to help wound healing process of diabetics (Risa et al., 2018). In Indonesia, mango leaf shoot are consumed as salad. ...
... Based on research by Permatasari et al. (2018), mango leaf extract of Cengkir cultivar can reduce blood glucose levels in fructose-induced mice, with an optimal dose 105 mg/kg/BW. Risa et al. (2018) also proved that there was a significant effect on given mango leaf extract of Manalagi cultivar on wound healing in mice with optimal concentration 20%. This is also supported by Ayuningtyas (2020) (Utami, 2018). ...
Article
Full-text available
In many cases, diabetics often have difficulty in wound healing and lead to amputation. Hyperglycemia is an early symptom of diabetic which is characterized by high blood glucose levels. Cell regeneration is one of part by wound healing process. Mango plants have benefits as medicinal plants because they have secondary metabolites that can help heal wounds. The purpose of this study was to determine the effect of mango leaf shoot extract on blood glucose levels of zebrafish (Danio rerio) hyperglycemia due to alloxan and glucose induction and role of mango leaf shoot extract on zebrafish caudal fin regeneration. This study used an experimental method with 5 group treatments: control group, hyperglycemia, metformin 0,75 w/v, extract 10 µg/ml and extract 20 µg/ml. Parameters observed include blood glucose level, fin length and survival rate. Hyperglycemia was measured by blood glucose level, caudal fin regeneration was analayzed using fin length, also environmental factors and survival rate were measured. Result showed that mango leaf shoot extract 20 µg/ml was efective in reducing blood glucose levels, reaching 68,31% and aproaching metformin 0,75 w/v treatment with a decrease in blood glucose levels reaching 70,1%. Mango leaf shoot extract with concentration 20 µg/ml significantly different (p < 0,05) from hyperglycemia group and extract 10 µg/ml. Extract 20 µg/ml was effective in assisting the regeneration process with an increase caudal fin length reaching 0.94 cm during the treatment period.
... Salah satu obat yang umum digunakan untuk luka sayat adalah povidone iodine yang efektif melawan infeksi bakteri. Namun, povidone iodine juga menimbulkan efek samping seperti perubahan warna kulit, reaksi toksik, iritasi, kulit terbakar, dan penghambatan pembentukan fibroblas (Risa et al., 2018). Gel adalah salah satu jenis formulasi farmasi yang larut dan membentuk struktur kohesif dengan konsistensi semi padat. ...
Article
Full-text available
Indonesia is known for having abundant biological riches and many plants that can be used as medicine. One of the medicinal plants that is often used by Indonesian people is Jatropha curcas leaves. Jatropha plants are currently used as traditional medicine to treat wounds. One common medication used for cuts is povidone iodine which is effective against bacterial infections. However, povidone iodine also has side effects such as irritation, toxic reactions and burning skin. Jatropha leaves have strong antioxidant activity, so it is necessary to innovate in wound treatment using natural ingredients in the form of gel preparations. The gel preparation was chosen because it is practical, not sticky, easily absorbed by the skin, and works directly on wound tissue. The aim of this study was to assess how well a gel made from ethanol extract of jatropha leaves accelerates the healing of cut wounds in white mice. Jatropha curcas leaves were extracted using the maceration method using 96% ethanol as the solvent. Gel stability testing was carried out organoleptically, homogeneity test and spreadability test. Jatropha leaf extract gel was tested on mice that had been given incisions 1.4 cm long with formulations of 10%, 15% and 20% jatropha leaf extract concentrations. Observations were carried out for seven days. Research findings showed that giving white rats gel containing jatropha leaf extract significantly accelerated their ability to repair wounds
... [9], [10]. Daun mangga arum manis dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi, antidiabetes, antioksidan, analgesik, dan peningkat stamina daya tahan tubuh [11], [12]. ...
Article
Full-text available
Dusun Kopang Kebun, Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember mempunyai banyak potensi sumber daya alam, salah satunya banyak tumbuh tanaman mangga arum manis. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan masyarakat secara empiris dalam mengobati beberapa penyakit. Oleh karena itu daun mangga arumanis sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai minuman kesehatan. Teh celup adalah sebutan untuk serbuk bunga, daun, biji, akar, atau buah kering yang dicelupkan/diseduh dalam air panas untuk membuat minuman. Walaupun disebut "teh", ramuan atau minuman ini tidak selalu mengandung daun dari tanaman teh. Pengembangan potensi daun mangga arumanis dipilih menjadi sediaan celup, sebab keuntungan metode pembuatan sediaan celup yang sederhana, murah, dan praktis. Hal ini juga menarik dan unik karena teh ini bukan terbuat dari daun teh melainkan tanaman mangga arumanis. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: (1) memberi penyuluhan tentang tanaman daun mangga arumanis dan khasiatnya; (2) melatih keterampilan membuat teh celup; (3) melatih pengemasan teh celup; (4) melatih membuat label pada kemasan teh celup daun mangga arumanis. Bentuk sediaan minuman kesehatan teh celup mempunyai peluang untuk dikembangkan di Dusun Kopang Kebun melihat potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Teh celup daun mangga arumanis memiliki berbagai keunggulan diantaranya praktis, lebih tahan lama, menarik dan murah. Teh celup daun mangga arumanis dikemas dalam wadah yang menarik dan dapat di pasarkan sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan demikian, pengembangan kegiatan pembuatan teh culup daun mangga arumanis diharapkan dapat dijadikan peluang usaha dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga.
... Adanya warna kemerahan pada fase inflamasi karena disebabkan terjadinya eritema. Kandungan senyawa flavonoid dalam esktrak dapat menghilangkan pembengkakan dan mengurangi derajat eritema pada fase inflamasi (Risa et al., 2018). Menururt (Ghofroh, 2017) flavonoid memiliki aktivitas antiinflmasi yang berfungsi sebagai anti radang yang mencegah kekakuan dan nyeri, sehingga flavonoid dapat mengurangi pearadangan dan membantu mengurangi rasa sakit saat terjadi perdarahan atau pembengkakan pada luka. ...
Article
Full-text available
Luka bakar merupakan salah satu luka terbuka yang harus cepat mendapatkan penanganan, luka terbuka yang tidak cepat ditangani akan berpotensi mengalami infeksi. Tanaman tradisional daun salam (Syzygium polianthum (Wight) Walp) dan daun mangga arumanis (Mangifera indica L.) pada banyak penelitian efektif menyembuhkan luka bakar dengan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid. Kombinasi kedua bahan ini diharapkan akan bersinergi sehingga menguatkan aktivitas dalam anti luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun mangga arumanis dan salam terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan galur wistar. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium terdiri dari 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif (neocenta gel), kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok 1 (kombinasi ekstrak daun manga arumanis dan salam 1:1), kelompok 2 (2:1), kelompok perlakuan 3 (1:2), kelompok perlakuan 4 (2:2). Parameter pengamatan yaitu pengukuran diameter luka bakar selama 14 hari. Hasil penelitian didapatkan bahwa kombinasi ekstrak daun mangga arumanis dan salam memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka bakar yang ditandai dengan penurunan diameter luka bakar. Kombinasi paling baik terhadap penurunan diameter luka bakar berturut-turut pada kelompok 1 (1:1), kelompok 3 (1A:2B), kelompok 2 (2A:1B), kelompok 4 (2A:2B), kontrol positif dan kelompok kontrol negatif. Kesimpulan penilitian yaitu kombinasi ekstrak daun mangga arumanis dan salam mempunyai aktifitas terhadap penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih jantan galur wistar.
... Pada masyarakat di India, daun mangga (Mangifera indica) digunakan sebagai salah satu obat untuk menyembuhkan luka bakar (Bailung & Puzari, 2016). Mangga memiliki senyawa seperti saponin, tannin, dan flavonoid yang dapat menyembuhkan luka (Risa, Pantiwati, Mahmudati, Husamah, & Miharja, 2018). ...
Article
Full-text available
Penggunaan obat-obatan tradisional seperti tanaman sudah dilakukan secara turun temurun untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah penggunaan mangga (Mangifera indica) dan madu sebagai obat untuk menyembuhkan luka. Madu dengan komponen antimicrobial dan antioksidan yang mampu menyembuhkan luka. Madu juga dapat memberikan efek lapisan protektif dan menjaga kelembaban sehingga bakteri tidak dapat berkembang. Mangga mengandung mangiferin yang merupakan komponen yang dapat menyembuhkan luka dengan adanya vitamin A dan vitamin C yang penting dalam proses pembentukan kolagen dan jaringan ikat sehingga terjadi penyembuhan luka. Penggunaan campuran madu dan mangga diketahui dapat mempercepat proses penyembuhan luka dibandingkan jika digunakan secara terpisah
Article
Full-text available
Background: A wound is an injury to a part of the body where the skin and the underlying tissue lose continuity. The wound healing is a complex process consisting inflammatory phase, proliferation phase, and maturation phase. Open wounds often occur in everyday life and if left behind and untreated can potentially lead to bacterial infection. Mango gedong gincu peel extract (Mangifera indica L.) contains flavonoids, tannins, phenols, triterpenoids, steroids, alkaloids, and saponins which have roles in wound healing. Aims: To analyses the effectiveness of mango gedong gincu peel extract gel (Mangifera indica L.) against the healing of cut wounds in male wistar white rats (Rattus norvegicus). Methods: The study was an experimental study with a post-test only control group design using 25 male wistar white rat as the subject and was carried out in the FK UGJ Research Laboratory. The study used five groups : negative control group, positive control group, and treatment group using mango gedong gincu peel extract gel (Mangifera indica L.) with concentrations of 5%, 10%, and 15%. Results: The results of the study revealed that mango (Mangifera indica L.) gedong gincu peel is a source of various phytochemical such as flavonoids, tannins, phenols, triterpenoids, steroids, alkaloids, and saponins. This study showed that the 5% and 10% concentration treatment groups had the same average length measurement wound of 0.86 cm. The fastest observation of erythema was the 5% concentration group with a healing rate of 8 days, in the observation of edema the 10% concentration group was the fastest of 6 days, and the observation long of healing time was 5% and 10% concentration had the same rate of 11 days. Conclusion: Mango gedong gincu peel extract gel (Mangifera indica L.) was effective against wound healing with optimum concentrations of 5% and 10% which gives the best healing effect against wounds in male wistar white rats (Rattus norvegicus). Received: 25 September 2024 | Reviewed: 22 October 2024 | Revised: 05 November 2024 | Accepted: 09 November 2024.
Article
Full-text available
Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) telah terbukti secara empiris digunakan oleh masyarakat untuk mengobati luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) terhadap penyembuhan luka insisi serta mengetahui dosis yang tepat untuk penyembuhan luka insisi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental, dengan menggunakan tikus sebagai hewan uji. Punggung tikus diinsisi dengan diameter 1 cm. Luka pada punggung tikus diberi sediaan ekstrak etanol daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) dan dilakukan pengukuran diameter luka setiap hari selama 2 minggu. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) dengan dosis 0,051 gram, 0,103 gram, 0,206 gram menunjukan adanya aktivitas penyembuhan luka bila dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif, bila dibandingkan dengan povidone iodine memiliki aktivitas yang sama yaitu mempercepat penyembuhan luka. Pemberian ekstrak etanol daun jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) dengan dosis 0,206 gram (dosis III) memiliki aktivitas yang lebih besar dibanding dengan dosis I dan dosis II.
Article
Full-text available
Abstrak Candida albicans adalah salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi candidiasis. Salah satu bahan obat alami dari ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai antijamur adalah ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur daun mangga terhadap C. albicans, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari ekstrak tersebut yang berpotensi sebagai antijamur. Daun mangga diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol daun mangga yang dihasilkan dilakukan uji aktivitas antijamur terhadap C. albicans dengan menggunakan metode difusi. Setelah diketahui aktivitasnya, ekstrak metanol daun mangga kemudian ditentukan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan diuji kandungan metabolit sekundernya dengan uji fitokimia. Hasil ekstraksi daun mangga dengan pelarut metanol menghasilkan ekstrak metanol dengan rendemen 10,55% (b/b) dan menghasilkan aktivitas antijamur dengan zona hambat terbesar pada konsentrasi 1000 ppm dengan zona hambat 8,12 mm. KHTM ekstrak metanol daun mangga terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi 65 ppm dengan zona hambat sebesar 0,64 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun mangga menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol, tanin, dan saponin. Kata kunci : antijamur, Candida albicans, KHTM, Mangifera indica L.
Article
Moist wound treatment improves healing at a possibly increased risk of bacterial infection and many local antiseptics impair healing. A moist treatment modality with efficient antimicrobial activity would be desirable. In this monocentric, randomized, observer blinded, phase III study, a new hydrosome polyvinyl-pyrrolidone (PVP)-iodine preparation in hydrogel containing iodine in a 3% concentration (Repithel) was investigated for its effect on epithelialization in patients receiving meshed skin grafts. Grafts of 167 patients (donor site defects, burn wounds, or chronic defects) were dressed either with Repithel (n=83) covered with a gauze (Jelonet), or Jelonet-gauze only (n=84) until healing. Grafts receiving Repithel healed significantly earlier (9.4 days versus 12.4 days; p<0.0001) and faster than controls as measured by neo-epithelialization of mesh holes between days 7 and 11 (91.2+/-22.8% versus 82.3%+/-28.6, p<0.0001). A subgroup analysis showed that the effects on grafted burn wounds (p=0.0042) and chronic defects (p<0.0001) was more significant than on donor sites. Also a higher take rate of grafts (p=0.0053) and a reduced loss of grafts was observed with Repithel treatment (8 grafts versus 20 grafts) (p=0.0063, respectively). Smokers had improved graft take (p=0.0069) and higher rate of epithelialization (p=0.0040) compared to smokers of the control group. The results demonstrate significant clinical advantages of Repithel. This new local wound healing drug combines antisepsis and wound moisture efficiently resulting in significantly enhanced epithelialization, decreased transplant losses, and significantly improved healing especially in smokers.
Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro
  • R Kurniasih
Kurniasih, R. (2016). Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro. University of Muhammadiyah Surakarta.
Effek of Wuluh Starfruit Leaf Extrac For Sreptococcus mutans
  • D S Liantari
Liantari, D. S. (2014). Effek of Wuluh Starfruit Leaf Extrac For Sreptococcus mutans Growth. J. Mayority, 3(7), 27-33.
Perbedaan efek perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina (Leucaena glauca, Benth) dan povidon iodine 10 % dalam mempercepat penyembuhan luka bersih pada marmut
  • I Rahmawati
Rahmawati, I. (2014). Perbedaan efek perawatan luka menggunakan gerusan daun petai cina (Leucaena glauca, Benth) dan povidon iodine 10 % dalam mempercepat penyembuhan luka bersih pada marmut (Cavia porcellus).
Peningkatan Penyembuhan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera ( Linn .) Secara Topikal Topical
  • V K Sugiaman
Sugiaman, V. K. (2011). Peningkatan Penyembuhan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera ( Linn.) Secara Topikal Topical. Jkm, 11(1), 70-79.
Arumanis") pada Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode Tes Toleransi Glukosa Oral (Ttgo)
  • M I Syah
  • Suwendar
  • L Mulqie
Syah, M. I., Suwendar, & Mulqie, L. (2015). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Mangga Arumanis (Mangifera Indica L. "Arumanis") pada Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode Tes Toleransi Glukosa Oral (Ttgo).
Potensi ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta [L]) sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci (Oryctolagus cuniculus)
  • B A Wijaya
  • G Citraningtyas
  • F Wehantouw
Wijaya, B. A., Citraningtyas, G., & Wehantouw, F. (2014). Potensi ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta [L]) sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci (Oryctolagus cuniculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3), 2302-2493.
Formulasi krim ekstrak etanol daun kirinyuh (Euphatorium odoratum. l) untuk penyembuhan luka
  • R Yanti
  • R Afrianti
  • L Afriani
Yanti, R., Afrianti, R., & Afriani, L. (2011). Formulasi krim ekstrak etanol daun kirinyuh (Euphatorium odoratum. l) untuk penyembuhan luka. Majalah Kesehatan PharmaMedika, 3(1), 227-230. Retrieved from http://academicjournal.yarsi.ac.id/ index.php/majalah-Pharamedika/article/view/440