Article

STUDI TENTANG FENOMENA BORNEO VORTEX TERHADAP VARIABILITAS AWAN DI KALIMANTAN BARAT (STUDI KASUS TANGGAL 11-13 JANUARI 2018)

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.

Abstract

Pada tanggal 11-13 Januari 2018 telah terjadi hujan lebat dan menyebabkan banjir bandang di beberapa wilayah Kalimantan Barat. Hal ini disebabkan curah hujan sangat tinggi yang mencapai 212 mm/hari. Diketahui bahwasanya terjadi fenomena Borneo Vortex di wilayah perairan Pulau Kalimantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fenomena Borneo Vortex terhadap variabilitas awan saat kejadian tersebut. Data yang digunakan adalah Satelit Himawari-8, data curah hujan di delapan titik pengamatan dan Sinoptik, Streamline, dan Radiosonde. Metode yang digunakan adalah teknik HCAI dan Split WindowsSatelit Himawari-8, analisisskala regional, sertaanalisisskalalokal. Hasilnya adalah Borneo Vortex memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi awan di wilayah tersebut. Awan terkonsentrasi dalam sistem tertutup dengan didominasi oleh awan konvektif tebal (dense) dan Cumulonimbus pada ketinggian lebih dari 16 km, suhu puncak awan mencapai -82oC yang lebih dari 3 jam. Selain itu, fenomena Siklon Tropis Joyce di Barat Laut Australia turut mempengaruhi sirkulasi udara.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the author.

... Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) (2014) juga menyebutkan curah hujan ekstrem merupakan salah satu potensi bencana alam di wilayah tropis.Potensi curah hujan ekstrem yang terdapat di wilayah tropisdisebabkan karena adanya gangguan cuaca mulai dari skala global, regional, hingga lokal seperti yang terjadi di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Curah hujan ekstrem di wilayah yang berada di tengah Selat Karimata ini dapat terjadi sebagai dampak fenomena Borneo Vortex, MJO, Cold Surge, maupun aktivitas konvektif lokal [3]. Tercatat tiga kejadian curah hujan ekstrem dengan dampak banjir di Kepulauan Bangka Belitung selama tiga tahun berturut-turut yaitu Februari 2015 dan Februari 2016 di Pulau Bangka dan Juli 2017 di pulau Belitung yang menjadi berita nasional. ...
Article
Full-text available
The characteristics of climatic rainfall variability in Indonesia are investigated using a double correlation method. The results are compared with empirical orthogonal function (EOF) and rotated EOF methods. In addition, local and remote responses to sea-surface temperature (SST) are discussed. The results suggest three climatic regions in Indonesia with their distinct characteristics. Region A is located in southern Indonesia from south Sumatera to Timor island, southern Kalimantan, Sulawesi and part of Irian Jaya. Region B is located in northwest Indonesia from northern Sumatra to northwestern Kalimantan. Region C encompasses Maluku and northern Sulawesi. All three regions show both strong annual and, except Region A, semi-annual variability. Region C shows the strongest El Niño-southern oscillation (ENSO) influence, followed by Region A. In Region B, the ENSO-related signal is suppressed. Except for Region B, there are significant correlations between SST and the rainfall variabilities, indicating a strong possibility for seasonal climate predictions. March to May is the most difficult season to predict the rainfall variability. From June to November, there are significant responses of the rainfall pattern to ENSO in Regions A and C. A strong ENSO influence during this normally dry season (June to September) is hazardous in El Niño years, because the negative response means that higher SST in the NIÑO3 of the Pacific region will lower the rainfall amount over the Indonesian region. Analyses of Indonesian rainfall variability reveal some sensitivities to SST variabilities in adjacent parts of the Indian and Pacific Oceans.
Role of A Tropical Maritime Continent In The Atmospheric circulation
Ramage, 1971, Role of A Tropical Maritime Continent In The Atmospheric circulation, Monthly Weather Review 96:6, 365-370.
Analisa dan Metode Prakiraan Cuaca, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Meteorologi dan Geofisika
Z. Achmad., Analisa dan Metode Prakiraan Cuaca, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Meteorologi dan Geofisika, 2009.