ArticlePDF Available

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK SEJAK DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Authors:
  • Institut Agama Islam Negeri Kudus

Abstract

p>Abstract: THE PARENTS' ROLE IN EDUCATING CHILDREN SINCE INFANCY IN THE FAMILY. The child is a boon and mandate entrusted by God to His servant who will be asked for the responsibility in the Hereafter. The obligation as a parent is to provide education to children starting from an early age. The development of early childhood is strongly bound by the environment and the family. This paper aims to describe the role of parents to the education of children. The study in this paper uses literature study or library research method. The result of this study is that family is the first place where children get education. Children's character and personality is formed first in the family. Parents should have a concept or provision in educating their children that includes moral or character education, science education, religious education, be fair to the children, and give attention and affection to children. Parents become role models for their children. Therefore, the role of parents is very important in the development and formation of children's character from an early age. Anak merupakan anugerah dan sekaligus amanah yang dititipkan oleh Allah kepada hambaNya yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Kewajiban sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan kepada anak yang dimulai sejak usia dini. Perkembangan pada anak usia dini sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan peran orang tua terhadap pendidikan anak. Kajian dalam tulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan (library research). Hasil dari kajian ini yaitu bahwa keluarga merupakan tempat pertama dimana anak memperoleh pendidikan. Karakter dan kepribadian anak dibentuk pertama kali di dalam keluarga. Orang tua hendaknya memiliki konsep atau ketentuan dalam mendidik anaknya yang meliputi pendidikan moral atau karakter, pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan ilmu agama, bersikap adil terhadap anak, serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Orang tua menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan dan pembentukan karakter anak sejak dini.</p
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK
ANAK SEJAK DINI DI LINGKUNGAN
KELUARGA
Azizah Maulina Erzad
STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia
azizahmaulina@stainkudus.ac.id
Abstract: THE PARENTS' ROLE IN EDUCATING CHILDREN SINCE
INFANCY IN THE FAMILY. The child is a boon and mandate entrusted by
God to His servant who will be asked for the responsibility in the Hereafter.
The obligation as a parent is to provide education to children starting from
an early age. The development of early childhood is strongly bound by the
environment and the family. This paper aims to describe the role of parents
to the education of children. The study in this paper uses literature study or
library research method. The result of this study is that family is the first
place where children get education. Children's character and personality is
formed first in the family. Parents should have a concept or provision in
educating their children that includes moral or character education,
science education, religious education, be fair to the children, and give
attention and affection to children. Parents become role models for their
children. Therefore, the role of parents is very important in the
development and formation of children's character from an early age.
Keywords: the role of parents, early childhood education, family
environment
Abstrak: Anak merupakan anugerah dan sekaligus amanah yang
dititipkan oleh Allah kepada hambaNya yang akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Kewajiban sebagai orang tua
adalah memberikan pendidikan kepada anak yang dimulai sejak usia
dini. Perkembangan pada anak usia dini sangat terikat oleh lingkungan
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
415
dan keluarganya. Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan peran orang
tua terhadap pendidikan anak. Kajian dalam tulisan ini menggunakan
metode studi kepustakaan (library research). Hasil dari kajian ini yaitu
bahwa keluarga merupakan tempat pertama dimana anak memperoleh
pendidikan. Karakter dan kepribadian anak dibentuk pertama kali di
dalam keluarga. Orang tua hendaknya memiliki konsep atau ketentuan
dalam mendidik anaknya yang meliputi pendidikan moral atau karakter,
pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan ilmu agama, bersikap adil
terhadap anak, serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak. Orang tua menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu
peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan dan
pembentukan karakter anak sejak dini.
Kata kunci: peran orang tua, pendidikan anak usia dini, lingkungan
keluarga
A. Pendahuluan
Karunia berupa seorang anak dari Allah swt merupakan
anugerah yang sangat besar bagi orang tua. Kehadiran anak di
tengah-tengah keluarga selalu dinanti-nantikan oleh setiap
pasangan yang telah menikah. Bahkan tidak sedikit pasangan
suami istri yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak
berikhtiar dengan berbagai cara agar diberikan keturunan.
Sebagian besar masyarakat selalu beranggapan bahwa anak
seolah-olah menjadi tolok ukur kebahagiaan bagi pasangan suami
istri. Apabila telah hadir seorang anak dalam keluarga maka telah
lengkap dan sempurnalah kehidupan rumah tangga suami istri
tersebut. Sebaliknya, apabila anak yang ditunggu-tunggu tak
kunjung hadir di tengah-tengah keluarga maka tak sedikit orang-
orang yang membicarakan dan menggunjingkannya.
Keberadaan seorang anak memang akan menjadi
pelengkap kebahagiaan orang tuanya. Namun, orang tua
terkadang tidak benar-benar menyadari serta memahami makna
dari keberadaan anak tersebut. Anak merupakan anugerah dan
sekaligus amanah yang dititipkan oleh Allah kepada hambaNya.
Orang tua akan dimintai pertanggungjawabannya atas amanah
tersebut di akhirat kelak. Orang tua seringkali lalai dalam hal
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
416
mengasuh dan mendidik anaknya. Hal ini biasanya terjadi karena
kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan/karirnya. Anak yang
menjadi dambaan bagi setiap orang tua selayaknya memperoleh
kasih sayang, perhatian, perlindungan, perawatan, dan juga
pendidikan yang memadai. Orang tua seharusnya memperluas
dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam
mengasuh, merawat, dan mendidik anak di dalam keluarga.
Terdapat dua hal yang akan membentuk kepribadian dan
karakter anak seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW,
yaitu kedua orang tua yang melahirkannya dan lingkungan tempat
membesarkannya. Sebagaimana sabda Nabi: “setiap anak yang
dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang
membuat dia (memiliki karakter), Yahudi, Nasrani, Majusi.
Sebagai orang tua harus berusaha dengan sungguh-sungguh
dalam merawat dan mendidik anaknya dalam pembentukan
karakter yang sebenarnya. (HR. Bukhori no. 1296)
Anak pada dasarnya memiliki kebiasaan sebagaimana
kebiasaan dari orang tuanya. Sebagai seorang anak tentunya dia
akan selalu mengikuti perilaku induknya yaitu kebiasaan orang
tua. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua dan
para pendidik di sekitar anak waktu kecil itulah yang akan
mempengaruhinya. Maka ketika kedua orang tua dan orang-orang
di sekitarnya membiasakan dengan pendidikan atau hal-hal yang
baik, maka akan seperti itulah dia akan menjadi, dan demikian
sebaliknya (Juwariyah, 2010: 72). Oleh karena itu sebagai orang
tua yang telah dianugerahi kenikmatan berupa anak oleh Allah
SWT, hendaknya orang tua memiliki kewajiban untuk mensyukuri
kenikmatan tersebut dengan cara mendidik anak-anaknya denagn
baik sesuai ketentuan dan perintahNya.
Masa kanak-kanak merupakan sebuah masa ketika anak
belum memasuki pendidikan formal. Pada masa ini adalah
periode yang penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak. Rentang usia ini merupakan saat
dimana potensi anak sedang berkembang sehingga pada masa ini
anak-anak cenderung sangat aktif dan ingin tahu segala hal yang
ada di lingkungan sekitarnya. Anak dengan mudah akan meniru
baik berupa perkataan maupun perbuatan dari orang-orang yang
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
417
ada di sekitarnya. Masa anak usia pra sekolah ini seharusnya
menjadi perhatian yang serius di kalangan pendidik terutama
orang tua. Sebab pada masa ini kepribadian anak dapat dengan
mudah dibentuk dan diarahkan.
Wijana (2008: 1.3) menjelaskan bahwa rentang
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini ini berlangsung
sejak usia lahir sampai enam tahun. Pada masa ini pertumbuhan
dan perkembangan anak pada usia dini dapat dibilang cukup
pesat. Pada masa itu pula anak mudah meniru hal-hal yang
mereka lihat atau dengar dari orang-orang di sekelilingnya. Pada
usia ini anak mudah merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan yang kemudian digunakan untuk mengembangkan
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, disiplin,
kemandirian, moral dan nilai-nilai agama. Jika anak dibekali
dengan pendidikan dan nilai-nilai yang baik sejak dini maka kelak
anak akan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya ke
arah yang baik dan bermanfaat.
Kehidupan anak usia dini lebih banyak berada di
lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat yang pertama
dan utama dimana anak memperoleh pendidikan. Meski secara
biologis perkembangan anak pada usia dini berjalan pesat namun
secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan
keluarganya. Orang tua khususnya ibu harus memahami
pentingnya memberikan pendidikan pada anak sejak usia dini. Di
samping keluarga, lingkungan masyarakat juga berpengaruh
terhadap pendidikan anak. Sebab perkembangan anak bergantung
dari faktor bawaan (potensi, bakat, minat) dan juga faktor
lingkungan (alam, masyarakat, dan budaya). Jadi, orang tua perlu
mempertimbangkan di lingkungan mana mereka tinggal sebab hal
tersebut juga akan mempengaruhi perkembangan pada anak.
B. Pembahasan
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini
Proses pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya harus
memenuhi prinsip-prinsip dalam pembelajaran agar tercapai
tujuan belajar yang optimal. Daryanto (2013: 168) telah
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
418
menguraikan prinsip-prinsip tersebut menjadi tujuh prinsip yaitu
sebagai berikut.
a. Berangkat dari yang dimiliki anak
Setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah
dimilikinya. Pengalaman belajar hendaknya mengandung
sebagian unsur yang sudah dikenal oleh anak dan sebagian
lainnya merupakan pengalaman baru.
b. Belajar harus menantang pemahaman anak
Aktivitas pembelajaran yang dirancang harus menantang
anak untuk mengembangkan pemahaman sesuai dengan
apa yang dialaminya.
c. Belajar dilakukan sambil bermain
Belajar melalui bermain dapat memberi kesempatan anak
untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran
Alam merupakan sarana belajar yang tak terbatas bagi
anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam
membangun pengetahuannya.
e. Belajar dilakukan melalui sensorinya
Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorik atau
indrawinya. Maka, pembelajaran hendaknya memberikan
stimulasi yang dapat merangsang setiap kemampuan yang
dimiliki anak.
f. Belajar membekali keterampilan hidup
Belajar harus dapat membekali anak untuk memiliki
keterampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan
anak.
g. Belajar sambil melakukan
Pembelajaran proyek memberikan kesempatan pada anak
untuk aktif, mau bekerja, dan secara produktif
menemukan berbagai pengetahuan baru.
Pendekatan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut di atas. Salah satu
prinsip yang telah dijabarkan yaitu belajar dengan bermain. Pada
dasarnya pembelajaran pada anak usia dini adalah bermain.
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
419
Dalam memberikan pendidikan pada anak harus dilakukan dalam
situasi yang menyenangkan sehingga ia tidak merasa bosan dalam
kegiatan belajar. Selain itu metode, materi dan media yang
digunakan juga harus menarik perhatian serta mudah diikuti
sehingga anak akan merasa senang dan termotivasi untuk belajar.
Pembelajaran anak usia dini lebih mengarah kepada
pengembangan potensi yang dimiliki oleh anak seperti
kemampuan berbahasa, sosio-emosional, motorik, dan intelektual.
Pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik anak yang
bersifat aktif dan ingin tahu dalam rangka pengenalan dengan
lingkungannya. Maka pembelajaran anak pada usia dini perlu
dirancang sedemikian rupa agar anak tidak merasa terbebani
dalam belajar. Suasana belajar dibuat secara natural (alami),
hangat, menarik, dan menyenangkan. Dengan demikian suasana
belajar akan berjalan secara alami dan tidak mengikat anak.
2. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini
Pada hakikatnya anak-anak belajar dengan bermain.
Dalam kegiatan bermain, anak-anak lebih mudah disisipi materi
belajar karena suasana yang menyenangkan. Anak-anak pun tidak
merasa atau tidak sadar bahwa dalam bermain mereka
sebenarnya sedang belajar. Maka, proses pembelajaran
hendaknya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik,
menyenangkan, membangkitkan gairah dan rasa ingin tahu,
memotivasi anak untuk berpikir kritis serta menemukan hal-hal
baru. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran untuk anak usia dini
haruslah menyenangkan seperti bermain, bergerak, bernyanyi,
dan sebagainya.
Ada banyak cara atau strategi dalam menyelenggarakan
pembelajaran bagi anak-anak yang menyenangkan sambil
bermain. Daryanto (2013: 173) mengemukakan beberapa strategi
yang sering digunakan untuk pembelajaran anak usia dini antara
lain:
a. Circle Time
Strategi ini dilakukan dengan anak-anak duduk melingkar
dan guru berada di tengah lingkaran. Berbagai kegiatan
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
420
yang dapat dilakukan ialah membaca puisi, bermain peran,
bernyanyi, mengaji, bercerita dll.
b. Sistem Kalender
Pembelajaran dikaitkan dengan tanggal hari-hari besar
pada kalender yaitu Hari Kartini, Hari Kemerdekaan,
Bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan lain-lain. Guru
mendesain kegiatan belajar dengan menggunakan tema-
tema sesuai dengan hari besar tersebut.
c. Show and Tell
Strategi ini digunakan untuk mengungkapkan
kemampuan, perasaan, dan keinginan anak untuk
bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak
bercerita, guru dapat melakukan assessment dengan
melanjutkan topik yang dibicarakan anak tersebut.
d. Small Project
Setiap kelompok (3-4 orang) diberi proyek kecil misalnya
menemukan berbagai jenis daun di daerahnya. Strategi ini
melatih anak untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan
mengembangkan kemampuan sosial.
e. Kelompok Besar (Big Team)
Strategi ini dilakukan oleh anak dalam satu kelas untuk
membuat sesuatu, misalnya mendirikan tenda. Anak akan
merasa puas apabila sesuatu berhasil dikerjakan bersama-
sama.
f. Kunjungan
Kunjungan atau karyawisata ini dilakukan dengan
mengajak siswa mengunjungi suatu objek secara langsung
untuk memberikan pengalaman belajar yang tidak
diperolehnya di dalam kelas. Kunjungan ini dapat pergi ke
sekitar sekolah, pasar, bank, museum, kebun binatang,
pantai dan sebagainya. Melalui kegiatan ini, anak dapat
melihat, mengenal dan mengamati secara langsung objek-
objek yang dikunjungi. Selain itu, dengan berkaryawisata
akan menumbuhkan minat anak tentang sesuatu hal,
meningkatkan perbendaharaan kata, menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan.
g. Permainan
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
421
Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi
dan memanfaatkan objek-objek di dekatnya. Bermain bagi
anak juga merupakan suatu proses kreatif untuk
mempelajari keterampilan yang baru. Guru menambahkan
muatan edukatif pada permainan tersebut sehingga secara
tidak langsung anak belajar.
h. Bercerita
Bercerita dalah salah satu metode untuk mendidik anak.
Berbagai nilai-nilai moral, pengetahuan, dan sejarah dapat
disampaikan dengan baik melalui cerita. Melalui metode
bercerita pula, anak dilatih untuk menjadi pendengar yang
kritis dan kreatif. Maka guru anak usia dini sebaiknya
pandai bercerita.
Strategi-strategi pembelajaran tersebut sangat cocok
diaplikasikan oleh para pendidik anak usia dini di PAUD, RA atau
TK. Meski demikian tidak menutup kemungkinan jika strategi-
strategi tersebut di atas diterapkan juga oleh orang tua yang
tentunya dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian. Orang tua
dapat mengadopsi strategi tersebut dan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan anak.
Di samping menggunakan strategi-strategi yang menarik,
lingkungan yang kondusif juga diperlukan dalam proses
pembelajaran. Belajar sambil bermain merupakan pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan pada anak usia dini. Sebab anak
usia dini lebih banyak belajar dari pengalaman berinteraksi
dengan obyek-obyek konkrit dan orang sekitarnya-teman, guru,
orang tua, daripada melalui simbol-simbol tertulis (baca tulis
hitung).
3. Mendidik Anak Dalam Islam
Terdapat dua tahapan usia anak-anak hingga mencapai
masa balighnya. Tahapan pertama adalah sebelum tamyiz dan
tahapan yang kedua adalah sesudah tamyiz. Pengertian tamyiz
yaitu masa dimana anak-anak telah dapat membedakan sesuatu
dengan baik. Anak dapat membedakan mana yang baik untuk
dirinya dan mana yang buruk atau berbahaya bagi dirinya.
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
422
Pencapaian usia tamyiz akan sangat dipengaruhi dengan
pelajaran, peringatan, dan arahan dari kedua orang tua yang dapat
dipahami oleh anak seiring dengan pertumbuhan akal si anak
(Prabowo, 2017: 30). Metode pendidikan bagi anak usia sebelum
tamyiz maupun sesudah tamyiz adalah dengan jalan mendengar
dan menyimak. Karena pada usia dini seorang anak memiliki
ingatan yang sangat kuat terhadap segala hal yang dilihat dan
didengarkannya.
Dalam rangka mendidik anak, orang tua hendaknya
memiliki ketentuan-ketentuan atau konsep untuk dapat mencapai
tujuan yang diinginkan yaitu membentuk karakter dan
kepribadian anak. Setiap orang tua mungkin memiliki ketentuan
tertentu dalam mendidik anaknya. Berikut ini ada beberapa
konsep yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua berkaitan
dengan pendidikan anak. Konsep-konsep dalam mendidik anak
tersebut antara lain:
a. Memberikan pendidikan tauhid
Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting
bagi anak, oleh karenanya mengajarkan pendidikan tauhid
terhadap anak merupakan kewajiban yang mutlak dan utama.
Sebagaimana Luqman telah mengajarkan tauhid kepada
anaknya yang disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai
berikut.
 
 
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, “Hai
anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya
kesyirikan itu merupakan kezhaliman yang besar.” (QS.
Luqman: 13).
Apabila seseorang benar tauhidnya, maka akan
mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, sebaliknya
seseorang tanpa tauhid akan terjatuh dalam kesyirikan dan
akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan azab di
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
423
neraka. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah sebagai
berikut.
 
 
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
mengampuni yang lebih ringan dari pada itu bagi orang yang
Allah kehendaki (QS. An-Nisa: 48).
b. Mengajarkan adab dan akhlak
Terdapat sebagian orang tua yang menganggap bahwa
membiasakan anak untuk berakhlak baik pada usia dini
belum perlu karena berbagai alasan. Ada orang tua yang
beranggapan kenakalan pada anak itu wajar karena masih
kecil dan perlu dimaklumi sebab pada akhirnya kelak besar
bisa berubah. Ada juga yang beranggapan orang tua hanya
mencukupi kebutuhan jasmani saja, sedangkan kebutuhan
rohani anak-anak akan mendapatkannya pada pendidikan
formal kelak. Anggapan-anggapan tersebut merupakan
anggapan yang keliru. Orang tua wajib memberikan
pendidikan akhlak pada anak-anaknya terlebih lagi dimulai
sejak usia dini. Hal ini dikarenakan bila anak sudah tumbuh
besar akan lebih sulit untuk membentuk dan menanamkan
akhlak yang baik.
Pendidikan dalam keluarga adalah madrasah yang
pertama dan utama bagi perkembangan seorang anak.
Keluarga merupakan wahana yang pertama untuk seorang
anak dalam memperolah keyakinan agama, nilai moral,
akhlak, pengetahuan dan keterampilan, yang dapat dijadikan
pondasi bagi anak dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Secara garis besar ada banyak macam adab, etika, dan
akhlak yang harus diajarkan kepada anak. Beberapa macam
adab tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Adab dan akhlak kepada Allah SWT, seperti
penghambaan, tidak syirik, menaati perintahNya dan
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
424
menjauhi laranganNya, serta mensyukuri atas nikmat-
nikmatNya.
2) Adab dan akhlak terhadap Rasulullah SAW, seperti
mengimani beliau sebagai Nabi dan Rasul terakhir,
melaksanakan sunah-sunahnya serta meniru
akhlaknya.
3) Adab dan akhlak terhadap diri sendiri dan sesama
manusia, seperti adab makan, tidur, berpakaian,
bertamu, meminta izin, dan bertutur kata kepada
orang yang lebih tua, dll.
4) Adab dan akhlak terhadap hewan dan tumbuhan yang
sesuai dengan tuntunan syari’at, seperti tidak
menyakiti, tidak menyiksa, dan memberinya makan
minum serta merawatnya.
c. Sertakan anak dalam beribadah
Memperkenalkan anak kepada agama sejak dini
merupakan hal yang cukup penting. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara selalu menyertakan anak dalam
kegiatan-kegiatan ibadah. Allah telah berfirman dalam surat
Al Ahzaab ayat 21 sebagai berikut.
 

Artinya:
“Sungguh telah aku utus Nabi Muhammad SAW sebagai suri
tauladan.” (QS. Al-Ahzaab: 21).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang
tua dalam mendidik anak hendaknya menjadi
contoh/panutan dalam melaksanakan ibadah bukan
menyuruh untuk beribadah saja. Jika ingin anaknya memiliki
pondasi agama yang baik, orang tua hendaknya memberi
contoh kepada anak-anak dalam beribadah bukan hanya
memerintahkannya saja. Jika anak terbiasa beribadah sejak
dini maka kebiasaan itu akan terbawa sampai anak itu
tumbuh besar. Oleh karenanya pada usia dini seorang anak
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
425
memiliki ingatan yang sangat kuat terhadap segala hal yang
dilihat dan didengarkannya.
d. Bersikap lemah lembut terhadap anak dan bersikap tegas
bila diperlukan
Adakalanya orang tua harus bersikap lembut dan
mengasihi anaknya namun orang tua juga perlu bersikap
tegas bila diperlukan. Orang tua di samping dituntut bisa
menjadi pemimpin bagi anaknya, harus bisa juga menjadi
teman yang penuh kasih sayang bagi anaknya. Peran orang
tua sebagai teman yaitu misalnya dengan mengajak bermain,
mencandai, dan mencium sebagai bentuk kasih sayang.
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabat aqro’ yang
mempunyai 10 anak, tetapi tidak pernah mencium satu
anakpun dengan penuh kasih sayang. Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim beliau bersabda:
Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.
Sikap tegas kepada anak terkadang juga diperlukan
manakala anak melanggar ketentuan syar’i. Sikap tegas yang
dimaksud bukanlah sikap kasar, kekerasan, atau menganiaya,
tetapi sikap tegas disini ditujukan sebagai metode pendidikan
anak untuk memberikan efek jera.
e. Bersikap adil terhadap semua anak
Sebagai orang tua harus bersikap adil kepada semua
anak karena salah satu hak anak adalah tidak
mengistimewakan salah satu di antara mereka dibandingkan
saudara yang lain. Orang tua terkadang memiliki
kecenderungan atau sikap yang berbeda pada salah satu atau
sebagian anak dibandingkan anak-anak lainnya, baik dalam
hal materi maupun non materi. Padahal sikap orang tua yang
demikian itu tidak mencerminkan atau tidak memberikan
contoh yang baik pada anak sebab akan ada anak yang
merasa tidak disayangi dan tersisihkan. Bahkan yang lebih
buruk yaitu timbul perselisihan antar anak satu dengan yang
lain dan permusuhan antar sesama saudara.
Dikisahkan dalam kitab Bukhari Muslim yang
diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir, bahwa bapaknya
(Basyir bin Sa’ad) telah memberikan seorang budak sahaya,
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
426
kemudian disampaikan kepada Nabi SAW. Lalu Rasulullah
SAW bertanya kepada Basyir: “Apakah seluruh anakmu
engkau berikan sama seperti ini?” Basyir menjawab, “tidak.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Kembalikanlah!”
Dari hadits tersebut disimpulkan bahwa orang tua
wajib berlaku adil terhadap semua anaknya. Apabila orang
tua memenuhi kebutuhan salah satu anak sedangkan yang
lain tidak membutuhkannya, maka dalam permasalahan ini
boleh mengistimewakan sesuai keinginan karena hal ini tidak
menimbulkan perselisihan dan hukumnya sama seperti
memberi nafkah.
f. Perhatikan perkembangan kesehatan anak baik jasmani
maupun ruhani
Orang tua tidak hanya berkewajiban untuk memenuhi
kebutuhan anak saja tetai juga memperhatikan
perkembangannya. Perkembangan kesehatan baik jasmani
maupun ruhani pada anak harus diperhatikan orang tua,
sejauh mana perkembangan fisik anak dan adab atau akhlak
anak terhadap Allah SWT, Rasul, diri sendiri, orang lain
bahkan segala ciptaan Allah SWT. Pendidikan Islam sebagai
usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari
aspek-aspek ruhani dan jasmaninya juga harus berlangsung
secara bertahap. Hal ini terjadi karena suatu pematangan
yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau
pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung
mulai proses demi proses ke arah tujuan akhir
perkembangan atau pertumbuhannya (Musbikin, 2012: 154).
Peran orang tua dalam memperhatikan perkembangan anak
harus selalu konsisten, artinya proses pekembangan dan
usaha pembinanan dalam pembentukan karakter anak selalu
dalam pengawasan orang tua secara langsung.
4. Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak
Pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan yang bersih
dan suci tanpa noda. Lingkungan dan orang-orang di sekitar anak
yang akan turut berperan dalam mewarnai dan membentuk
karakter kepribadian anak. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
427
An-Nahlawi dalam Juwariyah (2010: 77-78) bahwa anak
sebenarnya dilahirkan dengan membawa fithrah beragama yang
benar, namun apabila dalam perkembangannya nanti terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari ajaran agama maka hal itu
lebih disebabkan karena kekurangwaspadaan dari kedua orang
tua atau para pendidiknya. Oleh sebab itu, orang tua wajib
memberikan pengawasan terhadap perkembangan anak.
Menurut Juwariyah (2010: iv) terdapat tiga faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan anak. Ketiga faktor tersebut
yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain:
a. Faktor orang tua (keluarga)
Keluarga merupakan lingkungan pertama dimana anak
mendapatkan pendidikan. Kepribadian seorang anak juga
dibentuk pertama kali di lingkungan keluarga. Maka kedua
orang tua dan seluruh anggota keluarga wajib memberikan
pendidikan yang mengarah ke pengembangan potensi dan
fithrah anak.
b. Faktor sekolah
Sekolah adalah tempat kedua untuk pendidikan bagi anak.
Sebagai tempat kedua, sekolah menjadi tempat pendidikan
lanjutan dari pendidikan keluarga. Oleh karena itu, para guru
dan pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
melanjutkan pendidikan dari orang tua dan keluarga. Di
sekolah, guru ikut membangun dan mengembangkan potensi
dari peserta didik sesuai dengan tuntutan agama dan zaman.
c. Faktor lingkungan
Pengembangan potensi dasar anak turut dipengaruhi oleh
faktor yang ketiga yaitu lingkungan. Lingkungan dimana anak
tinggal ikut berperan dalam membentuk karakter dan
kepribadian anak. Lingkungan yang baik akan berpengaruh
dalam membentuk kepribadian anak menjadi baik dan
begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya
perlu mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal dimana
anak dibesarkan dan diasuh.
Dari penjelasan di atas dapat dimaknai bahwa orang tua
memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak karena
keluarga adalah lingkungan pertama dimana anak tumbuh dan
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
428
dibesarkan. Dalam mendidik anak, orang tua tidak hanya
memberikan pendidikan berupa ilmu pengetahuan saja melainkan
juga ilmu agama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Fauziddin
(2014: v-vi) bahwa menanamkan pendidikan agama Islam kepada
anak sejak dini merupakan langkah terbaik karena selaku orang
tua muslim berkewajiban untuk melindungi dan menjaga anak-
anaknya dari hal-hal yang menyebabkan terjerumus dalam api
neraka. Hal ini terdapat pada firman Allah dalam Surat At Tahrim
ayat 6 sebagai berikut.
    
  
 
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At Tahrim: 6)
C. Simpulan
Kehadiran seorang anak di dalam keluarga adalah
pelengkap kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Di samping
Allah memberikan anugerah tersebut, Allah juga memberi amanah
kepada orang tua untuk merawat, mengasuh dan mendidik anak.
Namun, orang tua sering lalai untuk melaksanakan kewajibannya
yakni mendidik anak-anaknya sesuai ketentuan dan perintahNya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
dan salah satunya adalah faktor keluarga. Keluarga adalah tempat
pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan. Itulah
sebabnya orang tua memiliki peran yang penting dalam
perkembangan dan pendidikan anak. Pendidikan yang diperoleh
anak di lingkup keluarga tentunya berasal dari orang tua dan
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
429
anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, orang tua hendaknya
memberikan pendidikan kepada anaknya dimulai sejak usia dini
di lingkungan keluarga. Pendidikan dari orang tua yang diajarkan
kepada anak tidak hanya meliputi pendidikan ilmu pengetahuan
dan pendidikan moral atau karakter saja melainkan juga
pendidikan agama.
PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK...
430
Daftar Pustaka
Basuki, Listari. 2012. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut
Perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol.5 No. 1.
Budianto, B. 2009. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam
Menurut Mansur. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/3604/
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Penerbit
Yrama Widya.
Erzad, Azizah Maulina. 2016. Konsep Mendidik Anak dalam Islam.
Majalah Idea. STAIN Kudus: Jurusan Tarbiyah.
______. 2016. Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan Pada
Anak Usia Dini. Majalah Idea. STAIN Kudus: Jurusan
Tarbiyah.
Fauziddin, Mohammad. 2014. Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita,
dan Menyanyi Secara Alami. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Husain, Muhammad. 2009. Mengasuh Anak Fase Menyusu & Usia
Prasekolah. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Juwariyah. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an.
Yogyakarta: Teras.
Mufidah, Luk Luk Nur. 2014. Brain Based Teaching and Learning.
Yogyakarta: Teras.
Musbikin, Imam. 2012. Cerdaskan Otak Anak dengan Doa!.
Yogyakarta: Safirah.
Prabowo, Ari. 2017. Pentingnya Berkisah Al-Qur'an dan Sunnah
bagi Anak Usia Dini. Proceedings of The 2nd Annual
Conference on Islamic Early Childhood Education. Volume 2,
August 2017.
Azizah Maulina Erzad
Vol. 5 | No. 2 | Jul-Desember 2017
431
Sangkanparan, Hartono. 2012. Mencetak Superman Masa Depan
Revolusi Mindset, Peranan, & Cara Orangtua/Guru dalam
Mendidik Anak. Jakarta: Visimedia.
Wijana, Widarmi D. dkk. 2008. Materi Pokok Kurikulum PAUD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
... Kehadiran seorang anak merupakan anugrah serta tanggung jawab orang tua dalam membimbing dan mendidik nya. Selain itu Azizah Maulina Erzad juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, salah satunya adalah faktor keluarga [10]. Dari penelitian-penelitian tersebut bisa kita simpulkan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sejak dini sangatlah penting. ...
... Maka dari itu mengajarkan pendidikan tauhid kepada anak merupakan kewajiban yang mutlak dan utama bagi orang tua. Hal ini juga dijelaskan dalam al-qur'an, sebagaimana lukman telah mengajarkan pendidikan tauhid kepada anaknya [10]. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: ...
Article
Full-text available
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak sejak dini serta kurangnya kesadaran orang tua berdampak pada perkembangan agama pada anak. Tujuan penelitian ini mengkaji bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak sejak dini untuk mewujudkan generasi Islam berkemajuan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber kepustakaan baik buku ataupun artikel ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. Peneliti menggunakan teknik analisis isi (content analysis) yang mana peneliti mengkaji dan menelaah secara mendalam isi informasi baik tertulis ataupun cetak. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa orang tua merupakan pendidikan pertama bagi seorang anak. Perkembangan agama seorang anak sangat bergantung pada peran orang tua dalam mendidik anaknya sejak dini. Baik dalam mendidik secara langsung ataupun memberikan lingkungan yang baik untuk anak nya. Maka dari itu orang tua perlu memiliki kesadaran serta memahami dan mempelajari terkait konsep dalam mendidik anak untuk mewujudkan generasi Islam berkemajuan. Penelitian ini dapat menjadi acuan dari berbagai lembaga pendidikan serta tenaga pendidikan tentang bagaimana penting nya peran orang tua dalam mendidik anak sejak dini untuk mewujudkan generasi Islam berkemajuan.
... Kasih sayang ini merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam perkembangan anak (Azizah Maulina Erzad, 2018). Karna kasih sayang ini merupakan pondasi yang memungkinkan mereka merasa diterima, dicintai, dan berharga. ...
Article
Full-text available
Orphanages play an important role in helping children get protection, education and care for children who have lost their parents or been separated from their parents. One of the main challenges faced by these orphanages is love, which can have a serious impact on children's development. With this research, we used a qualitative descriptive approach to understand, describe and analyze the problem of lack of compassion at the Hanifa III Kampuang Orphanage. The results of this research will reveal that a lack of affection can cause children to feel lonely, anxious, and have difficulty forming healthy social relationships. The important role of administrators and social workers in providing compassion should not be overlooked. To overcome this problem of lack of love, the solution is to increase the number of administrators, provide training to them about the importance of compassion and invite the community to participate to help support the orphanage.
... Mengasuh dan menanamkan pendidikan agama anak harus dipersiapkan sedini mungkin (Erzad, 2018). Dengan memilih metode-metode yang tepat sesuai ajaran agama Islam, sehingga kelak menjadi anak bermanfaat bagi orang lain. ...
Article
Artikel penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada orang tua dalam menerapkan metode-metode pendidikan islam anak usia dini selama anak belajar di rumah. Mengenai perilaku dan kesiapan orang tua dalam memberi pengasuhan kepada anak selama belajar di rumah ini diperlukan agar nantinya diharapkan anak akan mampu menjadi anak yang berakhlak, berkarakter kuat serta diharapkan implementasi belajar anak selama di rumah dapat terlaksana secara optimal. Artikel ini menggunakan metode pendekatan kepustakaan (library research) mengambil dari segala sumber bacaan yang terkait dengan tema penelitian dan semua pertimbangan yang akan akan dibahas merujuk kepada Al Qur’an dan Al Hadis. Yang mana hasil dari penelitian artikel ini membahas secara terperinci terkait metode-metode yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengajarkan pendidikan islam untuk anak usia dini. Meski demikian harus dipahami pula bahwa masing-masing orang tua di setiap keluarga memiliki variasi model dan pola pengasuhan yang berbeda untuk diberikan kepada anaknya.
Article
Full-text available
The role of parents is very important in life skills education for early childhood, because at this stage children are in a period of rapid development both cognitively, emotionally, socially and physically. Life skills education includes basic skills such as the ability to be independent, regulate emotions, communication, and the ability to face daily challenges which will help children to become strong and independent individuals. This research aims to examine the role of parents in guiding, providing examples, and creating an environment that supports the development of children's life skills. This research method uses a qualitative approach with interview techniques and observations of parents and young children. The research results show that parents' active involvement, both in providing stimulation, emotional support, and organizing daily routines, has a positive impact on children's life skills. Parents who understand the importance of life skills and are involved in their children's learning process are able to help their children develop independence and self-confidence from an early age.
Article
Peran ayah dalam mengasuh anak menjadi salah satu faktor penting yang mendukung keberhasilan proses belajar anak di masa pandemi. Hanya saja kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa ayah hanya memiliki sedikit waktu untuk memenuhi perannya dalam mengasuh anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ayah dalam mengasuh anak dari dimensi paternal involvement selama covid-19. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif pendekatan survei. Subek yang terlibat dalam penelitian ini yakni 256 orang ayah yang mempunyai anak usia dini. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode angket yang bersifat tertutup. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak selama pandemi covid-19 dari dimensi paternal involvement yaitu dibuktikan dengan ayah sebagai teman bermain, ayah memberi kasih sayang, ayah mempunyai waktu dan interaksi bersama serta komunikasi, ayah memberi contoh bermain, ayah mengawasi anak bermain bersama teman, ayah mengambil keputusan kegiatan, ayah merencanakan pergi bersama, ayah mengajak beribadah bersama. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran ayah dalam program pengasuhan anak selama covid-19 pada kategori selalu dan sering.
Article
Full-text available
Imam Al-Ghazali defined that education is the perfection of life in this world and the hereafter. Thus, humans who want to achieve perfection in life in this world and the afterlife must have religious knowledge. Religious knowledge is so important for provision in life, without religious knowledge humans can be said to be far from perfection. Apart from religious knowledge, life skills education is also very important for provisions in life. However, it is very unfortunate that many children who are teenagers or are about to enter puberty do not yet have mature life skills in terms of personal skills and social skills. From KPAI (Indonesian Child Protection Commission) data during January - November 2023, 37 children ended their lives. Self-harm behavior and attempts to end life are major global mental health problems due to their increasing frequency. This case occurred at a vulnerable age (grade 5-6 of elementary school), grade 1 or 2 of junior high school, grade 1.2 of high school. Another case related to juvenile delinquency is the incident involving the death of a student in Bogor which sadistically adds to the number of delinquencies among students. It also leaves a red report card for the world of education, because the sadistic incident was carried out by students. From this background, it is necessary to have a program that will strengthen children's life skills education from pre-adulthood, especially phase A, so that class children can be ready to live life in the next phases. This research uses the Research and Development (R&D) method with the ADDIE model, namely Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. The program needs analysis was carried out by creating a Google form with a closed questionnaire which was distributed randomly to ten respondents. After the needs analysis, the researcher analyzed previous programs. There were two programs that the researcher used as a reference, namely the entrepreneurship program and the self-help program in an effort to increase independence. then the next step is to design the program, the programs prepared by the researchers are as follows: cookies (cooking with kids), market day, BTS (Bed Time Sirah), PKS (Student Independence Habits), PMO (Habits of Helping Parents) and CLMH (Love of the Environment and Living Creatures). After the program was prepared, it was validated by several experts including Islamic religious education experts, language experts and also child psychology experts. After going through expert validation, the program is implemented to users. After implementation, the final stage is to test the feasibility through evaluation. The feasibility test is carried out by experts by providing an assessment of the program being prepared. From the results of this feasibility test, it was found that this program was good and suitable to be applied to pre-age children, especially in phase A in the life skills education process.
Article
Full-text available
The idea of monotheism education for children at an early age is to make children love Allah SWT more, there is nothing to fear except Allah SWT, to emphasize children in worshiping Him, and to guide children to always be grateful for all the blessings that Allah SWT has given. Tawheed education in children is intended to increase spiritual potential and shape children's character so that they become human beings who believe and are devoted to God Almighty and have noble character. The method used is hadith thematic with a qualitative approach. The results of this research show that instilling the concept of monotheism education in early childhood is very important, because the most important thing is to introduce monotheism. Monotheism is the foundation for every Muslim. If a person is truly monotheistic then he will gain salvation in this world and the hereafter, however, without monotheism he will definitely fall into shirk and will face retribution in this world and retribution in the afterlife. And in view of the hadith, monotheism is highly recommended for children starting from childhood, so that the child knows his creator
Article
Full-text available
If independence is the ability to think, feel, and do something on an impulse yourself based on the obligation in kehidupuan sehari-hari without relieved by someone else.The independence of a child may be improved through improving confidence children. Learning environment, usage method of pembiasaan, motivation, active participation of a child, and cooperation.This study attempts to analyze the independence of children aged faktor-faktor 4-5 years in early childhood khairin kids t.a 2023 / 2024.The research is descriptive qualitative research.The population research is students paud khairin kids of 12 students.Data collection techniques with sheets of observation and documentation. Based on the research kids are to respond to the independence with bai kapa delivered by teachers. As he walks into class unaccompanied parents, and putting a bekalnya without the aid of his teacher, wearing shoes and socks own, can go to the bathroom without the aid of teachers, smoothing stationery and understand and will of its own goods.
Article
Full-text available
This socialization or community service aims to provide knowledge to the community about the importance of the role of parents in children's education. Through this socialization, it is hoped that the community will pay more attention to their children's education, not depending on the teacher alone, but rather on collaboration between the teacher and the child's parents. The method used in this socialization is a discussion method where there is someone as a presenter and there is someone in the audience who asks questions and is answered by the presenter. The results of observations carried out by researchers in Mattirotasi village showed that parents did not contribute enough to their children's education, which had an impact on learning motivation and also the quality of children's education in Mattirotasi village. The impact of the lack of parental contribution can be seen from the large number of children whose cognitive level does not match the child's own age or educational level, there are still many children who behave negatively towards their friends, for example hitting and making fun of their classmates.
Article
Parenting guidance is a crucial concern for parents as they play a significant role in fostering their children’s moral and religious development, which in turn contributes to their academic success. However, numerous cases indicate a lack of parental involvement in cultivating their children's upbringing, leading to deficiencies in parenting skills. This study aims to enhance the understanding of parenting skills in guiding children towards the development of moral and religious values. Employing a multiple-case study approach, data from TK IT Little Moslem, TK Labschool UPI, and RA Syifaaush Shuduur in Bandung, West Java, Indonesia, were analyzed. Through a quantitative method involving 101 respondents, the study reveals that parenting guidance significantly influences the development of moral and religious values by approximately 61%, while other factors contribute to around 39% of the impact. The findings underscore the pivotal role of parental guidance in enhancing children's learning abilities and fostering an early understanding of morality and religious values. As a result, this research contributes to the existing literature by exploring the nexus between ethics and religions, particularly in the context of parental and teacher guidance in nurturing children during their formative years. Keywords: Parenting Guidance, Guiding Ability and Moral Religious Values.
Article
Jika ditinjau dari sudut psikologi perkembangan anak, masa anak merupakan satu fase yang harus dilalui setiap individu manusia untuk sampai ke fase kedewasaannya. Para sarjana ilmu jiwa anak membagi periode perkembangan anak pada beberapa fase dengan pertimbangan yang berbeda-beda, sehingga tidak ditemukan adanya kesepakan di kalangan mereka tentang pembagian fase-fase perkembangan anak. Tahun-tahun pertama usia 0-6 tahun disebut sebagai periode sekolah-ibu, karena hampir semua usaha bimbingan pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung di tengah keluarga, di mana aktivitas ibu mempunyai andil besar bagi kelancaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, sebagai orangtua, ibu yang bijak akan memberikan perhatian dan keperdulian yang positif dan terus-menerus terhadap perkembangan yang terjadi pada anak-anaknya, sejak masa kelahiran sampai menjelang kedewasaannya. Satu bentuk nyata perhatian orangtua terhadap perkembangan anak adalah pemberian berbagai pendidikan sejak usia dini kepada anak-anaknya. Orangtua, baik ibu atau ayah, bahkan orang dewasa yang ada di sekitar pertumbuhan dan perkembangan anak, berkompeten memberikan pendidikan sejak awal perkembangannya yang dewasa ini lebih dikenal dengan istilah "pendidikan anak usia dini".
Inovasi Pembelajaran Efektif
  • Daryanto
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita, dan Menyanyi Secara Alami
  • Mohammad Fauziddin
Fauziddin, Mohammad. 2014. Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita, dan Menyanyi Secara Alami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur'an
  • Juwariyah
Juwariyah. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur'an. Yogyakarta: Teras.
Brain Based Teaching and Learning
  • Luk Mufidah
  • Luk Nur
Mufidah, Luk Luk Nur. 2014. Brain Based Teaching and Learning. Yogyakarta: Teras.
Cerdaskan Otak Anak dengan Doa!. Yogyakarta: Safirah
  • Imam Musbikin
Musbikin, Imam. 2012. Cerdaskan Otak Anak dengan Doa!. Yogyakarta: Safirah.
Pentingnya Berkisah Al-Qur'an dan Sunnah bagi Anak Usia Dini
  • Ari Prabowo
Prabowo, Ari. 2017. Pentingnya Berkisah Al-Qur'an dan Sunnah bagi Anak Usia Dini. Proceedings of The 2nd Annual Conference on Islamic Early Childhood Education. Volume 2, August 2017.