ArticlePDF Available

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik

Authors:

Abstract

Pemanas listrik ini menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik akan memanaskan panci yang diletakkan di atas pemanas dengan alas terbuat dari bahan kaca tebal. Pemanas ini tidak mengeluarkan api dan alas pemanas tidak panas sehingga aman bagi pengguna serta terhindar dari kemungkinan terjadi kebakaran. Panci yang digunakan untuk memasak harus terbuat dari logam ferromagnetik. Tersedia 3 pilihan mode memasak, yaitu FAST, NORMAL, dan SLOW. Pada mode FAST, kompor induksi ini dapat memasak air dengan volume 330 ml dalam waktu 36 sekon. Sumber daya pemanas induksi ini adalah jala-jala listrik 220 volt AC.
89
Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi
Elektromagnetik
Lukas B. Setyawan1, Deddy Susilo2, Amsal Victory Wicaksono 3
Program Studi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
1lukas.setyawan@staff.uksw.edu, 2deddy.susilo@staff.uksw.edu,
3612009056@student.uksw.edu
Ringkasan
Pemanas listrik ini menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik
akan memanaskan panci yang diletakkan di atas pemanas dengan alas terbuat dari bahan
kaca tebal. Pemanas ini tidak mengeluarkan api dan alas pemanas tidak panas sehingga
aman bagi pengguna serta terhindar dari kemungkinan terjadi kebakaran. Panci yang
digunakan untuk memasak harus terbuat dari logam ferromagnetik. Tersedia 3 pilihan
mode memasak, yaitu FAST, NORMAL, dan SLOW. Pada mode FAST, kompor induksi ini
dapat memasak air dengan volume 330 ml dalam waktu 36 sekon. Sumber daya pemanas
induksi ini adalah jala-jala listrik 220 volt AC.
Kata kunci: pemanas induksi, panci ferromagnetik, induksi elektromagnetik
1. Pendahuluan
Pemakaian kompor konvensional seringkali menyebabkan terjadinya kebakaran atau
kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh api kompor. Dengan pemanas induksi resiko
terjadi kebakaran dan kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh api kompor bisa
dihilangkan. Hal ini bisa terjadi karena pemanas induksi tidak mengeluarkan api. Untuk
memasak digunakan panci yang terbuat dari logam ferromagnetik. Saat memasak alas
pemanas yang terbuat dari bahan kaca tebal tidak panas sehingga aman bagi pengguna.
Permukaan alas pemanas rata sehingga mudah dibersihkan dari tumpahan.
Pembahasan makalah ini dimulai dengan penjelasan sistem pemanas induksi
meliputi proses kerja sistem, sistem perangkat keras, dan sistem perangkat lunak.
Kemudian dilanjutkan dengan hasil pengujian dan diakhiri dengan kesimpulan.
2. Sistem Pemanas Induksi
Sistem pemanas induksi memiliki bagan kotak seperti Gambar 1. Sistem ini tersusun
dari Sumber Tegangan 220 VAC, Penyearah, Tapis, Konverter DC ke AC, Kontrol, dan
Kumparan. Sketsa pemanas induksi digambarkan pada Gambar 2. Sedangkan foto
pemanas induksi dipaparkan di Gambar 3.
Panci berbahan logam ferromagnetik untuk memasak diletakkan di atas alas
pemanas yang terbuat dari kaca tebal.
Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 2015 Hal. 89 - 94
90
Tersedia fasilitas untuk memilih mode memasak lewat tombol FAST, NORMAL, dan
SLOW. Tampilan menu digunakan LCD.
Gambar 1. Bagan kotak pemanas induksi
Keterangan:
1. AC plug
2. Alas pemanas (kaca tebal)
3. Badan pemanas induksi (akrilik)
4. Tombol START
5. Tombol pilihan mode
6. Penampil LCD (Liquid Crystal Display)
Gambar 2. Sketsa pemanas induksi
Gambar 3. Foto dari pemanas induksi
2.1. Proses Kerja Sistem
Prinsip sistem pemanas induksi adalah memberikan induksi elektromagnetik pada
panci logam ferromagnetik yang diletakkan di atas alas pemanas. Induksi
elektromagnetik diberikan dengan frekuensi 20 kHz dan duty cycle 50%. Sumber induksi
adalah untai resonans yang terdiri dari induktor (kumparan) diparalel dengan kapasitor.
Kumparan yang digunakan adalah jenis flat spiral coil seperti pada Gambar 4. Induksi
elektromagnetik ini akan mengenai panci sehingga terjadi efek kulit (skin effect) yang
membangkitkan arus pusar (eddy current) pada permukaan panci sehingga panci menjadi
panas.
Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik
Lukas B. Setyawan, Deddy Susilo, Amsal Victory Wicaksono
91
Gambar 4. Flat Spiral Coil
2.2. Sistem Perangkat Keras
Perangkat keras terdiri atas dua bagian, yaitu untai utama seperti Gambar 5 dan
modul mikrokontroler yang bertugas untuk mengatur sistem pemanas induksi dan
sebagai pembangkit sinyal PWM (Pulse Width Modultaion) dengan duty cycle 50%.
Modul mikrokontroler menggunakan Atmega 8535 seperti Gambar 6. Tabel 1
memuat rincian pin mikrokontroler yang terhubung dengan masukan dan keluaran.
Pada mode SLOW, mikrokontroler membangkitkan sinyal PWM dengan frekuensi 15
kHz. Untuk pilihan mode NORMAL, sinyal PWM memiliki frekuensi 17,5 kHz.
Sedangkan pada mode FAST, frekuensi sinyal PWM sebesar 20 kHz.
Gambar 5. Skema pemanas induksi
Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 2015 Hal. 89 - 94
92
Gambar 6. Skema modul mikrokontroler
Tabel 1. Fungsi pin mikrokontroler
Pin Mikrokontroler
Fungsi
PA0
Output Data ke LCD
PA1
Output Data ke LCD
PA2
Output Data ke LCD
PA3
Output Data ke LCD
PA4
Output Data ke LCD
PA5
Output Data ke LCD
PA6
Output Data ke LCD
PA7
Output Data ke LCD
PB0
Input dari Thermocouple
PC0
Input dari tombol FAST
PC1
Input dari tombol NORMAL
PC2
Input dari tombol SLOW
PD5
Output PWM ke Anoda TLP 250
2.3. Sistem Perangkat Lunak
Sistem perangkat lunak ditanam di dalam mikrokontroler Atmega 8535 yang akan
mengatur kerja sistem dan membangkitkan sinyal PWM. Bagan alir perangkat lunak
dipaparkan pada Gambar 8.
Tampilan awal pada penampil LCD seperti Gambar 7. Pengguna dapat memilih
mode SLOW, NORMAL, atau FAST dengan menekan tombol yang sesuai.
Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik
Lukas B. Setyawan, Deddy Susilo, Amsal Victory Wicaksono
93
Gambar 7. Tampilan awal pada LCD
Gambar 8. Bagan alir perangkat lunak kompor induksi
3. Hasil Pengujian
Pengujian sistem pemanas induksi dilakukan dengan cara memanaskan air sebanyak
330 ml mulai dari temperatur kamar hingga temperatur air mencapai 55 oC. Waktu yang
diperlukan dicatat menggunakan stopwatch. Pengujian dilakukan untuk 3 macam mode,
yaitu SLOW, NORMAL, dan FAST. Hasil pengujian dinyatakan dalam Tabel 2.
Start
PWM 20 KHz
Cek input
Menu
Cek menu
Slow
PWM 15 KHz
Ambil data suhu
Tampilkan ke LCD
Cek tombol
Reset
PWM 17.5 KHz
Ambil data suhu
Tampilkan ke LCD
Cek tombol
Reset
Cek menu
Normal
Cek menu
Fast
YES
NO
YES
NO
YES
NO
PWM 20 KHz
Ambil data suhu
Tampilkan ke LCD
Cek tombol
Reset
YES
YES
NO
YES
NO
YES
NO NO
Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14 No. 2 Oktober 2015 Hal. 89 - 94
94
Pengujian berikutnya adalah membandingkan hasil pengujian sistem pemanas
induksi dengan kompor listrik Maspion S-302 600W dan kompor gas Sanyo. Pada saat
pengujian, kompor listrik dan kompor gas diatur pada kondisi pemanasan maksimal.
Hasil pengujian seperti Tabel 3.
Tabel 2. Waktu yang diperlukan pemanas induksi untuk memanaskan air 330 ml sampai 55 oC
Mode
Waktu
SLOW
55 sekon
NORMAL
46 sekon
FAST
36 sekon
Tabel 2. Waktu yang diperlukan kompor listrik dan kompor gas untuk memanaskan air 330 ml sampai 55 oC
Jenis Kompor
Waktu
Kompor listrik (Maspion S-302 600W)
360 sekon
Kompor gas (Sanyo)
90 sekon
4. Kesimpulan
Sistem pemanas induksi telah berhasil direalisasikan untuk memanaskan air. Untuk
memanaskan air sebanyak 330 ml dari temperatur kamar sampai temperatur air
mencapai 55 oC dibutuhkan waktu 55 sekon pada mode SLOW, 46 sekon pada mode
NORMAL, dan pada mode FAST 36 sekon.
Waktu pemanasan pemanas induksi lebih cepat dibandingkan kompor listrik dan
kompor gas.
Panci yang dipakai sebagai wadah untuk memasak harus terbuat dari logam
ferromagnetik.
Daftar Pustaka
[1] A. Panobo, Pemanfaatan Arus Pusar Sebagai Sumber Panas Pada Pemanas Elektrik, Salatiga:
Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, 2009.
[2] A.V. Wicaksono, Perancangan Kompor Listrik Menggunakan Teknologi Induksi
Elektromagnetik, Salatiga: Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas
Kristen Satya Wacana, 2014.
... Arus eddy mempunyai peranan yang paling secara umum pada proses pemanas induksi, panas yang didapatkan dalam material sangat tergantung pada besarnya arus eddy yang diinduksikan kumparan lilitan penginduksian [8]. Pemanas air gas sering dianggap kurang efektif karena sering bermasalah dengan saklar otomatis dan penurunan tekanan pompa untuk mencegah kebakaran [9]. ...
Article
Full-text available
Induction heating is a process in which the heater and the object to be heated are not in physical contact. Therefore, several previous studies did not provide information about the effect of winding and coil diameter on the performance of induction heaters. The sensor used is the Ds18b20 sensor which detects the temperature of hot water and cold water. To increase the effectiveness of the use of heat energy through an induction heater directly, the research tool is an induction water heater. Induction heating is the generation of heat in a metal exposed to an induced magnetic field. In this process, a validated graphic temperature controller is invaluable through the monitoring process using software that can detect the hot temperature of the Blynk and 16X2 LCD. The hot water temperature generated by the induction heater allows the system to operate optimally. As a result, the capillary tube reaches a hot temperature and a constant water temperature of 38 ° C in 173 seconds. The microcontroller and flash connection detection test is working fine. This system makes it easy to carry out the temperature monitoring process via a smartphone.
Article
Kekentalan atau viskositas merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan suatu zat untuk mengalir. Dalam suatu proses industri, cairan dengan nilai viskositas tertentu sangat seringkali digunakan, contohnya adalah oli. Oli merupakan sesuatu hal yang penting bagi proses industri khususnya pada bagian mesin. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin industri berbeda-beda karena setiap tipe mesin industri membutuhkan oli berkekentalan yang berbedabeda. Maka untuk memenuhi kebutuhan proses industr tersebut, dirancanglah suatu alat ukur untuk mengukur nilai viskositas (viscosity) yang memiliki kesalahan pengukuran (error) di bawah acuan yang ditentukan oleh William D. Cooper yaitu sebanyak 2%. Alat ukur ini juga memiliki suatu perangkat pemanas induksi dan pengukur suhu oli yang sedang diuji. Metodelogi dalam menyelesaikan penelitian ini adalah studi pustaka,perencanaan dan realisasi dan yang terakhir adalah perancangan dan pengujian. Setelah alat ukur ini dirancang dan diuji, didapatkan suatu hasil yaitu kesalahan pembacaan (error) pembacaan suhu yang didapatkan adalah sebesar 0,20% sementara error untukpembacaan viskositasnya adalah 0,56%. Nilai error tersebut dapat dibilang sangat kecil karena masih di bawah 2% seperti batasan error yang diungkap oleh William D. Cooper. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa alat ukur yang telah dirancang termasuk dalam kategori baik dengan error yang sangat kecil
Article
Full-text available
Energy sustainability and carbon emission reduction programs are widespread issues in various countries. One sector of concern in the program is the household sector with cooking activities as its focus. Therefore the cooking fuel conversion program is often carried out in various countries and even in Indonesia, such as the program of conversion of kerosene to LPG. In this article, we review the options for using induction stoves for Indonesian society. The method for our review is based on the comparison of articles in previous studies. In various experiments, it has been stated that induction stoves have better energy efficiency than electric filament stoves and LPG stoves. As a result, the operational costs of induction stoves are lower than those of the two stoves. Also, the carbon emissions of induction stoves are lower than LPG stoves. However, several challenges must be resolved if the policy about the conversion of LPG stoves to induction stoves will be implemented in Indonesia.
ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.