Content uploaded by Firman - Firman
Author content
All content in this area was uploaded by Firman - Firman on Nov 01, 2018
Content may be subject to copyright.
Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif
Oleh
Firman
Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Padang
Email : firman@konselor.org
A. Pendahuluan
Keberhasilan penelitian sangat ditentukan oleh kepekaan dan kemauan
peneliti mendapat jawaban secara ilmiah terhadap berbagai masalah dalam
kehidupan masyarakat. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti dibekali
dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta teori-teori sesuai
dengan bidang kajian yang ditekuninya. Istilah metodologi (
methodology
)
dengan metoda
(methods
) tidak jarang tumpang tindih penggunaannya.
Sebenarnya metodogi
(methodology
) merupakan studi yang logis dan
sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah, yang
intinya terdiri dari : masalah, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada),
hipotesis (jika ada) dan cara penelitian. Sedangkan metoda (
methods
)
merupakan cara untuk melakukan penelitian, menyangkut dengan bahan,
alat, jalan penelitian, variabel penelitian dan analisis data.
Secara umum metodologi penelitian dapat diklasifikasikan atas metodologi
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan penelitian yang menggunakan
metodologi kualitatif dengan kuantitatif berbeda, baik dari paradigma yang
mendasari, proses dan hasil penelitian yang diperoleh. Sehubungan dengan
hal itu pengumpulan dan analisis data dalam penelitian kualitatif menunjukan
keunikan tersendiri dibandingkan dengan metodologi penelitian kuantitatif.
B. Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif.
Analisis dan penafsiran data dalam penelitian kualitatif memiliki ciri
diantaranya : (1)
natural setting
(latar alamiah), (2) pengungkapan makna
dari sudut pandang subyek penelitian, (3)
holistik
dan tidak dapat diisolasi
sehingga terlepas dari konteknya, (4) peneliti sebagai instrumen utama
untuk mengungkapkan makna yang terikat nilai dan konteks, (5) data
kualitatif diungkapkan melalui hubungan alamiah antara peneliti dengan
informan, (6) sampel dipilih didasarkan oleh tujuan penelitian (
purposive
sampling
) dan bukan menggunakan sampel random, (7) analisis data
dilakukan secara induktif, serta (8) mengarahkan penyusunan teori dari data
lapangan.
Berdasarkan ciri tersebut, pengumpulan dan analisis data dilakukan secara
bersamaan. Fenomena dapat dimegerti maknanya bagi peneliti kualitatif
melalui interaksi dengan subyek yang mengunakan wawancara, observasi
partisipan serta bahan-bahan (dokumen) sehubungan dengan subyek untuk
melengkapi data penelitian.
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan serta
pengaturan secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari
wawancara, observasi serta bahan lain agar peneliti dapat melaporkan hasil
penelitian. Analisis data meliputi kegiatan pelacakan, pengorganisasian,
pemecahan dan sistesis, pencarian pola serta penentuan bagian-bagian akan
dilaporkan sesuai dengan fokus penelitian. Analisis data dilakukan secara
berkelanjutan, terus menerus dan berulang-ulang.
Analisis data dilakukan selama proses pegumpulan dan setelah data
dikumpulan secara keseluruhan. Beriringan dengan pengumpulan data,
dilakukan analisis (
interpretasi
) dengan maksud mempertajam fokus
pengamatan serta memperdalam masalah yang relevan dengan pokok
permasalahan yang diteliti. Analisis data selama proses pengumpulan data
amat penting artinya bagi peneliti untuk melakukan pengamatan terfokus
terhadap permasalahan yang dikaji.
Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya analisis deskriptif,
diawali dengan pengelompokan data yang sama, selanjutnya dilakukan
interpretasi untuk memberi makna setiap subaspek dan hubungan antara
satu dengan lainnya. Kemudian dilakukan analisis atau interpretasi
keseluruhan aspek untuk memahami makna hubungan antara aspek yang
satu dengan lainnya yang menjadi fokus penelitian. Makna diinterpretasi
dalam penganalisaan data dari sudut pandang informan dimana penelitian
tersebut dilaksanakan. Peneliti kualitatif membuat interpretasi data dan
penarikan kesimpulan secara ideografis (dalam bentuk kekhususan) dan
bukan nomotetik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penelitian kualitatif
terikat nilai dan tempat serta tidak bersifat universal.
C. Analisis Data dalam Pengumpulan Data
Analisis data selama proses pengumpulan data dilakukan untuk
mengumpulkan data yang ada serta memikirkan data baru yang akan
dikumpulkan, mencari kebenaran informasi yang masih kabur serta
mengarahkan analisis yang sedang berjalan. Langkah yang dapat ditempuh
selama pengumpulan data, diantaranya penyusunan lembar rangkuman
kontak, pembuatan kode-kode, pengkodean pola serta pemberian memo.
Lembar rangkuman kontak berisikan serangkaian rangkuman pertanyaan
tentang kontak lapangan yang ditelaah melalui catatan lapangan serta
menjawab pertanyaan secara ringkas untuk mengembangkan rankuman
secara keseluruhan dari hal pokok dalam kontak.
Selama proses pengumpulan data pada prinsipnya juga dilakukan proses
penyusunan konsep-konsep, kategori dan hipotesa yang selalu dimatangkan
oleh data lapangan. Konsep, kategori atau hipotesa yang didukung oleh
datalah yang menjadi temuan penelitian kualitatif.
D. Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Laporan penelitian kualitatif sebagian besar menyusun teks naratif yang
disusun secara sistematis, sehingga akhir pengumpulan data peneliti
disibukan oleh penyajian data yang telah dikumpulkan serta dianalisis
sebelumnya. Laporan penelitian kualitatif biasanya bersifat kata-kata serta
perilaku orang dalam kontek waktu dan tempat. Konteks tersebut
menunjukan situasi dan sistem sosial dimana seseorang berfungsi.
Analisis data setelah pengumpulan data pada prinsipnya kelanjutan dari
analisis sebelumnya untuk memaparkan data secara sistematis serta
memastikan prosisi, hipotesa, konsep atau pola yang telah dibangun
berdasarkan data lapangan. Peneliti kualitatif biasanya melengkapi data yang
ada apabila menemukan data yang telah disajikan kurang sepurna sesuai
dengan fokus penelitian. Kondisi semacam ini menunjukan bahwa
pengumpulan dan analisis data berlangsung secara berkelanjutan, terus
menerus serta berulang sampai ditemukan papaparan yang dalam tentang
suatu fenomena.
E. Model Analisis Data.
Salah satu model analisis data dalam penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan etnografi dikemukakan oleh Spradley (1972 : 85-
89) dengan langkah sebagai berikut : (1)
analisis ranah
(kawasan), (2)
melakukan observasi terfokus
dan
observbasi terselektif
, (3)
analisis
komponensial
serta (4 )
analisis tema
. Analisis data pada prinsipnya
merupakan penelaahan dalam mencari pola (
paterns
) budaya.
1. Analisis Kawasan.
Analisis ranah (kawasan) merupakan proses menemukan bagian-bagian,
unsur-unsur, kawasan-kawasan dari makna kultural yang mengandung
kategori-kategori lebih kecil. Berkaitan dengan hal itu, Spradley (1972:88-
91) mengemukakan bahwa suatu kawasan kultural adalah suatu kategori
dari makna kultural yang meliputi kategotir-ketegori yang lebih kecil.
Kawasa-kawasan sebagai kategori-kategori kultural terdiri dari tiga unsur,
yaitu :
1. Istilah mencakup (
cover term
) atau nama untuk kawasan kultural,
misalnya : guru-guru, mahasiswa, kemenakan,mamak dan sebagainya.
2. Beberapa istilah yang diliputi (
Included terms
) untuk semua kategori
lebih kecil di dalam suatu kawasan. Misalnya : guru yunior, topik-topik
pengajaran, mamak yunior, mamak bungsu dan sebagainya.
3. Hubungan semanik yang mengaitkan istilah-istilah yang diliputi,
misalnya sejenis atau cara melakukan sesuatu. Hubungan semantik
tersebut terdiri dari :
a. Kawasan-kawasan “rakyat” (
folk domain
) yang terdiri dari istilah-
istilah dari bahasa masyarakat dalam situasi sosial yang sedang
dikaji, misalnya : mamak, etek dan sebagainya.
b. Kawasan-kawasan analitik yang terdiri dari istilah-istilah dari
bahasa peneliti berdasarkan ide-ide yang disimpulkan dan
dilakukan oleh subyek penelitian berdasarkan observasi.
c. Kawasan-kawasan campuran yang terdiri darir istilah-istilah rakyat
dan analitik. Hal ini paling umum dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian kualitatif.
Berkatian dengan uraian tersebut, spradley (1972:91-99)
mengemukakan ada enam langkah dalam membuat analisis kawasan,
yaitu :
1. Menyeleksi hubungan semantik tunggal. Ada sembilan hubungan –
hubungan semantik universal, yaitu :
Hubungan Semantik
Bentuk
Contoh
a.
Pemasukan yang ketat.
X adalah satu jenis dari y
Seorang guru matematika adalah
guru
b.
Dalam ruangan
X adalah suatu tempat dalam Y
Biliak (ada
lah tempat) di rumah
gadang
c.
Sebab
-
akibat
X adalah hasil dari Y
Biliak adalah bagian dari rumah
gadang
d.
Rasional
X adalah suatu alasan melakukan Y
Peminangan adalah awal pehelatan
e.
Lokasi untuk tindakan
X adalah suatu tempat untuk
melakukan Y
Biliak ad
alah suatu tempat
menjamu suami
f.
Fungsi
X digunakan untuk Y
Mamak berfungsi sebagai pimpinan
g.
Alat
-
tujuan
X adalah suatu cara untuk
melakukan Y
Akad nikah adalah awal memasuki
rumah tangga
h.
Urutan
i. Pengatributan
X adalah tahap dalam Y
X adalah suatu pengadtributan
(karakteristik) dari Y
Kunjungan rumah adalah suatu cara
bantuan.
Suntiang adalah karakteristik dari
anak daro
2. Mempersiapkan lembaran kerja untuk analisis kawasan yang berfungsi
sebagai mengikhtisarkan hubungan semantik beserta semua istiklah yang
diliputi dan akan ditemukan dalam catatan lapangan.
Contoh
Lembaran Kerja Analisis Kawasan
Hubungan semantik : ___________________________________
Bentuk : ___________________________________
Istilah-istilah yang diliputi Hubungan Istilah
Semantik Mencakup
_________________________ adalah suatu _______________________
_________________________ jenis dari _______________________
_________________________ _______________________
_________________________ _______________________
3. Menyeleksi suatu cuplikan dari masukan-masukan dari catatan lapangan. Hal ini
diperoleh dari catatan lapangan deskriptif dengan mencari kawasan paling mudah
yang dimulai dengan suatu cuplikan yang singkat.
4. Mencari istilah-istilah yang mencakup dan istilah yang diliputi sesuai dengan
hubungan semantik dari cuplikan, masukan catatan lapangan serta menuliskan
istilah istilah lembaran kerja analisis kawasan.
5. Mengulangi usaha mencari kawasan-kawasan dengan menggunakan semua
hubungan sematik yang berbeda-beda yang telah terdaftar sebelumnya.
6. Membuat daftar dari semua kawasan yang telah diidentifikasikan tercakup pada
lebaran kerja. Semua kawasan untuk semua hubungan semanik harus didaftar
sehingga peneliti mempunyai daftar jenis-jenis Y (misalnya jenis-jenis sikap-
sikap, hubungan-hubungan dan sebagainya). Hal ini merupakan ikhtisar dari
kategori-kategori kultural yang telah diidentifikasikan dari cuplikan catatan-
catatan lapangan. Analisis tersebut akan memberikan suatu ide dan pandangan
terhadap situasi sosisal yang sedang dikaji.
2. Observasi Terfokus.
Prasyarat untuk mememilih fokus adalah daftar ranah secara lengkap. Melalui daftar
peneliti tersebut peneliti dapat memilih satu atau sejumlah ranah untuk dilakukan
studi terfokus. Daftar ranah dapat diperoleh peneliti lewat analisis ranah atau
kawasan.
Spradley (1972) menyarankan agar peneliti mempedomani daftar ranah-ranah budaya
umum yang telah diidentifikasikan oleh para ahli sebelumnya. Melalui pemeriksaan
catatan lapangan peneliti akan tebantu menemukan ranah-ranah yang lebih spesifik
berikut kategori-kategori yang ada di dalamnya. Sehubungan dengan hal itu, peneliti
akan mempunyai seperangkat ranah yang lengkap sehingga dapat menetapkan fokus
studi. Ranah-ranah umum adalah sebagai berikut :
a. Inklusi : X adalah satu jenis dari Y yang mencakup jenis-jenis dari :
- aksi-aksi
- tempat-tempat
- objek-objek
- kegiatan-kegiatan
- hubungan-hubungan
- waktu
- aktor-aktor
- perasaan
- tujuan-tujuan
b. Spatial : X adalah bagian dari Y yang mencakup bagian-bagian :
- kegiatan-kegiatan
- tempat-tempat
- peristiwa-peristiwa
- objek-objek.
c. Sebab-akibat : X adalah satu akibat dari Y yang mencakup akibat :
- Kegiatan
- Aksi
- peristiwa-peristiwa
- perasaan
d. Rasional : X adalah alasan untuk melakukan Y mencakup alasan-alasan untuk :
- aksi
- Melakukan kegiatan-kegiatan
- Pertahanan peristiwa-peristiwa
- Perasaan-perasaan
- Menggunakan objek-objek
- Mencari tujuan-tujuan
- Mengatur ruang
e. Lokasi bagi aksi: X adalah tempat melakuka Y yang mencakup tempat-tempat
untuk :
- aktifitas-aktitifitas
- orang beraksi
- peristiwa-peristiwa diadakan
- objek-objek
- mencari tujuan-tujuan
f. Fungsi : X adalah fungsi untuk Y yang mencakup fungsi untuk :
- objek-objek
- peristiwa-peristiwa
- aksi-aksi
- kegiatan-kegiatan
- perasaan-perasaan
- tempat-tempat
g. Cara tujuan : X adalah cara untuk melakukan Y yang mencsakup cara untuk :
- mengorgasnisasikan ruang
- bereaksi
- melaksanakan kegiatan-kegiatan
- pentahapan peristiwa-peristiwa
- mencari tujuan-tujuan
- menjadi aktor-aktor
h. Sekuensi : X adalah satu langkah dalam Y yang mencakup tahap-tahap :
- mencapai tujuan-tujuan
- aksi
- suatu peristiwa
- suatu kegiatan
- usaha menjadi seorang aktor
i. Atribut : X adalah atribut dari Y yang mencakup karakteristik dari :
- objek –objek
- tempat-tempat
- waktu-waktu
- aktor-aktor
- kegiatan-kegiatan
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas, observasi terfokus digunakan untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan struktural mengenai ranah-ranah yang telah
ditentukan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinsi. Dengan melakukan
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara berulang akan didapatkan daftar unsur-
unsur/kategori-kategori di dalam ranah-ranah yang pada saaat analisis ranah belum
lagi ditemukan.
Spradley (1972) menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan observasi terfokus,
sebagai berikut :
1. Membuat daftar ranah yang telah dipilih secara tentatif untuk observasi terfokus.
2. Menulis pertanyaan-pertanyaan struktural yang berhubungan dengan ranah-ranah
dimaksud untuk diajukan jadi pedoman observasi.
3. Mengidentifikasi tempat-tempat observasi yang akan memberi kesempatan paling
baik dalam melakukan observasi terfokus pada saat mana peneliti akan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan struktural.
4. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan waktu peneliti berpartisipasi dalam
melakukan observasi terfokus sealamiah mungkin.
5. Laksanakan observasi terfokus dan ambil catatan-catatan lapangan menurut
prosedur yang telah diketahui.
3. Analisis Taksonomi
Setelah analisis kawasan (ranah) dan observasi terfokus peneliti sudah dapat
mengidentifikasi ranah-ranah yang akan dipelajari secara mendalam. Selanjutnya
dilakukanan analisis taksonomi untuk mengolah fokus tersebut selangkah lebih
dalam, dengan menemukan hubungan-hubungan antar komponen-komponen dari
masing-masing ranah. Kegiatan analisis akan menghasilkan taksonomi yang
meringkas hubungan-hubungan antara satu hal di dalam suatu ranah. Analisisi ini
menghasilkan subset-subset dari ranah.
Langkah-langkah yang dapat dilalui dalam melakukan analisis taksonomi, yaitu :
1. Menetapkan suatu ranah yang dianalisis taksonomi. Ranah yang dipilih
berdasarkan analisis kawasan dan observasi terfokus.
2. Melihat kawasan atas dasar hubungan semantik yang sama dalam satu ranah. Hal
ini berfungsi untuk melihat bagian yang bersamaan yang dapat dikelompokan
dalam ranah lain.
3. Mencari unsur lain yang dapat memperkaya unsur-unsur dalam ranah tersebut.
4. Mencari ranah yang lebih besar dimana ranah yang digarap merupakan salah satu
unsur di dalamnya.
5. Membangun taksonomi yang bersifat tentatif.
6. Melakukan observasi terfokus untuk menguji ketepatan analisis
7. Membangun taksonomi yang lengkap.
4. Analisis Komponensial
Analisis komponensial merupakan suatu usaha mencari secara sistematis atribut-
atribut yang berhubungan dengan kategori budaya. Di dalam setiap ranah budaya
selalu ada sejumlah anggota, kategori atau unsur-unsur yang termasuk di dalamnya
yang ditemukan waktu melakukan analisis ranah. Dalam analisis komponen sial
keseluruhanan proses secara mencari kontras, menggolong-golongkan,
mengelompok-ngelompokan, memasukan kedalam chart paradigma sampai dengan
pengujian kebenarannya melalui observasi partisipan atau wawancara.
Sparadley (1972m : 132) menjelaskan bahwa chart paradigma tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kategori
Ranah
I
Dimensi Kontaras
II
III
IV
Kategori Budaya
Atribut
-1
Atribut
-2
Atribut
-3
Atribut
-4
Kategori
Budaya
Atribut
-1
Atribut
-2
Atribut
-3
Atribut
-4
Kategori
Budaya
Atribut
-1
Atribut
-2
Atribut
-3
Atribut
-4
Dst Dst Dst Dst Dst
Langakah –langkah yang dilalui dalam analisis komponensial yaitu :
1. Menetapkan suatu ranah yang akan dianalkisis berdasarkan hasil observasi
terseleksi dan identifikasi kontras-kontrasnya.
2. Menginfentariszasi seluruh kontras yang telah ditemukan sebelumnya.
Sehubungan denmgan hal itu, spradley (1972:134) mengemukan contoh sebagai
berikut :
Suku Kurdi mempunyai nama kecil bersifat Islam, Kurdi tidak spesifik arab, suku
Dreiz mempunyai nama kecil yang bersifat Islam, Dreiz atau tidak spesifik arab.
3. Menyiapkan format paradigma sebagaimana yang telah dicontohkan pada uraian
terdahulu.
4. Mengidentifikasi dimensi-dimensi yang mempunyai nilai dua kategori.
5. Mengkombinasikan dimensi-dimensi kontras yang berhubungan dekat ke dalam
satu dimensi yang mempunyai nilai jamak.
6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk atribut yang belum ada.
7. Melakukan observasi terseleksi untuk mencari informasi mengenai atribut yang
belum terinci dalam lembaran paradigma di atas.
8. Menyiapkan suatu pradigma yang lengkap
5. Analisis Tema
Analisis tema didasarkan pada asumsi, bahwa setiap budaya tidak lebih dari
penjulahan adegan-adegan yang merupakan suatu sistem arti yang teintegrasi ke
dalam pola-pola yang lebih besar. Spradley (1972) mendefisikan sebagai
kaidah/prinsip yang ada dan berulang dalam sejumlah ranah, implisit atau eksplisit
dan berlaku sebagai suatu hubungan antar subsistem-subsistem dari arti budaya.
Selanjutnya Spradley 91972) menjelaskan bahwa suatu tema budaya biasakan
diungkapklan sebagai suatu pernyataan. Pernyatan tersebut biasa disebut sebagai
kaidah-kaidah kognitif yang dipercaya dan diterima oleh masyarakat sebagai suatu
kebenaran. Bila suatu kaedah kognitif terpakai pada berbagai situasi dan berlaku pada
dua atau lebih ranah dipandang sebagai suatu tema budaya. Tema terungkap sebagai
motto, pepatah-pepatah dan seterusnya. Bagian terbesar dari tema masih berupa
pengetahuan yang terpendam. Masyarakat tidak dapat menyatakan dengan mudah
meskipun mereka tahu kaidah budaya dan selalu menggunakan untuk mengorganisasi
tingkah laku ataupun menginfentarisasikan pengalaman-pengalaman mereka.
Spradley (1972) menjelaskan bahwa analisis kualitatif terdiri dari usaha atas
menemukan : (1) bagian-bagian dari suatu buduya, (2) hubungan antar bagian-bagian
tersebut, (3) hubungan antar bagian-bagian dengan keseluruhan. Dalam usaha
mencari tema, peneliti mengidentifikasi bagian lain dari setiap budaya yang
menyangkut kaidah-kaidah kognitif yang selalu muncul. Walaupun demikian
pencarian tema adalah suatu langkah kearah menemukan hubungan-hubungan antar
ranah-ranah dan hubungan-hubungan seluruh bagian dengan keseluruhan adengan
budaya.
Spadley (1972:150) menjelaskan bahwa strategi-strategi yang dapat digunakan untuk
menemukan tema-tema adalah sebagai berikut:
1. Peneliti benar-benar tergelam dalam adegan budaya selama melakukan
penelitian.
2. Melakukan analisis komponensial dari seluruh cover term untuk seluruh ranah.
Waku melakukan analisis komponensial terhadap segala unsur di dalam suatu
ranah. Teknik yang sama dapat dilakukan untuk menemukan ranah-ranah, berikut
dimensi kontras antar ranah-ranah di dalam suatu adegan budaya. Pendekatan
secara holistik akan mengungkapkan isi antar ranah-ranah.
3. Perspektif lebih luas dapat dicapai dengan jalan mencari ranah yang lebih besar
dalam adegan budaya.
4. Dimensi-dimensi kontras seluruh ranah yang telah dianalisis secara rinci.
Kegiatan ini memanfraatkan analisis yang diperoleh melalui analisis
komponensial untuk raanah-ranah tertentu dalam suatu adegan budaya.
5. Identifikasi ranah karena sejumlah ranah di dalam suatu adegan budaya cenderung
mengorganisasikan sejumlah informasi yang termasuk ranah lainnya.
6. Membuat suatu diagram skematis dari adegan untuk membantu mefisulisasikan
hubungan antara ranah.
7. Mencari tema-tema yang bersifat universal. Ada enam tema universal yaitu : (1)
konflik sosial, (2) kontradisi budaya, (3) memusatkan perhatian bagaimana
masyarakat mengontrol tingkah laku sosial mereka, bagaimana mematuhi nilai-
nilai dan norma masyarakat, melalui kegiatan hal ini akan dapat diidentifikasi, (4)
mengelola hubungan sosial karena di kota-kota atau tempat tertentu masyarakat
mengembangkan cara tertetu dalam berhubungan dengan orang lain, (5)
mendapatkan dan mempertahankan status, melalui bagaimana masyarakat yang
sedang diteliti memperoleh dan mendapatkan status akan menghasilkan tema
budaya, (6) pemecahan bermacam masalah.
8. Membuat ringkasan overview dari adegan budaya. Hal ini ditulis dalam beberapa
halaman yang ringkas dan padat dengan memasukan sebanyak-banyaknya ranah
utama.
Dengan kegiatan penelitian ini, peneliti akan keluar dari bermacam-macam rincian
yang mengarah pada bagian yang lebih besar dari budaya. Perhatian peneliti akan
terpusat kepada hubungan-hubugan antar bagian budaya yang mengarah kepada
penemuan tema.
F. Penutup
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung dalam pengumpulan
dan setelah selesai data dikumpulkan
. Beriringan dengan pengumpulan
data, dilakukan analisis (
interpretasi
) dengan maksud mempertajam fokus
pengamatan serta memperdalam masalah yang relevan dengan pokok
permasalahan yang diteliti. Analisis data selama proses pengumpulan data
amat penting artinya bagi peneliti untuk melakukan pengamatan terfokus
terhadap permasalahan yang dikaji. Sedangan analisis data setelah data
dikumpulkan merupakan kelanjutan dari analisis sebelumnya untuk
memaparkan data secara sistematis serta memastikan prosisi, hipotesa,
konsep atau pola yang telah dibangun berdasarkan data lapangan. Peneliti
kualitatif biasanya melengkapi data yang ada apabila menemukan data yang
telah disajikan kurang sepurna sesuai dengan fokus penelitian.
Daftar Kepustakaan
Arifin, Imron (1996) : Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Kegamaan.
Malang : Kalimasahada Press.
Muhadjir, Noeng (1992) : Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin.
Patto, Michael Quinn, (1990) : Qualitative Evaluation And Research Methods. London :
Sage Publication.
Spradley, James P, (1979): The Ethnographic. London : Holt. Ricnehart and Winston.
Strauss A, Julie C, (1990) : Basic of Qualitative Research. London : Sage Publication.
Vredenbregt (198) : Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia.
Wallace, Walter (1973) : The Logic of Science in Sociology. Chicago : Aldine.