ChapterPDF Available

Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif

Authors:
  • National Research and Innovation Agency Republic of Indonesia

Abstract

Dalam sebuah penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan dengan sangat berbeda dengan metode penelitian kuantitatif yang lebih dulu eksis, tak terkecuali dalam bidang kesehatan. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh tujuan masing-masing jenis penelitian itu sendiri. Penelitian kuantitatif lebih ditujukan untuk mencari keluasan dari sebuah permasalahan, sedang penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencari kedalamannya. Ciri lain yang sangat berbeda adalah bahwa di dalam penelitian kuantitatif setiap fenomena ditunjukkan dengan angka atau numerik, sedang penelitian kualitatif menyajikan sebuah fenomena dalam sebuah narasi yang mendalam, meski tak menampik juga kadang disertai dengan menampilkan angka.
15
Bab 3
Pengumpulan
Data Penelitian Kualitatif
Agung Dwi Laksono
Dalam sebuah penelian kualitaf, proses pengumpulan
data dilakukan dengan sangat berbeda dengan metode
penelian kuantaf yang lebih dulu eksis, tak terkecuali
dalam bidang kesehatan. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh
tujuan masing-masing jenis penelian itu sendiri.
Penelian kuantaf lebih ditujukan untuk mencari
keluasan dari sebuah permasalahan, sedang penelian
kualitaf lebih ditujukan untuk mencari kedalamannya. Ciri
lain yang sangat berbeda adalah bahwa di dalam penelian
kuantaf seap fenomena ditunjukkan dengan angka atau
numerik, sedang penelian kualitaf menyajikan sebuah
fenomena dalam sebuah narasi yang mendalam, meski
tak menampik juga kadang disertai dengan menampilkan
angka. Secara detail perbedaan dari kedua jenis pendekatan
penelian tersebut pada Tabel 3.1.
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
16
Dalam penelian kuantaf, instrumen sudah didesain
sedemikian rupa sehingga sangat terstruktur dan teratur,
biasanya dalam bentuk-bentuk kuesioner ataupun daar lik
yang sudah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian,
proses paling “merepotkan” dari kesempurnaan penelian
kuantaf adalah tahap persiapannya bila dibandingkan
dengan tahap pengumpulan ataupun interpretasi data.
Hal berbeda berlaku pada penelian kualitaf. Pada
penelian jenis ini, kebanyakan instrumen adalah “peneli”
itu sendiri. Kalaupun ada instrumen pendokumentasian lain-
nya, hanya merupakan instrumen pendukung untuk me-
lengkapi data, instrumen utama adalah peneli itu sendiri.
Tahap persiapan dalam penelian kualitaf cenderung
lebih “ringan”. Bagian paling “merepotkan” adalah pada saat
interpretasi data. Pada fase ini peneli sebagai instrumen
dituntut untuk membangun kembali memorinya terhadap
suasana atau konteks pada saat pengumpulan data, melihat
hubungan antarobjek, sampai pada perilaku masing-masing
objek secara mandiri ataupun pada saat berinteraksi.
Ada ga metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelian kualitaf, yaitu: 1) observasi
parsipaf; 2) wawancara mendalam; dan 3) diskusi
kelompok terarah.
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 17
Tabel 3.1 Metode Penelian Pendekatan Kuantaf versus Kualitaf
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Kerangka Umum Berusaha untuk mengonrmasi hipotesis
tentang fenomena.
Instrumen menggunakan gaya yang
lebih kaku untuk memunculkan dan
mengkategorikan tanggapan terhadap
pertanyaan.
Menggunakan metode yang sangat
terstruktur, seper: kuesioner, survei, dan
observasi terstruktur.
Berusaha untuk mengeksplorasi fenomena.
Instrumen lebih eksibel, menggunakan
gaya berulang untuk memunculkan dan
mengkategorikan tanggapan terhadap
pertanyaan.
Menggunakan metode semi-terstruktur, seper:
wawancara mendalam, kelompok fokus, dan
observasi parsipaf.
Tujuan Analisis Untuk mengukur variasi.
Untuk memprediksi hubungan kausal.
Untuk menggambarkan karakterisk suatu
populasi
Untuk menggambarkan variasi.
Untuk menggambarkan dan menjelaskan
hubungan.
Untuk menggambarkan pengalaman individu.
Untuk menggambarkan norma kelompok.
Seleksi Peserta/
Responden/
Informan
Random sampling Purposif atau dipilih secara teores
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
18
Format
Pertanyaan
Tertutup.
Pertanyaan spesik atau hipotesis.
Terbuka.
Luas, temak.
Format Data Numerik (diperoleh dengan menetapkan
nilai numerik untuk respon).
Fenomena disajikan secara numerik.
Deskripf data stask inferensial.
Tekstual (diperoleh dari kaset audio, kaset video,
dan catatan lapangan).
Fenomena disajikan dalam sebuah narasi.
Idenkasi tema utama.
Fleksibilitas
dalam Desain
Penelian
Desain penelian stabil dari awal sampai
akhir.
Tanggapan peserta dak mempengaruhi
atau menentukan bagaimana dan
pertanyaan apa yang diajukan peneli
berikutnya.
Desain penelian tunduk pada asumsi dan
kondisi stask
Beberapa aspek dari penelian ini adalah
eksibel (misalnya: penambahan, pengucilan,
atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu).
Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana
dan pertanyaan apa yang diajukan peneli
berikutnya.
Desain penelian adalah interakf, yaitu
pengumpulan data dan penelian pertanyaan
yang disesuaikan dengan apa yang telah
dipelajari
Keuntungan Sampel besar, validitas stask, akurat
mencerminkan populasi.
Kaya, mendalam, deskripsi narasi sampel.
Kerugian Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan
perasaan sasaran.
Besar sampel kecil, dak digeneralisasikan untuk
populasi pada umumnya.
Sumber: Marvas (2004); Mack, dkk (2005); Vanderstoep dan Johnston (2009)
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 19
Format
Pertanyaan
Tertutup.
Pertanyaan spesik atau hipotesis.
Terbuka.
Luas, temak.
Format Data Numerik (diperoleh dengan menetapkan
nilai numerik untuk respon).
Fenomena disajikan secara numerik.
Deskripf data stask inferensial.
Tekstual (diperoleh dari kaset audio, kaset video,
dan catatan lapangan).
Fenomena disajikan dalam sebuah narasi.
Idenkasi tema utama.
Fleksibilitas
dalam Desain
Penelian
Desain penelian stabil dari awal sampai
akhir.
Tanggapan peserta dak mempengaruhi
atau menentukan bagaimana dan
pertanyaan apa yang diajukan peneli
berikutnya.
Desain penelian tunduk pada asumsi dan
kondisi stask
Beberapa aspek dari penelian ini adalah
eksibel (misalnya: penambahan, pengucilan,
atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu).
Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana
dan pertanyaan apa yang diajukan peneli
berikutnya.
Desain penelian adalah interakf, yaitu
pengumpulan data dan penelian pertanyaan
yang disesuaikan dengan apa yang telah
dipelajari
Keuntungan Sampel besar, validitas stask, akurat
mencerminkan populasi.
Kaya, mendalam, deskripsi narasi sampel.
Kerugian Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan
perasaan sasaran.
Besar sampel kecil, dak digeneralisasikan untuk
populasi pada umumnya.
Sumber: Marvas (2004); Mack, dkk (2005); Vanderstoep dan Johnston (2009)
Kega metode tersebut mempunyai tujuan dan ngkat
kesulitan yang berbeda antara satu metode dengan metode
lainnya. Seap metode memiliki kekuatan dan kelemahannya
sendiri. Selain kega metode tersebut, juga berkembang
metode pengumpulan data kualitaf lain, seper penelusuran
dokumen.
Jarang sekali dalam sebuah penelian kualitaf diguna-
kan metode pengumpulan data tunggal. Sering kali metode
pengumpulan data dilakukan dengan dua sampai ga meto-
de secara bersamaan. Hal ini penng dilakukan karena kele-
mahan satu metode bisa ditutupi atau dilengkapi dengan
kekuatan dari metode pengumpulan data lainnya.
Selain itu, yang terpenng adalah penggunaan lebih dari
satu metode pengumpulan data merupakan salah satu cara
dalam penelian kualitaf untuk menjaga dan memvalidasi
data. Dalam ranah penelian kualitaf, hal ini disebut sebagai
triangulasi metode. Tentang triangulasi dan jenis triangulasi
lainnya akan dijelaskan dalam bab tersendiri dalam buku ini.
Pada pokok bahasan selanjutnya akan dijelaskan denisi
masing-masing metode pengumpulan data dan bagaimana
cara melakukannya. Selain itu, akan diuraikan kelebihan atau
kekuatan dan kelemahan seap metode pengumpulan data.
Observasi ParsipafA.
Menurut Mack, dkk. (2005) observasi parsipaf me-
ru pakan akar dalam penelian etnogra tradisional, yang
bertujuan untuk membantu para peneli mempelajari per-
spekf yang dimiliki oleh populasi penelian. Dianggap bah-
wa akan ada beberapa perspekf dalam suatu masyarakat
tertentu. Metode ini menarik untuk mengetahui beragam
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
20
perspekf yang ada dan membantu dalam memahami
interaksi di antara mereka.
Lebih lanjut Mack, dkk (2005) menjelaskan bahwa
peneli kualitaf melakukan observasi parsipaf bisa
melalui pengamatan sendiri atau oleh keduanya, mengama
dan berparsipasi. Observasi parsipaf selalu dapat
diterapkan dalam masyarakat, di lokasi yang diyakini memiliki
relevansi dengan pertanyaan penelian. Metode ini khas
karena peneli mendeka peserta di lingkungan mereka
sendiri. Secara umum, peneli yang terlibat dalam observasi
parsipaf mencoba untuk mempelajari seper apa hidup
sebagai “orang dalam” sambil juga tetap berperan sebagai
“orang luar”. Murphy dan Dingwall (2003) mengingatkan
bahwa keseimbangan yang sebenarnya antara parsipasi dan
observasi dak pernah sepenuhnya dalam kendali peneli
lapangan tersebut. Keahlian peneli lapangan terletak pada
kecermatan untuk mengetahui kapan harus bersandar pada
satu arah dan kapan bersandar pada arah lain, dan harus
jelas apakah arah ini adalah masalah yang dipilih atau hanya
masalah konngensi (fenomena sesaat).
Penng untuk dipahami bahwa data hasil berdasarkan
observasi dak seper menyalin realitas secara seseder-
hana. Kehidupan alami masyarakat yang diteli telah ada
sebelumnya, dan hal tersebut independen dari intervensi
pengamat. Namun, data tersebut merupakan hasil trans-
formasi tunggal peneli dalam memaknai realitas menjadi
bahan yang cocok untuk dianalisis. Hal tersebut berbeda
dengan data wawancara, yang melibatkan sedaknya dua
transformasi: a) oleh pewawancara yang memilih pertanyaan
yang diajukan, dan b) oleh responden yang merestrukturisasi
pengalaman asli mereka dalam rangka menjawab pertanyaan.
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 21
Dalam beberapa kasus, bahkan mungkin ada transformasi
kega jika peneli juga mengusulkan kemungkinan jawaban
lain (Murphy dan Dingwall, 2003).
Sebagian besar data observasi parsipaf terdiri dari
catatan lapangan (eld notes) rinci yang dicatat catatan
peneli dalam sebuah buku catatan lapangan. Meski biasanya
tekstual, data tersebut juga dapat mencakup peta dan
diagram lain, seper pola kekerabatan atau bagan organisasi.
Kadang-kadang, observasi parsipaf juga melibatkan
kuankasi sesuatu dan, sebagai hasilnya, menghasilkan
data numerik. Contohnya, peneli dapat menghitung
jumlah orang yang masuk ruang tertentu dan terlibat dalam
kegiatan tertentu selama segmen waktu tertentu (Mack, dkk.,
2005). Secara tradisional, peneli kualitaf mengandalkan
keterampilan kerja lapangan mereka sebagai pengamat, dan
mengandalkan kemampuan mereka untuk mereproduksi
karakter singkat dan sekilas periswa dalam catatan lapangan
mereka. Namun, dalam perkembangan saat ini, para peneli
kualitaf telah semakin menggunakan alat bantu teknologi
audio dan video untuk melakukan perekaman momen
tersebut sehingga peneli dapat menghidupkan kembali
dan merekonstruksi ulang momen dengan cara yang agak
berbeda (Murphy dan Dingwall, 2003). Pendekatan observasi
parsipaf dengan menggunakan teknologi visual-audio saat
ini sangat populer dan disebut sebagai etnogra lm atau
video.
Sementara masih terjadi perdebatan teores dan
metodologis terhadap etnogra lm. Produksi lm tersebut
terus diproduksi dengan dak terlalu bertele-tele atau
mengiku konsep formal. Mereka menggabungkan prioritas
esteka dalam naungan penelian ilmiah untuk menciptakan
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
22
karya yang menginformasikan pada khalayak umum tentang
berbagai isu sosial. Misalnya, pembuat video etnogra
feminis telah menggunakan media lm untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang nasib perempuan dan
minoritas pada umumnya (Marvas, 2004).
Metode observasi parsipaf dalam sebuah proyek
penelian yang menggunakan pendekatan kualitaf pada
tahap awal dapat digunakan untuk memfasilitasi dan mem-
bangun rapor hubungan yang posif antara peneli dengan
informan kunci ataupun stake-holder lain. Rapor hubungan
baik ini sangat penng untuk keberlanjutan penelian,
termasuk untuk memperoleh akses terhadap informan po-
tensial.
Sering kali peneli kualitaf di lapangan memiliki rapor
hubungan yang sangat baik dengan informan kunci, dan
bahkan cenderung secara pribadi. Hal ini perlu keha-haan
dalam mencatat informasi yang mbul dalam pengamatan.
Perlu dipaskan atau bila perlu meminta persetujuan untuk
memasukkan informasi tersebut sebagai catatan resmi la-
pangan (Mack, dkk., 2005).
Sebuah proyek penelian terapan biasanya mengguna-
kan metode pengumpulan data lain secara bersamaan dengan
metode observasi parsipaf, misalnya focus group dan
wawancara mendalam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kualitas desain penelian.
Kekuatan pengumpulan data menggunakan metode
observasi parsipaf adalah memungkinkan untuk membuka
wawasan peneli terhadap sebuah konteks, hubungan, dan
perilaku. Metode ini juga dapat memberikan informasi, yang
bisa jadi sebelumnya dak diketahui peneli, yang sangat
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 23
penng untuk desain penelian, pengumpulan data, dan
interpretasi data lainnya.
Sedang kelemahan utama metode observasi parsipaf
adalah membutuhkan waktu yang relaf lama. Selain itu,
proses pendokumentasian sangat tergantung pada memori,
disiplin, dan ketekunan peneli. Metode observasi parsipaf
juga membutuhkan kesadaran peneli untuk sebuah objek-
vitas karena metode ini sangat subjekf peneli. Tetap saja
objekvitas di sini terasa sangat relaf karena pemilihan
topik penelian ataupun metode pengumpulan data juga
merupakan sebuah pilihan atau subjekvitas peneli sendiri.
Beberapa antropolog dan peneli kualitaf lainnya
dak merumuskan secara tegas waktu yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data dengan cara observasi parsipaf.
Hal tersebut sangat tergantung pada objek yang diteli,
sensivitas peneli, dan yang paling penng tergantung pada
interaksi di antara keduanya (masyarakat dan peneli).
Riset Etnogra Kesehatan yang dilakukan oleh Badan
Penelian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI
pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2014, mengharuskan
para penelinya grounded selama 60-70 hari di lapangan.
Penelian, yang ditujukan untuk memetakan budaya
masyarakat setempat yang terkait dengan bidang kesehatan
ini, dilakukan oleh m peneli yang terdiri atas ga orang:
peneli bidang kesehatan, peneli bidang sosial (antropolog/
sosiologi), dan peneli daerah.
Penelian grounded yang hanya 60-70 hari di lapangan,
oleh beberapa antropolog dirasakan masih kurang untuk
benar-benar dapat mengenal dan menggali budaya kelompok
masyarakat pada etnik tertentu yang diteli. Namun, waktu
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
24
60-70 hari tersebut sudah lebih dari cukup untuk penelian
menggunakan pendekatan kualitaf yang dilaksanakan,
walaupun dirasakan hanya secara supersial.
Faktor lain yang dianggap sebagai kelebihan dalam riset
etnogra tersebut adalah keterlibatan orang daerah setempat
sebagai salah satu anggota m peneli yang diharapkan
memahami bahasa daerah atau masyarakat yang diteli. Hal
ini dirasa dapat memangkas waktu m peneli untuk blended,
membaur, pendekatan, dan kesetaraan dengan masyarakat
sasaran.
Beberapa referensi hasil penelian tersebut dapat dipe-
lajari lebih lanjut pada:
Lely Indrawati, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus, 1)
Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa,
Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten
Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Ma-
sya rakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lusi Kristiana, Tonny Murwanto, Santi Dwiningsih, 2)
Harumanto Sapardi, Kasnodihardjo, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Jawa,
Desa Gading Sari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Aan Kurniawan, Ivon Ayomi, Petrodes M. Mega S. 3)
Keliduan, Elyage Lokobal, Agung Dwi Laksono, 2012.
Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 25
Ngalum, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Provinsi Papua. Surabaya; Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Helper Sahat P. Manalu, Ida, Oktavianus Pangaribuan, 4)
Arif Kristian Lawolo, Lestari Handayani, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Nias, Desa
Hilifadölö, Kecamatan Lölöwa’u, Kabupaten Nias Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. Jakarta; Pusat Humaniora,
kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemen-
terian Kesehatan Republik Indonesia
Wawancara MendalamB.
Salah satu metode pengumpulan data paling mendasar
dalam penelian kualitaf adalah wawancara mendalam.
Tanpa disadari sebetulnya kita sudah terlalu sering melihat
dan bahkan melakukannya, tanpa harus menjadi peneli.
Tayangan televisi model talk show populer semacam Mata
Najwa adalah salah satu contoh kongkret, atau saat kita
wawancara untuk sebuah pekerjaan, atau saat kita sakit
dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, kita akan
diwawancarai oleh dokter sebelum dia menentukan penyakit
atau menegakkan diagnosa secara tepat akan penyakit yang
kita alami sebagai respon dari jawaban-jawaban kita saat
wawancara tersebut.
Wawancara mendalam didasarkan pada gagasan bahwa
menggali lebih mendalam tentang subjek atau informan
untuk menghasilkan data yang lebih otenk (Marvas,
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
26
2004). Wawancara mendalam adalah teknik yang dirancang
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perspekf
subjek pada topik penelian. Selama pelaksanaan wawancara
mendalam, orang yang diwawancarai dianggap ahli dan
pewawancara dianggap siswa (Mack dkk., 2005). Secara
tradisional, wawancara mendalam adalah teknik face to
face antara pewawancara tunggal dengan informan tunggal,
meski saat ini tengah populer model pewawancara tunggal
dengan informan kelompok, yang lebih lazim disebut sebagai
focus group (kelompok terarah). Metode pengumpulan data
melalui wawancara mendalam sangat berguna keka objek
dari penelian tentang topik yang di luar norma dan asumsi
yang sering kali dak dibicarakan secara eksplisit dalam
prakk sehari-hari sebuah kelompok/komunitas (Murphy dan
Dingwall, 2003).
Marvas (2004) menyatakan bahwa saat ini model
wawancara mendalam secara bertahap bergeser ke arah
gagasan analis yang lebih kompleks, bahwa wawancara
adalah acara sosial yang menciptakan versi tertentu dari
realitas sosial. Sebelumnya, pemahaman wawancara
mendalam hanya sebagai alat penelian didasarkan secara
sederhana pada pertanyaan dan jawaban.
Teknik wawancara mendalam mendorong peneli yang
berkeinginan untuk mempelajari segala sesuatu dari peserta,
agar dapat berbagi tentang topik penelian. Peneli terlibat
dengan peserta dengan mengajukan pertanyaan secara netral,
mendengarkan dengan penuh perhaan tanggapan peserta,
dan mengajukan pertanyaan ndak lanjut dan menggali
berdasarkan respon. Mereka dak membawa peserta sesuai
dengan praduga, juga dak mendorong peserta untuk
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 27
memberikan jawaban tertentu dengan mengekspresikan
persetujuan atau kedaksetujuan dari apa yang mereka
nyatakan (Mack dkk., 2005). Beberapa hal wawancara
mendalam hanya bisa terjadi di tempat-tempat yang private
(pribadi) sehingga peneli kadang dak mungkin untuk
mendapatkan akses lebih jauh yang diperlukan untuk metode
observasional, sebagai kombinasi metode pengumpulan data
secara bersamaan (Murphy dan Dingwall, 2003).
Data wawancara mendalam biasanya terdiri atas
hasil rekaman audio, transkrip dari perekaman audio, dan
dari buku catatan pewawancara. Catatan dapat berupa
dokumentasi peneli tentang isi wawancara, peserta, dan
konteks saat wawancara sedang berlangsung.
Menurut Mack dkk. (2005), data hasil transkrip dari
perekaman adalah bentuk paling dimanfaatkan dari wawan-
cara mendalam. Selama tahap analisis data penelian, setelah
pengumpulan data, transkrip diberi kode menurut tanggapan
peserta untuk seap pertanyaan dan/atau tema yang muncul
paling menonjol dalam momen wawancara.
Kekuatan dari metode pengumpulan data kualitaf
dengan wawancara mendalam adalah kita dapat memperoleh
respon yang mendalam, dengan nuansa dan kontradiksi
yang terkandung di dalamnya. Kita juga akan mendapatkan
perspekf interpretasi dari informan tentang suatu hubungan
antarperiswa atau fenomena tertentu berdasarkan cara dia
melihat dan memaknai sesuai dengan keyakinannya.
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
28
Focus Groups C. (Kelompok Terarah)
Focus groups atau kelompok terarah adalah versi lain
atau pengembangan wawancara mendalam dengan versi
sasaran lebih banyak secara bersamaan, berkelompok, untuk
membahas topik tertentu. Secara sederhana, Marvas (2004)
menyatakan bahwa dalam focus group, peneli mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada sejumlah responden pada saat
yang sama untuk “merangsang diskusi dan dengan demikian
memahami (melalui analisis lebih lanjut) makna dan norma-
norma yang mendasari jawaban-jawaban kelompok”. Meski
pada prinsipnya sama, Berg (2001) mendenisikan focus
groups sebagai gaya wawancara yang dirancang untuk
kelompok-kelompok kecil. Dengan menggunakan pendekatan
ini, peneli berusaha untuk belajar melalui diskusi tentang
karakterisk psikologis dan sosial budaya sadar, setengah
sadar, dan dak sadar dan proses antara berbagai kelompok.
Metode focus groups sangat efekf untuk menangkap
informasi tentang norma-norma sosial dan berbagai
pendapat atau pandangan dalam suatu populasi. Kekayaan
data kelompok fokus muncul dari dinamika kelompok dan
dari keragaman kelompok. Peserta saling mempengaruhi
satu sama lain melalui kehadiran mereka dan reaksi mereka
terhadap apa yang orang lain katakan. Karena dak semua
orang akan memiliki pandangan dan pengalaman yang sama
(karena perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, akses
ke sumber daya, dan faktor lainnya), banyak sudut pandang
yang kemungkinan berbeda akan diungkapkan oleh peserta
(Mack, dkk., 2005; Marvas, 2004). Metode pengumpulan
data focus group sangat tepat bila dipergunakan untuk
mengidenkasi norma yang berlaku pada suatu kelompok,
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 29
memunculkan pendapat tentang norma kelompok tersebut,
serta menemukan berbagai variasinya dalam suatu populasi.
Menurut Mack, dkk. (2005) dalam sebuah studi, focus
groups biasanya merupakan satu di antara banyak metode
yang digunakan untuk membuat gambaran lengkap tentang
bagaimana suatu masalah mempengaruhi komunitas. Focus
groups berkontribusi terhadap pemahaman yang luas ini
dengan menyediakan data yang didasarkan pada norma-
norma sosial dan budaya, norma-norma yang meresap pada
masyarakat, dan pendapat orang tentang nilai-nilai mereka
sendiri.
Sebuah sesi focus groups lazimnya terdiri dari sejumlah
kecil peserta di bawah bimbingan fasilitator, atau biasa disebut
moderator. Berg (2001) menyebutkan tugas moderator dalam
focus groups sebenarnya mirip dengan pewawancara dalam
tatap muka wawancara. Tugas-tugas ini dapat dibuat lebih
sistemas dengan menyiapkan panduan prosedural sebelum
melakukan focus groups yang sebenarnya.
Secara khusus untuk peran moderator, Bloor, dkk. (2001)
mengingatkan bahwa seorang fasilitator harus memfasilitasi
kelompok, bukan mengontrolnya. Tujuannya adalah untuk
memfasilitasi interaksi kelompok sedemikian rupa agar
memahami norma-norma dan makna kelompok. Interaksi
kelompok tertentu dapat terdistorsi oleh kontrol eksternal
(moderator) terlalu banyak.
Jumlah peserta focus groups umumnya terdiri atas enam
sampai dua belas orang dalam satu sesi kelompok diskusi,
tergantung pada topik yang dibahas. Secara khusus Krueger
(1994) menyarankan bahwa untuk masalah yang fokus
kompleks ukuran kelompok harus dak lebih dari sekitar
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
30
tujuh peserta. Untuk satu topik bahasan, biasa dilakukan
dalam beberapa seri focus groups dengan topik yang sama,
tetapi dengan peserta yang berbeda.
Seap peserta dalam sebuah focus groups harus setara
dalam sebuah ngkatan. Misalnya, diskusi untuk membahas
topik tentang kesetaraan gender dalam hal parsipasi
keluarga berencana. Diskusi, yang melibatkan ibu-ibu rumah
tangga sebagai peserta, hanya boleh melibatkan ibu-ibu
rumah tangga tersebut saja. Melibatkan kategori peserta lain,
misalnya tokoh agama, justru akan membuat diskusi dak
terfokus, dan merusak data yang kita inginkan. Bila dalam
topik tersebut kita juga ingin tahu tentang pendapat pada
tokoh agama, bisa ditambah sesi focus groups lain dengan
topik yang sama, tetapi dengan peserta berbeda, hanya
melibatkan tokoh agama yang setara.
Merupakan hal penng untuk mempersiapkan ruangan
sebelum peserta ba. Peneli harus mengetahui jumlah orang
yang terlibat dan memaskan bahwa ruang dalam ukuran
yang tepat dan dilengkapi dengan kursi yang cukup, meja, dan
peralatan rekaman yang Anda butuhkan. Bila memungkinkan,
ruangan harus di daerah yang tenang (Stringer, 2004). Kursi
peserta ditempatkan satu baris mengelilingi meja sehingga
seap peserta bisa face to face terhadap peserta diskusi
lainnya. Hal ini sangat penng untuk bisa memancing dan
membangun interaksi antar peserta pada saat diskusi
dilangsungkan.
Alat kelengkapan focus groups bisa terdiri dari rekaman
audio; atau bila memungkinkan rekaman visual-audio,
transkrip dari rekaman tersebut, catatan moderator dan
catatan dari notulen diskusi, dan bisa ditambah dengan
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 31
catatan dari sesi tanya jawab yang diadakan setelah kelompok
fokus. Rekaman visual-audio (video) akan sangat membantu
peneli dalam merekam ekspresi, reaksi, dan emosi pada
saat diskusi berlangsung. Hal ini penng dilakukan untuk
memudahkan peneli membangun kembali memori tentang
suasana pada saat diskusi sedang berlangsung.
Kelebihan metode focus group bila dibandingkan
dengan wawancara mendalam adalah bahwa focus group
mam pu memunculkan informasi tentang berbagai norma dan
opini dalam waktu singkat (Stringer, 2004; Mack, dkk., 2005),
serta dinamika dalam wawancara kelompok mampu untuk
merangsang reaksi atau percakapan. Morgan (1997) mengakui
bahwa focus groups mampu memberikan pandangan yang
lebih luas dibandingkan dengan wawancara mendalam.
InformanD.
Salah satu aspek penng dalam pengumpulan data
kualitaf adalah pemilihan informan dalam penggalian infor-
masi atau data. Informan kunci atau key informant meru-
pakan sumber informasi utama dari aspek atau substansi
yang akan dipelajari dalam studi kualitaf. Marshall (1996)
menekankan beberapa karakterisk ‘ideal’ informan beri-
kut: peran di masyarakat, pengetahuan, kebersediaan,
komu ni kaf, bersikap netral atau untuk menghindari bias
informasi. Penentuan berdasarkan karakterisk tersebut dak
semuanya dapat dinilai pada saat sebelum pengumpulan
informasi, tetapi dapat ditetapkan pada saat wawancara
berjalan. Di samping itu, kriteria informan juga eksibel dan
dapat bervariasi tergantung dari jenis informasi serta tujuan
penggalian informasi. Seap penelian kualitaf dapat
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
32
menetapkan kriteria informan sesuai dengan kebutuhan
penelian. Proses penetapan sebagai informasi kunci dapat
terus berlangsung melalui beberapa wawancara sampai
peneli dapat menetapkan siapa informan kunci yang tepat
untuk materi tertentu. Prinsip “siapa berbicara apa” menjadi
penng dalam pengumpulan data kualitaf karena informasi
yang didapatkan dapat berbeda dari karaterisik informan
yang berbeda.
Sebagai contoh, penggalian informasi terkait alasan
ibu di desa memilih dukun sebagai penolong persalinan
dapat dilalukan melalui wawancara mendalam dengan
me milih informan dengan karakterisk: ibu yang pernah
ditolong oleh dukun pada saat bersalin dalam satu tahun
terakhir, nggal di pedesaan, sosial ekonomi baik dan
kurang. Informasi yang lebih dalam dan valid bisa didapatkan
dari ibu yang mempunyai pengalaman melahirkan dengan
pertolongan dukun dalam satu tahun terakhir daripada ibu
yang mempunyai pengalaman dua tahun terakhir atau lebih
karena ada perbedaan kondisi terkait perbedaan periode
waktu. Informasi berbeda akan didapatkan dari informan ibu
yang nggal di desa dan yang nggal di kota. Informasi juga
akan berbeda dari ibu yang berlatar belakang ekonomi baik
dan kurang baik.
PenutupE.
Tiga metode pengumpulan data penelian kualitaf
yang telah dipaparkan dalam bab ini adalah metode
pengumpulan data paling populer atau paling sering di-
per gunakan dalam banyak proyek penelian. Masing-
masing metode pengumpuan data memiliki kelebihan
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan 33
diban ding dengan metode lainnya. Cara terbaik adalah
mengombinasikan beberapa metode dalam satu proyek
penelian. Kombinasi metode pengumpulan data bisa
memak simalkan perspekf yang ingin kita ketahui terhadap
suatu permasalahan penelian.
Daar Pustaka
Basse, Chris (editor), 2004. Qualitave Research in Health
Care. London: Whurr Publishers.
Berg, Bruce L., 2001. Qualitave Research Methods for The
Social Sciences. Fourth Edion. California: Allyn and
Bacon.
Bloor, M., J. Frankland, M. Thomas and K. Robson, 2001.
Focus Groups in Social Research. London: Sage.
Daymon, Chrisne dan Immy Holloway, 2002. Qualitave
Research Methods in Public Relaons and Markeng
Communicaons. London: Routledge.
Krueger, R. A., 1994. Focus Groups: A Praccal Guide for
Applied Research. 2nd edion. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Mack, Natasha, Cynthia Woodsong, Kathleen M.Macqueen,
Greg Guest, Emily Namey, 2005. Qualitave Research
Methods: A Data Collector’s Field Guide. North Carolina:
Family Health Internaonal.
Marshal MN, 1996. The Key Informant Technique. Great
Britain: Family Pracce; 13: 92-97. Tersedia pada hp://
fampra.oxfordjournals.org, diunggah pada September
17, 2014.
Marvas, Amir B., 2004. Qualitave Research in Sociology.
London: Sage Publicaons.
Penelian Kualitaf di Bidang Kesehatan
34
Morgan DL., 1997. Focus Group as Qualitave Research.
second edion; London: Sage.
Murphy, Elizabeth, dan Robert Dingwall, 2003. Qualitave
Methods and Health Policy Research. New York: Aldine
De Gruyter.
Neergaard, Helle dan John Parm Ulhøi, 2007. Handbook of
Qualitave Research Methods in Entrepreneurship.
Northampton-Massachuses: Edward Elgar Publishing.
Silverman, D., 2000. Doing Qualitave Research: A Praccal
Handbook. Thousand Oak, CA.: Sage Publicaons.
Stringer, Elaine, 2004. “Focus Groups” dalam Chris Basse.
Qualitave Research in Health Care. London: Whurr
Publishers.
Vanderstoep, Sco W., Deirdre D. Johnston, 2009. Research
Methods for Everiday Life; Blending Qualitave and
Quantave Approach. San Francisco: Jossey-Bass A
Wiley Imprint.
... Para Sahabat Desa dan tim peneliti di lapangan menggunakan alat bantu instrumen panduan wawancara untuk pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam pada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh alternatif, petugas kesehatan dan bagian masyarakat lainnya. Dalam kegiatan ini panduan wawancara hanyalah sekedar sebuah alat bantu saja, instrumen utama dalam penelitian yang bersifat kualitatif adalah peneliti itu sendiri (Laksono, 2015) . ...
Book
Full-text available
Program Desa Sehat Berdaya merupakan wujud keberanian berbuat dan mencoba hal yang baru. Berani menjadi terdepan dan hidup di tengah masyarakat. Berkoordinasi dengan lintas sektor yang menjadi sumber dukungan penuh terhadap apa yang dikerjakan. Program ini berjalan dengan cita-cita dapat mengisi ruang kosong di tengah keterbatasan masyarakat, menjadi penghubung masyarakat ke pelayanan publik setempat, menjadi sumber informasi bagi mereka yang membutuhkan. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desa adalah tujuan utama yang dicapai dengan kegigihan untuk saling belajar dan maju. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
... • Tahap aksi partisipatif • Pendampingan keluarga balita sasaran keluarga balita (pendidikan orang tua, pola asuh, besaran keluarga, status sosial ekonomi, dan lingkungan) (Laksono, 2015a) (Murlan et al, 2015). Metode pengumpulan data pada tahap dua dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan pengamatan (Laksono, 2015b) (Kusumawardani et al., 2015). Informasi tentang karakteristik keluarga ini diperlukan untuk merumuskan upaya perbaikan gizi pada balita yang bermasalah gizi. ...
Preprint
Full-text available
Balita atau bayi dengan usia di bawah lima tahun merupakan fase yang sangat penting dalam fase kehidupan manusia. Jika terjadi permasalahan kesehatan pada fase tersebut, maka kemungkinan besar permasalahan kesehatan tersebut akan berdampak pada fase kehidupan selanjutnya. Dalam konteks ini, permasalahan gizi pada balita juga merupakan permasalahan yang krusial untuk ditangani serta perlu mendapatkan prioritas .
... Para Sahabat Desa dan tim peneliti di lapangan menggunakan alat bantu instrumen panduan wawancara untuk pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam pada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh alternatif, petugas kesehatan dan bagian masyarakat lainnya. Dalam kegiatan ini panduan wawancara hanyalah sekedar sebuah alat bantu saja, instrumen utama dalam penelitian yang bersifat kualitatif adalah peneliti itu sendiri (Laksono, 2015) (Kusumawardani et al., 2015). ...
Preprint
Full-text available
Kegiatan Desa Sehat Berdaya yang dilakukan termasuk ke dalam kategori Action Research, atau Riset Aksi, atau Penelitian Tindakan, dengan desain pendekatan kualitatif. Action research adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah baik langsung atau melalui proses reflektif dari masalah progresif yang dilakukan oleh individu yang bekerja dengan orang lain dalam tim atau sebagai bagian dari komunitas sasaran untuk memperbaiki cara mereka mengatasi masalah dan memecahkan masalah .
Article
Full-text available
This study aims to analyze the impact of the Covid-19 pandemic on the Ministry of Religious Affairs policies in the development of entrepreneurial pondok pesantren (Islamic boarding schools). This research method used a qualitative descriptive approach. The primary data source comes from interviews and activity reports obtained directly from the office of the Directorate of Diniyah Education and Pondok Pesantren of the Ministry of Religious Affairs and other relevant documentation. Data analysis techniques used descriptive qualitative analysis, intended to find out the social reality of the Ministry of Religious Affairs as policymakers of entrepreneurial pondok pesantren assistance programs affected by the Covid-19 pandemic that was constructed by the mass media through advertising creators and newsmakers. The results showed that the Covid-19 pandemic also affected the economic life of the Islamic boarding schools. Hence, policies and strategic measures were needed to develope vocational life skill education programs designed to support the sustainable progress of business units at the schools. The entrepreneurial and vocational life kills of Islamic boarding schools movement initiated by the Ministry of Religious Affairs in collaboration with Bank Indonesia has broader implications on aspects of the reach of ummah economic empowerment and the economic independence of the Islamic boarding schools improved the welfare of the surrounding community. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pandemi Covid-19 terhadap kebijakan Kementerian Agama dalam pengembangan entrepreneurial pondok pesantren. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data primer berasal dari wawancara dan laporan kegiatan yang diperoleh langsung dari kantor Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, serta dokumentasi lainnya yang relevan. Tehnik analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif, dimaksudkan untuk mengetahui realitas sosial Kementerian Agama sebagai pengambil kebijakan program bantuan entrepreneurial pondok pesantren terdampak akibat pandemi Covid-19 yang dikonstruk media massa melalui pencipta iklan dan pembuat berita. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandemi Covid-19 ikut berpengaruh pada kehidupan ekonomi pondok pesantren, sehingga diperlukan kebijakan dan langkah-langkah strategis dalam megembangkan program pendidikan lifeskill vokasional pondok pesantren yang dirancang untuk mendukung kemajuan unit bisnis pesantren secara berkelanjutan. Gerakan entrepreneurial dan pendidikan lifeskill vokasional pondok pesantren yang digagas Kementerian Agama bekerjasama dengan Bank Indonesia ini, memiliki implikasi yang lebih luas pada aspek jangkauan pemberdayaan ekonomi umat dan kemandirian ekonomi pesantren, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Article
Full-text available
This paper will describe the practice of ecological responsibility that has been implemented in the Lopo Maus Congregation. The author began to stir the congregation when he saw land that was not being used. Even though the people around the Lopo Maus congregation have a large land area, striving for this land is to build an economy that is still below the poverty line. The challenge for land management in Kupang is that there is very little water. This writing aims to make the community make the best use of the land. This effort is made so that people love the environment more. The method that I use is qualitative, an objective approach that is carried out in the field. The results of the study found that first, land management requires persistence and patience. Second, good teamwork. Third, creating jobs. Fourth, environmental management as a concrete form of worship. Fifth, it can improve people's lives.
Book
"'There is no hiding behind the ramparts of dry scholarship here. The credibility of the theory being spoken of is not the stuff of constructed proofs, but alignments of critical insight and utility. This is where qualitative work can make a difference to the field, and where this book makes its mark.' - Robin Holt, International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research".
Article
The second edition of this highly accessible, core textbook continues to offer students a practical guide to the process of planning, undertaking and writing about qualitative research in public relations and marketing communications. Through clear explanations and illustrations, the book encourages undergraduate and master level students to engage with the main approaches and techniques for conducting critical, reflective investigations. This new edition: Identifies the skills and strategies needed to conduct authentic, trustworthy research Highlights specific analytical techniques associated within the main research approaches Provides new sections on internet-based research, critical discourse analysis, historical research, action research and mixed methods research Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications will be invaluable for those undertaking research methods courses on public relations and marketing communication degrees, as well as those working on a dissertation. © 2011 Christine Daymon and Immy Holloway. All rights reserved.
Article
“This book offers an innovative introduction to social research. The book explores all stages of the research process and it features both quantitative and qualitative methods. Research design topics include sampling techniques, choosing a research design, and determining research question that inform public opinion and direct future studies. Throughout the book, the authors provide vivid and engaging examples that reinforce the reading and understanding of social science research. ‘Your Turn’ boxes contain activities that allow students to practice research skills, such as sampling, naturalistic observation, survey collection, coding, analysis, and report writing.” -- from publisher's website
  • M Bloor
  • J Frankland
  • M Thomas
  • K Robson
Bloor, M., J. Frankland, M. Thomas and K. Robson, 2001. Focus Groups in Social Research. London: Sage.
Qualitative Research Methods: A Data Collector's Field Guide. North Carolina: Family Health International
  • Natasha Mack
  • Cynthia Woodsong
  • Kathleen M Macqueen
  • Greg Guest
  • Emily Namey
Mack, Natasha, Cynthia Woodsong, Kathleen M.Macqueen, Greg Guest, Emily Namey, 2005. Qualitative Research Methods: A Data Collector's Field Guide. North Carolina: Family Health International.