ArticlePDF Available

KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DAN PENGARUH TERHADAP TUBUH

Authors:
KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DAN PENGARUH TERHADAP TUBUH
Dewi Septiningtyas Hastuti
Kimia FIA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
dewi.17012@mhs.its.ac.id
Kopi dikonsumsi pertama kali pada abad ke-9 di Ethiopia. Saat ini, Kopi merupakan salah satu
minuman yang terkenal di kalangan masayarakat bahkan menjadi salah satu menu utama dalam
perjamuan resmi. Kopi memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Kopi tumbuh di daerah tropis serta
tumbuhan peralihan yang tumbuh di lereng gunung [1] [2].
Kopi yang ada dibudidayakan di Indonesia secara umum ada dua jenis yaitu kopi arabika dan
kopi robusta. Kopi arabika merupakan kopi yang memiliki citarasa lebih baik dari kopi
robusta, karena kopi robusta rasanya lebih pahit, sedikit asam dan mengandung kafein lebih
tinggi dari pada kopi arabika [5]. Kopi Arabika mengandung kafein 0,4 2,4% dari total berat
kering sedangkan kopi Robusta mengandung kafein 1 2% dan asam organik 10,4%. Kandungan
standar kafein dalam secangkir kopi seduh yaitu 0,9 1,6% pada kopi Arabika, 1,4 2,9% pada kopi
Robusta, dan 1,7% pada campuran kopi Arabi dan kopi Robusta dengan perbandingan 3 : 2 [1].
Kafein yang terkandung di dalam biji kopi sangrai adalah sebesar 1% bk untuk kopi Arabika dan 2%
bk untuk kopi Robusta. Kandungan kafein biji mentah kopi arabika lebih rendah dibandingkan biji
mentah kopi robusta, kandungan kafein kopi robusta sekitar 2,2% dan Arabika sekitar 1,2 % [5].
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) secara tegas menetapkan bahwa kandungan kafein
dalam minuman penambah energi tidak boleh melebihi 50 mg karena jika dikonsumsi lebih dari nilai
tersebut dalam jangka panjang akan meng-akibatkan gangguan pada kesehatan [3].
Kopi memiliki berbagai manfaat pada tubuh kita. Kopi dapat bermanfaat sebagai antioksidan,
kandungan antioksidan pada kopi lebih banyak daripada teh dan coklat. Selain itu, kopi dapat
merangsang kinerja otak dan kanker [1]. Bagi penikmat kopi yang bertoleransi tinggi terhadap
kafein, dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan hangat Beberapa keuntungan yang
berhubungan dengan kebiasaan minum kopi antara lain bahwa kopi tidak memiliki nilai nutrisi yang
nyata bagi tubuh, kecuali jika ditambahkan krim atau susu ke dalamnya. Keuntungan tersebut antara
lain sebagai perangsang dalam melakukan berbagai aktivitas, variasi jenis minuman, dan mencegah
kanker prostat (kandungan boron dalam kopi dapat mencegah kanker prostat). Selama ini kafein
secara rutin diberikan kepada bayi prematur untuk menekan gangguan pernapasan apnea. Kafein
juga dapat meningkatkan daya kerja aspirin dan obat-obatan penghilang rasa sakit lainnya, itu
sebabnya pada beberapa jenis obat pereda demam dan sakit kepala ditambahkan unsur kafein.
Kafein juga dimanfaatkan sebagai campuran obat flu yang digunakan untuk menyeimbangkan
dorongan rasa kantuk yang muncul, dan juga dicoba sebagai campuran obat asma [3]. Kopi dengan
rendah kafein selain menghasilkan citarasa dan aroma yang baik juga lebih baik dikonsumsi karena
dengan mengkonsumsi kopi rendah kafein akan dapat menstimulasi sistem saraf, sehingga akan
memperbaiki mood dan dapat memperlama konsentrasi [4].
Selain memiliki kelebihan, kopi juga memiliki kekurangan yaitu mengandung kafein dan asam
organikyang tinggi. Kandungan kafein pada biji kopi berbeda-beda tergantung pada jenis kopinya
dan kondisi geografis dimana biji kopi tersebut ditanam. Kandungan kafein dan asam yang berlebih
dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Pada beberapa orang mempunyai lambung yang sensitif,
sehingga kopi bisa menyebabkan sakit perut [1]. Kafein berdampak pada janin karena
mengakibatkan keguguran. Sebuah studi di Yugoslavia menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi
70 140 mg kafein melahirkan bayi dengan berat seperempat lebih kecil daripada ibu yang
mengonsumsi 0 10 mg. Hasil penelitian lain meyebutkan bahwa bayi yang dilahirkan beresiko
terkena epilepsi. Kafein dapat mengambil cairan, kalsium, dan zat besi dari tubuh yang diperlukan
untuk kesehatan janin dan ibu hamil. Kafein dapat menyebabkan pernapasan yang cepat, tremor
dan secara akumulatif berkembang menjadi penyakit diabetes. Konsumsi kafein berlebih dapat
menyebabkan warna gigi berubah, bau mulut, meningkatkan stress dan tekanan darah jika banyak
mengonsumsi di pagi hari, insomnia, serangan jantung, stroke, kemandulan pada pria, gangguan
pencernaan, kecanduan dan bahkan penuaan dini. Kafein juga merupakan salah satu penyebab
utama sakit kepala. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat
meningkatkan resiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis) [3].
Biji kopi secara alami mengandung berbagai jenis senyawa volatil seperti aldehida, furfural,
keton, alkohol, ester, asam format, dan asam asetat. Kopi mengandung sebuah unsur yang disebut
terpenoid, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah [3]. Senyawa kimia pada biji
kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil dan non volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang
mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap
aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol, sedangkan senyawa non volatil yang
berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein, chlorogenic acid dan senyawa-senyawa nutrisi.
Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan mineral [4]. Selain itu,
kopi mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat ditemui pada setiap
tanaman yang letak dan jumlahnya berbeda-beda. Senyawa tanin dapat menyebabkan rasa sepet
pada buah dan menyebabkan pencoklatan pada bahan [5].
Kafein adalah senyawa alkaloid yang termasuk jenis metilxanthine
(1,3,7-trimetilxanthyne) atau C8H10N4O2 [1], [3]. Kafein dalam kondisi murni
berupa serbuk putih berbentuk kristal prisma hexagonal, dan merupakan
senyawa tidak berbau, serta berasa pahit. Menurut Clarke & Macrae
(1989), dan Sivetz & Desrosier (1979), kafein tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap aroma kopi, dan hanya memberikan rasa pahit sekitar
1030% dari seduhan kopi [3].
Minum kopi dengan jumlah wajar tidak mengganggu kesehatan atau bayi dalam kehamilan.
Jika tidak mampu berhenti mimum kopi selama hamil, menurut Food Standars Agency (FSA), minum
kopi dengan jumlah sedang tidak mengganggu kesehatan atau bayi dalam kehamilan dan dianjurkan
untuk mengkonsumsi kafein tidak lebih dari 300 mg per hari atau lebih kurang setara dengan 3
cangkir kopi. Banyak orang yang mengansumsikan bahwa minum kafein untuk “menambah tenaga”
secara cepat. Ini adalah pandangan yang keliru, sebenarnya kafein meletihkan kelenjar adrenalin dan
akhirnya akan melelahkan. Jika konsumen hanya ingin merasakan kopi, pilih yang dikeringkan
dengan uap tanpa kafein (steam-dried decaffeinated). Jika konsumen rentan terhadap kafein, pilih
produk kopi yang rendah kafein. Konsumsilah kopi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh. Hal
tersebut merupakan jalan terbaik demi menemukan lebih banyak manfaat dari pada kerugian,
karena cara pengonsumsian yang benar akan mendukung pola hidup yang sehat [3].
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Farida, E. R. R, dan A. C. Kumoro, “PENURUNAN KADAR KAFEIN DAN ASAM TOTAL PADA BIJI
KOPI ROBUSTA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI FERMENTASI ANAEROB FAKULTATIF DENGAN
MIKROBA NOPKOR MZ-15,” J. Teknol. Kim. DAN Ind., vol. 2, no. 2, hlm. 7075, 2013.
[2] M. Bhara L A, “PENGARUH PEMBERIAN KOPI DOSIS BERTINGKAT PER ORAL 30 HARI TERHADAP
GAMBARAN HISTOLOGI HEPAR TIKUS WISTAR,” hlm. 48, 2009.
[3] S. Widyotomo, “KAFEIN : SENYAWA PENTING PADA BIJI KOPI,” vol. 23, no. 1, hlm. 7.
[4] F. D. Oktadina, B. D. Argo, dan M. B. Hermanto, “Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr)
untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi
Bubuk,” vol. 1, no. 3, hlm. 9, 2013.
[5] I. W. ADITYA, “KAJIAN KANDUNGAN KAFEIN KOPI BUBUK, NILAI pH, DAN KARAKTERISTIK
AROMA DAN RASA SEDUHAN KOPI JANTAN (Pea berry coffee) DAN BETINA (Flat beans coffee
JENIS ARABIKA DAN ROBUSTA,” hlm. 17, 2015.
... Kafein telah terbukti mengurangi aliran darah ke makula, saraf optikus, dan koroid. 18 Hasil kajian artikel yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kafein pada TIO masih belum konklusif. Perubahan TIO yang dilaporkan dalam beberapa penelitian tidak bermakna seperti pada penelitian oleh Azimah et al 9 yang menyatakan bahwa peningkatan TIO yang dialami setelah mengonsumsi kafein terutama pada menit ke 30, 60 dan 90 tidak cukup bermakna. ...
... Selain itu, pengaruh kafein terhadap TIO sendiri belum memiliki hasil yang konklusif dan masih perlu penelitian lebih lanjut. [18][19][20] ...
Article
High intraocular pressure (IOP) is one of the risk factors of glaucoma or worsening of its prognosis. There are a lot of external factors that can affect IOP inter alia exercise, as well as some food and drinks. One of the drinks that could affect IOP is coffee that contains caffeine. This study was aimed to evaluate whether caffeine had an effect on IOP. This was a literature review study using 4 data bases, as follows: Clinical Key, Pub-med, Google Scholar, and Science Direct. The keywords were Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Based on inclusion and exclusion criteria, 10 literatures were selected. The results showed that some literatures reported an increase in IOP after caffeine consumption, the others reported a decrease in IOP, meanwhile some others did not find any change of IOP. In conclusion, the effect of caffeine on IOP was acute. People who had high intensity of caffeine consumption had a more significant increase in IOP after consuming caffeine.Keywords: caffeine, intraocular pressure (IOP) Abstrak: Peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya glaukoma atau memperburuk prognosis glaukoma. Terdapat banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhi TIO, antara lain olahraga, minuman, dan makanan. Salah satu minuman yang dapat memengaruhi TIO ialah kopi yang mengandung kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kafein pada tekanan intraokular. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian data menggunakan empat database yaitu Clinical key, PubMed, Google scholar, dan Science direct. Kata kunci yang digunakan yaitu Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Seleksi data berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi mendapatkan 10 literatur. Hasil kajian mendapatkan bahwa beberapa penelitian melaporkan adanya peningkatan TIO setelah konsumsi kafein, penelitian lain melaporkan penurunan TIO, dan terdapat pula penelitian yang tidak menemukan perubahan apapun. Simpulan penelitian ini ialah pengaruh kafein pada TIO hanya berlangsung akut. Individu yang memiliki intensitas konsumsi kafein lebih tinggi menunjukkan peningkatan TIO yang lebih nyata setelah mengonsumsi kafein.Kata kunci: kafein, tekanan intraokular (TIO)
... Terdapat dua jenis kopi yang berkembang baik di Indonesia yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Kopi robusta memiliki keunggulan karena lebih tahan terhadap penyakit, tanaman ini cocok ditanam pada ketinggial 600-700mdpl (Hastuti, 2018). Secara morfologis daun kopi robusta lebih lebar dengan pangkal tumpul. ...
... Cita rasa kopi robusta yaitu pahit dan tajam. Cita rasa pahit dari kopi robusta dipengaruhi oleh tingginya kadar kafein pada kopi (Hastuti, 2018;Kuncoro et al., 2015). ...
Article
Full-text available
Penanganan pasca panen menjadi salah satu hal terpenting dalam penentuan kualitas kopi. Desa Bocek memiliki komoditas utama berupa kopi namun hasil panen kopi sering mengalami kerusakan akibat penanganan pasca panen yang buruk. Terdapat dua metode dalam penanganan pasca panen yaitu metode kering (dry processing) dan metode basah (wet processing). Metode penanganan pasca panen yang tepat diterapkan bagi kelompok tani Desa Bocek adalah metode kering. Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai proses penggolahan kopi metode kering agar dapat menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik. Kegiatan peyuluha dilakukan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, penyuluhan dan evaluasi. Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang dilakukan menunjukkan bahwa kelompok tani terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan dan menerima dengan baik materi yang dibawakan. Proses penanganan kopi metode kering terdiri dari beberapa tahapan yaitu sortasi, pengeringan, pengupasan, sortasi biji kering, pengemasan dan penyimpanan. Melalui kegiatan yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai penanganan pasca panen kopi dan dapat diterapkan untuk menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik.
... Kafein telah terbukti mengurangi aliran darah ke makula, saraf optikus, dan koroid. 18 Hasil kajian artikel yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kafein pada TIO masih belum konklusif. Perubahan TIO yang dilaporkan dalam beberapa penelitian tidak bermakna seperti pada penelitian oleh Azimah et al 9 yang menyatakan bahwa peningkatan TIO yang dialami setelah mengonsumsi kafein terutama pada menit ke 30, 60 dan 90 tidak cukup bermakna. ...
... Selain itu, pengaruh kafein terhadap TIO sendiri belum memiliki hasil yang konklusif dan masih perlu penelitian lebih lanjut. [18][19][20] ...
Article
High intraocular pressure (IOP) is one of the risk factors of glaucoma or worsening of its prognosis. There are a lot of external factors that can affect IOP inter alia exercise, as well as some food and drinks. One of the drinks that could affect IOP is coffee that contains caffeine. This study was aimed to evaluate whether caffeine had an effect on IOP. This was a literature review study using 4 data bases, as follows: Clinical Key, Pub-med, Google Scholar, and Science Direct. The keywords were Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Based on inclusion and exclusion criteria, 10 literatures were selected. The results showed that some literatures reported an increase in IOP after caffeine consumption, the others reported a decrease in IOP, meanwhile some others did not find any change of IOP. In conclusion, the effect of caffeine on IOP was acute. People who had high intensity of caffeine consumption had a more significant increase in IOP after consuming caffeine.Keywords: caffeine, intraocular pressure (IOP) Abstrak: Peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya glaukoma atau memperburuk prognosis glaukoma. Terdapat banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhi TIO, antara lain olahraga, minuman, dan makanan. Salah satu minuman yang dapat memengaruhi TIO ialah kopi yang mengandung kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kafein pada tekanan intraokular. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian data menggunakan empat database yaitu Clinical key, PubMed, Google scholar, dan Science direct. Kata kunci yang digunakan yaitu Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Seleksi data berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi mendapatkan 10 literatur. Hasil kajian mendapatkan bahwa beberapa penelitian melaporkan adanya peningkatan TIO setelah konsumsi kafein, penelitian lain melaporkan penurunan TIO, dan terdapat pula penelitian yang tidak menemukan perubahan apapun. Simpulan penelitian ini ialah pengaruh kafein pada TIO hanya berlangsung akut. Individu yang memiliki intensitas konsumsi kafein lebih tinggi menunjukkan peningkatan TIO yang lebih nyata setelah mengonsumsi kafein.Kata kunci: kafein, tekanan intraokular (TIO)
... (Hastuti, 2018;Hulupi et al. 2012). Kopi disebut sebagai komoditas yang bersifat spesial.Kopi merupakan tanaman unggulan yang dibudidayakan di kebanyakan wilayah Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat karena memiliki cuaca dan iklim yang sesuai (curah hujan lebih dari 100 mm, suhu udara 27.08 o C, kelembaban 84.07% ...
Article
Full-text available
Coffee plant (Coffea arabica) is a superior plant to be developed in the Arfak mountain region due to suitable agro-climatic conditions. The way to develop it can be done in various ways, one of which is to develop it independently using seeds from farmers' gardens. This goal can be achieved if the local farming community is able to prepare seeds that HAVE high growth potential and are healthy, free from pests and diseases, especially diseases that are transmitted through the soil (seed born pathogens). The method used includes first, mentoring and discussion at the Kwau Village Hall which includes lectures and discussions about generative nurseries and the use of Trichoderma spp to treat soil borne diseases. The second method is a demonstration of how to plant cocoa seedlings in the farmer's garden accompanied by the application of Trichoderma spp. Both methods were successfully implemented and the community showed high enthusiasm as seen from the questions asked. In this mentoring activity, 60 coffee seedlings were distributed to be developed by coffee farmers. Keywords: Arabica coffee; Kwau; Trichoderma spp.
... Berarti ada korelasi hubungan antara absorban dengan konsentrasi sehingga penggunaan metode tersebut dapat digunakan untuk analisis kadar kafein pada kopi import (Harmita, 2004), didapatkan hasil sebagai berikut: Dari data tabel 2. dan kurva kalibrasi larutan baku diatas dapat dihitung kadar kafein menggunakan persamaan regresi y=0,0479x-0,0324 maka didapatkan didapatkan dari tujuh sampel yang dianalisa terdapat tiga sampel yang mengandung kafein yang melebihi standar yang telah ditetapkan SNI yaitu> 50 mg/sajian. Berdasarkan hasil penelitian mengkonsumsi kafein dengan dosis tinggi dapat mengakibatkan efek samping diantaranya palpitasi, insomania, tremor, mual serta muntah selain itu mengkonsumsi kafein secara reguler dapat mengakibatkan ketergantungan (Hastuti, 2015). (Kamaruddin et al., 2019) ...
Article
Full-text available
Pendahuluan: Kopi merupakan salah satu minuman lezat yang banyak digemari oleh masyarakat. Kopi (Coffea sp) memiliki kandungan senyawa kimia salah satunya yaitu kafein. Kafein memiliki efek negative pada tubuh manusia jika dikonsumsi secara berlebihan seperti, gugup, tremor, insomnia, hipertensi dan kejang. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui berapa kadar kafein pada kopi Import yang beredar dikota Batam dan apakah sudah memenuhi standar SNI dengan menggunakan metode spektrofotometri UV. Analisis kadar kafein kopi import secara kualitatif menggunakan reagen parry dan analisis kadar kafein kopi import secara kuantitatif ditentukan menggunakan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 273,05 nm. Berdasarkan uji kualitatif yang dilakukan tujuh sampel kopi import positif mengandung kafein. Pada sampel A 43,15 mg kadar kafein, sampel B 95,1 mg kadar kafein, sampel C 49,3 mg kadar kafein, sampel D 106,05 mg kadar kafein, sampel E 45,81 mg kadar kafein, sampel F 57,2 mg kadar kafein, sampel G 22 mg kadar kafein. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan terdapat tiga sampel kopi import yang tidak memenuhi standar SNI yaitu<50 mg/sajian yaitu sampel B, D, F dan empat sampel kopi yang memenuhi standar SNI yaitu sampel A, C, E dan G.
... Minuman kopi digolongkan dalam salah satu minuman perangsang. Salah satu keuntungan kopi adalah sebagai perangsang dalam melakukan aktivitas (Hastuti, D. S., 2018). ...
Article
Kajian ini membahas tentang mengoptimalkan kompetensi guru dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan diri yang meliputi memfasilitasi peserta didik mengembangkan berbagai potensi akademik maupun non-akademik. Potensi non-akademik dapat berupa soft skill untuk terjun ke dunia usaha sehingga dapat mandiri sesuai dengan cita-cita bangsa. Pelaksanaan dilakukan dua tahapan yaitu tahapan pertama pemberian materi yang dalam bentuk seminar satu hari dan dilanjutkan dengan pelatihan selama enam kali. Guru-guru diberikan pre-test dan post-test untuk melihat kemampuan awal dan sebagai evaluasi kemampuan guru sebelum dan sesudah pemberian materi dan pelatihan. Melalui pelatihan ini guru-guru memiliki kemampuan dalam menyeduh kopi dengan menerapkan teknik manual brewing. Sehingga soft skill yang dimiliki guru akan ditransfer kepada anak hambatan pendengaran pada mata pelajaran tataboga atau vocasional. Penerapan teknik manual brewing dalam penyeduhan kopi dirasa perlu diberikan kepada guru-guru agara dapat dipraktekkan lansung dan dimasukkan sebagai bahan ajar karena keberadaan penyandang disabilitas di Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya berada pada lingkungan yang memiliki kekayaan kearifan lokal. Salah satu yang memiliki pasar yang cukup luas dan peminat yang terus-menerus adalah minuman kopi. Penyajian kopi yang terus digemari konsumen adalah dengan teknik manual brewing karena teknik ini memiliki keunikan tersendiri menciptakan cita rasa keaslian kopi itu sendiri. Sehingga hal ini akan menjadi peluang bagi anak hambatan pendengaran untuk bekerja dan bahkan membuka usaha sendiri.
Article
One non-communicable disease that is still a major health problem in developing countries is hypertension; the prevalence of hypertension reaches 25.8%. Unhealthy lifestyle changes are one of the important factors that cause hypertension in the community. The study was conducted to obtain information about the relationship between physical activity, sleep quality, and coffee consumption habits with hypertension at the age of 45-65 years in the Belik Public Health Center, Pemalang Regency. The Case-Control approach was released in the study. The research target is people aged 45-65 years who seek treatment at Belik Public Health Center. The number of samples taken purposively was 100 respondents divided into 50 for the case group and 50 for the control group. The Chi-Square test was used to analyze the relationship between variables and the OR value to determine the contribution of the independent variables. The results showed that 75% had moderate physical activity, 74% had poor sleep quality, and 70% had low coffee consumption. Variables related to the incidence of hypertension were physical activity (P-value = 0.032, OR = 11) and sleep quality (P-value 0.006, OR = 3.765), while the coffee consumption variable was not related. Increasing exercise habits and regulating quality sleep patterns should be a priority for health promotion efforts in hypertension management programs. Keywords : Physical Activity, Hypertension, Coffee Consumption, Sleep Quality
Article
Full-text available
Bondowoso has been known as a city of tape. This district also has the potential of coffee plantations that have produced products until it is known as the Republic of Coffee. The purpose of this activity is to increase public knowledge about various kinds of processed coffee, provide value added products, and attract consumers to come to visit the region. The method used is trial and error and utilizes the University of Jember Real Lecture Program where the target area is Sub-District Tamansari, Bondowoso District, Bondowoso Regency. The results of the activities include the emergence of innovations in processed coffee products such as: coffee dawet, coffee marrow porridge, Cilok Kopi, coffee fried rice and coffee ladrang. This activity was supported by PKK ladies and received support from Blue Gas. Such innovation activities are quite interesting for the community because they are able to make various kinds of processed foods from coffee. It's just that more intensive training is needed so that these processed products can support Bondowoso tourism.
  • A Farida
  • A C Kumoro
A. Farida, E. R. R, dan A. C. Kumoro, "PENURUNAN KADAR KAFEIN DAN ASAM TOTAL PADA BIJI KOPI ROBUSTA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI FERMENTASI ANAEROB FAKULTATIF DENGAN MIKROBA NOPKOR MZ-15," J. Teknol. Kim. DAN Ind., vol. 2, no. 2, hlm. 70-75, 2013.
Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk
  • F D Oktadina
  • B D Argo
  • M B Hermanto
F. D. Oktadina, B. D. Argo, dan M. B. Hermanto, "Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk," vol. 1, no. 3, hlm. 9, 2013.