ArticlePDF Available

GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DEKUBITUS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

Authors:
  • universitas jenderal achmad yani yogyakarta

Abstract

Background : Decubitus prevention need the knowledge, attitude, motivation, and behavior of nurses. Objective : To identify the description of nurses role’s in decubitus prevention in Internal medicine ward of hospital in Yogya. Method : This was a descriptive design by using cross sectional time approach. The number of samples was 15 respondents selected through total sampling technique. The analysis applied descriptive statistic. Result : The majority of nurses had positive role’s in decubitus prevention as many as 10 respondents (66.7%), the nurses role’s according to some characteristics were as follows; The nurses role in the assessment on decubitus risk factor was in good category as many as 9 respondents (60.0%), the nurses role in skin care for patients was in good category as many as 9 respondents (60.0%), the nurses role in patients nutritional status enhancement was in good category as many as 10 respondents (66.7%), the nurses role in support surface was in sufficient category as many as 12 respondents (80.0%), and the nurses role in providing education was in good category as many as 13 respondents (86.7%). Conclusion : The nurses role’s in decubitus prevention in internal medicine ward of hospital in Yogya is in good category. Keywords : Decubitus prevention, Nurses role’s,Positive role’s
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
89
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DEKUBITUS
DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA
NURSES ROLE’S IN DECUBITUS PREVENTION IN INTERNAL MEDICINE WARD
OF HOSPITAL IN YOGYAKARTA
Muhamat Nofiyanto1*, Erna Ivana2
*1Program Studi Keperawatan (S1) Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal A. Yani Yogyakarta,
Jl. Brawijaya Ambarketawang Gamping Sleman, email:muhamatnur@gmail.com, Indonesia.
2Program Studi Keperawatan (S1) Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal A. Yani Yogyakarta,
Jl. Brawijaya Ambarketawang Gamping Sleman, Indonesia.
ABSTRACT
Background : Decubitus prevention need the knowledge, attitude, motivation, and behavior of nurses.
Objective : To identify the description of nurses role’s in decubitus prevention in Internal medicine ward of
hospital in Yogya.
Method : This was a descriptive design by using cross sectional time approach. The number of samples was
15 respondents selected through total sampling technique. The analysis applied descriptive statistic.
Result : The majority of nurses had positive role’s in decubitus prevention as many as 10 respondents
(66.7%), the nurses role’s according to some characteristics were as follows; The nurses role in the
assessment on decubitus risk factor was in good category as many as 9 respondents (60.0%), the nurses
role in skin care for patients was in good category as many as 9 respondents (60.0%), the nurses role in
patients nutritional status enhancement was in good category as many as 10 respondents (66.7%), the
nurses role in support surface was in sufficient category as many as 12 respondents (80.0%), and the nurses
role in providing education was in good category as many as 13 respondents (86.7%).
Conclusion : The nurses role’s in decubitus prevention in internal medicine ward of hospital in Yogya is in
good category.
Keywords :Decubitus prevention, Nurses role’s,Positive role’s
PENDAHULUAN
Dekubitus merupakan masalah yang
serius karena dapat mengakibatkan
meningkatnya biaya, lama perawatan, dan
memperlambat program rehabilitas pasien,
dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri
berkepanjangan, rasa tidak nyaman, dan
komplikasi berat yang mengarah ke sepsis,
infeksi kronis, selulitis, osteomyelittis, dan
meningkatkan prevalensi mortalitas pada
klien lanjut usia.1Insiden dekubitus di Study
International sebanyak 1.9%-63.6%, ASEAN
(Jepang, Korea, Cina) 2.1%-18%, dan di
Indonesia cukup tinggi yaitu 33.3%.2Survei
yang dilakukan WHO terhadap 55 rumah
sakit di 14 negara menunjukkan 8,7% dari
rumah sakit tersebut terdapat pasien dengan
dekubitus dan 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita luka dekubitus akibat perawatan di
rumah sakit.3Kejadian dekubitus secara
umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di
tatanan perawatan acute care, 15-25% di
tatanan perawat jangka panjang, dan 7-12%
di tatanan perawatan rumah.4Frekuensi luka
dekubitus cukup tinggi terjadi pada pasien-
pasien neurologis karena immobilisasi yang
lama dan berkurangnya kemampuan
sensorik.5Upaya pencegahan dekubitus
perlu memperhatikan pengetahuan, sikap,
motivasi, dan perilaku perawat. Tingkat
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
90
keberhasilan dalam upaya pencegahan
tergantung dari hal tersebut, akan tetapi
berbagai studi mengindikasikan bahwa
perawat tidak memiliki informasi dan
pengetahuan yang cukup dalam memahami
isi panduan penanganan dan kegiatan
pencegahan dekubitus.6Perawat merupakan
petugas kesehatan yang bersama dengan
pasien selama 24 jam, sehingga perawat
memiliki peran penting dalam mencegah
dekubitus. Adanya dekubitus berarti
meningkatkan beban kerja perawat karena
dekubitus membutuhkan pendekatan
perawatan yang berbeda.7Dari hasil studi
pendahuluan di salah satu rumah sakit di
Yogya didapatkan data kejadian dekubitus
pada tahun 2016 sebanyak 32 kasus dengan
angka kejadian terbanyak di Bangsal
Penyakit dalam yaitu 10 kasus. Angka
kejadian dekubitus di rumah sakit di Yogya
tergolong tinggi, oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
peran perawat dalam pencegahan dekubitus
di bangsal penyakit dalam rumah sakit di
Yogya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran peran perawat dalam
pencegahan dekubitus.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif menggunakan
pendekatan waktu cross sectional.8Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perawat
yang bekerja di bangsal penyakit dalam
rumah sakit di Yogya yang berjumlah 15 dan
seluruh populasi dijadikan responden
penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah
gambaran peran perawat dalam pencegahan
dekubitus di bangsal penyakit dalam rumah
sakit di Yogya berdasarkan kriteria perawat
dan upaya dalam pencegahan dekubitus.
Instrumen dalam penelitian ini adalah
kuesioner peran perawat dalam pencegahan
dekubitus terdiri atas 38 pernyataan yang
dibuat oleh peneliti sesuai dengan konsep
teori yang ada. Analisis data yang digunakan
yaitu analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Perawat (n=15)
Karakteristik
F
%
Jenis
kelamin
Laki-laki
2
13,3
Perempuan
13
86,7
Total
15
100%
Usia
17-25 tahun
1
6,7
26-35 tahun
12
80,0
36-45 tahun
2
13,3
Total
15
100%
Lama kerja
≤ 3 tahun
6
40,0
> 3 tahun
9
60,0
Total
15
100%
Pendidikan
DIII
13
86,7
S1/Ners
2
13,3
Total
15
100%
Sumber : data primer 2017
Hasil analisis Tabel 1. memperlihatkan
bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan. Menurut Firmansyah
rerata jenis kelamin perawat pelaksana
terbesar ialah perempuan 84,2% di mana
perawat pelaksana berjenis kelamin
perempuan lebih besar dibandingkan berjenis
kelamin laki-laki, perempuan lebih cendrung
memiliki caring karena sesuai dengan
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
91
kodratnya sebagai seorang ibu, sehingga
profesi perawat banyak diminati kaum
perempuan, maka tidak mengherankan kalau
proporsi perempuan lebih besar dibanding
laki-laki.9Rentang usia responden terbanyak
yaitu 26-35 tahun atau masa dewasa awal.
Masa dewasa awal secara psikologis telah
mencapai perkembangan kognitif yang
optimal sehingga memiliki kemampuan untuk
menilai sesuatu secara objekif.10 Sebagian
besar responden telah bekerja >3 tahun.
Perawat dengan masa kerja lebih dari 3
tahun memiliki pengetahuan lebih baik
dibandingkan perawat yang memiliki masa
kerja kurang dari 3 tahun.11 Sebagian besar
responden berpendidikan DIII Keperawatan.
Bady menyatakan bahwa distribusi tingkat
pendidikan formal tenaga keperawatan
profesional hanya sebsar 6% yaitu tenaga
keperawatan dengan pendidikan Sarjana
Keperawatan atau S1, selebihnya tenaga
keperawatan bukan profesional yaitu DIII/DIV
72% dan SPK/SPR 22%.12
Peran Perawat dalam Pencegahan
Dekubitus
Tabel 2. Gambaran Peran Perawat dalam
Pencegahan Dekubitus
Kategori
f
%
Baik (≥89)
10
66,7
Cukup (63-88)
5
33,3
Kurang (<63)
0
0,0
Total
15
100
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 2. di atas diketahui
bahwa sebagian besar perawat di Bangsal
Penyakit dalam Rumah sakit di Yogya
memiliki peran yang baik dalam pencegahan
dekubitus 10 (66,7%) dan 5 (33,3%) perawat
memiliki peran yang cukup dalam
pencegahan dekubitus terutama pada
domain memberikan support surface. Peran
perawat dalam upaya pencegahan dekubitus
merupakan prioritas dalam perawatan pasien
dan tidak terbatas pada pasien imobilisasi
saja.5Hampir 95% dekubitus dapat dicegah
melalui tindakan keperawatan, sisanya ≤5%
pasien imobilisasi tetap akan mengalami
dekubitus.13 Peran perawat dalam
pencegahan dekubitus terdiri atas 5 domain
yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Gambaran Peran Perawat Per Domain
dalam Pencegahan Dekubitus
Domain
Kategori
F
%
Mengkaji
Baik (≥14)
9
60,0
faktor risiko
Cukup (10-13)
6
40,0
Total
15
100
Perawatan
Kulit
Baik (≥39,6)
Cukup (28,3-
39,5)
9
6
60,0
40,0
Total
15
100
Memperbaiki
Baik (≥18,7)
10
66,7
status nutrisi
Cukup (13,3-
18,6)
5
33,3
Total
15
100
Support
Baik (≥9,3)
3
20,0
Surface
Cukup (6,7-
9,2)
12
80,0
Total
15
100
Memberikan
Baik (≥7)
13
86,7
Edukasi
Cukup (5-6,9)
2
13,3
Total
15
100
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa
pada domain mengkaji faktor risiko dekubitus
sebagian besar perawat memiliki peran yang
baik 9 (60,0%), dan 6 (40,0%) perawat
memiliki peran yang cukup dengan skor
terendah (1,5333) pada pernyataan mengkaji
faktor risiko dekubitus menggunakan barthel
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
92
index. Menurut Ropyanto, barthel index
merupakan instrumen pengukuran status
fungsional yang digunakan pada dewasa
yang sedang dalam perawatan klinis maupun
dalam area rehabilitasi dan bukan instrumen
untuk mengkaji risiko dekubitus.14 Pada
domain perawatan kulit sebagian besar
perawat memiliki peran yang baik 9 (60,0%)
dan 6 (40,0%) perawat memiliki peran yang
cukup dengan skor terendah (1,3333) pada
pernyataan mengganti diapers pasien 1x
sehari. Menurut penelitian Schindler, kejadian
dekubitus di ruang perawatan anak mencapai
10,2 % tetapi hal ini dapat dicegah dengan
beberapa cara, jika pasien menggunakan
diapers, maka gunakan diapers yang
mempunyai daya serap tinggi dan pastikan
diapers dalam keadaan kering, gunakan
tempat tidur yang khusus, penuhi kebutuhan
nutrisi, gunakan bantalan busa, gunakan
body lotion, dan lakukan perubahan posisi
setiap 2-4 jam.15 Pada domain memperbaiki
status nutrisi sebagian besar perawat
memiliki peran yang baik 10 (66,7%), dan 5
(33,3%) perawat memiliki peran yang cukup
dengan skor terendah (1,5333) pada
pernyataan memberikan makanan tinggi
serat kepada pasien. Makanan tinggi serat
bermanfaat untuk mengontrol berat badan,
mencegah gangguan gastroinntestinal,
mencegah kanker kolon, dan mengurangi
tingkat kolesterol.16 Sedangkan untuk
mencegah terjadinya dekubitus haruslah
mengonsumsi makanan tinggi protein, minum
air 6-8 gelas setiap hari, dan konsumsi kalori
yang cukup untuk menjaga berat badan.17
Pada domain support surface sebagian besar
perawat memiliki peran yang cukup 12
(80,0%) dan hanya ada 3 (20,0%) perawat
yang memiliki peran yang baik, dengan skor
terendah (1,5333) pada pernyataan
menggunakan kasur anti dekubitus sesuai
orderan dokter, hal tersebut dikarenakan di
Bangsal Penyakit dalam Rumah sakit di
Yogya tidak mempunyai SOP pencegahan
dekubitus sehingga perawat tidak melakukan
tindakan pencegahan dekubitus dengan
tepat. Perawat dapat mencegah dekubitus
dengan memberikan support surface
menggunakan pemakaian alat bantu khusus
seperti kasur dekubitus, kursi dekubitus, dan
bantal dekubitus karena dapat mencegah
terjadinya pressure ulcer.18 Pada domain
memberikan edukasi sebagian besar perawat
memiliki peran yang baik 13 (86,7%), dan 2
(13,3%) perawat memiliki peran yang cukup
dengan skor terendah (2,5333) pada
pernyataan melakukan demontrasi posisi
yang tepat untuk mengurangi risiko
dekubitus. Kurangnya pemberian pendidikan
kesehatan oleh perawat dikarenakan perawat
tidak memiliki informasi dan pengetahuan
yang cukup dalam memahami isi panduan
penanganan dan kegiatan pencegahan
dekubitus.19
Peran Perawat dalam Pencegahan
Dekubitus berdasarkan Karakteristik
Perawat
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa
sebagian besar perawat perempuan di
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
93
Bangsal Penyakit dalam Rumah sakit di
Yogya mempunyai peran yang baik 10
(76,9%) dan semua perawat laki-laki
mempunyai peran yang cukup 2 (100,0 %).
Tabel 4. Gambaran peran perawat dalam
pencegahan dekubitus berdasarkan
karakteristik
Karakteristik
Peran perawat
Baik
Cukup
N
f
%
f
%
f
%
Jenis
kelamin
Laki-laki
0
0,0
2
100
2
100
Perempu
an
10
76,9
3
23,1
13
100
Umur
17-25
tahun
0
0,0
1
100
1
100
26-35
tahun
9
75,0
3
25,0
12
100
36-45
tahun
1
50,0
1
50,0
2
100
Lama
Kerja
Baru
4
66,7
2
33,3
6
100
Lama
6
66,7
3
33,3
9
100
Pendidik
an
DIII
8
61,5
5
38,5
13
100
S1/Ners
2
100
0
0,0
2
100
Sumber : data primer 2017
Jenis kelamin berkorelasi positif terhadap
kinerja, perawat perempuan cenderung
mempunyai kinerja lebih baik dibanding
dengan pria dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.20 Dilihat dari
rentang usia perawat, sebagian besar
perawat dengan rentang usia 26-35 tahun
mempunyai peran yang baik 9 (75,0 %). Hal
ini sejalan dengan penelitian di Rumah Sakit
Amman, Yordania, di mana hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa usia
sebagian besar perawat yang mempunyai
tingkat pengetahuan yang baik terhadap
pencegahan luka dekubitus adalah 26-30
tahun.21 Dilihat dari lama kerja, sebagian
besar perawat dengan masa kerja > 3 tahun
mempunyai peran yang baik 6 (66,7%).
Perawat dengan masa kerja yang lama
cenderung melakukan pendokumentasian
dengan baik, semakin lama seseorang
bekerja, kecakapan akan semakin baik
karena dapat menyesuaikan diri dengan
pekerjaannya dan seseorang akan mencapai
kepuasan tertentu bila sudah mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan.22
Dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian
besar perawat mempunyai tingkat pendidikan
DIII dan mempunyai peran yang baik 8
(61,5%) dan semua perawat dengan tingkat
pendidikan S-1 atau Ners seluruhnya
mempunyai peran yang baik 2 (100,0 %).
Pendidikan memberikan pengetahuan
sebagai landasan untuk mengembangkan diri
serta kemampuan memanfaatkan semua
sarana untuk kelancaran tugas. Tenaga
keperawatan yang berpendidikan tinggi
motivasinya akan lebih baik karena telah
memiliki pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas.23
KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian hasil penelitian
dan pembahasan tentang peran perawat
dalam pencegahan dekubitus di bangsal
penyakit dalam rumah sakit di Yogya, dapat
disimpulkan bahwa karaktersitik perawat di
bangsal penyakit dalam mayoritas adalah
perempuan yaitu 13 (86,7%) dengan rentang
usia 26-35 tahun yaitu 12 (80,0%), telah
bekerja > 3 tahun yaitu 9 (60,0%), dan
mayoritas pendidikan perawat adalah DIII
yaitu 13 (86,7%). Sebagian besar perawat di
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
94
Bangsal Penyakit dalam Rumah sakit di
Yogya memiliki peran yang baik dalam
pencegahan dekubitus 10 (66,7%). Peran
perawat dalam pengkajian faktor risiko
dekubitus dalam kategori baik 9 (60,0%),
tetapi diharapkan agar perawat
menggunakan instrumen yang tepat untuk
mengkaji risiko dekubitus . Peran perawat
dalam perawatan kulit pasien dalam kategori
baik 9 (60,0%), tetapi diharapkan perawat
agar selalu menjaga kebersihan dan
kelembaban kulit pasien dari cairan tubuh.
Peran perawat dalam memperbaiki status
nutrisi pasien dalam kategori baik 10
(66,7%), tetapi diharapkan agar perawat
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan
memberikan makanan tinggi protein. Peran
perawat dalam support surface terhadap
pasien dalam kategori cukup 12 (80,0%),
untuk meningkatkan peran perawat dalam
support surface diharapkan agar pihak
manajemen rumah sakit menyediakan SOP
pencegahan dekubitus agar perawat dapat
melakukan pencegahan dekubitus sesuai
dengan SOP yang berlaku. Peran perawat
dalam memberikan edukasi pasien dalam
kategori baik 13 (86,7%), tetapi diharapkan
agar perawat melakukan pendidikan
kesehatan pencegahan dekubitus secara
rutin kepada keluarga dan pasien.
TERIMA KASIH
Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Dekan
Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
KEPUSTAKAAN
1. Martini, D. Asiandi, Handayani, D.Y.
(2012). The Impact of the Lying Change in
Protecting the Risk of Dekubitus on the
Stroke Patients at RSUD Banyumas.
Jurnal Keperawatan. Vol 11. Hal 413-799.
2. Suriadi, Sanada, H., Sugama, J., Thigpen,
B., dan Subuh, M. (2007). Risk Factors In
The Development Of Pressure Ulcers In
An Intensive Care Unit In Pontianak,
Indonesia. International Wound Journal.
Vol 4, issue 3. Hal 208 – 215. Diakses dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1792877
pada tanggal 14 Maret 2017.
3. WHO. (2002). Pedoman Perawatan
Pasien. Alih bahasa, Monica Ester. Editor,
Esty W., & Nike B.S., Jakarta: EGC
4. Mukti, E.N. (2006). Penelusuran Hasil
Penelitian Tentang Intervensi
Keperawatan Dalam Pencegahan Luka
Dekubitus pada Orang Dewasa. Jurnal
Keperawatan Indonesia. Vol 1, No 3.
5. Potter & Perry. (2006). Fundamental Of
Nursing: Fundamental Keperawatan
(Ed.7). Jakarta : Salemba Medik.
6. Buss, (2009). Pressure Ulcer Prevention
In Nursing Home: Views And Beliefes Of
Enrolled Nurse And Other Health Workers.
Journal of Clinical Nursing. Vol 13. Hal
668–676. Diakses dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15317506
pada tanggal 20 Maret 2017.
7. Kallman, U. & Suserud, B-Oasa. (2009).
Knowledge, Attitudes And Practice Among
Nursing Staff Concerning Pressure Ulcer
Prevention And Treatment – A Survey In A
Swedish Healthcare Setting. Journal
Compilation. Nordic College of Caring
Science. Diakses dari
www.ncbi.nih.gov/pubmed/19645807 pada
tanggal 15 Februari 2017.
8. Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
9. Firmansyah, M. (2009). ‘Pengaruh
Karakteristik Organisasi Terhadap Kinerja
Perawat dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Untuk Membantu Promosi
Kesehatan di Rumah Sakit Umum Sigli’.
Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara. Diakses dari
www.repository.usu.ac.id/bitstream/handle
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
95
/123456789/6891/10E00582.pdf;jsessionid
=21C063CBE16C5BA5419F2C4FAAD046
4C?sequence=1 pada tanggal 10 Agustus
2017.
10. Potter & Perry. (2011). Basic Nursing.
Edisi 7. St. Louis : Mosby Elsevier.
11. Sofiana, N.A., dan Purbadi, D. (2006).
‘Analisis Faktor Lingkungan dan Individu
yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan
Kinerja Perawat’. Tesis. Institut Teknologi
Bandung. Diakses dari
http://digilib.itb.ac.id/dgl.php?mod=browse
&op=read&id=jbptsbmitb-dgl-nooraridas-
86 pada tanggal 3 Agustus 2017.
12. Bady, A.M., Kusnanto, H., dan Handono,
D. (2007). ‘Analisis Kinerja Perawat Dalam
Pengendalian Infeksi Nosokomial di Irna
RSUP Dr Sardjito’. Distant Learning
Resouce Center KMPK Universitas
Gadjah Mada. Working Paper Series. No
8. Hal 1-10. Diakses dari
www.infodiknas.com/wpcontent/uploads/2
014/11/ANALISISKINERJAPERAWATDAL
AMPENGENDALIANINFEKSINOSOKOMI
AL-DI-IRNA-I-RSUP-DR.-SARDJITO.pdf
pada tanggal 17 Agustus 2017.
13. The Agency for Health Care Policy and
Research, 2009. Panel on the Prediction
and Prevention of Pressure Ulcers in
Adults. Diakses dari
www.ahrq.gov/professionals/systems/hosp
ital/pressureulcertoolkit/putool3a.html
pada tanggal 1 Agustus 2017.
14. Ropyanto, C.B. (2011). ‘Analisis Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Fungsional Pasien Paska Open Reduction
(Orif) Fraktur Ekstremitas Bawah Di RS.
Ortopedi Prof. Soeharso Surakarta’. Tesis.
Magister Ilmu Keperawatan. Universitas
Indonesia. Diakses dari
www.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281386T
%20Chandra%20Bagus%20Ropyanto.pdf
pada tanggal 3 Agustus 2017.
15. Schindler, C.A., Mikhailov, T.A., Khun,
E.M., Christoper, J., Conway, P., Ridling,
D., dkk. (2011). Protecting Fragile Skin:
Nursing Interventions to Decrease
Development of Pressure Ulcers in
Pediatric Intensive Care. National Librarry
of Medicine National Institutes of Health.
Vol 20, No. 1. Hal 26-34. Diakses dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21196569
pada 3 Agustus 2017.
16. Herminingsih, A. (2010). Manfaat Serat
dalam Menu Makanan. Universitas Mercu
Buana, Jakarta.
17. Koller, K., dan Price, S. (2015). Nutrition
for Preventing and Treating Pressure
Ulcer. University of Michigan Health
System : Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported
License. Diakses dari
www.med.umich.edu/1libr/Nutrition/DietPr
essureUlcers.pdf pada tanggal 3 Agustus
2017.
18. National Safety and Quality Health Service
Standars. (2012). Preventing and
Managing Pressure Injury. Second edition.
Hal 54-60. Australian Commission Safety
And Quality In Health Care. Sydney
Australia. Diakses dari
www.safetyandquality.gov.au/wp-
content/uploads/2011/09/NSQHS-
Standards-Sept-2012.pdf pada tanggal 3
Agustus 2017.
19. Setiyawan. (2008). ‘Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Perawat Dalam Upaya Pencegahan
Dekubitus Di Rumah Sakit Cakra Husada
Klaten’. Skripsi. Sarjana Keperawatan.
STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Diakses dari
www.jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/ind
ex pada tanggal 20 Februari 2017.
20. Al-Ahmadi, H. (2009). Factor Affecting
Performance of Hospital Nurses in Riyadh
Region. Saudi Arabia: International
Journal of Health Care Quality Assurance.
Vol 22. Issue 1. Hal 40-54. Diakses dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19284170
pada tanggal 3 Agustus 2017.
21. Qaddumi, J., & Khawaldeh, A. (2014).
Pressure Ulcer Prevention Knowledge
Among Jordanian Nurses: A Cross-
Sectional Study. BMC Nursing.Vol 13, No
6. Diakses dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC39
46597/ pada tanggal 3 Agustus 2017.
22. Al Kharabsheh, M., Alrimawi, R., Al Assaf,
R., dan Saleh, M. (2014). Exploring
Nurses' Knowledge and Perceived
Barriers to Carry Out Pressure Ulcer
Prevention and Treatment,
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
Gambaran Peran Perawat Dalam Pencegahan Dekubitus di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit di Yogyakarta
Muhamat Nofiyanto, Erna Ivana
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
96
Documentation, and Risk Assessment.
American International Journal of
Contemporary Research, Vol 4, No 4. Hal
112 119. Diakses dari
www.aijcrnet.com/journals/Vol_4_No_4_A
pril_2014/15.pdf pada tanggal 3 Agustus
2017.
23. Kumajas, F.W., Warouw, H., dan
Bawatong, J. (2014). Hubungan
Karakteristik Individu dengan Kinerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit
Dalam RSUD Datoe Binangkang
Kabupaten Bolang Mongondow. Jurnal
Keperawatan Universitas Sam Ratulangi.
Vol 2, No 2. Hal 1-8
... These findings contradict previous studies [11] that explained that women were not skilled and committed violations [12]. The caregiver frequency in the prevention of pressure injury is dominated by women with the prevalence of the age group above 30 years, women are considered more intensive in providing care than men [13,14]. ...
Article
Full-text available
Objectives: Perception and understanding of pressure injury care is an important basis for family caregivers in preventing pressure injuries in stroke paralysis patients.The aims of this study to assess the caregiver family's perceptions and comprehension in preventing pressure injury. Methods: The design of this study was cross sectional. The survey was conducted on 357 family caregivers in nursing homes, Indonesia. Potential participants were recruited from Family Caregiver who treated stroke paralysis patients who were bedridden after being discharged from the hospital in a nursing home. Predictor variables (independent) of this study consisted of perception and comprehension and the dependent variable of this study was prevention of pressure injuries. Data were collected using a questionnaire: The analysis used linear regression with a significance level of p ≤0.05. Results: Simultaneously, 36.1% of perception and comprehension explained the prevention of pressure injury as evidenced by the value R 2 = 0.361; p (F test) = 0.049. Partially, 19.4% perception of the prevention of pressure injury prevention was proven to be p (t-test) =0.016; R 2 =19.4% and 12.2% comprehension explained the prevention of pressure injury as evidenced by the value of p (t-test) = 0.019; R 2 =12.2% with a confidence interval of 95%. Conclusion: Family caregiver's comprehension of the prevention of pressure toward pressure injury prevention in bedridden patients after discharge from hospitals was low. Perceptions and comprehension factors of family caregivers contribute to the prevention of pressure injury in stroke paralysis patients who are bedridden.
Article
The purpose of this paper is to identify factors influencing performance of hospital nurses in Riyadh Region, Saudi Arabia. Specific objectives were to estimate self-reported performance, and determine whether differences in employee demographics, job satisfaction, and organizational commitment, influenced performance. In total, 15 hospitals were randomly selected. The questionnaire was sent to all nurses (1,834) in these facilities and 923 nurses responded. Statistical analysis included correlation, t-test, and regression analysis. The study finds that job performance is positively correlated with organizational commitment, job satisfaction and personal and professional variables. Both job satisfaction and organizational commitment are strong predictors of nurses' performance. Job performance is positively related to some personal factors, including years of experience, nationality, gender, and marital status. Level of education is negatively related to performance. The findings of this study have a limited generalisability due to the fact that all measures used are based on self-reports. Future research may be directed to other objective measures of performance. Emphasis should be placed on effective supervision, empowerment, and a better reward system. Cultural diversity is a reality for most health organizations in Saudi Arabia; therefore, they need to adopt effective human resources strategies that aim to improve commitment and retention of qualified workers, and build a high performance organizational culture based on empowerment, open communication, and appreciation of impact of national culture on work attitudes. This study fulfills a research gap in the area of nursing performance, and its relationship with work attitudes in Saudi Arabia. The paper also highlights the impact of national culture on job performance and work attitude among nurses in Saudi Arabia, and other countries facing the issue of multi-national work force.
Analisis Faktor Lingkungan dan Individu yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat
  • N A Sofiana
  • D Dan Purbadi
Sofiana, N.A., dan Purbadi, D. (2006). 'Analisis Faktor Lingkungan dan Individu yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat'. Tesis. Institut Teknologi Bandung. Diakses dari http://digilib.itb.ac.id/dgl.php?mod=browse &op=read&id=jbptsbmitb-dgl-nooraridas-86 pada tanggal 3 Agustus 2017.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Pasien Paska Open Reduction (Orif) Fraktur Ekstremitas Bawah Di RS. Ortopedi Prof. Soeharso Surakarta'. Tesis. Magister Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia
  • C B Ropyanto
Ropyanto, C.B. (2011). 'Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Pasien Paska Open Reduction (Orif) Fraktur Ekstremitas Bawah Di RS. Ortopedi Prof. Soeharso Surakarta'. Tesis. Magister Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia. Diakses dari www.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281386T
Protecting Fragile Skin: Nursing Interventions to Decrease Development of Pressure Ulcers in Pediatric Intensive Care
  • C A Schindler
  • T A Mikhailov
  • E M Khun
  • J Christoper
  • P Conway
  • D Ridling
Schindler, C.A., Mikhailov, T.A., Khun, E.M., Christoper, J., Conway, P., Ridling, D., dkk. (2011). Protecting Fragile Skin: Nursing Interventions to Decrease Development of Pressure Ulcers in Pediatric Intensive Care. National Librarry of Medicine National Institutes of Health. Vol 20, No. 1. Hal 26-34. Diakses dari www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21196569 pada 3 Agustus 2017.
Manfaat Serat dalam Menu Makanan
  • A Herminingsih
Herminingsih, A. (2010). Manfaat Serat dalam Menu Makanan. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Nutrition for Preventing and Treating Pressure Ulcer. University of Michigan Health System : Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License
  • K Koller
  • S Dan Price
Koller, K., dan Price, S. (2015). Nutrition for Preventing and Treating Pressure Ulcer. University of Michigan Health System : Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Perawat Dalam Upaya Pencegahan Dekubitus Di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten'. Skripsi. Sarjana Keperawatan. STIKES Kusuma Husada Surakarta
  • Setiyawan
Setiyawan. (2008). 'Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Perawat Dalam Upaya Pencegahan Dekubitus Di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten'. Skripsi. Sarjana Keperawatan. STIKES Kusuma Husada Surakarta. Diakses dari www.jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/ind ex pada tanggal 20 Februari 2017.
Exploring Nurses' Knowledge and Perceived Barriers to Carry Out Pressure Ulcer Prevention and Treatment
  • Al Kharabsheh
  • M Alrimawi
  • R Al Assaf
  • R Saleh
Al Kharabsheh, M., Alrimawi, R., Al Assaf, R., dan Saleh, M. (2014). Exploring Nurses' Knowledge and Perceived Barriers to Carry Out Pressure Ulcer Prevention and Treatment,