ArticlePDF Available

Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) dan Pendapatan Keluarga Nelayan Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

Authors:

Abstract and Figures

The East Seraya village has a potential of marines and fisheries, such as pelagic fish especially mackerel tuna fish according, production of tuna fish catch of 81% with the of catches 20.278,10 ton/year. Research on the effect of catch fish and income of fisherman family on education level of children of fisherman family have been done at Seraya village. Data were collected in each group of fishermen from January to February 2017. The sample was taken using simple random method, with 89 respondents. Methods for the analysis of the effect of tuna catch and family income of fishermen on education level of children of fishermen family using multinomial logistic regression analysis with software SPSS (Statistical Package for Social Science. The educational level of the fishermen family has been completed at the level of fishermen children as follows; 2,2% for elementary school 14,6 % for junior high school, 33,7% for senior high school, 31,5 % for diploma, and 18,0%. Coefficient of R square determination Cox and Snell value is 0,940 which means that mackerel tuna fishing results and the fishermen incomes are simultaneous with the education level of fishermen children in the amount of 94%. Variable contribution of mackerel tuna fishing results (X1) which much affect the education level of fishermen children and the income of fishermen household (LnX2) affects the education level of fishermen children which is significant.
Content may be subject to copyright.
Journal of Marine and Aquatic Sciences 3(2), 242-250 (2017)
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
Pengaruh Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) dan
Pendapatan Keluarga Nelayan Terhadap Tingkat Pendidikan
Anak Keluarga Nelayan di Desa Seraya Timur, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem
Ni Kadek Apriantari
a
*, I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa
a
, Abd. Rahman As-syakur
a
a
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
* Penulis koresponden. Tel.: +62-856-370-497-2
Alamat e-mail: apriantari75@gmail.com
Diterima (received) 16 Juni 2017; disetujui (accepted) 13 Agustus 2017; tersedia secara online (available online) 15 Agustus 2017
Abstract
The East Seraya village has a potential of marines and fisheries, such as pelagic fish especially mackerel tuna fish
according, production of tuna fish catch of 81% with the of catches 20.278,10 ton/year. Research on the effect of catch
fish and income of fisherman family on education level of children of fisherman family have been done at Seraya
village. Data were collected in each group of fishermen from January to February 2017. The sample was taken using
simple random method, with 89 respondents. Methods for the analysis of the effect of tuna catch and family income of
fishermen on education level of children of fishermen family using multinomial logistic regression analysis with
software SPSS (Statistical Package for Social Science. The educational level of the fishermen family has been completed at
the level of fishermen children as follows; 2,2% for elementary school 14,6 % for junior high school, 33,7% for senior
high school, 31,5 % for diploma, and 18,0%. Coefficient of R square determination Cox and Snell value is 0,940 which
means that mackerel tuna fishing results and the fishermen incomes are simultaneous with the education level of
fishermen children in the amount of 94%. Variable contribution of mackerel tuna fishing results (X1)
which much affect the education level of fishermen children and the income of fishermen household (LnX2) affects
the education level of fishermen children which is significant.
Keywords: tuna catch; income of fishing family; educational level of children of fishermen families
Abstrak
Desa Seraya Timur memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar khususnya ikan tongkol yang merupakan
salah satu ikan target nelayan, produksi hasil tangkapan ikan tongkol di Kabupaten Karangasem sebesar 81% dengan
jumlah tangkapan 20.278,10 Ton/tahun. Penelitian pengaruh hasil tangkapan ikan tongkol dan pendapatan keluarga
nelayan terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan telah dilakukan di Desa Seraya Timur. Pengambilan data
dilakukan di setiap kelompok nelayan pada bulan Januari sampai Februari 2017. Pengambilan sampel penelitian
menggunakan metode acak sederhana, dengan jumlah 89 responden. Metode untuk analisis pengaruh hasil
tangkapan ikan tongkol dan pendapatan keluarga nelayan terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
menggunakan analisis regresi logistik multinomial dengan software SPSS (Statistical Package for Social Science). Tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan telah diselesaikan pada jenjang SD persentase 2,2 %, jenjang SMP persentase 14,
6 %, jenjang SMA persentase 33,7%, jenjang D1 persentase 31,5% dan jenjang S1 persentase 18,0%. Pengaruh hasil
tangkapan dan pendapatan terhadap tingkat pendidikan anak nelatan dilihat dari nilai R square persamaan Cox and
Snell adalah sebesar 0,940 berarti hasil tangkapan ikan tongkol dan pendapatan keluarga nelayan berpengaruh
simultan terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan sebesar 94%. Kontribusi variabel hasil tangkapan dan
pendapatan keluarga nelayan berpengarh nyata terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan.
Kata Kunci: hasil tangkapan ikan tongkol; pendapatan keluarga nelayan; tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
Journal of Marine and Aquatic Sciences
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
243
1. Pendahuluan
Ikan Tongkol (Euthynnus sp) merupakan jenis ikan
pelagis kecil dan perenang cepat yang hidup
bergelombol (Sompie, 2011; Hajjej et al., 2010;
Sulistyaningsih et al., 2014). Ikan tongkol
mempunyai daerah penyebaran yang luas,
umumnya mendiami perairan pantai dan oseanik
(Mustaruddin, 2012; Yuniarta et al., 2017). Pola
kehidupan ikan tongkol tidak bisa dipisahkan dari
adanya berbagai kondisi lingkungan, parameter
oceanografi seperti suhu permukaan laut, salinitas,
konsentrasi klorofil laut, cuaca dan sebagainya
serta perubahannya akan mempengaruhi
kehidupan dan pertumbuhan ikan tongkol
(Hendiarti et al., 2005; Rasyid, 2013). Ikan tongkol
merupakan salah satu sumberdaya hayati laut
yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi
(Prayoga dkk., 2017), yang artinya ikan ini menjadi
salah satu hasil perikanan yang menjadi target
tangkapan nelayan (Pontoh, 2011; Ahmed et al.,
2015).
Menurut DKP Kabupaten Karangasem (2016),
harga ikan tongkol di Kabupaten Karangasem,
khususnya pada Bulan Agustus dan September
seharga Rp. 17.500/kg, harga ikan tongkol tidak
selalu tetap melainkan berubah setiap musimnya
(Johnson and Tamatamah, 2013). Musim ikan
tongkol menurut Ilhamdi dkk. (2016) terjadi pada
bulan Juli, Agustus, September, Oktober dan
November, musim peralihan terjadi pada bulan
Maret, April, Mei dan Juni, dan musim paceklik
terjadi pada bulan Desember, Januari dan
Februari.
Desa Seraya Timur memiliki potensi kelautan
dan perikanan yang cukup besar khususnya ikan
tongkol yang merupakan salah satu ikan target
nelayan menurut BPS Kabupaten Karangasem
(2016), produksi hasil tangkapan ikan tongkol di
kabupaten karangasem sebesar 81% dari jumlah
keseluruhan hasil tangkapan. Jumlah produksi
hasil tangkapan ikan tongkol di Kabupaten
Karangasem sebanyak 20.278,10 Ton/tahun.
Menurut DKP Kabupaten Karangasem (2016),
Desa Seraya Timur merupakan Desa yang paling
banyak memiliki kelompok nelayan di seluruh
Kabupaten Karangasem, dengan jumlah 26
kelompok nelayan yang tersebar dari masing-
masing Banjar yang berada di Desa Seraya Timur
diantaranya Banjar Tukad Tiis, Banjar Gili Selang,
Banjar Tukad Item, Banjar Pemujan Kangin, Banjar
Batu Kori, Banjar Tukad dan Banjar Tanah Barak.
Dari tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
yang bisa ditempuh pada jenjang tingkat SD, SMP,
SMA, D1 serta S1 menurut hasil observasi
perkembangan tingkat pendidikan anak keluarga
nelayan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor hasil tangkapan ikan tongkol
dan pendapatan keluarga nelayan (Wasak, 2012).
Menurut Basrowi dan Juariyah (2010), hasil
tangkapan akan berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan nelayan setiap kenaikan 1% hasil
tangkapan akan menaikan pendapatan nelayan. Di
Desa Seraya Timur belum pernah ada yang
meneliti tentang pengaruh dari hasil tangkapan
dan pendapatan terhadap tingkat pendidikan
maka perlu adanya penelitian tentang “Pengaruh
Hasil Tangkapan Ikan Tongkol dan Pendapatan
Keluarga Nelayan Terhadap Tingkat Pendidikan
Anak Keluarga Nelayan Di Desa Seraya Timur
Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem”
2. Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Seraya Timur,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.
Dengan pengambilan sampel di masing-masing
kelompok nelayan, dimana Terdapat 26 kelompok
nelayan dari 9 Banjar yang berada di Desa Seraya
Timur.
Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4
bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai
bulan April 2017. Pengambilan data dilakukan
pada bulan Januari sampai bulan Februari 2017
kemudian pengolahan data serta analisis data
dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April
2017. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
2.2 Alat dan Bahan
Penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian yang menggunakan teknik
NK Apriantari dkk.
244
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
wawancara kepada responden yang terpilih yaitu
nelayan yang berada di Desa Seraya Timur,
dimana wawancara langsung kepada responden
berdasarkan pertanyaan yang telah disiapkan
melaluai angket kuesioner terbuka. Alat tulis
untuk mencatat hasil pengamatan di lapangan dan
Komputer untuk mengolah data dengan software
SPSS (Statistical Package for Social Science).
2.3 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
1. Variabel Penelitian
Berkaitan dengan topik penelitian, maka variabel
dalam penelitian ini adalah : Hasil tangkapan ikan
tongkol, Pendapatan keluarga nelayan dan
Pendidikan anak nelayan.
2. Definisi Oprasional Variabel
a. Hasil tangkapan yang dikaji dalam penelitian
ini berupa hasil tangkapan ikan tongkol rata-
rata perbulan.
b. Pendapatan yang dikaji yaitu total pendapatan
rumah tangga yang berasal dari hasil.
tangkapan ikan tongkol, pendapatan dari
usaha bersama lainya, pendapatan anggota
rumah tangga selama sebulan dihitung dalam
satuan rupiah.
c. Pendidikan yang dikaji yaitu pendidikan
tertinggi yang ditamatkan anak nelayan
dengan mengukur tahun sukses.
2.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Survei dilakukan ke masing-masing ketua
kelompok nelayan untuk mengetahui data
responden kemudian mendatangi rumah
nelayan yang menjadi objek penelitian untuk
di wawancara.
b. Observasi Penelitian ini menggunakan teknik
observasi partisipan yaitu peneliti terlibat
langsaung.
c. Dokumentasi yang dicari dalam penelitian ini
adalah monografi desa, foto yang berkaitan
dengan nelayan, foto penelitian.
d. Metode wawancara yang digunakan adalah
metode wawancara berstruktur yaitu dengan
terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan
kuesioner. Untuk memperoleh data primer
mengenai kondisi hasil tangkapan ikan
tongkol, pendapatan nelayan dan tingkat
pendidikan anak nelayan.
2.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok
nelayan yang terdiri dari 26 kelompok nelayan
yang berada di masing-masing Banjar di Desa
Journal of Marine and Aquatic Sciences
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
245
Tabel 1
Distribusi Pengambilan Sampel Responden Penelitian
No
Nama Kelompok Nelayan
Alamat Banjar
Sampel
1
Segara Pura Mina
Tukad Tiis
35 orang
3
2
Segara Lestari Indah
Tukad Tiis
25 orang
2
3
Segara Abadi Indah
Tukad Tiis
23 orang
2
4
Baruna Mukti
Tukad Tiis
24 orang
2
5
Batu Bingkung
Tukad Tiis
21 orang
2
6
Wiratama Enjung Sari
Batu Kori
37 orang
4
7
Segara Utama
Batu Kori
46 orang
5
8
Asem Sari
Batu Kori
22 orang
2
9
Darma Lautan III
Batu Kori
44 orang
4
10
Segara Wangi I
Gili Selang
66 orang
7
11
Segara Wangi II
Gili Selang
54 orang
5
12
Segara Wangi III
Gili Selang
61 orang
6
13
Segara Wangi
Gili Selang
22 orang
2
14
Tunas Mina Segara
Gili Selang
23 orang
3
15
Suka Makmur Bina Usaha
Pemujan Kangin
26 orang
4
16
Suka
Makmur Segara Abadi
Pemujan Kangin
32 orang
4
17
Suka Makmur Sejati
Pemujan Kangin
30 orang
3
18
Suka Makmur Trikarya
Pemujan Kangin
31 orang
4
19
Suka Makmur Wisnu rejeki
Pemujan Kangin
31 orang
3
20
Kartika Bahari I
Tukad Item
21 orang
2
21
Kartika
Bahari II
Tukad Item
21 orang
3
22
Kartika Bahari III
Tukad Item
21 orang
3
23
Kartika Bahari IV
Tukad Item
22 orang
3
24
Giri Mandara Sari
Tukad Item
40 orang
5
25
Batu Tengah
Tukad Buah
30 orang
4
26
Bina Sejahtera
Tanah Barak
19 orang
2
Seraya Timur Kecamatan Karangasem Kabupaten
Karangasem.
2.5.1. Penentuan Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin. Adapun rumus
tersebut adalah sebagai berikut:
21 Ne
N
n
+
=
(1)
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
dimana batas toleransi kesalahan
ditetapkan 10%.
dalam penelitian ini populasi berjumlah 827
nelayan dengan margin error atau taraf kesalahan
10%, sehingga diperoleh sampel sebesar 89,21
nelayan maka dibulatkan menjadi 89 nelayan.
2.5.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode acak sederhana
(Simple Random Sampling) yaitu setiap anggota dari
populasi memiliki kesempatan dan peluang yang
sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Dimana dalam penelitian ini pengambilan
responden dilakukan dari 26 kelompok nelayan
dimana pengambilan sampel di masing-masing
kelompok nelayan di Desa Seraya Timur
menggunakan metode acak sederhana dengan
taraf pengambilan 10% dari setiap populasi di
kelompok nelayan untuk mewakili setiap
kelompok. Distribusi yang diperoleh dengan
menggunakan teknik tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.
2.6 Teknik Analisis Data
2.6.1. Analisis Deskritif
Statistik deskritif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), maksimum, minimum Untuk
NK Apriantari dkk.
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
246
mendapatkan hasil tangkapan ikan tongkol dalam
kurun waktu per bulan dan pendapatan keluarga
nelayan per bulan, digunakan perhitungan nilai
rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
N
X
X
=
(2)
Dimana:
X : Nilai rata-rata
∑X : Jumlah seluruh data
N : Banyak data
2.6.2. Analisis Tingkat Pendidikan Anak Nelayan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan, digunakan
teknik perhitungan deskriptif yaitu dengan
mencari presentase tingkat pendidikan. Rumus
untuk mencari presentase tingkat pendidikan
adalah sebagai berikut:
%100X
N
P
F
=
(3)
Dimana:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
Penggolongan tingkat pendidikan anak nelayan
dengan menggunakan pengkodean, dimana kode
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1
Tabel Kode Tingkat Pendidikan.
Tingkat Pendidikan
Kode
Tidak Sekolah
0
SD
1
AMP
2
SMA
3
D1 4
S1
5
2.6.2. Analisis Regresi Logistik Multinominal
a.
Analisis Kelayakan Data
Langkah pertama adalah menguji kelayakan data,
uji khi-kuadrat Pearson digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan linier. Dimana jika
nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari
tingkat signifikansi α: 0,05 (sig. > 0,05), maka H
0
ditolak dan H
1
diterima. Dengan menggunakan
analisis software SPSS (Statistical Package for Social
Science).
b.
Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel hasil tangkapan ikan tongkol
(X1) dan variabel pendapatan keluarga nelayan
(LnX2) terhadap tingkat pendidikan anak keluarga
nelayan (Y). Dilihat dari R Square pada persamaan
Cox and Snell, dikatakan baik jika R Square diatas α
0,05. Dengan menggunakan analisis software SPSS
(Statistical Package for Social Science)
c.
Kontribusi Setiap Variabel Bebas Terhadap
Variabel Terikat
Dilihat dari persamaan likelihood (maximum
likelihood methods) dengan memasukan data hasil
tangkapan ikan tongkol (X1), pedapatan keluarga
nelayan (LnX2) dan tingkat pendidikan anak
nelayan (Y). Dikatakan berpengaruh nyata jika
nilai signifikasinya < Alfa 0,05 dari setiap variabel
bebas terhadap variabet terikat. Dengan
menggunakan analisis software SPSS (Statistical
Package for Social Science)
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Tangkapan Nelayan
Hasil tangkapan ikan tongkol dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satu dipengaruhi oleh
musim, setiap musim dapat dikasifikasikan
diantaranya musim penangkapan yang terjadi
pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober dan
November (Septanto dan Tenny, 2012). Musim
peralihan terjadi pada bulan Maret, April, Mei dan
Juni. Dan musim paceklik terjadi pada bulan
Desember, Januari dan Februari. Musim
penangkapan hasil tangkapan ikan tongkol tinggi,
jika musim peralihan hasil tangkapan ikan
menurun sedangkan musim paceklik hasil
tangkapan sangat rendah dan juga cuaca yang
tidak mendukung untuk para nelayan pergi melut.
Dari data hasil wawancara terhadap responden,
dapat dijelaskan bahwa dari ke 26 kelompok
nelayan rata-rata hasil tangkapan dapat dijelaskan
bahwa ikan tongkol yang paling tinggi yaitu
kelompok nelayan Segara Abadi Indah sebanyak
1884 ekor/bulan, kemudian rata-rata hasil
tangkapan ikan tongkol yang paling rendah yaitu
kelompok nelayan Darma Lautan III sebanyak
Journal of Marine and Aquatic Sciences
247
Gambar 2. Hasil Tangkapan Ikan Tongkol di Masing-masing Kelompok Nelayan
1364 ekor/bulan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.
3.2 Hasil Pendapatan Total Keluarga Nelayan
Pendapatan nelayan merupakan hasil dari
menangkap ikan dan hasil pendapatan dari
pekerjaan sampingan dari anggota keluarga
nelayan. Pendapatan nelayan di Desa Seraya
Timur dapat bersumber dari pendapatan hasil
tangkapan ikan tongkol, pekerja sampingan
seperti pengerajin (anyaman ata), buruh tani,
berternak, buruh bangunan dan wirausaha. Rata-
rata pendaptan total nelayan yang paling tinggi
yaitu kelompok nelayan Baruna Mukti dan Segara
Abadi Indah sebesar Rp. 5.100.000/bulan,
kemudian rata-rata pendapatan total nelayan yang
paling rendah yaitu kelompok nelayan Kartika
Bahari IV sebesar Rp. 3.181.000/bulan. lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 3.
3.3 Rata-rata Hasil Tangkapan dan Pendapatan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap
89 responden di Desa Seraya Timur Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem yang
dianalisis secara deskritif. Variabel yang diteliti
adalah pengaruh hasil tangkapan ikan tongkol dan
pendapatan keluarga nelayan terhadap tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan yang berjenjang.
Hasil tangkapan ikan tongkol dari 89
responden di Desa Seraya Timur rata-rata
sebanyak 1550 ekor/bulan dengan total
pendapatan rata-rata sebesar Rp. 3.984.764/bulan
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
dominan pada tingkat SMA. Total pendapatan
keluarga nelayan rata-rata maksimum sebesar
Rp.5.970.000/bulan dengan hasil tangkapan
maksimum sebanyak 2040 ekor/bulan, dan tingkat
pendidikan maksimum yang mampu ditempuh S1.
Sedangkan dari 89 responden total pendapatan
keluarga nelayan minimum sebesar
Rp.2.100.000/bulan dengan jumlah hasil tangkapan
ikan tongkol minimum sebanyak 1050 ekor/bulan,
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
minimum yang dapat ditempuh pada jenjang SD.
Dapat dilihat pada Tabel 3.
3.4 Pengaruh Hasil Tangkapan dan Pendapatan
3.4.1. Klasifikasi Tingkat Pendidikan
Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi
dari model regresi untuk memprediksi
probabilitas tingkat pendidikan. Kekuatan
NK Apriantari dkk.
248
Gambar 3. Total Pendapatan Nelayan di masing-masing Kelompok Nelayan
prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan terjadinya variabel terikat
dinyatakan dalan persen. Hasil tabel klasifikasi
ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 3
Hasil tangkapan dan Pendapatan nelayan.
Variabel N Minimum
Maksimum
Mean
Total
pendapatan/
bulan
89 2.100.000 5.970.000 3.984.000
Hasil
Tangkapan/
bulan
89 1050 2040 1550
Tingkat
Pendidikan
Anak
89 SD S1 SMA
Tabel 4
Klasifikasi Tingkat Pendidikan
Pendidikan SD SMP SMA D1 S1
SD
2
0
0
0
0
SMP
0
13
0
0
0
SMA
0
0
30
0
0
D1
0
0
0
28
0
S1
0
0
0
0
16
P
ersentase
2,2%
14,6%
33,7%
31,5%
18,0%
Tabel 4 menunjukkan kemampuan prediksi
model secara menyeluruh Dengan tingkat
pendidikan SD kode 1 dengan jumlah anak
yang menempuh 2 orang anak yaitu 2,2 %.
SMP kode 2 dengan jumlah 13 anak yaitu 14, 6 %.
Tingkat SMA dengan kode 3 dengan jumlah anak
30 orang yaitu 33,7%. Kemudian dengan D1 kode 4
yang sudah menempuh jenjang tersebut sebanyak
28 orang yaitu 31,5% dan untuk jenjang S1 kode 5
sedah ditempuh sebanyak 16 orang yaitu 18,0%
dengan keseluruhan 100%, untuk tingkat
pendidikan anak keluarga neayan rata-rata sudah
menepuh bangku SMA yang telah diselesaikan.
3.4.2. Analisis Kelayakan Model
Untuk mengetahui informasi apakah data yang
didapat layak. dapat diketahui dari nilai chi square
lebih kecil sehingga dihasilkan nilai signifikan
(P>0,05). Nilai statistik chi square pada pearson
sebesar 0,00 dengan probabilitas signifikansi
1,00 jauh di atas 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya.
3.4.3. Koefisien Determinasi
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model
regresi logistik ditunjukkan dengan nilai
Cox and Snell R square. Berdasarkan hasil pengujian
yang ditunjukkan pada nilai Cox and Snell R square
adalah sebesar 0,940 yang berarti bahwa hasil
tangkapan ikan tongkol dan pendapatan nelayan
pengaruh simultan terhadap tingkat pendidikan
anak keluarga nelayan sebesar 94% atau
Journal of Marine and Aquatic Sciences
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
249
variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 94%, sedangkan sisanya sebesar 6%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model
penelitian.
3.3.4. Kontribusi Variabel Bebas terhadap Variabel
Terikat
Tabel likelihood ratio test dapat menunjukkan
kontribusi setiap variabel independen terhadap
model, tingkat signifikansinya dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5
Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat
Model Fitting
Criteria
-2 Log
Likelihood of
Reduced
Model
L
ikelihood Ratio Tests
Chi
Square df Sig.
Pendapatan
7,638
17,638
88
0,016
*
Hasil
Tangkapan 89,168 89,168 88 0,000**
*Nyata ** Sangat Nyata
Berdasarkan tabel 5 Likelihood ratio test
menunjukan kontribusi setiap variabel independen
terhadap dependen atau model, dapat dijelaskan
bahwa variabel hasil tangkapan ikan tongkol (X1)
signifikan 0,000 atau <0,05 yang artinya
berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan dan
pendapatan keluarga nelayan (LnX2) signifikan
0,016 atau <0,05 berpengaruh nyata pada tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan.
Hipotesis dapat dijelaskan bahwa hasil
tangkapan ikan tongkol dan total pendapatan
kelurga nelayan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di Desa
Seraya Timur Kecamatan Karangasem Kabupaten
karangasem.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.
Terdapat rata-rata hasil tangkapan ikan
tongkol 1550 ekor/bulan dengan hasil
pendapatan rata-rata sebesar Rp. 3.984.000/
bulan dari 89 responden dengan rata-rata
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan
pada jenjang SMA. Dari masing-masing
kelompok nelayan paling tinggi hasil
tangkapan yaitu kelompok nelayan Segara
Abadi Indah dan Pendapatan paling tinggi
yaitu kelompok nelayan Baruna Mukti yang
berada di Desa Seraya Timur Kecamatan
Karangasem Kabupaten Karangasem.
2.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
hasil tangkapan ikan tongkol dan pendapatan
nelayan terhadap Tingkat pendidikan anak
dilihat dari Cox and Snell R square sebesar
0,94%, yang dapat dijelaskan pengaruh oleh
semua variabel independen adalah sebesar
94% dan sisanya 6% dijelaskan oleh variabel
lain. Kontribusi setiap variabel independen
terhadap dependen dimana variabel hasil
tangkapan ikan tongkol signifikan sangat
nyata sebesar 0,000 terhadap tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan dan
Pendapatan total keluarga nelayan signifikan
nyata sebesar 0,016 terhadap tingkat
pendidikan anak keluarga nelayan.
Ucapan terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten
Karangasem yang telah menyediakan data
kelompok nelayan di Desa Seraya Timur,
terimakasih kepada kelompok nelayan yang sudah
bersedia menjadi responden penelitian, serta
seluruh pihak yang telah memberikan saran dan
bingbingan dalam pembuatan tulisan ini. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga besar
Fakultas Keautan dan Perikanan Universitas
Udayana serta teman-teman Ilmu Kelautan satu
angkatan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas segala bantuan yang telah diberikan.
Daftar Pustaka
Ahmed, Q., Yousuf, F., Sarfraz, M., Mohammad Ali, Q.,
Balkhour, M., Safi, S. Z., & Ashraf, M. A. (2015).
Euthynnus affinis
(little tuna): fishery, bionomics,
seasonal elemental variations, health risk assessment
and conservational management.
Frontiers in Life
Science
, 8(1), 71-96.
DKP Kabupaten Karangasem. (2016).
Jumlah Kelompok
Nelayan Di Kabupaten Karangasem
. Amlapura,
Indonesia: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Karangasem.
BPS Kabupaten Karangasem. (2016).
Kabupaten
Karangasem Dalam Angka 2015
. Amlapura, Indonesia:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.
NK Apriantari dkk.
J. Mar. Aquat. Sci. 3: 242-250 (2017)
250
Basrowi, B., & Juariyah, S. (2010). Analisis Kondisi Sosial
Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa
Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur.
Jurnal Ekonomi &
Pendidikan
, 7(1), 58-81.
Hajjej, G., Hattour, A., Allaya, H., Jarboui, O., & Bouain,
A. (2010). Biology of little tunny Euthynnus
alletteratus in the Gulf of Gabes, Southern Tunisia
(Central Mediterranean Sea).
Revista de biología marina
y oceanografía
, 45(3), 399-406.
Hendiarti, N., Suwarso, S., Aldrian, E., Amri, K.,
Andiastuti, R., Sachoemar, S. I., & Wahyono, I. B.
(2005). Seasonal Variation of Pelagic Fish Catch
Around Java.
Oceanography
, 18(4), 112-123.
Ilhamdi, H., Telussa, R., & Ernaningsih, D. (2016).
Analisis tingkat pemanfaatan dan musim
penangkapan ikan pelagis di Perairan Prigi Jawa
Timur.
Jurnal Ilmiah Satya Mina Bahari
, 1(1), 52-64.
Johnson, M. G., & Tamatamah, A. R. (2013). Length
frequency distribution, mortality rate and
reproductive biology of kawakawa (Euthynnus
affinis-Cantor, 1849) in the coastal waters of Tanzania.
Pakistan journal of biological sciences: PJBS
, 16(21), 1270-
1278.
Mustaruddin. (2012). Pengembangan Perikanan
Tangkap yang Bersinergi Dengan Aspek Lingkungan
dan Sosial Ekonomi: Studi Kusus di Perairan
Kabupaten Banyuwangi
. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Perikanan
, 1(1), 17-29.
Pontoh, O. (2011). Pengaruh Tingkat Pendapatan
Terhadap Pola Konsumsi Nelayan di Kecamatan
Tenga Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Pacific Journal
, 1(6), 1038-1040.
Prayoga, I. M. S., Putra, I. D. N. W., & Dirgayusa, I. G. N.
P. (2017). Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a
Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan
Ikan Tongkol (
Euthynnus sp
) Di Perairan Selat Bali.
Journal of Marine and Aquatic Sciences
, 3(1), 30-46.
Rasyid, J. A. (2013). Distribusi Suhu Permukaan pada
Musim Peralihan Barat-Timur Terkait dengan Fishing
Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan Spem onde.
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan
, 20(1), 1-7.
Sompie, M. S. (2011). Perikanan Tongkol Di Perairan
Buyat Pante.
Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis
,
7(2), 87-92.
Sulistyaningsih, R. K., Jatmiko, I., & Wujdi, A. (2014).
Length Frequency Distribution and Population
Parameters of Kawakawa (
Euthynnus affinis-Cantor,
1849
) Caught by Purse Seine in the Indian Ocean (a Case
Study in Northwest Sumatera IFMA 572)
. Fourth
Session of IOTC Working Party on Neritic Tuna
(WPNT04). 29 June - 2 July, 2014. Phuket, Thailand.
IOTC 2014 WPNT04-20.
Wasak, M. (2012). Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat
Nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang
Barat. Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Pacific Journal,
1(7), 1339-1342.
Yuniarta, S., van Zwieten, P. A., Groeneveld, R. A.,
Wisudo, S. H., & van Ierland, E. C. (2017).
Uncertainty in catch and effort data of small-and
medium-scale tuna fisheries in Indonesia: Sources,
operational causes and magnitude.
Fisheries Research
,
193, 173-183.
© 2017 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under
the terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).
... Little tuna (E. affinis) is a type of schooling pelagic fish and categorized as fast swimmer fish (Apriantari et al 2017). This fish species belongs to the Scombridae family and found throughout Indonesian waters. ...
... Little tuna is a type of pelagic fish and fast swimmers that live in groups. Tuna has a wide distribution area, generally inhabiting coastal and oceanic waters (Apriantari et al 2017 Eight tuna were used in the study with the average weight was 1,350±14 g. Morphometric measurement results showed different results in each part observed. ...
Article
Full-text available
Deterioration of fish quality affects the accumulation of metabolites, flavor changes, the formation of volatile components, as well as an increase in the number of bacteria. Chilling temperature storage is the way to maintain the quality of fish. This research was aimed to determine quality changes of little tuna ( Euthynnus affinis ) through organoleptic test, chemical properties and protein analysis during chilling temperature storage. Observations were conducted every 48 hours for 14 days. The parameters observed were proximate, organoleptic, pH, water-soluble protein, metmyoglobin level, and its molecular weight. Little tuna was still in fresh criteria on the 4 th day with organoleptic value of 7 and was spoiled on the 10 th day. The chemical composition of the fish changed during storage, increased in moisture content, decreased protein levels, and increased ash content. The values of water-soluble protein decreased during the storage while the metmyoglobin level increased during storage. In conclusion, little tuna suffered a setback in quality during 14 days of chilling temperature storage. The storage time influenced the level of water-soluble protein and the level of metmyoglobin produced.
... Tuna fish is a type of marine biological resource that has significant economic potential, making it one of the main targets in fishing activities carried out by fishermen. In other words, this fish is an important catch in the fisheries sector (Apriantari et al., 2017). ...
Article
Full-text available
Tuna (Euthynnus affinis) is one of the most important fisheries commodities in Indonesia with significant economic value, especially in its contribution to fisheries export revenue. However, the price of tuna experiences significant fluctuations that can affect local and national economic stability. This study analyzes the daily price fluctuations of tuna in the North Sumatra market from January 1, 2024 to April 29, 2024 using a time series analysis approach. Daily price data were collected and analyzed to identify existing price patterns and volatility. The Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (ARCH) model was selected to address the heteroscedasticity in the data, which suggests that the volatility of tuna prices can be well predicted based on past price behavior. The analysis steps include identifying the optimal ARCH model using the Autocorrelation Function (ACF) and Partial Autocorrelation Function (PACF), as well as testing parameter significance and normality assumptions to validate the model fit. The results show that the ARMA (1,0,0) model is the optimal one to model the price volatility of yellow tuna with the MAPE obtained of 2.382. compared to the ARMA-ARCH method with the MAPE value obtained of 2,747. Because it still contains heteroskedasticity effects, even though the results are good, the prediction results do not closely match the original data. The model is effective in improving price forecasting accuracy, which is important to support decision-making in risk management and economic planning in the fisheries sector. The findings contribute to understanding the dynamics of the yellowtail market and optimizing strategies for fisheries management.
... Little tuna is an epipelagic, neritic species inhabiting water temperatures from 18 to 29°C. It belongs to the Scombridae family and categorized as fast swimmer fish [17]. This species tends to form multispecies schools by size with small Thunnus albacares, Katsuwonus pelamis, Auxis sp. and Megalaspis cordyla, comprising from 100 to over 5000 individuals. ...
Article
Full-text available
CITATIONS 0 READS 12 4 authors, including: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Lambung Mangkurat University View project Abstract The research focused on factors affecting the demand and price elasticity for tittle tuna (Euthynnus affinis) in Kotabaru District, South Kalimantan Province of Indonesia. A total of 34 gillnet shipowners were selected as the respondents to be further interviewed using questionnaire. Three independent variables i.e. price of little tuna (X 1) at fishermen, price of little tuna at consumers (X 2) and the price of Indian mackerel as substitute goods (X 3) were tested to determine whether they had a significant effect on the demand for little tuna (Y). Data were input into MINITAB software and analyzed with multiple linear regressions. Data were normally distributed and free from multicollinearity and autocorrelation. The results were tested with the F-test and t-test at a confidence level of 95%. The regression equation of the model was expressed as: LnY = 29.57 + 0.524LnX 1-0.719LnX 2-2.175LnX 3. More than 64% of variability of little tuna demand was explained by the independent variables and the rest of 36% was attributed to other variables not included in the model equation. The demand for little tuna was simultaneously significantly affected by the independent variables tested (P < 0.01). Further analysis separately showed that X 1 and X 2 had no significant effect on the little tuna demand (P > 0.05), while X 3 in the model showed an evidence of a positive relationship (P < 0.01). The price elasticity of demand for little tuna was categorized perfectly inelastic. The changes in the prices of little tuna and Indian mackerel are complementary, and the preference is independently selected by the consumers.
... Little tuna is an epipelagic, neritic species inhabiting water temperatures from 18 to 29°C. It belongs to the Scombridae family and categorized as fast swimmer fish [17]. This species tends to form multispecies schools by size with small Thunnus albacares, Katsuwonus pelamis, Auxis sp. and Megalaspis cordyla, comprising from 100 to over 5000 individuals. ...
Article
Most of the people living on the coast of Bias Lantang Beach, East Seraya Village, work as fishermen with the main catch being of tongkol. This research conducted to gain an insight about the welfare of traditional fishermen and exchange rate of fishermen (NTN) Coast of Bias Lantang Seraya Timur, Karangasem, Bali using BPS indicator and NTN. The population in this study research are all traditional fishermen that are on the Coast of Bias Lantang Seraya Timur. Sampling of these studies is done using calculations from Slovin analysis. As for the method used in this research is case study method with a descriptive analysis, in which data collection is done using a questionnaire and presented in the form of a chart. The results from the prepared questionnaire's data indicate the level of traditional fishermen's welfare and the NTN that was calculated using a NTN. According to BPS, as known traditional fishermen on Bias Lantang Beach Seraya Timur Village had a high score of welfare rates (high range of score 15-21) with total score 18. Whereas based on the NTN it is known that the value of the traditional fishermen on Bias Lantang Beach Seraya Timur Village is 0.95 while the results of NTN<1 showing that traditional fishermen tend to possess a low welfare rated. As a result, there is a difference between the traditional welfare of fishermen on the Bias Lantang Seraya Timur Village used the BPS indicator and the use of NTN. This is because of the welfare of traditional fishermen using BPS indicator methods such as income, expenses, education, health, place, facilities, and status of ownership, wherefrom the seven indicators four indicators had a high score of indicator (score 3). Whereas NTN consists of two indicators (income and expenses), where the expenses of fishermen are bigger than the income.
Article
Full-text available
Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan distribusi sebaran spasial dan temporal kegiatan perikanan terkait pertumbuhan populasi ikan dan strategi pengelolaannya. Terkait hal ini, Rastrelliger, terpilih sebagai spesies yang ditangkap di wilayah pengelolaan perikanan yang dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi meskipun sebagai bycatch. Untuk Dalam menentukan strategi pengelolaan spesies ini, pemetaan merupakan langkah penting pertama dari kegiatan yang harus dilakukan. Pada bulan Januari sampai dengan Maret 2016 dilakukan Penelitian ini di Tempat Pendaratan Ikan (PPP) Labuan, Lempasing, dan Kota Agung dengan melakukan survey yang dilakukan melalui wawancara, purposive sampling dan stratified random sampling untuk sampel ikan. Hasil penelitian ini menegaskanadanya tumpang tindih wilayah penangkapan ikan,berdasarkan irisan satu fishing ground dengan penangkapan nelayan yang berbeda wilayah penangkapan yaitu di perairan Pulau Legundi, Belimbing, dan Kilauan. Korelasi antara bobot panjang Rastrelliger memilikipola alometrik negatif dalam pertumbuhan, ikan dewasa Rastrelliger kanagurta dengan ukuran kelas 18,03–22,09 cm (jantan) dan 19,10–19,52 (betina) dengan ukuran tangkapan pertama (Lc) menggunakan purse seineadalah 15,66 cm dan 18,67 cm (Lc<Lm artinya ikan tidak bertelur saat ditangkap). Alternatif strategi pengelolaan yang tepat adalah penutupan penangkapan disaat musim penangkapan untuk memberikan kesempatan bagi ikan untuk memijah.
Article
Full-text available
Sumberdaya ikan pelagis memegang peranan penting dalam industri perikanan Indonesia. Meningkatnya permintaan produk perikanan, menyebabkan eksploitasi terhadap sumberdaya ini terus dilakukan baik oleh perikanan tradisional maupun semi industri. Penangkapan yang terus menerus dilakukan dapat mengancam kelestarian sumberdaya. Penelitian bertujuan untuk ; (1) Menghitung nilai MSY ikan pelagis di Perairan Prigi; (2) Menganalisis tingkat pemanfaatan ikan pelagis di Perairan Prigi; (3) Mengetahui musim ikan pelagis di Perairan Prigi. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Trenggalek Jawa Timur bulan Juni - Juli 2014. Data yang digunakan adalah data hasil tangkapan dari tahun dari 2006 hingga 2013. Analisa data menggunakan model surplus produksi dengan menggunakan metode Schaefer. Analisa musim penangkapan menggunakan metode rata rata bergerak. Indeks tertinggi merupakan musim ikan dan indeks terendah merupakan musim paceklikTerdapat 4 jenis ikan pelagis yaitu tongkol krai (Auxis thazard), layang (Decapterus macrosoma), lemuru (Sardinela lemuru), dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Produksi ikan tongkol krai pada tahun 2013 sebanyak 7.291 ton, dengan MSY sebesar 7.783 ton. Tingkat pemanfaatan ikan tongkol krai di Prigi sebesar 94%. Status pemanfaatan ikan tongkol krai telah masuk tahap fully exploited. Produksi ikan layang pada tahun 2013 sebanyak 5.050 ton dengan MSY sebesar 4.106 ton, dan tingkat pemanfaatan telah melebihi MSY yaitu sebesar 123%. Status pemanfaatan over exploited. Produksi ikan lemuru hingga 2013 sebanyak 3.051 ton, dengan MSY sebesar 3.304 ton, dan tingkat pemanfaatan 93%. Status pemanfaatan ikan lemuru telah masuk tahap fully exploited. Produksi ikan cakalang hingga 2013 sebanyak 616 ton dengan MSY sebesar 949 ton. Tingkat pemanfaatan rata-rata sebesar 83% dan status penangkapan juga telah masuk fully exploited. Terdapat empat jenis ikan pelagis lainnya yang juga tertangkap di Perairan Prigi setiap tahunnya yaitu lemadang (Coryphanea hippurus), slengseng (Scomber australasius), tetengkek (Chorinrmus tol) dan bentong (Selaroides chrumenupthalmus). Ikan tersebut merupakan hasil tangkapan sampingan (by catch) dan jumlahnya relatif kecil yakni rata rata di bawah 2 % dari total produksi ikan pelagis di Prigi.Berdasarkan nilai indeks musim penangkapan diketahui Musim ikan lemuru dan layang terjadi 2 kali dalam setahun yaitu pada musim peralihan II dari musim timur ke musim barat (Juli- September) dan awal musim barat (Oktober). Musim paceklik berlangsung dari bulan Desember hingga April. Musim ikan tongkol krai di Prigi berlangsung dari bulan April hingga Oktober. Bulan Desember hingga Maret merupakan musim paceklik ikan Tongkol krai. Musim ikan cakalang berlangsung semenjak bulan Juni hingga Desember dengan musim puncak di bulan September hingga Oktober, sedangkan musim paceklik ikan cakalang berlangsung dari bulan Januari hingga bulan Mei.
Article
Full-text available
WE PR E SENT DATA on the seasonal variability of small pelagic fi sh catches and their relation to the coastal processes responsible for them around the island of Java. This study uses long fi sh-catch records (up to twenty years) collected at various points around Java that were selected from the best-quality harbor records. Seven years of ocean color satellite data were also used in this study. The study selected four regions that represent the four edges of Java. Data analysis shows that the annual fi sh-catch pattern is determined by monsoonal activity. The monsoon greatly influences the appearance of warm and rich surface currents in the Java Sea, surface water transport and upwelling in the Sunda Strait, upwelling in the Indian Ocean, and indirect upwelling in the Bali Strait (for details on the regional oceanography, see Gordon [this issue]). These coastal processes, which differ for each region, infl uence fi sh catch and fi sh distribution. The natural fish stock of the entire Indonesian seas (including the Exclusive Economic Zone [EEZ]) is estimated to be 6.4 million ton/year, of which 63.5 percent are caught annually (Agency of Marine and Fisheries Research [AMFR], 2001). That fi sh stock consists of 5.14 million ton/year in Indonesian waters and 1.26 million ton/year in the Indonesian EEZ. Pelagic fish play an important role in the economics of fi sherman in Indonesia; approximately 75 percent of the total fi sh stock, or 4.8 million ton/year, is pelagic fi sh. In particular, we investigated the waters around Java because most people live near the coast and an abundance of pelagic fi sh is caught under a variety of coastal oceanographic conditions.
Article
Full-text available
This study explored important aspect of the basis for the highly complex population of kawakawa (Euthynnus affinis) within the coastal waters of Tanzania; by investigating length frequency distribution, mortality rate and reproductive characteristics. This information is essential for the sustainable management of the regionally-important recreational and economic E. affinis fishery. Fish were sampled on a monthly basis for two monsoon seasons using a ring net and artisanal fishermen boat. Maximum and minimum total length was 85 and 31 cm, respectively. Nonlinear least square fitting provided a complete set of von Bertalanffy growth estimates: L8 = 89.25 cm total length and K = 0.78. The estimated value of total mortality based on length converted catch curve using these growth parameters is Z = 1.78 year(-1). Natural mortality based on growth parameters and mean environmental temperature (T = 26.9 degrees C) is M = 1.09 year(-1). The estimated annual instantaneous fishing mortality (F = 0.69 year(-1)) was considerably grater than the target (Fopt = 0.43 year(-1)) and limit (Flimit = 0.58 year(-1)) biological reference point indicating that E. affinis is heavily overexploited. Reproductive aspects were assessed whereby female E. affinis was reported to reach maturity earlier than males which is an indication of phenotypic response toward a decline in population. Two peaks was revealed by the use of Gonad-Somatic Index (GSI), however an extended spawning period was noticed in a period between November to February following an increased water temperature. Although, these findings presents a snapshot concerning population structure and reproduction of E. affinis, further studies covering the entire coastal waters of Tanzania are recommended to aid the management and conservation strategies.
Article
Full-text available
Resumen.-Se describen algunos parámetros biológicos de la bacoreta Euthynnus alletteratus en el Golfo de Gabes (sur de Túnez), tales como la proporción de sexos, el Índice Gonado-Somático (IGS), el Índice Hepato-Somático (IHS), la longitud de primera madurez sexual, y la relación longitud-peso. Se analizó un total de 397 specímenes (244 hembras y 153 machos) entre los 36,7 y 97,8 cm de longitud, con un promedio 52,29 ± 5,87 cm. Las muestras se recolectaron mensualmente, entre enero de 2008 y diciembre de 2009. El 61% de los ejemplares fueron hembras. El periodo de desove se extiende de junio a septiembre, calculado a partir de los altos valores de IGS. Las relaciones longitud-peso revelaron que la bacoreta presenta una alometría negativa. La longitud promedio de primera madurez de las muestras tomadas en el Golfo de Gabes fue de 44,8 cm de longitud de horquilla para las hembras y 42,8 cm para los machos. Abstract.-Biological features known as sex-ratio, Gonad-Somatic Index (GSI), Hepatic-Somatic Index (HSI) and size at first sexual maturity, and the length-weight relationships (LWR) were studied in little tunny, Euthynnus alletteratus, caught in the Gulf of Gabes (Southern Tunisia). A total of 397 little tunny (244 females and 153 males) were analysed. Fish length ranged between 36.7 and 97.8 cm, average 52.29 ± 5.87 cm. Samples were monthly fished from January 2008 to December 2009. Sixty one percent of the specimens caught were females. The high GSI suggest that the spawning period runs from June to September. Fish in spawning condition are to be observed in August since GSI reaches the peak in July. Negative allometry was found in little tunny. Fork length at first sexual maturity in males (42.8 cm) was smaller than in females (44.8 cm).
Article
Fisheries development in Indonesia, especially in North Sulawesi, is to optimize the utilization of resources through a comprehensively integrated approach and accommodate a variety of interests, such as fishermen, national economy, sustainability of marine resources and fisheries, and environmental balance and sustainability. For fisheries policy preparation, adequate information on fish resources is required. One of the fish resources in Buyat Bay area is little tuna (Auxis thazard). This study aimed to evaluate the little tuna resource and fishing season in the waters of Buyat Bay and surrounding areas. The fishing area in Buyat Bay waters is 4.88 km2. The little tuna biomass of Buyat Bay is 0.486 ton/km2. Monthly average catch was 0.7 tons relative to the maximum sustainable catch of 2.37 ton/month, and then the exploitation rate was 29.59%. This meant that the catch landed in Buyat Pante was lower than the monthly maximum sustainable catch. The catch is allowed at 80% of the maximum sustainable catch, which amounted to 1.89 tons/month. Tuna fishing season in Buyat Bay occurred in March and then from May to September following the pattern of the two-month season of the year for high density.ABSTRAKPembangunan perikanan di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya melalui pendekatan yang terintegrasi dengan komprehensif dan mengakomodasi berbagai kepentingan, yaitu: nelayan, ekonomi nasional, kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan, serta keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Untuk penyusunan kebijakan perikanan diperlukan informasi yang memadai dari sumberdaya ikan. Salah satu sumberdaya ikan di wilayah Teluk Buyat adalah ikan tongkol (Auxis thazard). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sumberdaya dan musim penangkapan ikan di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya. Area penangkapan ikan di perairan Teluk Buyat (4,88 km2). Biomassa ikan ini di Teluk Buyat 0,486 ton/km2. Tangkapan rata-rata bulanan sebesar 0,7 ton, dibandingkan dengan hasil tangkapan maksimum yang lestari dari 2,37 ton/bulan, kemudian tingkat pemanfaatan ikan tuna di Teluk Buyat berada pada 29,59%. Ini berarti bahwa hasil tangkapan yang didaratkan oleh para nelayan Buyat Pante masih berada di bawah eksploitasi. Hasil tangkapan yang diperbolehkan sebesar 80% dari hasil tangkapan maksimum lestari (1,89 ton/bulan). Musim penangkapan tuna di Teluk Buyat terjadi selama enam bulan, yang dimulai dari bulan Maret dan selanjutnya dari bulan Mei hingga September, mengikuti pola musim dua bulan dalam setahun dengan kepadatan tinggi.
Article
One of fisheries potential in Bali Strait is tuna fish (Euthynnus sp). Tuna fish (Euthynnus sp) resources is highly influenced by waters productivity which indicated by the chlorophyll-a concentration distribution. The aims of this study are: to find out the concentration spatial of chlorophyll-a distribution in Bali strait, to find out temporal variability of chlorophyll-a and tuna fish (Euthynnus sp) in Bali strait, and to find out the influence of chlorophyll-a concentration distribution to the catch of tuna fish (Euthynnus sp) in Bali strait. The analysis of the influence of chlorophyll-a concentration distribution to the catch of tuna fish (Euthynnus sp) in Bali strait uses regression polynomial order 2, correlation, and cross correlation. The influence of chlorophyll-a concentration distribution to the catch of tuna fish (Euthynnus sp) in Bali strait yearly time series climatology amounted to R2 = 0,1624 or 16,24%, the correlation coefficient values obtained by r = 0,1889. Seasonal time series climatology in west season (December - February) R2 = 0,0707 or 7,07%, the correlation coefficient values obtained by r = 0,0749. The transitional season 1 (March - May) R2 = 0,0095 or 0,95%, the correlation coefficient values obtained by r = - 0,0092. The east season (June - August) R2 = 0,086 or 8,6%, the correlation coefficient values obtained by r = - 0,2155. The transitional season 2 (September - November) R2 = 0,0482 or 4,82%. The correlation coefficient values obtained by r = - 0,1805
Article
This study aims to identify the sources and magnitude of uncertainty in the collection and processing of catch and effort data of small- and medium-scale tuna fisheries in Indonesia, as well as the causes of uncertainty on an operational level. We identified possible sources of uncertainty through a literature review and interviews with experts. Next, we surveyed 40 small-scale (<10 GT) and medium-scale (10–100 GT) pole-and-line, purse-seine, longline and handline fishers in the oceanic fishing port Bitung, which has the largest number of tuna fisheries activities in eastern Indonesia, to estimate the magnitude of unreported catch of juvenile tuna, on-board consumption, home consumption and catch used as bait. We used logbook data from the fisheries submitted to the fishing port authorities to extrapolate survey results to the fishing port level. Uncertainties around unreported catches were due both to non-reporting by fishers to the fishing port authority and to flaws in data management in the data collection institution. After removing flaws in the logbook database we estimated that the catch by small- and medium-scale fishing vessels active in Indonesian waters could be about 33–38% higher than reported. The proportion of unreported catch, as well as the sources and range of uncertainty, varied according to the types of gear used. Finally, we discuss what aspects of data collection and processing should be improved at the fishing port level, including the identified sources of unreported catch and the processes leading to non-reporting. We hence provide a methodology for estimating unreported catches in small and medium-scale fisheries.
Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading
  • B Basrowi
  • S Juariyah
Basrowi, B., & Juariyah, S. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 7(1), 58-81.
Pengembangan Perikanan Tangkap yang Bersinergi Dengan Aspek Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Studi Kusus di Perairan Kabupaten Banyuwangi
  • Mustaruddin
Mustaruddin. (2012). Pengembangan Perikanan Tangkap yang Bersinergi Dengan Aspek Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Studi Kusus di Perairan Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, 1(1), 17-29.
Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Nelayan di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
  • O Pontoh
Pontoh, O. (2011). Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi Nelayan di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Pacific Journal, 1(6), 1038-1040.