ArticlePDF Available

PENDEKATAN POLA PEREMAJAAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN LOUHAN UNTUK PENGENDALIAN IKAN ASING INVASIF DI DANAU MATANO, SULAWESI SELATAN

Authors:

Abstract and Figures

Ikan louhan tergolong jenis ikan hibrid (sehingga tidak dapat ditentukan nama ilmiahnya) dari famili Cichlidae yang terindikasi sebagai ikan asing invasif di Danau Matano. Keberadaan ikan tersebut di Danau Matano perlu dikaji dan dikendalikan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati jenis ikan endemik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola peremajaan dan laju eksploitasi ikan louhan sebagai pendekatan dalam pengendalian ikan asing invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Analisis data dilakukan terhadap 2.931 ekor ikan louhan yang ditangkap menggunakan jaring insang percobaan berbagai ukuran mata jaring dilengkapi data enumerator secara bulanan pada bulan Februari hingga November 2016 dengan bantuan perangkat lunak FiSAT II. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan louhan di Danau Matano bersifat alometrik positif. Pertumbuhan mengikuti persamaan Lt=23,67[1-e0,41(t+0,4281)]. Umur maksimum (tmax) mencapai 7,32 tahun dengan performa pertumbuhan (Ø’) sebesar 2,36. Laju mortalitas total (Z) tahunan didapatkan sebesar 1,46 tahun-1. Laju mortalitas penangkapan tahunan (F = 0,38 tahun-1) lebih rendah daripada laju mortalitas alami tahunan (M = 1,08 tahun-1). Laju eksploitasi (E) ikan louhan di Danau Matano hanya sebesar 0,26 tahun-1 dimana menunjukkan bahwa upaya pemanfaatannya masih sangat rendah. Pola peremajaan terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada Mei (16,19%) dan Oktober (6,05%). Upaya pengendalian ikan louhan sebagai ikan invasif di Danau Matano perlu dilakukan pada saat puncak peremajaan tertinggi secara berkesinambungan disertai peningkatan laju eksploitasi e” 48% dari upaya yang ada, terutama pada April-Mei dan September-Oktober di daerah litoral perairan danau.Flowerhorn cichlid is classified as hybrid species (so that the scientific name can’t be determined) from Cichlidae which indicated as invasive alien fish in Lake Matano. The existence of flowerhorn in Lake Matano need to be assessed and controlled to preserve the biodiversity of endemic fish species. This research aims to assess recruitment pattern and utlization status of flowerhorn cichlid for controlling of invasive alien species at Lake Matano, South Sulawesi. Data analysis was carried out on 2,931 flowerhorn Cichlid caught using experimental gillnets of various mesh sizes included enumerators data which recorded monthly from February to November 2016 using FiSAT II software. The analysis resulted the growth pattern of flowerhorn cichlid in Matano louhan Lake was positive allometric. The growth equation of flowerhorn cichlid was Lt=23.67[1-e0,4(t+0.4281)]. Longevity (tmax) attained 7.32 years with growth performance (Ø’) was 2.36. The annual total mortality rate (Z) obtained 1.46 years-1. The annual fishing mortality rate (F = 0.38 years-1) is lower than the annual natural mortality rate (M = 1.08 years-1). Exploitation rate (E) of flowerhorn cichlid in Lake Matano only 0.26 years-1, which was indicated under exploitation. Recruitment pattern occurs twice a year, in May (16.19%) and October (6.05%). The eradication efforts to control population of flowerhorn cichlid as invasive alien species in Lake Matano needs to be done at the peak of recruitment and also increased exploitation rate about e” 48% of existing efforts, especially on April-May and September-October in the littoral area of Lake Matano.
Content may be subject to copyright.
227
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi
e-mail:jppi.puslitbangkan@gmail.com
JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA
Volume 23 Nomor 4 Desember 2017
e-ISSN:2502-6542
Nomor Akreditasi: 653/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
___________________
Korespondensi penulis:
dimas.brpsi@gmail.com
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
PENDEKATAN POLA PEREMAJAAN DAN LAJU EKSPLOITASI
IKAN LOUHAN UNTUK PENGENDALIAN IKAN ASING INVASIF
DI DANAU MATANO, SULAWESI SELATAN
APPROACH OF RECRUITMENT PATTERN AND EXPLOITATION
RATE OF FLOWERHORN CICHLID FOR CONTROLLING OF INVASIVE
ALIEN SPECIES IN LAKE MATANO, SOUTH SULAWESI
Dimas Angga Hedianto*1dan Hendra Satria1
1Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan, Jl. Cilalawi No. 1, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat-Indonesia
Teregistrasi I tanggal: 06 Juni 2017; Diterima setelah perbaikan tanggal: 14 Desember 2017;
Disetujui terbit tanggal: 27 Desember 2017
ABSTRAK
Ikan louhan tergolong jenis ikan hibrid (sehingga tidak dapat ditentukan nama ilmiahnya) dari
famili Cichlidae yang terindikasi sebagai ikan asing invasif di Danau Matano. Keberadaan ikan
tersebut di Danau Matano perlu dikaji dan dikendalikan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati jenis ikan endemik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola peremajaan dan laju
eksploitasi ikan louhan sebagai pendekatan dalam pengendalian ikan asing invasif di Danau
Matano, Sulawesi Selatan. Analisis data dilakukan terhadap 2.931 ekor ikan louhan yang ditangkap
menggunakan jaring insang percobaan berbagai ukuran mata jaring dilengkapi data enumerator
secara bulanan pada bulan Februari hingga November 2016 dengan bantuan perangkat lunak
FiSAT II. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan louhan di Danau Matano
bersifat alometrik positif. Pertumbuhan mengikuti persamaan Lt=23,67[1-e0,41(t+0,4281)]. Umur
maksimum (tmax) mencapai 7,32 tahun dengan performa pertumbuhan (Ø’) sebesar 2,36. Laju
mortalitas total (Z) tahunan didapatkan sebesar 1,46 tahun-1. Laju mortalitas penangkapan tahunan
(F = 0,38 tahun-1) lebih rendah daripada laju mortalitas alami tahunan (M = 1,08 tahun-1). Laju
eksploitasi (E) ikan louhan di Danau Matano hanya sebesar 0,26 tahun-1 dimana menunjukkan
bahwa upaya pemanfaatannya masih sangat rendah. Pola peremajaan terjadi dua kali dalam
setahun, yaitu pada Mei (16,19%) dan Oktober (6,05%). Upaya pengendalian ikan louhan sebagai
ikan invasif di Danau Matano perlu dilakukan pada saat puncak peremajaan tertinggi secara
berkesinambungan disertai peningkatan laju eksploitasi e” 48% dari upaya yang ada, terutama
pada April-Mei dan September-Oktober di daerah litoral perairan danau.
Kata Kunci: Ikan asing invasif; ikan louhan; laju eksploitasi; pengendalian; pola peremajaan;
Danau Matano
ABSTRACT
Flowerhorn cichlid is classified as hybrid species (so that the scientific name can’t be determined)
from Cichlidae which indicated as invasive alien fish in Lake Matano. The existence of flowerhorn
in Lake Matano need to be assessed and controlled to preserve the biodiversity of endemic fish
species. This research aims to assess recruitment pattern and utlization status of flowerhorn cichlid
for controlling of invasive alien species at Lake Matano, South Sulawesi. Data analysis was carried
out on 2,931 flowerhorn Cichlid caught using experimental gillnets of various mesh sizes included
enumerators data which recorded monthly from February to November 2016 using FiSAT II software.
The analysis resulted the growth pattern of flowerhorn cichlid in Matano louhan Lake was positive
allometric. The growth equation of flowerhorn cichlid was Lt=23.67[1-e0,4(t+0.4281)]. Longevity (tmax)
attained 7.32 years with growth performance (Ø’) was 2.36. The annual total mortality rate (Z)
obtained 1.46 years-1. The annual fishing mortality rate (F = 0.38 years-1) is lower than the annual
natural mortality rate (M = 1.08 years-1). Exploitation rate (E) of flowerhorn cichlid in Lake Matano
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
228
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
227-239
only 0.26 years-1, which was indicated under exploitation. Recruitment pattern occurs twice a year,
in May (16.19%) and October (6.05%). The eradication efforts to control population of flowerhorn
cichlid as invasive alien species in Lake Matano needs to be done at the peak of recruitment and
also increased exploitation rate about e” 48% of existing efforts, especially on April-May and
September-October in the littoral area of Lake Matano.
Keywords: Invasive alien species; flowerhorn cichlid; exploitation rate; controlling; recruit-
ment pattern; utilization status; Lake Matano
PENDAHULUAN
DanauMatanomerupakansalahsatudanaupurba
di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang
memiliki keanekaragaman hayati yang unik dan
tingkat endemisitas tinggi (Whitten et al., 2002;
Prianto et al., 2016). Saat ini, Danau Matano sudah
terindikasi masuknya ikan asing yang bersifatinvasif
dan mendominasi struktur komunitas ikan (Herder et
al., 2012). Ikan asing invasif tersebut adalah ikan
louhanatau dikenal sebagai“flowerhorncichlid”.Ikan
louhan pada dasarnya adalah jenis ikan hibrid dari
famili Cichlidae dari beberapa jenis genera, yaitu
Cichlasoma,Amphilophus,danParaneetroplus(Nico
et al., 2007; Ng & Tan2010; McMahan et al., 2010).
Oleh karena itu, nama ilmiahnya tidak dapat
ditentukan (Herder et al., 2012). Lebih lanjut, jenis
ikan cichlid yang akan mempengaruhi hasil kawin
silang dari ikan louhan adalah Cichlasoma
trimaculatumdan Amphilophuscitrinellus(Dewantoro
& Rachmatika, 2016).
Ikan louhan masuk ke perairan Danau Matano
secara introduksitidak disengaja (unintentionalintro-
duction). Menurut masyarakat sekitar, pada awal
tahun2000 ikan louhanbanyakdipeliharadi keramba
dipinggirdanau,terutamadiDesaSoroako,kemudian
secaratidakdisengajaterlepaske perairan(Alitonang
et al., 2015). Pada tahun 2002, ikan louhan belum
ditemukanberadadi perairanDanauMatano(Hadiaty
& Wirjoatmodjo, 2002).Namun saat ini, populasi ikan
louhan telah mendominasi struktur komunitas ikandi
Danau Matano sebesar 53,8% (Satria et al., 2016).
Jenis-jenisikanCichlidaetelahdiketahuimemiliki
dampak negatif terhadap komunitas ikan asli atas
introduksinya ke perairan secara tidak disengaja
(Canonicoetal.,2005).MenurutDe Silvaetal.(2004),
ikanCichlidaemerupakanjenisikanasinginvasifyang
mendominasi di hampir negara-negara Asia dan
Pasifik. Oleh karena itu, keberadaan ikan louhan di
Danau Matano dapat mengancam keberadaan ikan
endemiksecaraekologibahkanberpotensimerugikan
secara ekonomi seperti pernah terjadi di Waduk
Sempor,JawaTengah(Hediantoetal.,2014).Potensi
ancaman dari kehadiran ikan asing invasif dari famili
Cichlidaedapatmenurunkankeanekaragamanhayati
melalui kompetisi dengan ikan asli/endemik dalam
pemanfaatan pakan dan habitat (Canonico et al.,
2005;Rocha& Freire, 2009;Sentosa& Wijaya,2013;
Hedianto & Warsa, 2014; Tampubolon et al., 2014;
Umar et al., 2015; Liew et al., 2016), pemangsaan
(Kumar, 2000; Canonico et al., 2005; Herder et al.,
2012; Hedianto et al., 2013; Harrison, 2014), serta
introduksiparasitdanpenyakit(Canonicoetal.,2005;
Lacerda et al., 2013; Ishikawa & Tachihara, 2014).
Oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian
populasi ikan louhan guna melindungi
keanekaragamanhayatidiDanauMatano.Penelitian
mengenai dinamika populasi ikan asing invasif
diperlukansebagaisalahsatubahanmasukan untuk
pengendaliannya (Sakai et al., 2001; McNeely et al.,
2001; Esmaeili et al., 2014). Beberapa penelitian
dengan pendekatan dinamika populasi ikan asing
invasifuntuksalahsatubahan pengendaliannyatelah
dilakukan untuk ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
pardalis)(Sumanasinghe&Amarasinghe,2013);ikan
nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mujair (O.
mossambicus)diSriLanka(Amarasinghe& De Silva,
1992); serta ikan mas (Cyprinus carpio) di Danau
Gariep, Afrika Selatan (Winker et al., 2011).
Pendekatanuntukpengendaliandarianalisisdinamika
populasiikanasinginvasifterutamaberkaitandengan
perlunya diketahui daur hidup (life history) dan
peningkatan laju eksploitasi yang sesuai pola
peremajaannya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pola peremajaan dan laju eksploitasi
ikan louhan di Danau Matano, Sulawesi Selatan
sebagai pendekatan dalam pengendalianikan asing
invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan.
BAHANDANMETODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Danau Matano,
Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan selama
bulanFebruarihinggaNovember2016.Penangkapan
ikan secara langsung dilakukan pada Februari, Juli,
dan September 2016 menggunakan jaring insang
percobaan (experimental gill nets).Spesifikasijaring
insang percobaan yang digunakan terbuat dari nilon
monofilamen dengan beberapa ukuran mata jaring,
yaitu 0,75; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; dan 3,5 inci. Panjang tali
ris dari masing-masing ukuran mata jaring adalah 40
m dengan ketinggian bervariasi sesuai ukuran mata
229
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
jaring. Setiap ukuran mata jaring terdapat 100 mata
(meshes) dengan variasi ketinggian jaring insang
berkisar antara 1,9-8,9 m. Kombinasi dari berbagai
ukuran mata jaring (multi mesh size) bertujuan agar
dapatmenangkapikanukurankecilhinggabesaratau
keragaman variasi data panjang dari populasi (CEN,
2005; Gassner et al., 2015). Data bulanan panjang
dilengkapi oleh hasil tangkapan enumerator pada
FebruarihinggaNovember2016menggunakanjaring
insang dengan spesifikasi yang sama, juga hasil
tangkapannelayanmenggunakanjaringinsang(2dan
4 inci), jaring tiga lapis (trammel nets) (spesifikasi
jaring luar 6 inci dan jaring dalam 2 inci), serta jala
lempar (cast nets). Percobaan penangkapan
dilakukanolehenumeratorsebanyakempatkalisetiap
bulannya,denganmemasangjaringinsangpercobaan
secara sejajar/tegak lurus garis pantai pada pagi hari
selama 4-5 jam di zona litoral (<100 meter kearah
pantai), kemudian diangkat pada siang/sore hari di 17
lokasipenelitian(Gambar1)yangditentukantitiksecara
acak berlapis (stratified random sampling) (Nielsen &
Johnson,1985)berdasarkankarakteristikhabitat.
Gambar 1. Lokasi penelitian di Danau Matano.
Figure 1. Sampling site in Lake Matano.
Identifikasiikanlouhanmengacupada Hildebrand
(1925), Kullander (2003), Herder et al. (2012), dan
situs FishBase (Froese & Pauly, 2014). Ikan contoh
yangtertangkapsecaralangsungmaupunenumerator
diukur panjang totalnya menggunakan papan ukur
dengan ketelitian 0,1 cm dan ditimbang bobot
tubuhnya menggunakan timbangan digital dengan
ketelitian 0,1 gram. Data panjang total ikan louhan
yang diperoleh kemudian dibuat sebaran frekuensi
panjangnya dengan selang kelas 1,0 cm.
Analisis Data
Hubungan panjang dan berat ikan dianalisis
menggunakanpersamaansebagaiberikut:
W = aLb..........................................................(1)
dimana;
W : berat tubuh ikan (gram)
L : panjang total ikan (cm)
a : intercept
b : slope
Persamaan hubungan panjang-berat dilinierkan
menjadi Log W = Log a + b Log L, kemudian nilai
slopedaripersamaantersebutdiuji menggunakanuji
t (P<0,05) (Zar, 1999). Apabila hasil uji didapat nilai
b=3, maka pola pertumbuhan bersifat isometrik.
Apabila nilai b
3, maka pola pertumbuhan bersifat
alometrik, jika b>3 maka bersifat alometrik positif,
sedangkan jika b<3 maka bersifat alometrik negatif
(Effendie,1979).
Parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju
eksploitasi dianalisis menggunakan perangkat lunak
FiSAT II (FAO-ICLARM Fish Stock Assessment
Tools).Parameterpertumbuhan(L
danK)ditentukan
dengan metode ELEFAN I (Electronic Length
Frequency Analysis) (Gayanilo et al., 2005) melalui
persamaanpertumbuhanVonBertalanffy:
Lt= L
[1-e-K(t-to)]..............................................(2)
dimana,
Lt= panjang ikan pada saat umur ke-t (cm)
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
230
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
L
= panjang asimptotik (cm)
K = konstanta laju kecepatan pertumbuhan ikan
(tahun-1)
t = umurikan (tahun)
to= umur teoritis pada saat panjang ikan udang
berukurannol
Nilai L
dan K yang digunakan didasarkan pada
nilai Rn(Goodness of Fit) tertinggi dari metode
ELEFAN I (Gayanilo et al., 2005). Umur teoritis (to)
dandanprediksirentanghidupalamiah/longevity(tmax)
dihitung menggunakanpersamaan Pauly (1983a):
Log (-to) = -0,3922 - 0,2752 Log (L
) – 1,038 Log
(K) ............................................... (3)
tmax = 3/K .........................................................(4)
Untuk menghitung performa pertumbuhan ikan di
alam digunakan Phiprime(Ø’) menggunakanrumus
Pauly & Murno (1984):
Ø’ = ln K + 2 (ln L
).........................................(5)
Mortalitas/tingkat kematian total (Z) tahunan
dianalisis menggunakan metode kurva hasil
tangkapan yang dikonversikan ke panjang (length-
convertedcatch curve) dengan input data parameter
pertumbuhan (L
dan K) (Pauly, 1983b). Koefisien
mortalitas alami (M) tahunan dihitung menggunakan
rumus empiris Pauly (1980):
Log (M) = -0,0066 - 0,279 Log (L
) + 0,654 Log
(K) + 0,4634 Log (T) ........................(6)
dimana;
M = mortalitasalami (tahun-1)
T = suhurata-rataperairan(°C)
Laju mortalitas penangkapan (F) tahunan
didapatkan dari hasil pengurangan mortalitas total
tahunan dengan laju mortalitas alami tahunan (F=Z-
M),kemudianlajueksploitasi(E)didapatkandarihasil
pembagian antara mortalitas penangkapan tahunan
dengantotalmortalitastahunan(E=F/Z)(Pauly,1980).
Pola peremajaan (recruitment) diperoleh dengan
memproyeksikan data frekuensi panjang terhadap
waktudenganmenggunakanpendekatanparameter
pertumbuhan. Pendugaan pola peremajaan
menggunakanbantuan programFiSAT II(Pauly,1982;
Gayanilo et al., 2005). Asumsi dari estimasi pola
peremajaanadalahterdapatsatubulandalamsetahun
dengan peremajaan bernilai nol dan semua sampel
ikan tumbuh dengan satu set tunggal parameter
pertumbuhan yang sama (Gayanilo et al., 2005).
HASIL DAN BAHASAN
Hasil
Struktur Ukuran dan Pola Pertumbuhan
Ikan louhan yang tertangkap memiliki kisaran
panjangtotalantara4,0-22,4cmdanberattubuh1,26-
239,76 gram denganjumlah sampel sebanyak 2.931
ekor. Hubungan panjang-berat ikan louhan di Danau
MatanomengikutipersamaanW=0,019L3,031(Gambar
2). Hasil uji-t terhadap nilai b diperoleh thitung>ttabel
(P<0,05), dengan kata lain pola pertumbuhan ikan
louhan bersifat alometrik positif atau pertumbuhan
berat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
panjangnya.
Pergerakan modus selang panjang terjadi setiap
bulandengan pergerakanmenujunilaitengahselang
panjangterbesar (Gambar3).PadaFebruari,terdapat
dua modus pada nilai tengah selang panjang 5,5 cm
dan 13,5 cm, kemudian pada bulan Maret bergerak
ke kanan pada selang panjang 9,5 cm untuk modus
pertamadan14,5cmuntukmoduskedua.Pergerakan
kemudiancenderungstagnandari Maret hinggaJuni,
dimana modus panjang dicapai pada selang 9,5 cm
dan 14,5 cm. Pada Maret-Mei dan Juli didapatkan
modus panjang pada selang terbesar, yaitu masing-
masing secara berurutan pada ukuran 19,5 cm dan
22,5 cm. Pada Juli hingga November, modus
mengalamipergeseranmenjadi10,5cm.Pergerakan
modus dari selang panjang yang menunjukkan
pertumbuhan bulanan ikan louhan secara umum
bersifat sedikit lambat.
Parameter pertumbuhan ikan louhan didapatkan
dari analisis pergeseran modus sebaran panjang to-
tal (Gambar 3) menggunakan metode ELEFAN I dari
nilai Rntertinggi yang didapatkan. Parameter
pertumbuhanikanlouhanmeliputipanjangasimptotik
(L
), laju pertumbuhan (K), umur teoritis (to) dan
persamaan pertumbuhannya yang dapat
menggambarkan hubungan antara pertambahan
panjangterhadapwaktu(umur).Hasilanalisisparam-
eter pertumbuhan untuk ikan louhan didapatkan
panjang asimptotik (L
) sebesar 23,67 cm, laju
pertumbuhan (K) sebesar 0,41 tahun-1, dan umur
teoritis (to) sebesar -0,4281 tahun. Nilai Rn (Good-
ness of Fit) tertinggi didapatkan sebesar 0,316.
Pertumbuhan Von Bertalanffy ikan louhan di Danau
MatanomengikutipersamaanLt=23,67[1-e0,41(t+0,4283)]
(Gambar4).
227-239
231
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Gambar 2. Hubungan panjang-berat ikan louhandiDanauMatano.
Figure 2. Length-weight relationship of flowerhorn Cichlid in Lake Matano.
Gambar 3.Sebaran panjang total bulanan dan kurva pertumbuhan ikan louhan yang dianalisis dengan pro-
gram ELEFAN.
Figure 3. Length distribution by month and growth curves fitted by ELEFAN of flowerhorn Cichlid in Lake
Matano.
Gambar 4. Kurvapertumbuhan ikan louhan di Danau Matano.
Figure 4. Growth curve of flowerhorn Cichlid in Lake Matano.
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
232
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Umur maksimum (tmax) ikan louhan di Danau
Matano diestimasi dapat mencapai 7,32 tahun.
Panjang ikan louhan pada saat berumur 0 tahun
diestimasisebesar 3,8cm. Pertumbuhanikan louhan
cepatsejakberumur0 tahunhingga3tahun.Performa
pertumbuhan ikan louhan (Ø’) didapatkan sebesar
2,36.
Laju Mortalitas dan Eksploitasi
Laju mortalitas total (Z) tahunanikan louhan yang
merupakanhasilanalisismenggunakanmetodekurva
hasil tangkapan yang dikonversikan ke panjang
(length-converted catch curve)dari program FiSAT II
adalah sebesar 1,46 tahun-1. Laju mortalitas alami
(M)tahunanyangdihitungdenganmenggunakansuhu
rata-rataperairanDanauMatanosebesar29°Cadalah
1,08 tahun-1, sehingga laju mortalitas penangkapan
(F) tahunan adalah sebesar 0,38 tahun-1 denganlaju
eksploitasi (E) sebesar 0,26 tahun-1(Gambar5). Laju
mortalitasalamitahunanikanlouhandiDanauMatano
lebihtinggidaripadalaju mortalitaspenangkapannya.
Laju eksploitasi ikan louhan menunjukkan upaya
pemanfaatanyangrendah(underexploitation),dimana
hal tersebut menandakan bahwa ikan ini belum
dimanfaatkan secara optimal oleh nelayan sekitar.
Gambar 5. Kurva hasil tangkapan yang dikonversikan ke panjang ikan louhan di Danau Matano.
Figure 5. Length-converted catch curve of flowerhorn Cichlid in Lake Matano.
PolaPeremajaan
Pola Peremajaan ikan louhan di Danau Matano
menunjukkan dua modus dalam setahun, yaitu pada
Mei (16,19%) dan Oktober (6,05%). Puncak
Peremajaan tertinggi ikan louhan di Danau Matano
terjadi pada Mei (Gambar 6).
Gambar 6. Pola peremajaan ikan louhan di Danau Matano.
Figure 6. Recruitment pattern of flowerhorn Cichlid in Lake Matano.
227-239
233
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Bahasan
Pendekatan analisis terhadap ikan louhan akan
difokuskan terutama pada jenis-jenis ikanintroduksi/
invasif dari famili Cichlidae di lokasi lainnya di Indo-
nesia serta jenis-jenis ikan Cichlid dari genus dan
spesies hasil kawin silang. Analisis hubungan
panjang-berat jenis ikan, terutama jenis ikan
introduksi, dapat menggambarkan kemampuan
adaptasi terhadap lingkungan barunya (Montcho et
al.,2009;Rao &Babu,2013).Polapertumbuhanikan
louhan diDanauMatanoyangbersifatalometrikpositif
menunjukkan bahwa ikan tersebut telah mampu
beradapatasi dengan ideal. Pola pertumbuhan ikan
louhan di Danau Matano masih lebih baik daripada
jenis ikan louhan di Waduk Sempor yang bersifat
isometrik (Hedianto et al., 2014). Perbedaan
hubunganpanjang-beratuntukjenisyangsamapada
lingkungan berbeda menunjukkan kemampuan
adaptasiterhadap lingkungandanketersediaanpakan
(Karachle& Stergiou,2012).Hubunganpanjang-berat
ikan Cichlasoma trimaculatum di lokasi asalnya di
Laguna Tres Palos (Meksiko, Amerika Tengah) juga
memiliki pola pertumbuhan isometrik (Herrera et al.,
2009). Begitu pula jenis Cichlasoma beani dari
Aguamilpa Reservoir (Meksiko) memiliki pola
pertumbuhan isometrik (Lizárraga etal.,2011).Jenis
zebra (Amatitlania nigrofasciata)yangtergolongikan
asinginvasifdi DanauBeratan,Balijuga memilikipola
pertumbuhan isometrik (Rahman et al., 2012). Ikan
oskar (Amphilophus citrinellus) di Waduk Ir. H.
Djuanda memiliki pola pertumbuhan yang sama
denganikan louhandiDanau Matano(Tampubolonet
al.,2012),sedangkanikanoskardiSituPanjalu,Jawa
Baratmemilikipolapertumbuhanyangberbeda,yaitu
bersifat alometrik negatif (Warsa & Purnomo, 2013).
Sementara jenis ikan Cichlid lainnya di Waduk Ir. H.
Djuanda yang menjadi pesaingbagi ikan oskar, yaitu
ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki pola
pertumbuhanalometrik negatif(Putri & Tjahjo,2010).
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Waduk
Kedung Ombo, Jawa Tengah memiliki pola
pertumbuhan isometrik (Kartamihardja, 1993).
Menurut Effendie (1997), faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan meliputi faktor in-
ternaldan eksternal.Faktor-faktor internalterdiriatas
genetik(keturunan),jeniskelamin,umur,kematangan
gonad, parasit, dan penyakit. Faktor-faktor eksternal
terdiriatasmakanandan suhuperairan.Pertumbuhan
alometrik adalah perubahan yang tidak seimbang di
dalamtubuhikandandapatbersifatsementara.Ukuran
ikanakanmempengaruhiperubahansementarapada
bagiantubuhtertentu(misalnya sirip)dankemontokan
ikanterkaitpertumbuhan,terutamapada ikan-ikankecil
padatahappertumbuhan(Effendie,1997).
Nilai parameter pertumbuhan (L
, K, dan to)ikan
louhan di Danau Matanomirip dengan ikan louhan di
WadukSempor, JawaTengah(Hediantoet al.,2014).
Namundemikian,pertumbuhanikan louhandiDanau
Matanosedikitlebihcepatdaripadadi WadukSempor
berdasarkankurvatur(K).Umur maksimum (tmax)ikan
louhandi Waduk Sempor sedikit lebih tinggidaripada
di Danau Matano, namun dengan performa
pertumbuhan (Ø’) yang lebih kecil (Hedianto et al.,
2014)(Tabel1).Haltersebutmenunjukkanikanlouhan
di Danau Matano memiliki performa tumbuh lebih
baik di alam dari pada di Waduk Sempor. Menurut
Pauly & Murno (1984), nilai indeks Ø’ dapat
memiliki nilai yang berbeda untuk jenis ikan yang
sama di lingkungan yang berbeda, kemudian dapat
membandingkan performa pertumbuhan ikan dalam
hal pertumbuhan panjang. Lebih lanjut, indeks Ø’
sangat baik dalam membandingkan kemampuan
adaptasi ikan yang hidup di alam terhadap variabel
lingkungan dan ketersediaan pakan (Pauly, 1991).
Nilai parameter kurvatur (K) dapat menentukan
seberapa cepat ikan akan mencapai panjang
asimptotiknya.Dengankata lain,nilaiK berkorelerasi
dengan rentang hidup alamiah (tmax) (Pauly, 1980).
Jenis ikan Cichlidae cenderung memiliki nilai K yang
rendah,dimana rata-ratanilai K untukjenis-jenisikan
Cichlidaeserta jenis-jenisikanCichliddarigenusdan
spesieshasilkawinsilangbernilai<0,6(Tabel1). Oleh
karenanya, umur ikan Cichlid cenderung berumur
panjang(Sparre&Venema,1999)danmengikutipola
strategik (Yamane etal., 2005).Ikanlouhandi Danau
Matano tergolong pula mengikuti pola strategi k
yang memiliki rentang hidup alamiah yang panjang
diatas 5 tahun. Menurut Froese & Pauly (2014),
laju penggandaan populasi (minimum population
doubling time) beberapa jenis ikan Cichlidae yang
menjadi jenis ikan indukan persilangan untuk ikan
louhan cenderung moderat (sekitar 1,4-4,4 tahun),
memiliki umur yang panjang, dan nilai K yang
rendah (Tabel 1).
Performapertumbuhanikan louhandibandingkan
denganjenisikandarigenusCichlasomayangberada
padarentangwilayah alaminya(nativearea)ternyata
tidak jauh berbeda (Tabel 1). Apabila dibandingkan
performa pertumbuhan ikan nila sebagai sesama
kerabatCichlidaeantaradi rentang wilayahalaminya
dengan di Indonesia ternyata menunjukkan kondisi
hampir mirip, bahkan cenderung lebih baik. Hal
tersebut dikarenakan ikan Cichlidae merupakan
jenis ikan yang mudah beradaptasi terhadap
lingkungan, pakan, dan ruang (Liew et al., 2014;
Umar et al., 2015), bahkan strategi reproduksi
(Lopez et al., 2009; Bradford et al., 2011; Linhares
et al., 2014).
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
234
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Tabel 1. Nilai parameter pertumbuhan ikan louhan dan jenis ikan Cichlid lainnya
Table 1. Growth parameters of flowerhorn cichlid and other Cichlid fishes
No.
Jenis Ikan/
Fish Species
Spesies/
Species
(cm TL)
K
(tahun-1)
t
max
(tahun) Ø’
Lokasi/
Location
1. Louhan Hibrid 23,67 0,41 7,32 2,36 Danau Matano,
Sulawesi Selatan1
2. Louhan Hibrid 20,50 0,37 8,11 2,19 Waduk Sempor,
Jawa Tengah2
3. Three
Spot Cichlid
Cichlasoma
trimaculatum 24,50 0,17 17,65 2,01 Sungai Atoyac,
Meksiko3
4. Three
Spot Cichlid
Cichlasoma
trimaculatum 38,10 (SL) 0,30 9,5±0,8-1,8 2,64 Situs Fishbase 4
5. Mayan Cichlid
(Jantan/Male)C. urophthalmum 26,40 0,17 18,07 2,07 Sungai Taylor,
Florida5
6. Mayan Cichlid
(Betina/Female)C. urophthalmum 21,60 0,20 20,50 1,96 Sungai Taylor,
Florida5
7. Mayan Cichlid C. urophthalmum 34,4 0,16 17,7 2,29 Situs Fishbase 4
8. Nila Oreochromis
niloticus 44,10 0,72 4,17 3,15 Waduk Ir. H.
Djuanda,
Jawa Barat6
9. Nila O. niloticus 43,00 0,30 10,00 2,74 Waduk Bilibili,
Sulawesi Selatan7
10. Nila O. niloticus 31,80 0,22 13,64 2,35 Danau Tempe,
Sulawesi Selatan8
11. Nila
O. niloticus
58,78 0,59 5,08 3,31 Danau Victoria,
Kenya9
12. Nila
O. niloticus
41,50 0,33 9,09 2,75 Danau Toho,
Afrika Barat10
13. Nila O. niloticus 46,10 0,54 5.56 3.06 Situs Fishbase 4
14. Mujair
O. mossambicus
31,50 0,57 5.26 2.81 Waduk Kedung
Ombo, Jawa
Tengah11
15. Mujair O. mossambicus 33,60 0,40 11,00 2,65 Situs Fishbase 4
16. Oskar
Amphilophus
citrinellus 21,58 0,39 7,69 2,26 Waduk Ir. H.
Djuanda, Jawa
Barat12
17. Oskar A. citrinellus 21,00 1,70 1,76 2.87 Situ Panjalu,
Jawa Barat13
18. Midas Cichlid A. citrinellus 25,7 (SL) 0,43 6,6±0,6-1,3 2,45 Situs Fishbase 4
Keterangan/Note: TL = total length; SL = standard length
Sumber/Sources:1Penelitian saat ini/present research;2Hedianto et al. (2014); 3Cruz (2011); 4Froese & Pauly (2014);
5Faunce et al. (2002); 6Putri & Tjahjo (2010); 7Amir (2006); 8Samuel & Makmur (2012); 9Njiru et al.
(2004); 10Montcho et al. (2015); 11Kartamihardja (1993); 12Tampubolon et al. (2012); 13Warsa &
Purnomo (2013).
Tabel 2. Estimasi laju mortalitas tahunan dan eksploitasi ikan louhan dan jenis ikan Cichlid lainnya
Table 2. Estimation of annual mortality and exploitation rate of flowerhorn Cichlid and other Cichlid fishes
No.
Jenis
Ikan/
Fish
Species
Spesies/
Species Z
(tahun-1)M
(tahun-1)F
(tahun-1)E
(tahun-1)Lokasi/
Location
1. Louhan Hibrid 1,46 1,08 0,38 0,26 Danau Matano, Sulawesi Selatan1
2. Louhan Hibrid 1,29 1,05 0,24 0,18 Waduk Sempor, Jawa Tengah 2
3. Nila O. niloticus 2,40 1,34 1,06 0,44 Waduk Ir. H. Djuanda, Jawa Barat3
4. Nila O. niloticus 1,15 0,74 0,42 0,36 Waduk Bilibili, Sulawesi Selatan4
5. Nila O. niloticus 1,02 0,51 0,51 0,50 Danau Tempe, Sulawesi Selatan5
6. Nila O. niloticus 1,92 1,00 1,12 0,52 Danau Victoria, Kenya6
7. Nila O. niloticus 1,10 0,74 0,36 0,33 Danau Toho, Afrika Barat7
Sumber/Sources:1Penelitian saat ini/Present research;2Hedianto et al. (2014); 3Faunce et al. (2002); 3Putri
& Tjahjo (2010); 4Amir (2006); 5Samuel & Makmur (2012); 6Njiruet al. (2004); 7Montcho et
al.(2015).
227-239
235
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
LajumortalitasalamitahunanikanlouhandiDanau
Matano hampir sama dengan ikan louhan di Waduk
Sempor, sedangkan laju penangkapan tahunan ikan
louhan di Danau Matanosedikit lebih besar daripada
di Waduk Sempor (Hedianto et al., 2014) (Tabel 2).
HaltersebutdikarenakanikanlouhandiDanauMatano
masih terdapat nelayan ataupun pemancing yang
menangkap ikan louhan, bahkan pernah dilakukan
memancingmassal untuk mengurangiikan louhandi
alam. Meskipun demikian, nilai laju eksploitasi (E)
ikan louhan di Danau Matano masih rendah (E<0,5)
yangmenunjukkanbahwaikaninibelumdimanfaatkan
secara optimal oleh nelayan sekitar, sama halnya
denganikanlouhandiWadukSempor(Hediantoet al.,
2014). Laju eksploitasi ikan louhan di Danau Matano
tergolong rendah jika dibandingkan dengan laju
eksploitasijenisikanCichlidlainnyayangpernahditeliti
diIndonesiadanperairainlainnya (Tabel2).
Upaya pengendalian populasiikanlouhan diDanau
Matano perlu dilakukan dengan meningkatkan laju
eksploitasi (E). Laju eksploitasi saat ini menunjukkan
upaya pemanfaatan ikan louhan masih berada jauh
dibawahkondisioptimum(E=0,5;M=F)(Pauly,1980)
dan perlu ada peningkatan laju eksploitasi secara
signifikan.Mengingatdayaadaptasipakandanruang,
kemampuan reproduksi, laju dispersal, dan potensi
invasif ikan louhan yang sangat tinggi (Nico et al.,
2007), maka populasinya perlu dikurangi secara
signifikan dengan meningkatkan laju eksploitasi
e”48% dari upaya yang ada.Apabila laju eksploitasi
ikansudahmelebihi(E>0,5),makasecaraalamidapat
menurunkanstatusinvasifikanlouhanmenjadihanya
ikan introduksi/eksotik saja.
Pengendalian ikan louhan sebagai ikan asing
invasif perlu dilakukan untuk menjaga
keanekaragamanhayatidanmenjagakelestarianikan
asli di Danau Matano (Prianto et al., 2016). Upaya
pengendalian ikan louhan sebagai ikan invasif di
DanauMatanodengancarapenangkapan disarankan
intensif padasaatpuncakperemajaantertinggisecara
berkesinambungan. Ikan louhan di Danau Matano
mampu memijah sepanjang tahun di berbagai tipe
karakteristik habitat dengan puncak pemijahan pada
saatmusimkemarau(Juli-September)danpenghujan
(Desember-Februari). Substrat dasar berupa pasir
berbatudi kedalamane”10metermerupakan daerah
utama pemijahan ikan louhan di Danau Matano
(Hediantoet al.,2018).Olehkarenaitu,secaraspasial
kedalaman dapat terlihat bahwa ukuran ikan louhan
yangbesardansiapmemijahcenderungberadazona
limnetik (kedalaman e”10 meter), sedangkan ukuran
kecil (juvenil dan ikan muda) dan belum matang go-
nadcenderungberadadizonalitoral(kedalaman<10
meter).
Penangkapanpadasaatpuncakperemajaanikan
louhanditujukanagarpenangkapandapatmenangkap
ikan-ikan yang belum matang gonad (Lm<Lc).
Peningkatan upaya eksplotasi perlu ditingkatkan
terutamapadabulanApril-MeidanSeptember-Oktober.
Alat tangkap yang efektif untuk mengendalikan ikan
louhandi DanauMatanoadalahjaringinsang(gillnets)
dengan ukuran mata jaring tertentu. Jaring insang
memiliki selektivitas tangkapan, sehingga
pengendalian penangkapan dapat ditargetkan
dominan hanya ikan louhan saja, sedangkan jenis
ikan lainnya terutama jenis ikan endemik di Danau
Matano tidak tertangkap atau tertangkap dengan
persentaserendah.
KESIMPULAN
Ikan louhan di Danau Matano memiliki pola dan
performa pertumbuhan yang baik dan menunjukkan
keberhasilan adaptasi pada lingkungan yang baru.
Laju mortalitas penangkapan tahunan ikan louhan di
Danau Matano lebih rendah daripada laju mortalitas
alami tahunan dengan laju eksploitasi masih sangat
rendah(underexploitation).Upayapengendalianikan
louhan sebagai ikan invasif di Danau Matano perlu
dilakukan pada saat puncak peremajaan tertinggi
secara berkesinambungan disertai peningkatan laju
eksploitasi e” 48% dari upaya yang ada, terutama
padaApril-Mei danSeptember-Oktoberdidaerahlitoral
perairanDanau Matano.
PERSANTUNAN
Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan
“Penelitian Pengendalian Ikan Asing Invasif (IAS) di
Danau Matano, Kompleks Danau Malili, Sulawesi
Selatan”T.A.2015-2016 di BalaiPenelitianPemulihan
dan Konservasi Sumber Daya Ikan-Jatiluhur,
Purwakarta. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
padaProf.EndiSetiadiKartamihardja,Dr.DidikWahju
Hendro Tjahjo, dan Dr. Fayakun Satria yang telah
memberimasukanyangberartiuntuktulisanini. Juga
padaparapeneliti(terutamaHendraSaepulloh,S.Sos)
dan teknisi litkayasa (terutama bapak Sukamto,
Aswar Rudi, danbapakWaino)BRPSDIJatiluhuryang
telahmembantu dalam mengambildan menganalisis
datadi lapangan dan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Alitonang, S. M., Hamid, A. Y., Muslim., & Andarias.
(2015). Identifikasi jenis ikan introduksi di TWA
DanauMatano(p.41).LaporanBalaiBesarKSDA
Wilayah I Palopo, Sulawesi Selatan. Kabupaten
Luwu Timur, Palopo: BKSDA.
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
236
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Amarasinghe, U. S., & De Silva, S. S. (1992). Popu-
lationdynamicsof Oreochmmismossambicusand
O. niloricus (Cichlidae) in two reservoirs in Sri
Lanka. Asian Fisheries Science 5, 37-61.
Amir, F. (2006) Pendugaan pertumbuhan, kematian
dan hasil per rekrut ikan nila (Oreochromis
niloticus) di Waduk Bilibili. Jurnal Ilmu-ilmu
Perairan & Perikanan Indonesia 13(1), 1-5.
Bradford, M., Kroon, F. J., & Russell, D. J. (2011).
Thebiologyand managementofTilapia mariae(Pi-
sces:Cichlidae)asanativeandinvasivespecies:a
review.Marine&FreshwaterResearch62,902-917.
Canonico, G. C., Arthington, A., Mccrary, J. K., &
Thieme,M.L.(2005).Theeffectsof introduced tila-
pias on native biodiversity. Aquatic Conserv.: Mar.
Freshw.Ecosyst.15,463-483.doi: 10.1002/aqc.699.
CEN (Comite Europeen de Normalisation). (2005).
Standard Methods for Sampling Freshwater
Fishes-Opportunities for International Collabora-
tion. EN 14575, Brussels.
Cruz, V. M. O. (2011). Análisis del crecimiento y
madurez sexual de Cichlasoma trimaculatum
(Günther,1867) de lasubcuenca ríoAtoyac-Paso
de la Reina de la cuenca río Atoyac, Oaxaca (p.
99). Thesis. Instituto Politecnico Nacional.
De Silva, S. S., Subasinghe, R. P., Bartley, D. M., &
Lowther, A. (2004). Tilapias as alien aquatics in
Asia and the Pacific: a review (p. 65). FAO Fish-
eries Technical Paper, 453. Rome: FAO.
Dewantoro,G.W. & Rachmatika,I.(2016).Jenisikan
introduksi dan invasif asing di Indonesia (p. 210).
Jakarta: LIPI Press.
Effendie, M. I. (1979). Metode biologi perikanan (p.
112). Bogor: Yayasan Dewi Sri.
Effendie, M. I. (1997). Biologi perikanan (p. 157).
Yayasan Pustaka Nusatama. Bogor.
Esmaeili, H. R., Teimori, A., Owfi, F., Abbasi, K., &
Coad, B. W. (2014). Alien and invasive freshwater
fishspeciesinIran:diversity,environmentalimpacts
andmanagement.Iran.J.Ichthyol.1(2),61-72.
Faunce, C. H., Patterson, H. M., & Lorenz, J. J.
(2002). Age, growth, and mortality of the mayan
Cichlid (Cichlasoma urophthalmum) from the
Southeastern Everglades. Fish. Bull. 100, 42-
50.
Froese, R. & Pauly, D. (Eds). (2014). FishBase.
World Wide Web electronic publication.
www.fishbase.org,version(06/2014).
Gassner,H., Achleitner, D., & Luger, M. (2015). Guid-
ance on surveying the biological quality elements
part B1-fish (p. 40). Austrian Federal Ministry of
Agriculture and Forestry, Environment and Water
Management Department. Vienna:Austria.
Gayanilo,F. C. Jr., P. Sparre, & D. Pauly. (2005). FAO-
ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II) (p.
180). Revised version. User’s guide. Rome: FAO
ComputerizedInformationSeries(Fisheries)No.8.
Hadiaty, R. K. & Wirjoatmodjo, S. (2002). Studi
pendahuluan biodiversitas dan distribusi ikan di
Danau Matano, Sulawesi Selatan. JurnalIktiologi
Indonesia2(2), 23-29.
Harrison, E. (2014). Analyzing invasion success of
the mayan cichlid (Cichlasoma urophthalmum;
Günther) in Southern Florida (p. 172). Disserta-
tions. Florida International University.
Hedianto, D. A., Purnomo, K., & Warsa, A. (2013).
Interaksipemanfaatanpakanalamiolehkomunitas
ikan di Waduk Penjalin, Jawa Tengah. BAWAL,
5(1), 33-40. doi: http://dx.doi.org/10.15578/
bawal.5.1.2013.33-40
Hedianto, D. A., Purnomo, K., Kartamihardja, E. S.,
&Warsa,A.(2014).Parameterpopulasiikanlohan
(Cichlasoma trimaculatum, Günther 1867) di
WadukSempor,Jawa Tengah.J. Lit. Perikan.Ind.
20(2), 81-88. doi: http://dx.doi.org/10.15578/
jppi.20.2.2014.81-88
Hedianto, D.A. & Warsa, A. (2014). Invasi ikan lohan
(Cichlasoma trimaculatum, Gunther, 1867)
terhadap komunitas ikan diWaduk Sempor,Jawa
Tengah. In Seminar Nasional Perikanan Indone-
sia(pp.73-82).Jakarta:SekolahTinggiPerikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Hedianto, D. A., Sentosa, A.A., & Satria, H. (2018).
Aspek reproduksi ikan louhan sebagai ikan asing
invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan.
BAWAL. (in press)
Herder, F., Schliewen, U. K., Geiger, M. F., Hadiaty,
R. K., Gray, S. M., McKinnon, J. S., Walter, R.
P., & Pfaender, J. (2012). Alien invasion in
Wallace’s Dreamponds: records of the
hybridogenic “flowerhorn”Cichlid in Lake Matano,
with an annotated checklist of fish species intro-
227-239
237
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
duced to the Malili Lakes system in Sulawesi.
Aquatic Invasions 7(4), 521-535. doi: http://
dx.doi.org/10.3391/ai.2012.7.4.009.
Herrera, A. A. R., Gonzales, J. V., & Salgado, D. S.
P. (2009). Length–weight relationships and sea-
sonality in reproduction of six commercially uti-
lized fish species in the coastal lagoon of Tres
Palos (Mexico). J. Appl. Ichthyol. 25, 234-235.
Hildebrand, S. F. (1925). Fishes of the Republic of El
Salvador, CentralAmerica. Bulletin of the Bureau
of Fisheries 41, 236-287.
Ishikawa, T. & Tachihara, K. (2014). Introduction his-
tory of non-native freshwater fish inOkinawa-jima
Island: ornamental aquarium fish pose the great-
est risk for future invasions. Ichthyol.Res. 61, 17-
26.doi:10.1007/s10228-013-0367-6.
Karachle, P. K. & Stergiou, K. I. (2012).
Morphometrics and allometry in fishes. In Wahl,
C. (ed). Morphometrics. Available from://
www.intechopen.com/books/morphometrics/
morphometrics-and-allometry-in-fishes.
Kartamihardja, E. S. (1993). Some aspects of biol-
ogyandpopulationdynamicsof dominantfishspe-
ciesatKedungomboReservoir,Central Java,Indo-
nesia (p. 108). Thesis Master. Faculty of Fisheries
andMarineScience,UniversityPertanianMalaysia.
Kullander, S. O. (2003). Family Cichlidae (cichlids).
In R.E. Reis, S.O. Kullander & C. J. Ferraris Jr.
(Eds.), Checklist of the Freshwater Fishes of
South and Central America (pp. 605-654). Porto
Alegre, Brasil: Edipucrs.
Kumar,A. B. (2000).Exoticfishesandfreshwaterfish
diversity. Zoos.Print Journal15(11),363-367.
Lacerda, A. C. F., Takemoto, R. M., Poulin, R., &
Pavanelli,G.C. (2013) Parasites of the fishCichla
piquiti (Cichlidae) in native and invaded Brazilian
basins: release not from the enemy, but from its
effects.Parasitol.Res.112,279-288.doi:10.1007/
s00436-012-3135-z.
Liew, J. H., Carrasco, L. R., Tan, H. H., & Yeo, D. C.
J.(2016).Nativerichnessandspeciesleveltrophic
traits predict establishment of alien freshwater
fishes. Biol. Invasions 18, 3495-3512. doi:
10.1007/s10530-016-1241-z.
Linhares, J. C. S, Manna, L. R., Mazzoni, R., Carla
F. R. C. F., & Silva, J. F. R. (2014). Reproductive
tactics optimizing the survival of the offspring of
Cichlasoma orientale (Perciformes: Cichlidae).
Revista de Biología Tropical62, 1007-1018.
Lizárraga, M. A. G., Franco, F. E. S., de Jesus, J.
M., Arce, R. V. A.,Abunader, J. I. V., Perez, J. S.
R., & Messina, E. P. (2011). Population structure
and reproductive behavior of Sinaloa Cichlid
Cichlasomabeani (Jordan, 1889) in a tropicalres-
ervoir.NeotropicalIchthyology9(3),593-599.
Lopez, G. R. P., Ibarra, A. M. A., Gutie´rrez, M. E., &
Martinez,A. C. (2009).Differencesinreproductive
seasonality of the Central American cichlid
Cichlasoma urophthalmum from three “cenotes”
(sinkholes). J. Appl. Ichthyol. 25, 85-90.
Ng, H. H. & Tan, H. H. (2010).An annotated checklist
of the non-native freshwater fish species in the
reservoirs of Singapore. Cosmos 6, 95-116. doi:
http://dx.doi.org/10.1142/S0219607710000504
Nico, L. G., Beamish, W. H., & Musikasinthorn, P.
(2007). Discovery of the invasive Mayan Cichlid
fish “Cichlasoma” urophthalmum (Günther 1862)
inThailand,withcommentson other introductions
and potential impacts. Aquatic Invasions 2, 197-
214. doi: http://dx.doi.org/10.3391/ai.2007.2.3.7.
Njiru, M., Okeyo-Owour, J.B., Muchiri, M., & Cowx, I.
G. (2004). Some aspects of Nile tilapia
Oreochromis niloticus(L.) population characteris-
tics in Lake Victoria, Kenya (p. 9). Lake Victoria
EnvironmentalManagementProject.Kenya:Kenya
Marina & Fisheries Research Institute.
McMahan,C.D.,Geheber,A.D.,&Piller, K. R. (2010).
Molecular systematics of the enigmatic Middle
American genus Vieja (Teleostei: Cichlidae). Mo-
lecular Phylogenetics and Evolution 57, 1293-
1300. doi: http://dx.doi.org/10.1016/
j.ympev.2010.09.005
McNeely, J.A., Mooney, H. A., Neville, L. E., Schei,
P., & Waage, J. K. (eds.). (2001). A global strat-
egy on invasive alien species (60p). Switzerland:
IUCN Gland, UK: Cambridge.
Montcho,S.A., Laleye,A.,&Linsenmair, E.K.(2009).
Length-length, length–weight relationships and
condition factor of Nile perch, Lates niloticus
(Linnaeus, 1762) in the Pendjari River, West Af-
rica. Int. J. Biol. Chem. Sci. 3(3), 466-474.
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
J.Lit.Perikan.Ind. Vol.23 No.4 Desember 2017:
238
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Nielsen,L.A. &Johnson,D.L.(1985).Fisheriestech-
niques(p. 468).AmericanFisheriesSociety.Mary-
land: Bethesda.
Pauly, D. (1980). On the interrelationships between
natural mortality, growth parameters and mean
environmental temperature in 175 fish stocks. J.
Cons. int. Explor. Mer. 392, 175-192.
Pauly, D. (1982). Studying single species dynamics
inmultispeciescontext.InD.Pauly& G.I. Murphy.
(Eds.), Theory and management of tropical fish-
eries (pp. 33-70). Manila: ICLARM Conference
Proceeding9.
Pauly, D.(1983a).Somesimplemethodfosassessment
totropicalstock.FAO FishTech. Paper 234, 52.
Pauly, D. (1983b). Length-converted catch curves: a
powerful tool for fisheries research in the tropics
(part I). Fishbyte 1(2), 9-13.
Pauly D. & Munro, J. L. (1984). Once more on the
comparison of growth in fish and invertebrates.
Fishbyte 2(1), 21.
Pauly,D. (1991).Growthperformanceinfishes:rigor-
ousdescriptionofpatternsasabasisforunderstandeing
causalmechanisms.ICLARM4(3),3-6.
Prianto, E., Kartamihardja, E. S., Umar, C., & Kasim,
K. (2016). Pengelolaan sumberdaya ikan di
Komplek Danau Malili, Provinsi Sulawesi Selatan.
J. Kebijak. Perikan. Ind, 8(1), 41-52. doi: http://
dx.doi.org/10.15578/jkpi.8.1.2016.41-52
Putri, M. R. A. & Tjahjo, D. W. H. (2010). Analisis
hubungan panjang bobot danpendugaan param-
eterpertumbuhanikannila(Oreochromisniloticus)
diWadukIr.H.Djuanda.BAWAL3(2),85-92.http:/
/dx.doi.org/10.15578/bawal.3.2.2010.85-92
Rahman, A., Sentosa, A. A., & Wijaya, D. (2012).
(2012). Sebaran ukuran dan kondisi ikan zebra
Amatitlanianigrofasciata (Gunter,1867)diDanau
Beratan, Bali. J. Iktio. Ind. 12(2), 135-145.
Rao, R. K & Babu, K. R. (2013). Studies on length-
weight relationship of Mugil cephalus (Linnaeus,
1758) east coast of Andhra Pradesh, India. Adv.
Appl. Sci. Res. 4(3), 172-176.
Rocha, G. R. A. & Freire, K. M. F. (2009). Biology
anddominancerelationshipsofthe main fishspe-
cies in the Lake Encantada, Ilheus, Brazil. Acta
Limnol. Bras. 21(3), 309-316.
Sakai, A. K., Allendorf, F. W., Holt, J. S., Lodge, D.
M.,Molofsky,J.,With,K.A., Baughman,S.,Cabin,
R. J., Cohen, J. E., Ellstrand, N. C., McCauley,
D. E., O’Neil, P. O., Parker, I. M., Thompson, J.
N., & Weller, S. G. (2001). The population biology
of invasive species. Annu. Rev. Ecol. Syst. 32,
305-32.
Samuel & Makmur, S. (2012). Estimasi parameter
pertumbuhan,mortalitasdantingkatpemanfaatan
ikan tawes dan nila di Danau Tempe Sulawesi
Selatan.BAWAL4(1),45-52.doi:http://dx.doi.org/
10.15578/bawal.4.1.2012.45-52.
Satria, H., Tjahjo, D. W. H., Kartamihardja, E. S.,
Hedianto, D. A., Sentosa, A. A., Saepulloh, H.,
Sukamto, Rudi, A., & Waino. (2016). Penelitian
pengendalian ikan asing invasif (IAS) di Danau
Matano,KompleksDanauMalili,SulawesiSelatan
(p.97).LaporanTahunan.Purwakarta,JawaBarat:
Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi
Sumber Daya Ikan.
Sentosa, A. A. & Wijaya, D. (2013). Potensi invasif
ikan zebra Cichlid (Amatitlania nigrofasciata
Günther, 1867) di DanauBeratan,Bali ditinjaudari
aspekbiologinya.BAWAL5(2), 113-121.doi:http:/
/dx.doi.org/10.15578/bawal.5.2.2013.113-121.
Sparre, P. & Venema, S. C. (1999). Introduksi
pengkajian stok ikan tropis,Buku 1 Manual (p.
438). Jakarta: Pusat Penelitian dan
PengembanganPerikanan.
Sumanasinghe,H.P.W.&Amarasinghe,U. S. (2013).
Population dynamics of accidentally introduced
Amazon sailfin catfish, Pterygoplichthys pardalis
(Siluriformes, Loricariidae) in Pologolla reservoir,
Sri Lanka. Sri Lanka J. Aquat. Sci. 18, 37-45.
Tampubolon,P.A. R. P., Rahardjo,M. F.,& Krismono.
D. S. P. (2012). Pertumbuhan ikan oskar
(Amphilophuscitrinellus,Günther1864)diWaduk
IrH. Djuanda,JawaBarat.J. Iktio. Ind. 12(2), 195-
202.
Tampubolon,P.A. R. P., Rahardjo,M. F.,& Krismono.
(2014). Potensi ancaman invasif ikan oskar
(Amphilophuscitrinellus) di Waduk Ir.H. Djuanda,
Jawa Barat. Widyariset 17(3), 311-322. doi:http://
dx.doi.org/10.14203/widyariset.17.3.2014.311-321.
Umar, C., Kartamihardja, E. S., & Aisyah. (2015).
Dampak invasif ikan red devil (Amphilophus
citrinellus) terhadap keanekaragaman ikan di
perairan umum daratan di Indonesia. J. Kebijak.
227-239
239
Copyright © 2017, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)
Perikan. Ind. 7(1), 55-61. doi: http://dx.doi.org/
10.15578/jkpi.7.1.2015.55-61.
Warsa, A. & Purnomo, K. (2013). Selektivitas jaring
insang monofilamen dan aspek biologi ikan oscar
(Amphilophus citrinellus) di Situ Panjalu, Ciamis.
J. Lit. Perikan. Ind. 19(2), 65-72. doi: 10.15578/
jppi.19.2.2013.65-72.
Whitten,A.J.,Mustafa,M.,& Henderson,G.S.(2002).
TheecologyofSulawesiVolIV (p.754).Hongkong:
Periplus Ltd.
Winker, H., Weyl, O. L. F., Booth, A. J., & Ellender,
B. R. (2011). Life history and population dynam-
ics of invasive common carp, Cyprinus carpio,
within a large turbidAfrican impoundment. Marine
andFreshwaterResearch62,1270-1280.doi:http:/
/dx.doi.org/10.1071/MF11054
Yamane, D., Field, J. G., & Leslie, R. W. (2005). Ex-
ploring the effect of fishing on fish assemblages
using abundance biomass comparison (ABC)
curve. ICES J. Mar. Sci. 62, 374-379.
Zar, J. H. (1999). Biostatistical analysis, 4th ed (p.
663). USA: Prentice-Hall, Upper Saddle River.
Pendekatan Pola Peremajaan dan Laju….............di Danau Matano, Sulawesi Selatan (Hedianto, D.A & H. Satria)
... Danau Matano yang dikenal sebagai danau purba dengan tingkat endemisitas tinggi (Prianto et al., 2016), telah terindikasi masuknya beberapa jenis ikan introduksi (Herder et al., 2012) dan invasif yang mendominasi, yaitu ikan louhan dari famili Cichlidae (Hedianto & Satria, 2017;Hedianto et al., 2018) yang merupakan jenis ikan hibrid dari beberapa spesies Cichlid sehingga nama ilmiahnya tidak dapat ditentukan (Nico et al., 2007;Ng & Tan, 2010;McMahan et al., 2010). Ikan louhan diduga masuk ke perairan Danau Matano secara tidak sengaja (unintentional introduction) pada awal 2000 (Alitonang et al., 2015). ...
... Ikan louhan diduga masuk ke perairan Danau Matano secara tidak sengaja (unintentional introduction) pada awal 2000 (Alitonang et al., 2015). Selama kurun waktu 10-15 tahun telah menyebabkan ikan louhan mampu berkembang pesat dan berkembangbiak di perairan Danau Matano (Hedianto & Satria, 2017;Hedianto et al., 2018). Ikan ini telah menyebar pula di seluruh perairan Danau Matano, terutama di zona litoral (Sentosa & Hedianto, 2019). ...
Article
Full-text available
Interaksi trofik pasca masuknya ikan introduksi ataupun ikan asing invasif merupakan dasar untuk mengkaji tekanan ekologis terhadap ikan asli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi trofik komunitas ikan pasca berkembangnya jenis-jenis ikan asing invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Ikan contoh diperoleh dari hasil tangkapan jaring insang percobaan, jala lempar, dan seser pada Mei, Oktober, dan November 2015 serta Februari, Juli, dan September 2016. Analisis ekologi trofik yang dilakukan meliputi indeks bagian terbesar, tingkat trofik, luas relung dan tumpang tindih relung makanan, serta pola strategi makan. Hasil penelitian menunjukkan komunitas ikan yang tertangkap di Danau Matano terdiri atas 9 famili, 11 genera, dan 17 spesies. Ikan louhan mendominasi komunitas ikan di Danau Matano sebesar 53,62%. Makanan alami yang banyak dimanfaatkan oleh sejumlah ikan dalam komunitas adalah insekta (Diptera), Gastropoda (Tylomelania sp.), dan larva insekta (Chironomidae). Kelompok trofik komunitas ikan di Danau Matano terdiri atas detritivora, herbivora, insektivora, zoobentivora, dan piscivora. Masuknya ikan introduksi memunculkan kelompok trofik baru (detritivora dan herbivora). Ikan introduksi cenderung memiliki luas relung makanan yang lebih bervariasi. Kompetisi terhadap makanan alami kategori moderat banyak terjadi antara ikan asli dengan louhan. Strategi pola makan ikan asli di Danau Matano cenderung bersifat spesialis, sedangkan ikan introduksi memiliki strategi pola makan yang lebih bervariasi dan oportunistik. Ikan louhan sebagai ikan introduksi dominan yang bersifat invasif mampu memanfaatkan seluruh sumber daya makanan alami yang tersedia dan menempati tingkat trofik tertinggi di Danau Matano. Tekanan ekologi terhadap ikan asli oleh ikan asing invasif di Danau Matano terjadi karena adanya kompetisi terhadap makanan alami.Trophic interactions post-develpment of non-native fish or invasive alien fish species are the basis knowledge for assessing and preventing the ecological pressure on native fish. This research aims to analyze the trophic interactions of fish community post-development of invasive alien fish species in Lake Matano, South Sulawesi. Fish samples were obtained from the catch of experimental gill nets, cast nets, and push nets in May, October, and November 2015 along with February, July, and September 2016. Trophic ecological analysis carried out included index of preponderance, trophic level, niche breadth and niche overlap of natural food, and feeding strategy. The fish community caught in Lake Matano consists of 9 families, 11 genera, and 17 species. Flowerhorn cichlid dominates the fish community in Lake Matano by 53.62%. Natural foods that are widely used by a number of fish in the community are Insecta (Diptera), Gastropods (Tylomelania sp.), and larvae of Insecta (Chironomidae). The guild trophic of fish community in Lake Matano consists of detritivores, herbivores, insectivores, zoobentivores, and piscivores. The introduction of non-native species bring up to new guilds (detritivores and herbivores). Non-native fishes tends to have a variety niche breadth. Moderate competition for natural food resources between native fish and flowerhorn cichlid is quite high. Feeding strategy of native species in Lake Matano tend to be specialist, while non-natives species have more variety and opportunistic. Flowerhorn cichlid as dominant invasive alien fish species is able to utilize all natural food resources and occupies the highest trophic level in Lake Matano. Ecological pressure on native fish by invasive alien fish species in Lake Matano occurs due to competition in obtaining natural food resources.
... In contrast, studies conducted in Lake Matano, Sulawesi, found that flowerhorn fish in those waters exhibited a positive allometric growth pattern [85]. Meanwhile, other studies reported that flowerhorn fish in the P.B. Soedirman Reservoir, Central Java, demonstrated an isometric growth pattern [86]. ...
... Despite the escalating studies on the impact of the functional changes on socio-economic of household, the study on what determinant factors and how adaptation strategy of small-scale fishing households in Indonesia through coping strategies has overlooked by scholars. Previous published studies focused on strategy in diversifying income sources, utilizing social relationships, diversifying fishing gears and changing fishing grounds (Hedianto and Satria, 2018). Additionally, Aji et al. (2017) measures shrimp farmers' response in the sultanate's land management policy in Bantul through coping strategies, including criticizing decisions, accepting, forced acceptance, and self-evaluation. ...
Article
Full-text available
Small-scale fishers are always expected to adapt to fishing activities that cannot be conducted all year round due to weather and fishing season. This condition, especially when it is not the fish season, makes fishers face a problem. Notwithstanding, fishermen households need to develop an adequate adaptation strategy to solve the problem of fulfilling their needs, known as coping strategies. This study aims to analyze fishermen households' coping strategies in facing the fishing season and non-fish season by using fishermen's family resources and two types of internal and external family coping strategies. The data were gathered from approximately 150 small-scale fishing households using simple random sampling. The results indicate the fishers do fishing activities in three batch: peak season (68%), mild season (20%), and off-season (12%). The use of resources for fishermen households' coping strategy is carried out by diversifying the sources of household income. Some economic activities include cultivating forest land belonging to the forest department, marine tour guides, livestock, and his wife. This study also confirm that all households use internal family coping strategies with humor indicator as the highest percentage. Accordingly, the households also adopt the external family coping strategy to deal with the existing situation. This strategy follows the local community's characteristics and culture who are friendly and open and based on religion. The household coping strategy strengthening model is generated through the synergy of formal institutional roles in society and government institutions as policymakers.
... However, in Petea which is the region adjacent to the outlet area had a relatively low abundance, similar to Herder et al. [7]. The flowerhorn cichlid was able to be adapt in all types of habitat characteristics and various types of substrates, especially it on the sand bottom substrate and overgrown with submerged water plants where the fish abundantly found [7,27,28]. ...
Article
Full-text available
Lake Matano is one of the ancient lakes in East Luwu Regency, South Sulawesi, which has uniqueness and high endemicity for freshwater fishes. The presence of invasive alien fishes there can threaten the existence of endemic fishes. This study aimed to investigate the selectivity and effectiveness of the use of gillnets on several mesh sizes for controlling the population of invasive alien fishes in Lake Matano, South Sulawesi. Sampling was conducted in May, October, November 2015 and February, July, November 2016 using monofilament experimental gillnets with various mesh sizes (0.75, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0 inches) and twine (D = 0.15, 0.20, 0.25 mm). The mesh size of 1.5, 2.0, and 2.5 inches could catch flowerhorn cichlid as the dominant and invasive alien fish with little chance to catch native fishes in Lake Matano. The selectivity factor (SF) for the mesh size of 1.5, 2.0, and 2.5 inches was 3.02. The average catch size of flowerhorn cichlid captured by the mesh size of 1.5. 2.0, and 2.5 inches were 11.5, 15.3, and 19.2 cm, respectively. The yarn diameter did not significantly affect flowerhorn cichlid capture (P <0.05). However, the mesh size of 1.5 inches was significantly different (P>0.05) to other mesh sizes. For effectiveness, gillnet was better to operate in littoral areas of lakes, especially in the location associated with the sand substrate with macrophytes. The operation of the gillnet in Lake Matano needs to be regulated in terms of location and setting time to minimize the capture of fish species other than flowerhorn cichlid. Keywords: flowerhorn cichlid, gillnet selectivity, invasive species, Lake Matano, Louhan
... Waktu penangkapan dapat dilakukan sepanjang waktu, baik pada musim kemarau dan penghujan terutama saat puncak peremajaannya. Modus pola peremajaan ikan louhan di Danau Matano terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada April-Juni dengan puncak pada Mei di musim kemarau (16,19%) dan pada September-November dengan puncak pada Oktober untuk musim penghujan (6,05%) (Hedianto & Satria, 2017). ...
Article
Full-text available
Penelitian mengenai aspek reproduksi ikan asing invasif di Danau Matano dibutuhkan dalam upaya pengendalian dan pemberantasan populasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan louhan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk pengendalian ikan asing invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Sampel ikan diperoleh dengan menggunakan jaring insang percobaan dengan berbagai ukuran mata jaring pada Mei dan Oktober 2015 serta pada Februari, Juli, dan September 2016 di 14 stasiun penelitian. Penentuan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan ciri reproduksi primernya. Fekunditas total dihitung menggunakan metode gravimetrik. Ikan louhan yang tertangkap sebanyak 1.118 ekor terdiri atas 552 ekor ikan jantan, 512 ekor ikan betina, dan 54 ekor tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya. Nisbah kelamin secara temporal berada pada kondisi seimbang dengan perbandingan total sebesar 1,1:1. Ikan louhan jantan dan betina mencapai rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm50) masing-masing pada panjang total 12,6 cm dan 10,2 cm. Ikan jantan berukuran lebih besar daripada betina pada TKG yang sama. Diameter telur berkisar antara 0,25-2,35 mm (rerata 1,31±0,37 mm) dengan fekunditas berkisar antara 104-3.375 butir. Ikan louhan termasuk tipe pemijah bertahap dan mampu memijah sepanjang tahun di berbagai tipe karakteristik habitat. Puncak pemijahan terjadi pada musim penghujan dan kemarau. Substrat dasar berupa pasir berbatu di kedalaman 15 meter merupakan daerah utama pemijahan ikan louhan di Danau Matano. Rekomendasi pengendalian ikan louhan di Danau Matano melalui penangkapan perlu dilakukan sebelum mencapai ukuran Lm50, di seluruh daerah litoral danau (<10 meter) pada musim kemarau (April-Juni) dan penghujan (September-November).The information on fish reproduction aspects of invasive alien species in Matano Lake is required to setup measure for controlling and eradicating their population. This research aims to determine the reproductive aspects of flowerhorn cichlid that could used as a reference for controlling the invasive alien species in the Matano Lake, South Sulawesi. Sample was collected by using experimental gill-net with various mesh sizes in 14 research stations in several periods (May 2015, October 2015, February 2016, July 2016, and September 2016). Sex determination and gonadal stages identified based on the characteristics of primary reproduction. Total fecundity is calculated using gravimetric method. The total individual flowerhorn cichlid was 1,118 fishes that consists of 552 males, 512 females, and 54 unidentified. The temporary sex ratio indicated balance conditions by ratio 1.1:1. Length at first maturity (Lm50) of male and female of flowerhorn cichlid reached at 12.6 cmTL and 10.2 cmTL, respectively. Males are larger than females at the same gonad maturity stage. The eggs diameter ranged from 0.25 to 2.35 mm (average of 1.31 ± 0.37 mm) with fecundity ranged from 104-3,375 egg which indicated that flowerhorn cichlid was a partial spawner. Flowerhorn cichlid spawned throughout the year (multi spawning) in various types of habitat characteristics with spawning peaks in the rainy and dry seasons. Sandy rock in the depth of 15 meters is the main of spawning area of flowerhorn cichlid in the Matano Lake. The recommendation for controlling flowerhorn cichlid in Matano Lake by fishing, need to be done before its size reaching the Lm50, across the littoral area of the lake (<10 meters) in the dry (April-June) and rainy seasons (September-November).
Article
Full-text available
Ikan louhan, Amphilophus trimaculatus, merupakan salah satu spesies asing invasif, saat ini terindikasi mendominasi Bendungan Kalola. Informasi tentang ikan ini masih sangat kurang, bahkan morfometrik dan meristik spesies ini belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan perbedaan karakter morfometrik dan meristik ikan louhan jantan dan betina yang tertangkap di bendungan tersebut. Penelitian dilaksanakan bulan September-November 2023. Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan, dianalisis di Laboratorium Biologi Perikanan, Universitas Hasanuddin. Jumlah sampel yang digunakan berasal dari 2 stasiun, masing-masing sebanyak 30 ekor ikan jantan dan 30 ekor ikan betina untuk setiap stasiun. Pengukuran dilakukan terhadap 22 karakter morfometrik menggunakan caliper digital berketelitian 0,01 mm, dan penghitungan 14 karakter meristik. Data karakter morfometrik distandarisasi untuk mengurangi bias yang ditemukan dalam pengukuran. Analisis data dilakukan dengan uji diskriminan dan uji-t pada taraf α = 0,05. Hasil test of equality of group means dan hasil analisis diskriminan metode stepwise menunjukkan bahwa seluruh karakter memiliki nilai signifikan (p<0,05) dengan 13 karakter yang menjadi peubah atau diskriminator. Berdasarkan hasil uji-t untuk karakter meristik, rerata karakter meristik berbeda antarkelompok sampel kecuali karakter sisik di bawah linea lateralis (B), jari-jari keras sirip punggung (G) dan jari-jari lemah sirip anal (H). Ada lima karakter yang memiliki perbedaan antar keempat kelompok sampel yaitu sisik di atas linea lateralis (C), sisik di depan sirip punggung (D), jari-jari sirip dada kiri (JL), jari-jari sirip dada kanan (JR) dan jari-jari sirip ekor (L). Simpulan menunjukkan ikan louhan betina memiliki ukuran yang lebih besar daripada ikan jantan.
Article
Full-text available
Ikan Louhan adalah ikan hias dari famili Cichlidae yang tersebar dan menjadi invasif di Danau Matano. Penelitian ini mengkaji keberadaan ikan Louhan di Danau Matano, Sulawesi Selatan, dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sebarannya, supaya populasinya dapat dikendalikan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati jenis ikan asli dan endemik Danau Matano. Penelitian dilakukan di 13 stasiun pengamatan di Danau Matano pada tahun 2015 dan 2016. Data tangkapan ikan diperoleh dari hasil tangkapan jaring insang percobaan dan tangkapan nelayan. Ikan Louhan yang tertangkap berjumlah 4.156 ekor dengan kisaran panjang total 4,0‒35,0 cm dan kisaran berat tubuh 0,8–330,0 g. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan Louhan telah menyebar di seluruh perairan Danau Matano, terutama di daerah litoral. Kelimpahan tertinggi ditemukan di Stasiun Soroako dan Petea.
Article
Full-text available
p>Sistem Danau Malili yang terdiri dari Danau Matano, Towuti, Mahalona, Wawantoa, dan Masapi merupakan satu kesatuan sistem danau yang mempunyai keanekaragaman ikan yang cukup tinggi dan endemik. Danau Malili memiliki nilai strategis tersendiri karena keanekaragaman hayati yang tidak ditemukan di daerah lain. Keberadaan sumberdaya ikan tersebut semakin terancam akibat aktifitas manusia diantaranya i) pencemaran, ii) introduksi ikan, dan iii) budidaya ikan dalam happa yang tidak terkontrol. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan di komplek Danau Malili diperlukan upaya pengelolaan yang lestari. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merumuskan langkah pengelolaan sumberdaya perikanan di komplek Danau Malili secara berkelanjutan. Hasil studi menunjukkan sebanyak 59 jenis ikan ditemukan di komplek Danau Malili, 38 jenis ikan diantaranya adalah jenis endemik dan 18 jenis ikan dikategorikan sebagai jenis ikan langka berdasarkan IUCN 2001. Disamping itu, di komplek Danau Malili telah diintrodusikan tidak kurang dari 16 spesies ikan. Upaya untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan asli tersebut antara lain: i) pengendalian populasi ikan asing invasif, ii) penetapan suaka perikanan, iii) domestikasi, iv) re-stocking , v) pengendalian usaha budidaya ikan dalam happa. The Malili lake system consists of five interconnected lakes: Matano, Towuti, Mahalona, Wawantoa and Masapi. It’s unique habitat plays an important role of various native and endemic fishes. Currently, endemic fish in Malili lake system are increasingly threatened by human activities including i) contamination, ii) invasif fish species or fish introduction, and iii) uncontrolling cage culture. The aim of this paper is to formulate fisheries management effort in Malili Lake system to realize sustainability. Previous studies recorded as many as 59 species were found, consists of 38 endemic, 18 species categorized as endangered and 16 known as introduced species. Management effort should be addressed to preserve sustainable fish resources include: i) controlling invasive alien species, ii) establishing reserve area, iii) domestication, iv) re-stocking, v) controlling of cage culture.</p
Article
Full-text available
p>Keanekaragaman ikan air tawar di Indonesia sekarang menghadapi ancaman dari berbagai aktivitas manusia yang bisa menyebabkan punahnya ikan-ikan endemik, dan diperkirakan sekitar 87 jenis ikan Indonesia terancam punah. Beberapa faktor yang menjadi ancaman terhadap keanekaragaman ikan dan menimbulkan kepunahan diantaranya introduksi spesies. Perkembangan beberapa spesies ikan menjadi tak terkendali sehingga menjadi hama dan merugikan manusia. Salah satu di antaranya adalah masuknya ikan ‘Red Devil’ ke beberapa perairan umum daratan di Indonesia. Beberapa perairan yang terdapat ikan red devil, mengalami penurunan sumber daya ikan baik jenis maupun jumlah, bahkan beberapa jenis ikan asli banyak yang hilang. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji dampak keberadaan ikan ini terhadap keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan. Kajian ini bersifat desk study dan pengamatan langsung di lapangan. Verifikasi lapang dilakukan pada tahun 2011 dan 2012. Hasil tangkapan ikan red devil di beberapa perairan waduk dan danau di Indonesia sangat dominan bisa mencapai 40 – 60 %. Dampak dari invasi ikan ini antara lain adalah terjadinya perubahan ekosistem, yaitu penurunan keanekaragaman hayati, dan dampak terhadap kerugian ekonomi seperti biaya untuk mengendalikan jenis ikan asing dan penurunan produksi ikan ekonomis. Freshwater fish diversity in Indonesia is now facing threats from human activities that could lead to the extinction of endemic fish, and an estimated 87 Indonesian fish species threatened with extinction. Some factors that caused a threat to the diversity and extinction of fish is the introduction of new species. The development of some species of fish become uncontrollable and those being predators and caused a damage for humans life. One of them is the inclusion of Red devil fish to some inland waters in Indonesia. Some inland water that contains of red devil fish caused declining of fish resources in type or amount and extinction of original fish spesies many are missing. The aim of this paper is to examine the impact of these fish presence to the diversity of fish resources in waters. This study was using desk study and direct observation method. Field verification conducted in 2011 and 2012. Catch fish red devil in some lakes and reservoirs in Indonesia are very dominant and could reach 40-60 %. The impact of these fish are changes in ecosystemthat caused decreasing of biodiversity and the other consequences make some economic losses such as increasing the cost to control alien fish and decreasing in production of economical fish. </p
Article
Full-text available
Population dynamics of two cichlid species, Oreochromis mossambicus and 0. niloticus in two reservoirs in Sri Lanka were studied using length-based methods. Asymptotic total length (L.,.) and growth constant (K per year) of 0. mossambicus (L.,.. = 43.7 cm and K = 0.52 in Kaudulla; L_ = 45.0 cm and K = 0.45 in Minneriya) and 0. niloticus (L_ = 54.5 cm in both reservoirs; K = 0.35 and 0.48 in Kaudulla and Minneriya, respectively) were used to estimate mortality and exploitation rates (E). The growth performance of 0. mossambicus in both reservoirs was better than that of 0. mossambicus populations in various geographical areas. This may be due to introgressive hybridization between 0. mossambicus and 0. niloticus or a very favorable environment for 0. mossambicus in Sri Lank.an reservoirs which provide a variety of nutritious food sources. Length-structured Virtual Population Analysis indicates that fishing mortality rates are approximately constant throughout the recruited stocks, suggesting that the effects of gill-net selectivity on the catch samples are small. Relative yield-per-recruit analyses incorporating probabilities of capture indicate that 0. mossambicus and 0. niloticus yields in Minneriya could be increased by increasing size at first capture. In Kaudulla, any increase in E of 0. mossambicus stock would adversely affect the 0. niloticus stock. Also, increase in size at first capture of 0. niloticus to optimize yield would leave the 0. mossambicus stock underexploited.
Article
Full-text available
Penelitian mengenai aspek reproduksi ikan asing invasif di Danau Matano dibutuhkan dalam upaya pengendalian dan pemberantasan populasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan louhan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk pengendalian ikan asing invasif di Danau Matano, Sulawesi Selatan. Sampel ikan diperoleh dengan menggunakan jaring insang percobaan dengan berbagai ukuran mata jaring pada Mei dan Oktober 2015 serta pada Februari, Juli, dan September 2016 di 14 stasiun penelitian. Penentuan jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan ciri reproduksi primernya. Fekunditas total dihitung menggunakan metode gravimetrik. Ikan louhan yang tertangkap sebanyak 1.118 ekor terdiri atas 552 ekor ikan jantan, 512 ekor ikan betina, dan 54 ekor tidak dapat ditentukan jenis kelaminnya. Nisbah kelamin secara temporal berada pada kondisi seimbang dengan perbandingan total sebesar 1,1:1. Ikan louhan jantan dan betina mencapai rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm50) masing-masing pada panjang total 12,6 cm dan 10,2 cm. Ikan jantan berukuran lebih besar daripada betina pada TKG yang sama. Diameter telur berkisar antara 0,25-2,35 mm (rerata 1,31±0,37 mm) dengan fekunditas berkisar antara 104-3.375 butir. Ikan louhan termasuk tipe pemijah bertahap dan mampu memijah sepanjang tahun di berbagai tipe karakteristik habitat. Puncak pemijahan terjadi pada musim penghujan dan kemarau. Substrat dasar berupa pasir berbatu di kedalaman 15 meter merupakan daerah utama pemijahan ikan louhan di Danau Matano. Rekomendasi pengendalian ikan louhan di Danau Matano melalui penangkapan perlu dilakukan sebelum mencapai ukuran Lm50, di seluruh daerah litoral danau (<10 meter) pada musim kemarau (April-Juni) dan penghujan (September-November).The information on fish reproduction aspects of invasive alien species in Matano Lake is required to setup measure for controlling and eradicating their population. This research aims to determine the reproductive aspects of flowerhorn cichlid that could used as a reference for controlling the invasive alien species in the Matano Lake, South Sulawesi. Sample was collected by using experimental gill-net with various mesh sizes in 14 research stations in several periods (May 2015, October 2015, February 2016, July 2016, and September 2016). Sex determination and gonadal stages identified based on the characteristics of primary reproduction. Total fecundity is calculated using gravimetric method. The total individual flowerhorn cichlid was 1,118 fishes that consists of 552 males, 512 females, and 54 unidentified. The temporary sex ratio indicated balance conditions by ratio 1.1:1. Length at first maturity (Lm50) of male and female of flowerhorn cichlid reached at 12.6 cmTL and 10.2 cmTL, respectively. Males are larger than females at the same gonad maturity stage. The eggs diameter ranged from 0.25 to 2.35 mm (average of 1.31 ± 0.37 mm) with fecundity ranged from 104-3,375 egg which indicated that flowerhorn cichlid was a partial spawner. Flowerhorn cichlid spawned throughout the year (multi spawning) in various types of habitat characteristics with spawning peaks in the rainy and dry seasons. Sandy rock in the depth of 15 meters is the main of spawning area of flowerhorn cichlid in the Matano Lake. The recommendation for controlling flowerhorn cichlid in Matano Lake by fishing, need to be done before its size reaching the Lm50, across the littoral area of the lake (<10 meters) in the dry (April-June) and rainy seasons (September-November).
Article
Full-text available
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan introduksi yang mulai mendominansi hasil tangkapan ikan di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang bobot dan menduga parameter pertumbuhan dari ikan nila di Waduk Ir. H. Djuanda. Contoh ikan didapatkan selama bulan Pebruari sampai Nopember 2008. Data panjang dan bobot ikan dianalisis hubungan panjang bobotnya dan ditentukan parameter pertumbuhannya dengan menggunakan program FISAT II. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan ikan nila di Waduk Ir. H. Djuanda bersifat allometrik negatif dengan persamaan W=0,129L2,4608,yang menandakan pertambahan bobotnya tidak secepat pertambahan panjangnya (b<3) dengan faktor kondisi 1,15.Ukuran panjang ikan yang tertangkap berkisar antara 11-41 cm. Hasil pendugaan parameter pertumbuhan diperoleh L=44,10 cm, K=0,72 (per tahun), dengan Z=2,4, M=1,34, F=1,06, dan E=0,44. Nile tilapia (Oreochromis niloticus) is one of introduction fishes that begin to dominate yield of fish capture at Ir. H. Djuanda Reservoir. The aim of this research was to know the length weight relationship and growth parameters estimation of nile tilapia at Ir. H. Djuanda Reservoir. The samples were collected during February until November 2008. The length and weight data of nile tilapia were analyzed its length weight relationship and the growth parameters were evaluated by FISAT II. The research shows that the characteristic of nile tilapia growth’s at Ir. H. Djuanda Reservoir was allometric negative with similarity W=0.129L2.4608, that indicated the increasing of weight from this fish not fast as its length (b<3) with the condition factor of it was 1.15. The range measure of fish length that captured was 11-41 cm. The results from growth parameters estimation were L=44.10 cm, K=0.72 (per year), with Z=2.4, M=1.34, F=1.06, and E=0,44.
Article
Full-text available
Community level ecological traits are thought to affect invasibility as more diverse communities with complex trophic interactions may be associated with greater biotic resistance. Elucidation of the nature of this relationship is often hampered by difficulties in characterising food webs, particularly where field data are lacking. We attempted to overcome this by coupling food web modelling with information-theoretic analysis of the modelled webs. In addition, we also investigated the possibility that species level trends in trophic traits of established aliens might reflect exploitation of empty niches. We constructed hypothetical food webs of 26 natural and artificial lentic habitats from a data set consisting of 370 fish species representing 71 families. Using these food webs, we investigated associations at the community level between food web traits and network topology and number of alien fish species using an information-theoretic approach based on a set of competing a priori hypotheses. At the species level, we similarly tested for trends in trophic traits of established alien fishes using the information-theoretic approach in addition to nMDS of diet data. We found that native species richness in a community was the most important determinant of the number of alien fish taxa, displaying an inverse relationship. Our data also show that alien fish generally feed lower down the food web. Our findings suggest that the biotic resistance hypothesis, though scale dependent, can result in observable effects in animal communities. Moreover, we also found that the ability to exploit low energy yield food sources could favour the establishment of alien species via avoidance of resistive forces from native taxa.
Article
Danau Beratan yang terletak di kawasan Bedugul, Bali telah terintroduksiikan zebra cichlid (Amatitlania nigrofasciata Günther, 1867) secara tidak sengaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi ikan zebra sebagai ikan asing invasif di Danau Beratan berdasarkan kajian pada beberapa aspek biologinya. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapang di Danau Beratan, Bali pada bulan Mei, Juli dan Oktober 2011. Contoh ikan diperoleh menggunakan jaring insang percobaan dan jaring tarik. Analisis data meliputi hubungan panjang berat, faktor kondisi, parameter pertumbuhan, kebiasaan makanan dan aspek reproduksi ikan. Hasil penelitian menunjukkan ikan zebra mendominasi hasil penangkapan. Ikan tersebut memiliki faktor kondisi yang baik dengan nilai laju pertumbuhan tahunan (K) yang tinggi, bersifat generalis dalam memanfaatkan sumber daya makanan dan matang gonad pada ukuran panjang yang kecil. Karakteristik biologi inimengindikasikan ikan tersebut memiliki potensi invasif yang cukup tinggi. Lake Beratanislocated inBedugul, Balihas been an unintentional introduction ofzebracichlid(Amatitlania nigrofasciataGünther, 1867). The aim of this research was to determine thepotential ofzebra cichlid becomeinvasivealienfish speciesinLake Beratanbasedonseveralbiological aspects.The study was carried outby field surveymethods in Lake Beratan, Bali on May, JulyandOctober 2011. Fish samples was obtained usingexperimentalgillnetsandmodification ofseine nets. Data analysis included the lengthweightrelationship, conditionfactor, growth parameters, foodhabitsand its reproduction aspects. The results showedthat zebracichliddominatethe experimental catchin LakeBeratan. Analysis showedthese fishhavea goodconditionwith ahigh growth rate, have a generalist characteristic in exploitingthe natural food resourcesandmatureat small length size. A reviewforseveral biological aspects ofthe zebra cichlidshowedthatfishhavea highinvasivepotentialinLake Beratan.
Article
Ikan oskar (Amphilophus citrinellus) merupakan ikan asing di Waduk Ir. H. Djuanda yang saat ini merupakan ikan yang paling banyak tertangkap di waduk tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2011–Januari 2012 di Waduk Ir. H. Djuanda, Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengetahui beberapa aspek yang berkaitan dengan pemijahan ikan oskar. Contoh ikan ditangkap menggunakan jaring insang. TKG diamati secara visual dan fekunditas dihitung menggunakan metode gravimetrik. Total ikan contoh yang tertangkap selama penelitian berjumlah 460 ekor yang berasal dari enam stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan panjang total dan bobot tubuh ikan berkisar antara 62–210 mm dan 4,81–187,18 gram. Rasio kelamin ikan seimbang. Ukuran ikan jantan dan betina terkecil yang ditemukan matang gonad adalah 125 mm dan 121 mm. Ikan yang matang gonad paling banyak ditemukan pada bulan Desember untuk ikan betina dan Januari untuk ikan jantan. Fekunditas total berkisar antara 729–3.299 butir. Ikan oskar merupakan ikan pemijah bertahap.