Available via license: CC BY-NC-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
ISSN(p) 2354-9629 ISSN(e) 2549-1334
50
Pengutipan: Prijana, dan Yanto, A. (2017). Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi
akademik. Khizanah al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan, 5(1), 50-58.
DOI: http://dx.doi.org/10.24252/kah.v5i1a4
ABSTRAK
Pola baca mahasiswa dalam realita saat ini masih ada 2 (dua) tipe, yakni tipe kebut semalam
dan bertahap. Sementara sistem belajar mengajar mengalami perubahan, yakni dari TCL
(Teching Centre Learning) menjadi SCL (Student Centre Learning
), di mana mahasiswa dituntut
belajar mandiri. Penelitian ini bertujuan = untuk mengetahui hubungan prestasi akademik
mahasiswa dengan pola baca. Artikel ini merupakakan hasil penelitian eksperimen (N=37).
Teknik analysis data dengan menggunakan statistika deskriptif, yakni analisis Chi-Square.
Adapun hasil penelitian yaitu, pertama, diketahui Chi-square hitung = 4.51; Jika α = 0.10; dk=4;
makaChi-square tabel = 7.78; artinya Hipotesis: ditolak. Kedua, diketahui Chi-square hitung = 8.52;
Jika α = 0.10; dk=4; maka Chi-square tabel = 7.78; artinya Hipotesis: diterima. Kesimpulan
penelitian yaitu, team work
pengajaran yang konsisten akan memiliki peluang pada capaian
prestasi akademik mahasiswa. Sebaliknya team work
pengajaran yang tak konsisten akan
berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa.
Kata kunci: Pola baca mahasiswa, prestasi akademi, TC, SCL, tim pengajar
ABSTRACT
Reading pattern of an undergraduate student in reality still there are two types, i.e. type “cram (Sistem
Kebut Semalam)” and gradually. The current system of learning in higher education has been
transformed from a system of TCL (Teaching Centre Learning) into SCL (Student Learning Centre), who
demanded the students can study independently. The purpose of this research is to know the relationship
of academic achievement of students with the reading pattern. The method of research used experiment
(N = 37). Analysis of the method used is descriptive statistics, namely the Chi-Square analysis.The first
research results: Chi-square count = 4.51; If α = 0.10; DF = 4; then the Chi-square table = 7.78; this
means that the hypothesis is rejected. The second research results: Chi-square = count 8.52; If α = 0.10;
DF = 4; then the Chi-square table = 7.78; this means that the hypothesis is accepted. The conclusion of
this research is the consistent teaching team will have an opportunity at the close of student academic
achievement. Instead of team teaching is not consistently will have an effect on student academic
achievement.
Key words: Reading pattern, academic achievement, TCL, SCL, team teaching
HUBUNGAN POLA BACA MAHASISWA DENGAN
PRESTASI AKADEMIK
Prijana*, dan Andri Yanto*
*Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Padjadjaran, Bandung
prijana@unpad.ac, andri.yanto@unpad.ac.id
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 5 No. 1, Januari – Juni 2017
51
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam literatur Ilmu Perpustakaan
dan Informasi dikatakan bahwa kegiatan
membaca itu merupakan kegiatan
artifisial, yakni kegiatan yang dipelajari
dan berlangsung terus-menerus, bukan
budaya. Prijana & Saefullah (2015) dalam
hasil eksperimennya mengatakan bahwa
mahasiswa memiliki keterampilan dan
keterlatihan baca yang berbeda satu sama
lainnya, dan memiliki kecepatan waktu
baca yang berbeda satu sama lainnya.
Mereka yang memiliki prestasi akademik
lebih tinggi memiliki kecenderungan lebih
cepat waktu bacanya dibandingkan
dengan mereka yang memiliki prestasi
akademik lebih rendah. Mereka yang
memiliki prestasi akademik lebih tinggi,
memiliki kebiasaan baca yang juga
berbeda dengan yang memiliki prestasi
lebih rendah. Mereka yang memiliki
prestasi akademik lebih tinggi, sering
melakukan aktivitas baca dibandingkan
dengan yang memiliki prestasi akademik
lebih rendah.
Di sini tingkat keseringan baca
diartikan sebagai keterlatihan, sehingga
dapat dikatakan semakin terlatih
membaca, semakin cepat waktu bacanya.
Di sini faktor keterlatihan baca
menentukan waktu baca dan jumlah kata
yang dibaca. Sementara mahasiswa
memiliki kebiasaan baca (reading habit),
sekali baca teks langsung untuk
memahami, dan memiliki pola baca
sebagai berikut, kebut semalam dan pola
baca bertahap. Dalam hasil eksperimen
juga diketahui bahwa kemampuan baca
mahasiswa yang nyaman dalam sekali
baca teks pada kisaran 1000–2000 kata.
Jika mereka dilakukan dalam satu malam,
kemampuan efektif baca maksimum
diperkirakan hanya 3 (tiga) kali baca atau
memiliki rentang 3000– 6000 kata.
Frank Hatt (1976) dalam karya
bukunya The Reading Process secara
eksplisit mencoba untuk memahami apa
itu membaca, who is the reader? Ia katakan
“this reader, in existential reading situation, is
a person who is literate”, yang selanjutnya ia
tegaskan lagi bahwa “the reader is a literate
person”. Sementara Adler & Doren (1940)
pernah mengatakan “reading is tools”.
Moyle (1973), mengingatkan bahwa
membaca buku teks membutuhkan rasa
senang (enjoy read), artinya kemampuan
seseorang dalam membaca buku teks itu
terbatas, tidak mungkin dilakukan secara
terus menerus berjam-jam dalam sekali
baca. Kondisi dalam diri seseorang yang
bertindak sebagai kontrol adalah rasa
senang, yang akan membatasi seseorang
dalam aktivitas membaca. Di sini yang
dimaksud membaca adalah membaca
aktif dan membaca pasif. Jika yang
dimaksud adalah mengikuti materi
perkuliahan, maka aktivitas itu adalah
membaca pasif.
Prijana (2016) dalam studi
eksperimennya menunjukkan diketahui
(N=34) dan jika α = 0.25 ; df = 2 ; maka
nilai prestasi akademik mahasiswa
memiliki hubungan signifikan dengan
kemampuan membaca teks ilmu
pengetahuan melalui metode good
reading ; jika α = 0.10 ; df = 2 ; maka nilai
prestasi akademik mahasiswa memiliki
hubungan non-signifikan dengan
kemampuan baca teks ilmu pengetahuan
melalui metode good reading. Ini
menunjukkan metode baca good reading
masih diragukan untuk mendongkrak
prestasi akademik mahasiswa.
Prijana & Sukaesih (2016)
menggambarkan hubungan kemampuan
baca mahasiswa melalui metode good
reading dengan kemampuan menjawab
Prijana dan Andri Yanto: Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
52
soal multiplechoice, dengan (N=34) dan jika
α = 0.10; df=4;. Penelitian ini
menunjukkan bahwa kemampuan
menjawab soal multiplechoice memiliki
hubungan significant dengan metode baca
good reading. Di sini kemampuan
menjawab soal muitiplechoice memiliki
hubungan significant dengan metode baca
good reading, dengan derajat kepercayaan
90%.
Prijana & Yanto (2016) dalam studi
eksperimennya yang berjudul: Uji
Korelasi tentang prestasi akademik
dengan metode baca mahasiswa, dengan
(N=34) dan α = 0.01; df=32; diketahui
prestasi akademik memiliki hubungan
korelasi significant dengan metode baca
good reading. Disini prestasi akademik
memiliki hubungan korelasi significant
dengan metode baca good reading,
dengan derajat kepercayaan sampai 99%.
Hal lain yang menjadi perhatian
adalah adanya hasil simpulan dari
penelitian Arnold Riyan pada tahun 2016
yang menunjukkan bahwa faktor dosen
memiliki peran yang biasa saja atau
moderat terhadap dorongan membaca
mahasiswa pada buku teks. Walau
demikian, instruksi dosen dalam
memberikan tugas-tugas akademik cukup
memiliki arti dalam mendorong
mahasiswa untuk membaca buku teks.
Hal ini berlaku untuk mahasiswa pada
semua jenjang akademik atau dapat
dikatakan bahwa tugas-tugas akademik
dari dosen mampu mendorong
mahasiswa untuk membaca buku teks
(Riyan, Prijana & Sukaesih, 2015).
Berdasarkan hasil paparan di atas,
penelitian kali ini akan dilakukan
pengujian tentang hubungan prestasi
akademik dengan pola baca mahasiswa
terkait dengan adanya faktor dosen dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Rumusan Masalah
1) Apakah materi kuliah dosen A dan
dosen B memiliki efek signifikan
pada mahasiswa.
2) Apakah pola baca mahasiswa
memiliki hubungan signifikan
dengan prestasi akademik.
c. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui efek materi
kuliah dosen A dan dosen B.
2) Untuk mengetahui hubungan
prestasi akademik dengan pola
baca mahasiswa.
2. KAJIAN PUSTAKA
Kegiatan membaca bagi kalangan
mahasiswa menjadi sebuah tuntutan
sebagai bagian dari aktivitas akademik di
mana para mahasiswa diharapkan dapat
memperoleh informasi tentang topik-
topik yang sedang dibahas di perkuliahan
dan memiliki minat untuk membaca.
Kegiatan membaca tersebut
diharapkan dapat berimplikasi terhadap
prestasi akademik para mahasiswa
apabila mengetahui bagaimana pola baca,
proses membaca sampai pada
kemampuan memahami bahan bacaan
yang telah mereka baca serta mampu
berpikir kritis. Membaca merupakan
proses berpikir atau bernalar (proses aktif
dan bertujuan) yang dilakukan melalui
proses mempersepsi dan memahami
informasi serta memberikan makna
terhadap bacaan yang dilakukan oleh
pembaca melalui kegiatan visual untuk
mencocokkan huruf atau melafalkan
lambang bahasa tulis untuk memperoleh
pesan yang disampaikan penulis
(Pandawa, Hairudin & Sakdiyah, 2009).
Menurut Rivers & Temperly (1978)
dalam Pandawa, Hairudin & Sakdiyah
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 5 No. 1, Januari – Juin 2017
53
(2009) terdapat tujuh tujuan utama dalam
membaca yaitu; a) Memperoleh informasi
untuk suatu tujuan atau merasa penasaran
tentang suatu topic, b) Memperoleh
berbagai petunjuk tentang cara
melakukan suatu tugas bagi pekerjaan
atau kehidupan sehari-hari (misalnya,
mengetahui cara kerja alat-alat rumah
tangga), c) Berakting dalam sebuah
drama, bermain game, menyelesaikan
teka-teki, d) Berhubungan dengan teman-
teman dengan surat-menyurat atau untuk
memahami surat-surat bisnis, e)
Mengetahui kapan dan di mana sesuatu
akan terjadi atau apa yang tersedia, f)
Mengetahui apa yang sedang terjadi atau
telah terjadi (sebagaimana dilaporkan
dalam koran, majalah, laporan), g)
Memperoleh kesenangan atau hiburan.
Membaca sangat terkait dengan pola
baca yang digunakan seseorang terkait
dengan pengalamannya di lingkungan
tempat seseorang tersebut berkembang.
Pola baca (reading pattern) menurut Adhim
(2004) kecenderungannya dapat dibentuk
sejak anak baru lahir melalui penanaman
kebiasaan membaca dan berdampak
sampai seseorang tersebut hingga dewasa
yang pada akhirnya menjadi budaya. Pola
baca tersebut sangat terkait dengan
aktivitas mahasiswa dalam melakukan
kegiatan akademiknya dalam melakukan
proses membaca, terdapat mahasiswa
dalam proses membacanya secara
bertahap, adapula yang melakukan proses
membaca menggunakan sistem kebut
semalam untuk memahami serta
menguasai sebuah topik.
Tujuan membaca menjadi sangat
penting sebagai faktor yang
mempengaruhi dalam proses membaca
dan memahami bahan bacaan. Hubungan
antara tujuan membaca dengan
kemampuan membaca sangat signifikan.
Pembaca yang mempunyai tujuan yang
sama, dapat mencapai tujuan dengan cara
pencapaian berbeda-beda. (Pandawa,
Hairudin & Sakdiyah, 2009). Pada
tingkatan perguruan tinggi, hal yang
menjadi perhatian utama dalam kegiatan
akademik adalah keterampilan membaca
yang membutuhkan pemahaman
terhadap suatu topik.
Lebih lanjut dapat dijabarkan dua
karakteristik yang penting dalam
pembelajaran membaca dalam kegiatan
belajar mengajar. Karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis
dapat dianggap berada pada urutan
yang lebih rendah. Hal ini mencakup:
(a) pengenalan bentuk huruf; (b)
pengenalan unsur-unsur linguistik
(fonem/grafem, kata, frase, pola
klausa, kalimat, dan lain-lain); (c)
pengenalan hubungan/korespondensi
pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis); (d)
kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan bersifat pemahaman
yang dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih tinggi. Hal ini
mencakup: (a) memahami pengertian
sederhana (leksikal, gramatikal,
retorikal); (b) memahami signifikansi
atau makna (a.l. maksud dan tujuan
pengarang, relevansi/keadaan
kebudayaan, dan reaksi pembaca); (c)
evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);
(d) kecepatan membaca yang fleksibel,
mudah disesuaikan dengan keadaan
(Broghton et al., 1978, 211 dalam
Tarigan 1978, 12–13). (Pandawa,
Hairudin & Sakdiyah, 2009).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimen, yakni menguji
hipotesis, menguji keterkaitan variabel
bebas (independent variable) dengan
Prijana dan Andri Yanto: Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
54
variabel terikat (dependent variable). Di sini
variabel bebas merupakan variabel
rekayasa. Sementara variabel terikat
adalah konstan. Hasil rekayasa variabel
bebas terhadap variabel terikat dapat
diuji. David R. Krathwohl (1993) dalam
bukunya Methods of Educational and Social
Science memberi gambaran sebagai
berikut bahwa penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang paling murni
kuantitatif, semua prinsip dan kaidah-
kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode eksperimen
(Prijana, Winoto & Yanto, 2016).
Good dalam Sevilla (2008) memahami
metode eksperimen sebagai berikut,
paling sedikit dapat dilakukan dalam satu
kondisi yang dapat dimanipulasikan.
Sementara kondisi yang lain dianggap
konstan. Kemudian pengaruh perbedaan
kondisi tersebut dapat diuji. Manipulasi
kondisi merupakan karakteristik yang
membedakan penelitian eksperimen
dengan metode lainnya. Variabel bebas
dapat diartikan sebagai variabel
eksperimen yang karakteristiknya
diyakini menghasilkan perbedaan.
John W. Creswell (2010: 229) dalam
bukunya yang berjudul Research Design
memperhatikan aspek partisipan dalam
penelitian eksperimen, seperti cara
pemelilihan partisipan, dan ukuran
partisipan (size of participant). Cara
pemilihan partisipan dapat dilakukan
melalui 2 (dua) cara, yakni secara random
dan non-random atau yang disebut
dengan konvenien (convenien). Dalam
eksperimen kali ini menggunakan cara
konvenien, yakni tidak menggunakan cara
sampling. Di sini unit populasi langsung
dijadikan sebagai unit penelitian (N=37).
Perlakuannya adalah perlakuan within
group design, menguji 1 (satu) kelompok
yang diberi perlakuan saja (treatment),
partisipan dikelompokkan dalam
perlakuan yang berbeda-beda, dalam
ruang dan waktu yang berbeda.
Perlakuan pertama dilakukan sebut saja
dosen A dan perlakuan kedua dilakukan
dosen B, dengan tema yang sama materi
yang berbeda, dalam waktu yang berbeda
pula, dan tipe evaluasi yang berbeda.
Dosen A memberikan materi 7 (tujuh) kali
tatap muka, dan dosen B juga
memberikan materi 7 (tujuh) kali tatap
muka. Di sini partisipan adalah
mahasiswa program studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Ilmu Komuniasi
Universitas Padjadjaran.
Dosen A didampingi asisten dosen
atau sebut saja asisten dosen C. Dosen A
hadir di kelas memberikan materi kuliah
secara penuh dan asisten dosen C sit in di
kelas mengikuti materi kuliah. Setelah
pertemuan ketujuh, dosen A memberi
instruksi kepada asisten dosen C untuk
membuat soal multiplechoice untuk ujian
tengah semester (UTS). Soal ujian dibuat
oleh asisten dosen C dan dikoreksi oleh
dosen A. Di sini soal ujian sebagai alat tes
selama tujuh kali tatap muka di kelas.
Selanjutnya, dosen B juga melakukan hal
yang sama. Dosen B memberikan materi
kuliah di kelas dan didampingi asisten
dosen C. Selama pemberian materi di
kelas asisten dosen C lebih banyak
memberikan materi kuliah pada
mahasiswa dibandingkan dosen B. Setelah
pertemuan ketujuh, dosen B
menginstruksikan kepada asisten dosen C
untuk membuat soal ujian essay (UAS).
Soal ujian dimaksudkan sebagai alat tes
selama tujuh kali tatap muka. Di sini
asisten dosen C cenderung sebagai pihak
yang memberi materi kuliah dan
sekaligus yang membuat soal.
Selanjutnya metode analisis yang
digunakan adalah statistika sosial. Metode
analisis yang digunakan adalah statistik
deskriptif, yakni analisis kontingensi Chi-
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 5 No. 1, Januari – Juin 2017
55
kuadrat, dengan skala nominal. Prestasi
akademik diklasifikasi menjadi 5 (lima)
klasifikasi dengan menggunakan metode
penilaian PAP (Penilaian Acuan Patokan).
4. LANDASAN TEORI
Penelitian di sini dilakukan dua kali,
penelitian pertama dilakukan pada
kelompok eksperimen (N=37) dengan
treatment tujuh kali oleh dosen A dan
asisten dosen C, dan dievaluasi. Penelitian
kedua dilakukan pada kelompok
eksperimen (N=37) yang sama dengan
treatment tujuh kali oleh dosen B dan
asisten dosen C, dan dievaluasi.
5. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
a. Pertama: Dosen A dan Asisten dosen
C
Dalam penelitian pertama, peneliti
mencoba membangun hipotesis untuk
maksud pengujian hipotesis dengan Chi-
square (2X5) sebagai berikut,
H0: Pola baca mahasiswa memiliki
hubungan non-signifikan dengan prestasi
akademik.
H1: Pola baca mahasiswa memiliki
hubungan signifikan dengan prestasi
akademik.
Dengan menggunakan program SPSS
peneliti dapat mengetahui sel-sel tabel
kontingensi mengenai hubungan pola
baca mahasiswa dengan prestasi
akademik yang dicapai, setelah tujuh kali
tatap muka, seperti yang dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
Diketahui Chi-squarehitung = 4.51;
Jika α = 0.01; dk= 4, maka diketahui Chi-
squaretabel = 7.78 artinya Chi-squarehitung
lebih kecil daripada Chi-squaretabel. Jika
Chi-squarehitung lebih kecil daripada Chi-
squaretabel, maka hubungan pola baca
mahasiswa memiliki hubungan non-
signifikan dengan prestasi akademik. Di
sini Hipotesis: ditolak. Jika Hipotesis
ditolak, maka artinya nilai prestasi
akademik mahasiswa (nilai A, B, C, D,
dan E) tidak memiliki keterkaitan sama
sekali dengan pola baca yang dilakukan
mahasiswa, yakni pola kebut semalam
ataupun pola bertahap. Jika demikian,
maka terdapat faktor-faktor lain yang
dapat menentukan prestasi akademik
Pola Baca * Prestasi Akademik Crosstabulation
0
1
3
5
9
18
.5
1.5
1.5
4.9
9.7
18.0
1
2
0
5
11
19
.5
1.5
1.5
5.1
10.3
19.0
1
3
3
10
20
37
1.0
3.0
3.0
10.0
20.0
37.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Kebut Semalam
Bertahap
Pola Baca
Total
Nilai E
Nilai D
Nilai C
Nilai B
Nilai A
Prestasi Akademik
Total
Chi-Square Tests
4.510
a
4
.341
6.058
4
.195
.001
1
.974
37
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
df
Asymp. Sig.
(2-sided)
7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .49.
a.
λ2 = 4.51
Prijana dan Andri Yanto: Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
56
mahasiswa yang mana di sini hanya dapat
diketahui, namun tak dapat disebutkan
satu persatu.
b. Kedua: Dosen B dan Asisten Dosen C
Dalam penelitian kedua, peneliti
mencoba membangun hipotesis untuk
maksud pengujian hipotesis dengan Chi-
square (2X5) sebagai berikut,
H0: Pola baca mahasiswa memiliki
hubungan non-signifikan dengan prestasi
akademik.
H1 : Pola baca mahasiswa memiliki
hubungan signifikan dengan prestasi
akademik.
Dengan menggunakan program SPSS
peneliti dapat mengetahui sel-sel tabel
kontingensi mengenai hubungan pola
baca mahasiswa dengan prestasi
akademik yang dicapai, setelah tujuh kali
tatap muka, seperti yang dapat dilihat
pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
Diketahui Chi-squarehitung = 8.52; Jika α
= 0.01; dk= 4, maka diketahui Chi-
squaretabel = 7.78 artinya Chi-squarehitung
lebih besar daripada Chi-squaretabel. Jika
Chi-squarehitung lebih besar daripada Chi-
squaretabel, maka hubungan pola baca
mahasiswa memiliki hubungan signifikan
dengan prestasi akademik. Di sini
Hipotesis: diterima. Jika Hipotesis
diterima dengan derajat kepercayaan 90%,
maka artinya nilai prestasi akademik
mahasiswa ( nilai A, B, C, D, dan E )
memiliki keterkaitan dengan pola baca
mahasiswa, yakni pola kebut semalam
ataupun pola bertahap. Dalam tabel
kontingensi juga tampak bahwa pola baca
bertahap memiliki perolehan nilai mutu
akademik tinggi. Sementara pola baca
kebut semalam memiliki kecenderungan
dengan nilai mutu akademik lebih
rendah.
Pada penelitian pertama, dosen A
memberikan materi kuliah secara penuh,
dan asisten dosen C hadir di kelas. Materi
kuliah diberikan selama tujuh kali tatap
muka, dengan satu kali tatap muka
memiliki bobot 3 SKS. Sementara
mahasiswa menyimak dan sekali-kali
mencatat materi kuliah. Setelah tujuh kali
pertemuan, asisten dosen C diberikan
wewenang untuk membuat soal ujian
Pola Baca * Prestasi Akademik Crosstabulation
7
5
4
2
18
5.8
2.4
6.3
3.4
18.0
5
0
9
5
19
6.2
2.6
6.7
3.6
19.0
12
5
13
7
37
12.0
5.0
13.0
7.0
37.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Kebut Semalam
Bertahap
Pola Baca
Total
Nilai D
Nilai C
Nilai B
Nilai A
Prestasi Akademik
Total
Chi-Square Tests
8.521
a
3
.036
10.541
3
.014
3.292
1
.070
37
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
df
Asymp. Sig.
(2-sided)
4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.43.
a.
λ2=8.52
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 5 No. 1, Januari – Juin 2017
57
multiplechoice. Di sini dosen A cukup
memeriksa soal-soal yang dibuat asisten
dosen C. Pada penelitian kedua, dosen B
memberikan materi kuliah secara kurang
penuh, dan asisten dosen C lebih banyak
memberikan materi kuliah. Sementara
mahasiswa menyimak dan sekali-kali
mencatat materi kuliah. Setelah tujuh kali
pertemuan, asisten dosen C diberi
wewenang untuk membuat soal ujian.
Di sini tampak bahwa pada penelitian
pertama, pemberi materi dengan pembuat
soal ujian adalah berbeda. Sementara
pada penelitian kedua, pemberi materi
dengan pembuat soal ujian adalah relatif
sama. Kesamaan antara pemberi materi
dengan pembuat soal ujian tampaknya
memiliki hubungan dengan prestasi
akademik mahasiswa. Ketika pemberi
materi dengan pembuat soal adalah
berbeda, maka pola baca mahasiswa tidak
memiliki hubungan signifikan dengan
prestasi akademiknya, pada α=0.10; dk=4.
Namun ketika pemberi materi dengan
pembuat soal ujian adalah sama, maka
pola baca mahasiswa memiliki hubungan
signifikan dengan prestasi akademiknya,
pada α=0.10; dk=4.
6. KESIMPULAN
a. Jika pemberi materi dengan pembuat
soal adalah dosen yang sama, maka
pola baca mahasiswa memiliki
keterkaitan signifikan dengan prestasi
akademik, atau dapat dikatakan pola
baca mahasiswa berkaitan dengan
capaian prestasi akademik.
b. Pola baca dengan cara bertahap
memiliki keunggulan dibandingkan
dengan pola baca dengan cara kebut
semalam.
c. Team work pengajaran/dosen yang
konsisten memiliki peluang pada
capaian prestasi akademik mahasiswa.
Sebaliknya team work
pengajaran/dosen yang tak konsisten
akan mengganggu prestasi akademik
mahasiswa. Di sini artinya pemberi
materi kuliah sekaligus bertindak
sebagai pembuat soal ujian.
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, M. F. (2004). Membuat anak gila
membaca. Bandung: Mizania.
Adler, M. J. & Doren, C. V. (1972). How to
read abook. New York: Simon &
Schuster.
Babbie, E. (2008). The basics of social
research. (4th edition). CA:
Thomson.
Fisher, K. E. (2008). Theories of
information behavior. New Delhi:
Ess Publication.
Hatt, F. (1986). The reading process: a
framework for analysis and
description. Londo: Clive Bingley.
Krathwohl, D. R. (1993). Methods of
educational and social science. New
York: Longman.
Pandawa, N., Hairudin & Sakdiyah, M.
(2009). Pembelajaran membaca.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Prijana. (2016). Relationship to Read the
Text of Knowledge Science through
Good Reading Method with Value
Achievement as an Academic. In The
2016 International Conference on
Media (pp. 799-805). Bandung:
Unpad Press.
Prijana, Winoto, Y., & Yanto, A. (2016).
Metode penelitian kuantitatif Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
Bandung: Unpad Press.
Prijana, Erwina, W. & Winoto, Y. (2016).
Model dan teori ilmu perpustakaan
dan informasi. Bandung: Unpad
Press.
Prijana dan Andri Yanto: Hubungan pola baca mahasiswa dengan prestasi akademik
58
Prijana & Semendison, I. (2005). Metode
sampling terapan. Bandung:
Humaniora.
Prijana & Sukaesih (2016). Hubungan
kemampuan baca mahasiswa
melalui metode good reading
dengan kemampuan menjawab soal
multiplechoice. EduLib, 6(2), 129-
137. doi:
http://dx.doi.org/10.17509/edulib.v
6i2.5059.g3572
Riyan, A., Prijana, Sukaesih. (2015).
Potensi Membaca Buku Teks (Studi
Pada Mahasiswa Program Studi
Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran
Bandung). Jurnal Kajian Informasi
dan Perpustakaan, 3(2), 81-88. doi:
http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v3i
1.9491
Sevilla, C. G. (2008). Pengantar metode
penelitian. Jakarta: UI Press.
Singarimbun, M. & Effendi, S. (1989).
Metode penelitian survai. Jakarta:
LP3ES.
Sudjana (2005). Metoda statistika.
Bandung: Transito.