Content uploaded by Darma Rika Swaramarinda
Author content
All content in this area was uploaded by Darma Rika Swaramarinda on Apr 20, 2018
Content may be subject to copyright.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS X PADA SMK NURUL IMAN JAKARTA
GANTRIVITA NUR RAMIDA
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
UMI WIDYASTUTI
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
DARMA RIKA SWARAMARINDA
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
ABSTRACT
The research purpose is to accurate, valid, and reliable data concerning whether there is
correlation between intrinsic motivation and year 10th student’s learning achievement at
Nurul Iman Vocational High School Jakarta. The study was conducted for three months
from April to June 2014. The method adopted in the study is a survey method with a
correlational approach. The population in the study is all year 10th students at Nurul
Iman Vocational High School Jakarta, counted 122 students in total, and the feasible
population of the study is year 10th students majoring in office and administration,
counted 72 students. The sample used in the study is 62 students with proportionally
random technique. The instrument used in obtaining data for variable X (internal
motivation) was in the form of questionnaire with Likert Scale. For variable Y (learning
achievement) the data were collected from students’ grades on school report card in the
second semester of 2013/2014, issued by Nurul Iman Vocational High School Jakarta.
The data analysis technique was done by figuring out the regression equation and the
equation is Ŷ = 70.14 + 0.06X. The regression linearity test yielded Fcounting(1.37) < Ftable
(1.84) therefore it can be concluded that the equation is linear. The correlation
coefficient test of product moment yielded rcounting =0.286. The result of the study
concludes that there is positive correlation between intrinsic motivation and learning
achievement of year 10th students in Nurul Iman High Vocational School. The test of
determination coefficient yielded 8.17% therefore it can be concluded that there is
positive and significant correlation between intrinsic motivation and learning
achievement.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang
berkembang, secara terus menerus berusaha
mengadakan berbagai program yang
bertujuan memajukan bangsa. Salah satu cara
paling efektif adalah dengan pendidikan.
Berdasarkan data, perkembangan pendidikan
Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan
dengan negara-negara berkembang lainnya.
Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting dewasa ini. Untuk
membangun suatu negara yang kokoh,
pertama yang harus disiapkan adalah
pendidikan para warga negaranya. Hal ini
bertujuan agar dapat membangun dan
mempertahankan negara dengan baik. Sejak
zaman penjajahanpun, pendidikan sudah
sangat diperhatikan, khususnya pendidikan
sekolah. Salah satu cara memperoleh
pendidikan yang baik adalah dengan
bersekolah. Pendidikan merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara, seperti yang
tercantum dalam Undang-undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
Ayat 1 yang berbunyi, “Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan.
Di bidang pendidikan pemerintah
telah berusaha meningkatkan mutu
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan
bukan hanya memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana saja, tetapi juga perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum. Selain itu
kualitas tenaga pendidik dan kualitas siswa
juga menyumbang peran penting dalam
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan agar negara dapat
menyesuaikan dengan perkembangan
pendidikan dunia.
Pendidikan merupakan faktor yang
mempunyai peranan penting dalam
menentukan keunggulan suatu bangsa.
Karena dengan adanya pendidikan dapat
diciptakannya manusia yang memiliki
wawasan, sikap, mentalitas dan nilai-nilai
berbudi luhur. Demikian dapat diupayakan
perubahan sikap dan tata cara seseorang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui
pengajaran dan pelatihan.
Salah satu masalah penting yang
dihadapi dunia pendidikan itu sendiri ataupun
dikalangan masyarakat pada umumnya
adalah mutu pendidikan. Perlu adanya
penanganan yang sungguh-sungguh agar
mutu lulusan yang dihasilkan sesuai dengan
tuntutan dan harapan yang ada dalam
masyarakat dan dunia kerja.
Kemajuan bangsa Indonesia dapat
dilaksanakan dengan adanya perluasan
pendidikan sekarang telah dapat dinikmati
oleh semua lapisan dan golongan masyarakat.
Bertambahnya jumlah sekolah di Indonesia
menandakan kesadaran masyarakat untuk
berpendidikan tinggi. Keinginan untuk maju
dan hidup lebih baik dimasa mendatang
menjadi motivasi yang sulit diingkari.
Berbagai harapan muncul dan berkembang
seiring kemajuan zaman. Melalui pendidikan,
manusia Indonesia berkeinginan menjadi
manusia yang mandiri, cerdas dan berguna
bagi bangsa dan negara.
Berhasil atau tidaknya suatu proses
belajar mengajar salah satunya dapat diketahui
dari prestasi yang diperoleh seorang siswa
semasa belajarnya, yang berupa penambahan
pengetahuan dan kemahiran menuju arah
kemajuan. Agar tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan efektif dan efisien, guru
dituntut untuk mengoptimalkan peserta didik
untuk belajar sehingga dapat mencetak peserta
didik yang berkualitas dengan prestasi yang
memuaskan. Tetapi pada kenyataannya banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Hal tersebut disebabkan masing-masing
individu mempunyai karakteristik, latar
belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.
Sehingga siswa mempunyai prestasi belajar
yang berbeda. Suatu proses pembelajaran akan
berhasil jika tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik.
Adapun berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
fasilitas ruang kelas, lingkungan keluarga,
waktu belajar dan motivasi intrinsik.
Prestasi belajar juga turut dipengaruhi
oleh fasilitas ruang kelas. Fasilitas ruang kelas
merupakan salah satu faktor yang secara
langsung akan mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Siswa dapat belajar secara maksimal
jika didukung oleh fasilitas ruang kelas yang
nyaman. Fasilitas ruang kelas yang nyaman
menjadi sarana bagi siswa untuk belajar
semaksimal mungkin agar dapat berprestasi
bagi kemajuan dirinya dan sekolah. Sebaliknya
apabila fasilitas belajar kurang nyaman, maka
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
akan terhambat. Di SMK Nurul Iman Jakarta
mempunyai ruang kelas yang kurang luas dan
belum memenuhi standar ketentuan. Sehingga
guru tidak leluasa mengajar di dalam kelas.
Dan jarak meja siswa sangat sempit. Dengan
fasilitas ruang kelas yang kurang nyaman dan
belum memenuhi standar ketentuan tersebut
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa
menjadi rendah.
Prestasi belajar siswa juga tidak
terlepas dari faktor lingkungan keluarga.
Lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah lingkungan keluarga.
Sifat-sifat orangtua, ketegangan keluarga dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya
dapat memberi dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang
dicapai oleh siswa. Lingkungan keluarga siswa
di SMK Nurul Iman Jakarta berasal dari
keluarga menengah ke bawah. Banyak orang
tua yang acuh tidak memperhatikan prestasi
belajar siswa. Yang penting anak mereka dapat
bersekolah. Masalah prestasi belajar bagus
atau jelek tidak terlalu dipedulikan.
Lingkungan keluarga yang tidak mendukung
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa
menjadi rendah.
Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi
oleh waktu belajar yang kurang. Apabila
waktu belajar di kelas kurang, materi pelajaran
yang akan didapat siswa sangat sedikit.
Sehingga siswa kurang menguasai materi
pelajaran. Di SMK Nurul Iman Jakarta waktu
belajar dalam 1 jam pelajaran hanya 30 menit.
Jam efektif belajar mulai dari pukul 13.00 s/d
17.30 WIB. Dengan waktu belajar yang
kurang membuat prestasi belajar siswa tidak
ideal.
Faktor lain yang juga mempengaruhi
prestasi belajar adalah motivasi intrinsik.
Motivasi memiliki peranan yang strategis
dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorangpun yang belajar tanpa motivasi.
Dengan adanya motivasi intrinsik dapat
menentukan kesuksesan siswa dalam prestasi
belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi
intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar.
Oleh karenanya, motivasi intrinsik ini sifatnya
sangat kuat sebab siswa belajar atas
kehendaknya sendiri bukan karena orang lain.
Sehingga dia belajar karena ingin memperoleh
ilmu yang banyak dan ingin menjadi siswa
yang pandai maka peran motivasi intrinsik di
sini sangat penting, karena motivasi intrinsik
sangat berperan untuk mendapatkan prestasi
belajar yang baik. Siswa di SMK Nurul Iman
Jakarta motivasi intrinsiknya sangat rendah.
Dikarenakan jam masuk sekolah siang hari.
Pada saat jam pelajaran berlangsung siswa
banyak yang sering mengantuk sehingga tidak
fokus menerima pelajaran. Tidak ada dorongan
untuk belajar dari kesadaran sendiri. Banyak
yang mengerjakan tugas malas-malasan.
Keaktifan di dalam kelas sangat rendah. Jika
motivasi intrinsik siswa rendah, akan
mempengaruhi prestasi belajar menjadi rendah.
SMK Nurul Iman Jakarta merupakan
sekolah swasta yang terletak di Jl. Pisangan
Baru Timur No. 4A. Dari hasil pengamatan
dan observasi peneliti pada siswa kelas X saat
proses belajar mengajar berlangsung siswa
banyak yang kurang antusias dalam mengikuti
pelajaran. Banyak siswa yang berbincang-
bincang pada saat guru sedang menerangkan.
Hal tersebut terjadi karena letak jarak meja
antar siswa sangat sempit. Jika diberikan tugas
oleh guru tidak sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas di sekolah ataupun tugas
yang dikerjakan di rumah, siswa belajar tanpa
persiapan dan kurang aktif dalam
pembelajaran.
Prestasi belajar sangatlah penting
dalam menilai siswa setelah melakukan
aktivias atau kegiatan belajar. Tujuan siswa
belajar untuk mendapatkan prestasi belajar
yang bagus. Dengan meningkatkan motivasi
intrinsik siswa untuk lebih giat lagi belajar
tanpa ada paksaan dari orang lain, siswa akan
mendapatkan prestasi belajar yang bagus. Oleh
karena itu, prestasi belajar sangat menarik
untuk dijadikan sebagai bahan untuk diteliti
dan ditelusuri lebih lanjut. Hal itu dilakukan
sebagai bahan informasi yang dapat digunakan
untuk memperbaiki prestasi belajar siswa yang
masih rendah sehingga siswa dapat lebih
maksimal lagi belajarnya.
Berdasarkan hal tersebut yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan antara motivasi
intrinsik dengan prestasi belajar siswa kelas X
SMK Nurul Iman Jakarta.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nurul
Iman Jakarta yang beralamat di Jalan Pisangan
Baru Timur No. 4A pada bulan Mei sampai
Juni 2014.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survey,
karena untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan fakta secara langsung dari sumbernya.
Serta menggunakan pendekatan korelasional.
Data yang digunakan adalah data primer untuk
variabel X (motivasi intrinsik) dan data
sekunder untuk variabel Y (Prestasi Belajar).
Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMK Nurul Iman
sebanyak 122 siswa. Peneliti menggunakan
populasi terjangkau yaitu siswa kelas X
program keahlian administrasi perkantoran
sebanyak 76 siswa.
Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik acak proposional
(Proportional Random Sampling).
Teknik Pengumpulan Data
Prestasi Belajar (Variabel Y)
Definisi Konseptual
Prestasi belajar adalah kemampuan
bagi murid dalam pencapaian berfikir sebagai
hasil yang dicapai setelah siswa menerima
interaksi tindak belajar dan mengajar yang
dinyatakan dalam angka atau huruf maupun
kalimat di dalam raport siswa yang memiliki
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Definisi Operasional
Prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk
skor atau nilai.Data mengenai prestasi belajar
siswa merupakan data dokumenter yang
berupa nilai raport siswa pada Semester II
Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki aspek
kognitif.
Motivasi Intrinsik (Variabel X)
Definisi Konseptual
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
timbul dari dalam diri seseorang yang
disebabkan oleh dorongan untuk melakukan
sesuatu, untuk melakukan tugas guna
mencapai tujuan dan kebutuhan yang berkaitan
dengan aktivitas belajar, kebutuhan terhadap
materi pelajaran serta kebutuhan untuk
berprestasi.
Definisi Operasional
Motivasi intrinsik diukur dengan
menggunakan skala Likert yang
mencerminkan indikator motivasi intrinsik
yaitu dorongan dengan sub indikator yaitu
untuk melakukan sesuatu, untuk melakukan
aktivitas belajar, untuk melakukan tugas,
untuk mencapai tujuan dan indikator
kebutuhan dengan sub indikator berkaitan
dengan aktivitas belajar, kebutuhan terhadap
materi pelajaran serta untuk berprestasi.
Validasi Instrumen Motivasi Intrinsik
Berdasarkan hasil perhitungan,
reliabilitas terhadap butir-butir pernyataan
yang telah dinyatakan valid dihitung sehingga
didapat jumlah varians butir (∑Si2) adalah
22,02. Selanjutnya dicari jumlah varians total
(St2) sebesar 156,38 kemudian dimasukkan
dalam rumus Alpha Cronbach dan didapat
hasil rii sebesar 0,89. Hal ini menunjukkan
bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk
dalam kategori (0,800 – 1,000), maka
instrument dinyatakan memiliki reliabilitas
yang sangat tinggi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa instrumen yang berjumlah 34
butir pernyataan inilah yang digunakan
sebagai instrumen final untuk mengukur
variabel motivasi intrinsik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Uji Persamaan Garis Regresi
Analisis regresi linier sederhana
terhadap pasangan data penelitian antara
variabel motivasi intrinsik (Variabel X)
dengan prestasi belajar (Variabel Y)
menghasilkan koefisien arah regresi sebesar
0.06 dan konstanta sebesar 70,14. Dengan
demikian bentuk hubungan antara motivasi
intrinsik dengan prestasi belajar memiliki
persamaan regresi Ý = 70,14 + 0,06X.
Selanjutnya persamaan garis regresi tersebut
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor
motivasi intrinsik akan mengakibatkan
kenaikan prestasi belajar sebesar 0,06 skor
pada konstanta 70,14 (proses perhitungan
terdapat pada lampiran 22).
Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas variabel
dilakukan untuk menguji apakah galat taksiran
regresi Y atas X berdistribusi normal atau
tidak. Pengujian normalitas galat taksiran
regresi Y atas X dilakukan dengan
menggunakan uji Liliefors pada taraf
signifikan (α = 0,05) untuk sampel sebanyak
62 orang responden. Dengan kriteria pengujian
berdistribusi normal apabia Lhitung< Ltabel dan
jika sebaliknya maka galat taksiran regresi Y
atas X tidak berdistribusi normal. Hasil
perhitungan menghasilkan Lhitung (Lo) = 0,100,
sedangkan Ltabel (Lt) = 0,112. Hal ini
menunjukkan Lo< Lt, yang berarti Ho diterima,
sehingga dapat disimpulkan galat taksiran
regresi Y atas X berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis Penelitian
Uji Keberartian Regresi
Berdasarkan hasil perhitungan
hipotesis penelitian adalah “terdapat hubungan
yang positif antara motivasi intrinsik dengan
prestasi belajar”. Dengan kata lain semakin
baik motivasi intrinsik maka prestasi belajar
akan semakin meningkat, dan sebaliknya
apabila motivasi intrinsik buruk maka prestasi
belajar akan menurun.
Selanjutnya, dilakukan uji keberartian
regresi untuk menguji apakah persamaan
regresi Y atas X berarti (signifikan) atau tidak.
Pengujian keberartian regresi dilakukan
dengan kriteria pengujian regresi berarti
(signifikan) apabila Fhitung > Ftabel yang artinya
Ho ditolak. Dan dapat dibuktikan dengan hasil
perhitungan Fhitung = 5,24 sedangkan Ftabel =
4,00. Ini berarti Fhitung > Ftabel, maka pengujian
hipotesis statistiknya adalah Ho ditolak, yang
berarti persamaan regresi adalah signifikan.
Uji Liniearitas Regresi
Persamaan liniearitas persamaan
regresi untuk menguji apakah persamaan
regresi Y atas X membentuk garis liniear atau
tidak. Pada tabel distribusi F untuk mengukur
liniearitas regresi dengan dk pembilang (k-2) =
32 – 2 = 30 dan dk penyebut (n-k) = 62 – 32 =
30 pada taraf signifikan (α = 0,05) diperoleh
Fhitung = 1,37 sedangkan Ftabel = 1,84. Hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel yang berarti
regresi linier dan artinya Ho diterima.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa bukan secara kebetulan motivasi
intrinsik mempunyai hubungan positif dengan
prestasi belajar melainkan didasarkan pada
analisis statistik yang menguji signifikansi
hubungan dengan taraf signifikan (α = 0,05).
Uji Koefisien Korelasi
Hasil analisis koefisien korelasi
berguna untuk mengetahui keeratan hubungan
antara variabel X dan Y, hasil perhitungan
koefisien korelasi antara motivasi intrinsik
dengan prestasi belajar diperoleh dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi
product moment dari Pearson. Dari hasil
perhitungan penelitian diperoleh rxy = 0,286.
Ini berarti rxy > 0, sehingga dapat disimpulkan
antara motivasi intrinsik dengan prestasi
belajar terdapat hubungan yang positif.
Uji Keberartian Koefisien Korelasi
(uji t)
Uji keberartian (signifikan) koefisien
korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah
hubungan antara motivasi intrinsik dengan
prestasi belajar signifikan atau tidak. Uji
keberartian korelasi dilakukan dengan
menggunakan Uji-t pada taraf signifikan α =
0,05 dengan dk = n – 2. Kriteria pengujiannya
adalah Ho ditolak apabila thitung > ttabel, maka
korelasi yang terjadi signifikan.
Berdasarkan pengujian signifikansi
koefisien korelasi antara variabel motivasi
intrinsik dengan prestasi belajar sebagaimana
terlihat pada tabel di bawah, diperoleh thitung =
7,75 dan ttabel pada taraf signifikansi 0,05, dk
60 diperoleh angka 1,671 (proses perhitungan
terdapat pada lampiran 34). Karena thitung > ttabel
dan menolak Homaka Hoditolak atau dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ditujukan
untuk mengetahui besarnya variasi variabel Y
(prestasi belajar) ditentukan oleh variabel X
(motivasi intrinsik). Dari hasil perhitungan
diperoleh koefisien determinasi sebesar rxy2=
(0,286)2= 0,0817. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sebesar 8,17% variasi Y (prestasi
belajar) ditentukan oleh variasi X (motivasi
intrinsik).
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara motivasi intrinsik dengan
prestasi belajar di SMK Nurul Iman Jakarta
yang dapat dilihat dari peroleh nilai sebesar
7,75 jauh lebih besar daripada nilai taraf
signifikansi α = 0,05 yaitu 1,671. Pola
hubungan antar kedua variabel ini dinyatakan
oleh persamaan regresi Ý = 70,14 + 0,06X.
Persamaan ini memberikan informasi setiap
perubahan 1 tingkat motivasi intrinsik akan
mengakibatkan kenaikan prestasi belajar
sebesar 0,06 skor pada konstanta
70,14.
Hasil analisis korelasi sederhana
antara motivasi intrinsik dengan prestasi
belajar diperoleh nilai koefisien korelasi rxy
sebesar 0,286. Nilai ini memberikan
pengertian bahwa ada keterkaitan positif
antara motivasi intrinsik dengan prestasi
belajar, karena nilai r sebesar 0,286 artinya
semakin tinggi motivasi intrinsik maka
semakin tinggi prestasi belajar. Demikian
pula sebaliknya makin rendah motivasi
intrinsik maka semakin rendah prestasi
belajar.
Besarnya variasi variabel prestasi
belajar ditentukan oleh variabel motivasi
intrinsik dapat diketahui dengan cara
mengkuadratkan nilai koefisien korelasi
sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai
koefisien korelasi sederhananya adalah sebesar
0,0817 secara statistik nilai ini memberikan
pengertian bahwa kurang lebih 8,17% variasi
perubahan prestasi belajar di SMK Nurul Iman
Jakarta ditentukan atau dipengaruhi oleh
motivasi intrinsik.
Dari hasil yang didapat yaitu dapat
diinterprestasikan bahwa hubungan antara
motivasi intrinsik dengan prestasi belajar
signifikan dan memiliki hubungan yang positif.
Serta motivasi intrinsik memiliki kontribusi
yang berarti terhadap prestasi belajar pada
siswa SMK Nurul Iman Jakarta. Dengan
demikian hipotesis penelitian dapat diterima
dan dibuktikan kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono,
2004.Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arifin, Zainal, 2001. Evaluasi Instruksional
Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, 2004.Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin, 2010. Pengantar Psikologi
Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin, 2007. Tes Prestasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djaali, 2000. Pengukuran Dalam Bidang
Pendidikan. Jakarta: Program Pasca
Sarjana UNJ.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2008.Psikologi
Belajar. Edisi II. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fadlilah, Nur, 2011. “Pengaruh Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada
Mata Diklat Mail Handling”, Jurnal
Pendidikan Ekonomi: Vol 4, No.2.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita, 2010.
Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
Iskandar, 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah
Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Kreishan, Lana J. dan Yahya Al-Dhaima, 2013.
“Intrinsic and Extrinsic Motivation,
Orientation and Achievements in L2 of
Arab Learners of English, French and
German: A Study From Jordan”.
International Education Studies:
Vol 6, No.12.
Mahmud, 2010. Psikologi Pendidikan.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Margono, 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, M. Ngalim, 2004. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ristifa, Novi, 2012. “Pengaruh Motivasi
Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS
di SMA Negeri 1 Cerme”. Jurnal
Pendidikan Ekonomi: Vol 4, No.3.
Sagala, Syaiful, 2012. Konsep Dan Makna
Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Dan
Mengajar. Bandung: CV.
Alfabeta.
Santrock, John W., 2009.Education
Psychology. Third edition,Mc. Graw hill.
Sardiman A.M., 2010. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana, 2010. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
-------------------, 2002.Metode Statistika. Edisi
ke-6. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2007.Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005.Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Darwyan, Supardi dan Eneng Muslihah,
2009.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Diadit Media.
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tika, Prabundu, 2006. Metodologi Riset Bisnis.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tirtonegoro, Sutratinah, 2001.Anak
Supernormal. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B., 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, WS, 2000. Psikolog Pengajaran.
Jakarta: Grasindo.
Woolfook, Anita, 2009.Education Psychology.
Ninth edition.Pearson.
Yamin, Martinis, 2007.Kiat Membelajarkan
Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto,
2011. Teori-Teori Dasar Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
http://indonesiaberkibar.org/id/faktapendidika
n(Diakses tanggal 21 April 2014)