ArticlePDF Available

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Authors:

Abstract

ABSTRAK Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produksi tanaman. Dewasa ini penggunaan pupuk mulai bergeser dari kimia menjadi organik khususnya pada tanaman Hortikultura. Pergeseran ini salah satu penyebabnya adalah dengan penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Kailan (Brassica alboglabra) merupakan salah satu sayuran daun dari keluarga kubis-kubisan (Cruciferae). Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan daunnya. Untuk meningkatkan produksi kailan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah ketersediaan unsur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Perlakuan dosis pupuk kotoran kambing yaitu 1:4, 1:2, 1:1 serta kontrol tanpa menggunakan pupuk. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran kambing berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan bobot segar tanaman kalian. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing dengan dosis 1:4 sudah dapat meningkatkan bobot segar kalian. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing dengan dosis 1:2 sudah dapat meningkatkan jumlah daun kalian. Kata Kunci: Kailan, Kotoran Kambing, Pupuk Organik
Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun 2013 36
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (
Brassica oleraceae.
L)
Eka Rastiyanto A, Sutirman, Ani Pullaila
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Jl. Ciptayasa KM.01 Ciruas Serang-Banten
Telp.0254-281055, Email: ekabptpbanten@gmail.com
ABSTRAK
Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produksi tanaman. Dewasa
ini penggunaan pupuk mulai bergeser dari kimia menjadi organik khususnya pada tanaman
Hortikultura. Pergeseran ini salah satu penyebabnya adalah dengan penggunaan pupuk organik
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi
lahan. Kailan (
Brassica alboglabra
) merupakan salah satu sayuran daun dari keluarga kubis-
kubisan (
Cruciferae)
. Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan
daunnya. Untuk meningkatkan produksi kailan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah
ketersediaan unsur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk
kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Perlakuan dosis pupuk
kotoran kambing yaitu 1:4, 1:2, 1:1 serta kontrol tanpa menggunakan pupuk. Hasil penelitian
menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran kambing berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun dan bobot segar tanaman kalian. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing
dengan dosis 1:4 sudah dapat meningkatkan bobot segar kalian. Pemberian pupuk kandang
kotoran kambing dengan dosis 1:2 sudah dapat meningkatkan jumlah daun kalian.
Kata Kunci: Kailan, Kotoran Kambing, Pupuk Organik
PENDAHULUAN
Pertanian organik saat ini mulai berkembang seiring permintaan pasar akan pentingnya
optimalisasi kesehatan. Di Indonesia pertanian organik mengalami perkembangan kemajuan
yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayuran dan buah segar
yang ditanam dengan pertanian sistem organik (
organic farming system
) mempunyai rasa,
warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada menggunakan pertanian anorganik. Sayuran
merupakan salah satu sumber unsur vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Dewasa ini produk pertanian organik seperti sayuran mulai diminati konsumen khususnya kelas
menengah ke atas yang bersedia membayar lebih mahal untuk produk pangan yang sehat,
aman, dan ramah lingkungan.
Kailan (
Brassica alboglabra
) merupakan salah satu sayuran daun dari keluarga kubis-
kubisan (
Cruciferae)
. Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan
daunnya. Untuk meningkatkan produksi Kailan salah satu hal yang sangat mempengaruhinya
adalah ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Apalagi jika ditanam pada tanah
Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun 2013 37
gleisol yang unsur haranya kurang, sehingga perlu dilakukan penambahan unsur hara yakni
melalui pemupukan (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produksi tanaman.
Dewasa ini penggunaan pupuk mulai bergeser dari kimia menjadi organik khususnya pada
tanaman Hortikultura. Pergeseran ini salah satu penyebabnya adalah dengan penggunaan
pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan (Kloepper, 1993). Menurut Sutejo (2002), pupuk organik
mempunyai fungsi yang penting dibandingkan dengan pupuk anorganik yaitu dapat
menggemburkan lapisan permukaan tanah (topsoil), meningkatkan populasi jasad renik,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Dalam kegiatan pertanian organik kebanyakan petani menggunakan pupuk
kandang. Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam, dan kotoran
kelelawar. Salah satu ternak yang cukup berpotensi sebagai sumber pupuk organik adalah
kambing. Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiranbutiran yang
agak sukar pecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan
proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pupuk kandang kambing umumnya masih di antara
20-25. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N kurang dari 20, sehingga pupuk
kandang kambing akan lebih baik penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu. Kadar hara
pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang yang
berasal dari kotoran sapi dan kerbau, namun lebih rendah dibandingkan pupuk kandang yang
berasal dari kotoran ayam, babi, dan kuda (Hartatik dan Widowati, 2006). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran kambing terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman Kailan.
METODOLOGI
Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Singamerta, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Banten. Penelitian dilaksanakan pada Oktober Desember 2013. Bahan yang
digunakan adalah benih kalian varietas Nova, tanah (gleisol), pupuk kotoran kambing, polybag
ukuran 40 X 40 cm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
empat perlakuan taraf takaran pupuk yang masing masing memiliki 5 ulangan. Takaran pupuk
kandang yang digunakan adalah P0: Kontrol (tanpa pupuk kandang); P1: 1:4 (setiap 1 takaran
pupuk kandang menggunakan 4 takaran tanah); P2 : 1:2 (1 pupuk kandang menggunakan 2
Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun 2013 38
tanah) dan P3: 1:1 (1 Pupuk kandang menggunakan 1 tanah). Peubah yang diamati adalah
jumlah daun dan bobot segar tanaman. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis ragam
dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf a = 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tambahan pupuk organik kotoran
kambing menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun dan bobot segar tanaman
kalian. Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian tambahan pupuk kotoran kambing dengan
takaran 1:4 sudah mampu meningkatkan bobot segar tanaman kalian.
Tabel 1. Rata rata jumlah daun dan bobot segar tanaman kalian umur 30 HST pada berbagai
takaran pupuk organik kotoran kambing.
Takaran Pupuk Organik
kotoran kambing (%)
Jumlah daun kalian
(helai)
Bobot segar tanaman kalian
(gram)
0
3.80a
72.30a
1:4
4.40a
81.22b
1:2
6.20b
87.12c
1:1
7.40c
97.16d
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada
taraf ά = 5%
Menurut Sugeng (2012), tujuan pemberian pupuk terutama pada tingkat produksi tinggi,
adalah (a) melengkapi penyediaan hara secara alami yang ada didalam tanah untuk memenuhi
kebutuhan tanaman (b) menggantikan unsur-unsur hara yang hilang karena terangkut dengan
hasil panen, pencucian dan sebagainya (c) memperbaiki kondisi tanah yang kurang baik atau
mempertahankan kondisi tanah yang sudah baik untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan
merupakan salah satu tindakan pemeliharaan tanaman yang bertujuan menambah ketersediaan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil tanaman.
Respon yang ditimbulkan tanaman akibat tindakan pemupukan yaitu berupa
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Respon tersebut dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor genetis dari tanaman itu sendiri dan faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, ketersediaan
unsur hara (Gardner et al.,1985). Pada penelitian ini didapatkan bahwa penambahan pupuk
kandang kotoran kambing taraf 1:2 dan 1:1 menunjukkan pengaruh yang nyata pada
penambahan jumlah daun. Menurut Gardner dkk (1985), ketersediaan nitrogen yang tinggi
Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun 2013 39
menyebabkan pertambahan pucuk lebih dominan. Kekurangan nitrogen dan posfor dapat
mempengaruhi jumlah daun. Jumlah dan luas daun merupakan salah satu indikator
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian pupuk organik kotoran kambing dapat
meningkatkan ketersediaan nitrogen, posfor dan unsur lainnya yang dibutuhkan tanaman
kalian. Presentase kandungan hara berbagai jenis pupuk organik dari ternak dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Persentase kandungan hara pupuk kandang jenis ternak.
Jenis Ternak
N
P2O5
K2O
Kambing
0,83 0,95
0,35 0,51
1,00 1,20
Sapi
0,10 0,96
0,64 1,15
0,45 1,00
Babi
0,46 0,50
0,35 0,41
0,36 1,00
Kuda
0,64 0,70
0,81 0,25
0,55 0,64
Ayam
1,00 3,13
2,80 6,00
0,40 2,90
Sumber: Effi (2009)
Penambahan jumlah daun berhubungan dengan aktifitas sel-sel meristimatik di titik
tumbuh, yang terjadi akibat pembelahan sel meristem apikal pada kuncup terminal dan kuncup
lateral yang menghasilkan sel-sel baru dan akan menumbuhkan daun (Kimbal, 1990).
Pertumbuhan juga didukung oleh ketersediaan unsur-unsur hara yang cukup antara lain
nitrogen, posfor dan kalium (Indranada, 1986). Menurut Sitompul dan Guritno (1995), daun
berfungsi sebagai organ untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Pengurangan jumlah daun
menyebabkan pengurangan laju fotosintesis tanaman. Pada proses fotosintesis, unsur hara juga
berperan dalam aktivitas metabolisme tanaman.
Berat basah tanaman merupakan hasil akumulasi fotosintat dalam bentuk biomasa
tanaman dan kandungan air pada daun (Irianto, 2008). Dalam penelitian ini penambahan
pupuk kandang kotoran kambing taraf 1:4 sudah menunjukan pengaruh yang nyata terhadap
berat basah atau bobot segar tanaman. Menurut Loveless (1987), bahwa sebagian besar berat
basah tumbuhan disebabkan oleh kandungan air. Air berperan dalam turgiditas sel, sehingga
sel-sel daun akan membesar. Menurut Lahadassy (2007), untuk mencapai berat basah yang
optimal, tanaman masih membutuhkan banyak energi maupun unsur hara agar peningkatan
jumlah maupun ukuran sel dapat mencapai optimal serta memungkinkan adanya peningkatan
kandungan air tanaman yang optimal pula. Tejadinya perbedaan yang nyata pada bobot segar
kailan, diduga karena adanya perbedaan jumlah air yang terkandung di dalam tanaman. Hal ini
sejalan dengan sifat kailan yang sukulen (banyak mengandung air). Menurut Gardner el al.,
Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun 2013 40
(1985) antara 70 sampai 90% dari bagian tanaman budidaya yang sedang aktif tumbuh terdiri
dari air.
KESIMPULAN
1. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan
bobot segar tanaman kalian. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing dengan dosis 1:4
sudah dapat meningkatkan bobot segar kalian. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing
dengan dosis 1:2 sudah dapat meningkatkan jumlah daun kalian
2. Pemberian pupuk kandang kotoran kambing dengan taraf 1:1 merupakan yang paling
optimal dalam budidaya kalian terutama menigkatkan jumlah daun kalian dan bobot segar
kalian.
DAFTAR PUSTAKA
Effi I M, (2009) Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi, penebar swadaya Jakarta.
Gardner, Pearce, dan Mitchell. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit UI. Jakarta.
Hartatik dan Widowati, 2007. Pupuk organic dan pupuk hayati organic fertilizer and biofertilizer.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor 2006.
Indranada, K.H. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta.
Irianto. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Kailan (Brassica albogabra) Pada Berbagai Dosis Limbah
Cair Sayuran. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008 .
Kinbal, J.W. 1990. Biologi Terjemahan Siti Sutarni T dan Sugimin. Erlangga. Jakarta.
Kloepper, J.W. 1993. Plant growth-promoting rhizobacteria as biological control agents. In
F.Blaine Metting, Jr. (Ed.). Soil Microbiology Ecology, Applications in Agricultural and
Environmental Management. Marcel Dekker, Inc., New York.
Lahadassy.J. 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi.
Jurnal Agrisistem.
Loveless. A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta.
Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Sugeng (2012) Pupuk dalam peningkatan produksi tanaman. Malang 2012.
Sutejo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
... The biochar treatment's low yield on the dry weight parameter is assumed to be attributable to a less optimum photosynthetic process. According to Rastiyanto et al. (2013), the fresh weight of plants is mainly determined by the water content of the plant body. Water is critical for cell turgidity, which causes plant cells to grow larger. ...
... Wasonowati (2009) states that the component of the plant that produces dry weight is the chlorophyll-containing portion. Organic goat manure can help boost the availability of nitrogen, phosphorous, and other essential nutrients for plants (Rastiyanto et al., 2013). According to Situmeang et al. (2015), incorporating biochar into the soil with organic matter such as manure will improve soil fertility. ...
Article
Full-text available
Cabbage (Brassica oleracea var capitate), broccoli (B. oleraceae L. var italica), carrots, and cauliflower (B. oleracea var botrytis) are the primary vegetable crops grown in Ngablak. The role of chemical fertilizers in crop enhancement cannot be avoided in the production of vegetables. Chemical fertilizers come in a variety of forms, including nitrogenous, phosphate, and potassium fertilizers. Fertilizer use not only boosts crop yield, but also modifies the physical, chemical, and biological aspects of the soil. However, the continual use of chemical fertilizers has led to a loss in soil organic matter (SOM) and a deterioration in the quality of agricultural soil. The excessive use of chemical fertilizers hardens the soil, diminishes soil fertility, pollutes the air, water, and soil, and depletes vital soil nutrients and minerals, consequently posing environmental risks. This research breakthrough is needed to reduce chemical fertilizers. Biochar, a pyrolyzed or anaerobically-grown biomass, could be used. This study examined the effects of biochar on disease suppression and yield in Brassica oleracea plants in rich soils in Magelang, Central Java. The treatment of this study was control, biochar, biochar+compost. The results of this study can be concluded that the maximum wet and dry weight of broccoli and cabbage plants was achieved in the biochar+compost treatment. Biochar and biochar+compost can enhance the nutrient content of the soil in broccoli, cauliflower, and cabbage. In addition, biochar has an effect (positive or negative influence) on disease in test plants. During June observations, the controls had the highest incidence and plant disease severity, whereas adding biochar and biochar+compost reduced disease incidence and plant disease severity. Increased potassium in conjunction with changes in the chemical characteristics i.e. increasing pH, total N, and C- organic of the soil results in the formation of resistance.
... Studi kasus ini membahas pelaksanaan program KKN-PMD di Kelurahan Dodu, dengan fokus pada pemanfaatan limbah organik untuk pembuatan pupuk kompos dan bokashi serta dampaknya terhadap masyarakat setempat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rastiyanto et al., (2013) bahwa program ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan limbah organik di Kelurahan Dodu, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan penggunaan bahan kimia dalam proses pertanian. Program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan di wilayah lain dengan karakteristik serupa, serta memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam upaya bersama mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan (Kurnia M. et al,. ...
Article
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram tahun 2024 dilaksanakan di Kelurahan Dodu, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan fokus pada peningkatan pengelolaan limbah organik dari pertanian dan peternakan. Meskipun wilayah ini kaya sumber daya, masalah pengelolaan limbah menjadi tantangan lingkungan. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dalam pembuatan pupuk kompos dan bokashi dari limbah organik. Metode kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan praktis, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Pelatihan ini berhasil meningkatkan keterlibatan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan limbah, dengan umpan balik positif dan kesiapan untuk melanjutkan praktik ini secara mandiri. Inisiatif ini berhasil mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan dan memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan masyarakat setempat.
... The use of organic fertilizers can increase the quality of agricultural output and prevent soil degradation. (Rastiyanto et al., 2013). ...
Article
Full-text available
Oil palm seedlings can be grown using either organic or inorganic fertilization; however, organic fertilization is more environmentally beneficial. This study seeks to determine the impact of organic fertilizer type and dosage on the growth of oil palm seedlings in the main nursery. This investigation employed a two-factor factorial experimental method arranged in a completely randomized design (CRD). The form of organic fertilizer consists of three levels: banana stems, water hyacinth, and manure. The second factor is the organic fertilizer dosage, which consists of three levels: 100g, 250g, and 300g. Five repetitions yielded nine treatment combinations and one control treatment (plants without organic fertilizer ) from these treatments. Observations included plant height, leaf count, stem diameter, fresh crown weight, dried shoot weight, root length, fresh root weight, dry root weight, and root volume. The results demonstrated a significant interaction between the type and dosage of organic fertilizer on the parameters of plant height, root length, shoot fresh weight, root fresh weight, and root volume. The combination that yields the greatest results is 300 grams of manure. Applying organic fertilizer in varying quantities results in superior plant growth compared to the control (without organic fertilizer ).
... One of the efforts to increase the availability of chili is to increase chili production by planting and fertilizing (Hariyadi et al., 2019). Fertilization has the aim of increasing the availability of nutrients needed by plants (Rastiyanto et al., 2013). As stated by Lingga and Marsono (2008) that organic and inorganic fertilizers can add nutrients to the soil which will increase plant growth optimally. ...
Article
Full-text available
Alcohol factory waste which still contains a number of nutrients when enriched with manure is good enough to increase the growth and yield of chili. This research was conducted in Jengglong, Jatisobo Village, Polokarto District, Sukoharjo Regency which took place from September 2019 to January 2020. This study used a completely randomized design with two factors and three replications. The first factor consists of 3 levels of Liquid Organic Fertilizer: waste alcohol + EM4, waste alcohol + EM4 + goat manure, alcohol waste + EM4 + a combination of 3 manure (chicken, goat, cow). The second factor dosage of liquid organic fertilizer consists of 4 levels: 0, 1000, 2000, 3000 l/ha. The results of the study showed that the kind and dosage of liquid organic fertilizer enriched with manure did not significantly affect the growth and yield of chili, but the interaction of the two treatments had a significant effect on the yield of chili. The highest weight of red chili was obtained in the treatment of waste alcohol + EM4 + a combination of 3 manure (chicken, goat, cow) with a dose of 3000 l/ha. In conclusion, the use of alcohol waste for fertilization, especially chili plants, should be combined with manure in order to obtain maximum results. The implication of this research is that for fertilizing chili plants, it is better to use alcohol waste, EM4 and a combination of chicken, goat and cow manure at a dosage of 3000 l/ha.
... This is in line with the research [23] that the highest fresh weight production of broccoli is obtained at a dose (300 g plant-1) with a spacing of 50cm x 60cm, and if one of the factors with a decreased dose or spacing is getting closer or both will reduce fresh production weight. The results of the study [24] showed that goat manure with a dose of 1: 2 increased the number of leaves, a dose of 1: 1, mainly increased the number of leaves and fresh weight and a dose of 1: 4 increased the fresh weight of kailan. ...
Article
Full-text available
This study aims to evaluate the spacing and compost of goat manure at different levels to the growth and yield of okra plants in supporting food security. The study used a factorial randomized block design, with treatment spacing (60cm x 40cm; 70cm x 40cm; 80cm x 40cm) as the first factor and treatment of goat manure compost doses (0, 5, 10, 15, and 20 tons ha- 1) as a second factor. Variables observed were plant height, stem diameter, number of leaves, 50% flowering age, number of fruits, and fruit weight. Data were analyzed by analysis of variance followed by the BNJ test of 95%. The results showed that there was an interaction of plant spacing and compost doses of goat manure on the variable height of plants aged 14 and 28 DAP, the number of leaves 28 DAP, stem diameter 48 DAP age, and fruit weight. While plant spacing has an independent effect on the variable number of flowers, number of fruits, and fruit weight and compost dosage of goat manure on plant height variables 42 days after planting, number of leaves aged 14 and 42 days after planting, stem diameter 28 days after planting, number of fruits and fruit weights. The combination of spacing of 80cm x 40cm with compost doses of goat manure 20 (tons ha-1) is the best treatment on the variable number of fruits and the weight of fruit of okra plants.
Article
Full-text available
Peningkatan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang salah satunya terdapat pada pupuk kotoran kambing. Mayoritas masyarakat Desa Sumberurip memiliki lahan perkebunan dan hewan ternak. Namun, hasil observasi secara langsung bahwa kotoran kambing di Desa Sumberurip digunakan langsung ke tanaman tanpa pengolahan. Sehingga, sangat penting dilakukan pelatihan melalui pemanfaatan dan pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian-perkebunan. Tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap pentingnya pengolahan limbah kotoran kambing (feses) menjadi pupuk organik/kompos untuk meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus penerapan konsep sirkular ekonomi. Kegiatan dilakukan selama bulan Juli - Agustus 2024. Metode yang digunakan adalah identifikasi masalah melalui observasi dan survey, penyuluhan, demonstrasi, diskusi-tanya jawab, serta monitoring evaluasi (monev). Capaian program kerja adalah kelompok tani mempunyai respon positif, bisa menerapkan pengolahan limbah kotoran kambing menjadi pupuk dengan proses fermentasi dilakukan dengan baik, namun didapatkan hasil monitoring bahwa 3/5 rumah masih belum menerapkan pengolahan limbah kotoran kambing menjadi pupuk organik.
Thesis
Full-text available
Cattle are potential ruminants in Indonesia, and the demand for beef consumption is increasing annually. One of the obstacles in developing beef cattle in Sumber Rejeki Village is the limited resources of farmers. To address this, mentoring programs can be provided to farmers. The aim of the community service project is to offer mentoring programs to farmers to optimize beef cattle farming. Data were collected through observations, interviews, focus group discussions (FGDs), and questionnaires. The community service resulted in assistance programs for farmers, including the production of solid and liquid fertilizers from cattle waste. These activities addressed the existing issues, particularly the farmers' lack of knowledge and skills, by enhancing their understanding and abilities in utilizing and producing organic solid and liquid fertilizers.
Article
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon perlakuan berbagai dosis pupuk kandang kambing dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli (Brassica oleracea L.). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu dengan melakukan percobaan di lapangan yang bertempat di Desa Lantan, Kec. Batukliang Utara, Lombok Tengah. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu: (1) dosis pupuk kandang kambing (K) yaitu K1 = 10 ton/ha, K2 = 15 ton/ha dan K3 = 20 ton/ha, (2) dosis pupuk NPK (N) yaitu: N1 = 200 kg/ha N2 = 400 kg/ha N3 = 600 kg/ha, sehingga diperoleh 9 perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis Of Variance pada taraf nyata 5% untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan dan apabila terdapat beda nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai dosis pupuk kandang kambing dan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap laju tinggi tanaman, laju jumlah daun, laju diameter batang, warna daun, bobot bunga dan bobot brangkasan basah tanaman brokoli. Secara mandiri pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap laju tinggi tanaman, laju jumlah daun, laju diameter batang, bobot bunga dan bobot brangkasan basah. Perlakuan N2 merupakan perlakuan terbaik pada laju tinggi tanaman yaitu 0,37 cm/minggu, laju jumlah daun yaitu 0,65 helai/minggu dan laju diameter batang yaitu 0,63 mm/minggu. Sedangkan pada bobot bunga dan bobot brangkasan basah, perlakuan terbaik ditunjukkan pada perlakuan N3 dengan berat masing-masing yaitu 105,01 g/tanaman dan 669,34 g/tanaman.
Article
Full-text available
Selada merupakan sayuran semusim yang dapat tumbuh dengan baik pada musim hujan maupun musin kemarau. Tanaman ini termasuk sayuran daun yang berumur pendek dan dapat ditanam di dataran tinggi atau dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2023 di Dusun Jaro, Desa Rejomulyo, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Beriklim tropis pada ketinggian ±75 m diatas permukaan laut, dengan rata-rata suhu udara 280 C. Ditanam pada tanah tegal dengan jenis tanah aluvial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah macam varietas dengan 2 level, dilambangkan dengan (V). Faktor kedua adalah dosis pupuk bokashi dengan 5 level, dilambangkan dengan (D). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan 30 satuan percobaan. Setiap plot terdapat 10 tanaman dengan 5 tanaman sampel. Data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam ANOVA. Jika terjadi interaksi antar perlakuan akan diuji lanjut menggunakan DMRT 5%. Jika tidak terjadi interaksi, maka perlakuan tunggal akan diuji lanjut menggunakan BNT 5%. Hasil kombinasi perlakuan macam varietas dengan perlakuan dosis pupuk bokashi menunjukkan hasil interaksi yang nyata pada variabel pengamatan volume akar dengan kombinasi perlakuan V2D4 (Varietas Red rapid + dosis pupuk bokashi 20 ton/ha) merupakan perlakuan yang paling efektif meningkatkan volume akar. Perlakuan tunggal macam varietas menunjukkan pengaruh sangat nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan D4 (dosis 20 ton/ha) merupakan perlakuan dosis pupuk bokashi yang efektif dan efisien dalam meningkat pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah.
Article
Organic fertilizers are fertilizers derived from various natural fertilizer-making materials such as animal manure, animal body parts, plants, which are rich in minerals and good for the use of soil enrichment. The purpose of writing this journalistofind out how to make compost from goat manure. The research method used is library research by collecting various information from journals, books and others. The results showed that the manufacture of organic fertilizer from goat manure has always been a product that is often used by farmers, because it has nutrients, rich minerals for plant fertilizer and growth and is safe for the health of farmers, because it is free from harmful chemicals. Keywords: Compost, Goat Manure.
Book
Pupuk merupakan suatu bahan sebagai sumber unsur hara baik makro maupun mikro bagi tanaman, sedangkan pemupukan merupakan suatu tindakan mengaplikasikan dari pupuk. Pupuk digolongkan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan: 1) kandungan unsur hara (pupuk tunggal dan pupuk majemuk); 2) kadar unsur hara (berkadar hara tinggi, sedang, dan rendah); 3) reaksi kimia (pupuk masam, netral, basa); 4) kelarutan (pupuk larut dalam air, larut dalam asam sitrat, dan larut dalam asam kuat); 5) cara pembuatan dan komponen utama penyusun pupuk (pupuk organik dan pupuk anorganik); 6) cara pemberian (pupuk akar dan pupuk daun). Secara garis besar pupuk terdiri dari dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Agar pemupukan yang kita lakukan tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, maka terdapat konsep lima tepat yang harus diperhatikan yaitu : 1) tepat jenis pupuk yang digunakan; 2) tepat dosis yang diberikan sesuai kebutuhan tanaman; 3) tepat waktu aplikasi pemupukan; 4) tepat tempat penempatan pupuk saat aplikasi; dan 5) tepat cara aplikasi pupuk. Bagi pembaca yang menyukai pertanian atau tanam-menanam, buku sangat bermanfaat untuk dibaca sebagai menambahkan pengetahuannya tentang pupuk.
Article
After describing the steps involved in root colonization and the role of plant growth-promoting rhizobacteria (PGPR), there is further discussion of the relation between growth promotion and biological control and the mechanisms by which rhizobacteria exhibit biological control. These mechanisms of antibiosis, competition, parasitism, siderophores and cyanide production, are dealt with in greater detail. Future likely directions of research into biological control by PGPRs are outlined. -J.W.Cooper
Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi, penebar swadaya Jakarta
  • I Effi
Effi I M, (2009) Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi, penebar swadaya Jakarta.
  • Pearce Gardner
  • Dan Mitchell
Gardner, Pearce, dan Mitchell. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit UI. Jakarta.
Pupuk organic dan pupuk hayati organic fertilizer and biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor
  • Widowati Hartatik Dan
Hartatik dan Widowati, 2007. Pupuk organic dan pupuk hayati organic fertilizer and biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor 2006.
  • K H Indranada
Indranada, K.H. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta.
Pertumbuhan dan Hasil Kailan (Brassica albogabra) Pada Berbagai Dosis Limbah Cair Sayuran
  • Irianto
Irianto. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Kailan (Brassica albogabra) Pada Berbagai Dosis Limbah Cair Sayuran. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari -Juni 2008.
Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi
  • J Lahadassy
Lahadassy.J. 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem.
  • N W Rosmarkam
  • Yuwono
Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Analisis Pertumbuhan Tanaman
  • S Sitompul
  • B Dan
  • Guritno
Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.