ArticlePDF Available

PENTINGNYA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Authors:
PENTINGNYA PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
Ni Luh Putu Ekayani
Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: Ekayani47@gmail.com
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha manusia
untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dan kebudayaan. Sehingga
kemajuan suatu bangsa tidak terlepas
dari faktor pendidik, karena pendidikan
mempunyai peranan penting dalam
usaha meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) yang merupakan unsur
penting dalam pembangunan suatu
bangsa. Usaha dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan, maka
penyelenggaraan pendidikan perlu
disesuaikan dengan pembangunan dan
perubahan masyarakat yang sedang
membangun. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal satu-satunya yang
diselenggarakan pemerintah memegang
peranan penting dalam mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Salah satu
cara untuk mencapai tujuan tersebut
adalah melalui interaksi dalam proses
pembelajaran di sekolah yang dilakukan
secara sadar, sistematik dan terarah
menuju ke arah perubahan tingkah laku
peserta didik sesuai dengan yang
diharapkan.
Kehidupan manusia setiap detik
dapat berubah. Perubahan ini dapat
menuju ke segi positif dan segi negatif,
dan perubahan ini tidak hanya terjadi di
dalam perubahan IPTEK yang semakin
modern, tetapi juga sudah mulai
merambah ke dunia pendidikan. Dengan
adanya perubahan pada dunia
pendidikan maka seorang guru dituntut
untuk lebih mengasah dan
mengeksplorasi kemampuan dirinya
dalam mendidik dan mencerdaskan anak
bangsa. Mutu pendidikan sangat
tergantung kepada kualitas guru dan
pembelajarannya, peningkatan
pembelajaran merupakan isu mendasar
bagi peningkatan mutu pendidikan
secara rasional, Sehingga diharapkan
dengan adanya perubahan kemajuan
zaman dalam bidang IPTEK, akan
menunjang juga kemajuan dan
perubahan ke segi positif dalam
pendidikan. Dengan kemajuan IPTEK
akan dapat mempengaruhi pola pikir
pendidik dalam memfasilitasi kebutuhan
belajar siswanya salah satunya dalam
penggunaan media pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran
yang menarik seperti tayangan atau
tampilan yang dihasilkan dari media
pembelajaran siswa akan mudah
mengingat dan menyerap materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Proses pembelajaran Akidah
Akhlak yang selama ini lebih
menekankan dalam metode hafalan
terbukti tidak efektif. Karena peserta
didik hanya mampu menguasai materi
pembelajaran tetapi tidak bisa
menerapkannya materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Disinilah sangat
diperlukannya media pembelajaran yang
menarik minat siswa untuk belajar.
Selain peningkatan prestasi belajar hal
lain yang lebih penting adalah siswa
mampu memahami materi pembelajaran
dan menerapkannya pada kehidupannya
sehari-hari.
PEMBAHASAN
Belajar adalah sebuah proses
perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir,
dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Prestasi berasal dari bahasa Belanda,
yang berarti hasil bisnis. Prestasi yang
diperoleh dari upaya yang telah
dilakukan. Memahami pencapaian
tersebut, rasa prestasi diri adalah hasil
dari bisnis seseorang. Prestasi dapat
dicapai dengan mengandalkan
kemampuan intelektual, emosional, dan
spiritual, serta ketahanan dalam
menghadapi semua aspek situasi
kehidupan proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen
tes atau instrumen yang relevan. Jadi
prestasi belajar adalah hasil pengukuran
dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu. Prestasi belajar
merupakan hasil dari pengukuran terha.
Prestasi belajar di bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah
mengikuti dap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang
relevan. Prestasi belajar siswa dapat
ditingkatkan melalui berbagai macam
usaha yang dapat dilakukan oleh guru
salah satunya dengan penggunaan
media pembelajaran pada setiap mata
pelajaran.
Media pembelajaran secara umum
adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Selain itu media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan si pelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian
sumber, lingkungan, manusia dan
metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran/pelatihan.Sedangkan
menurut Briggs (1977) media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti: buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National
Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat
keras dan posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam satu sistem, maka
media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral
dari sistem pembelajaran.
Dari pendapat di atas disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Adapun tujuan dari media pembelajaran
yaitu:
1. Mempermudah proses belajar-
mengajar.
2. Meningkatkan efisiensi belajar-
mengajar.
3. Menjaga relevansi dengan tujuan
belajar.
4. Membantu konsentrasi Mahasiswa.
5. Menurut Gagne: Komponen sumber
belajar yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
6. Menurut Briggs: Wahana fisik yang
mengandung materi instruksional.
7. Menurut Schramm: Teknologi
pembawa informasi atau pesan
instruksional.
8. Menurut Y. Miarso: Segala sesuatu
yang dapat merangsang proses
belajar siswa (Haryanto,
S.Pd,2012).
Ada empat landasan dalam
penggunaan media pembelajaran yaitu:
a. Landasan Psikologis.
Belajar adalah proses yang
kompleks dan unik, artinya, seseorang
yang belajar melibatkan segala aspek-
aspek kepribadiannya, baik itu
fisik maupun mental. Keterlibatan dari
semua aspek kepribadian ini akan
nampak dari perilaku belajar orang itu.
Perilaku belajar yang nampak adalah
unik, artinya perilaku itu hanya terjadi
pada orang itu dan tidak pada orang lain.
Setiap orang memunculkan perilaku
belajar yang berbeda.Keunikan perilaku
belajar ini disebabkan oleh adanya
perbedaan karakteristik yang
menentukan perilaku belajar itu sendiri,
seperti: gaya belajar (visual vs auditif),
gaya kognitif (field independent vs field
dependent), bakat, minat, tingkat
kecerdasan, kematangan intelektual dan
lainnya yang bisa diacukan pada
karakteristik individual siswa. Perilaku
belajar siswa yang kompleks dan unik ini
menuntut layanan dan perlakuan
pembelajaran yang kompleks dan unik
pula untuk setiap siswa. Komponen
pembelajaran yang bertanggung jawab
untuk menangani masalah ini adalah
strategi penyampaian pembelajaran,
lebih khusus lagi media pembelajaran.
Strategi (media) pembelajaran haruslah
dipilih sesuai dengan karakteristik
individual siswa. Ia sedapat mungkin
harus memberikan layanan pada setiap
siswa sesuai dengan karakteristik
belajarnya. Umpamanya, siswa yang
memiliki gaya belajar visual harus
mendapatkan rangsangan belajar visual,
seperti halnya siswa yang memiliki gaya
auditif harus mendapatkan rangsangan
belajar auditif. Perubahan perilaku
sebagai akibat dari belajar dapat
dikelompokkan ke dalam 3 aspek, yaitu:
kognitif, sikap, dan keterampilan. Setiap
aspek menuntut penggunaan media
pembelajaran yang berbeda-beda.
Artinya, belajar kognitif memerlukan
media yang berbeda-beda dibandingkan
dengan siswa yang belajar
menggunakan aspek lainnya. Atas
dasar ini, diperlukan strategi
penyampaian materi pembelajaran yang
menggunakan multimedia untuk
memenuhi tuntutan belajar aspek yang
berbeda-beda. Kajian psikologi
menyatakan bahwa anak akan lebih
mudah mempelajari hal yang konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan
dengan kontinum konkrit-abstrak dan
kaitannya dengan penggunaan media
pembelajaran, ada beberapa pendapat
yaitu, Pertama, Jerome Bruner,
mengemukakan pendapatanya bahwa
dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan urutan dari belajar dengan
gambaran atau film (iconicrepresentation
of experiment) kemudian ke belajar
dengan simbol, yaitu menggunakan kata-
kata (symbolic representation). Menurut
Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya
untuk anak tetapi juga untuk orang
dewasa. Kedua, Charles F. Haban,
mengemukakan pendapatnya bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada
tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, ia membuat jenjang
berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak. Ketiga,
Edgar Dale, mengemukakan
pendapatnya bahwa dalam membuat
jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa
yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian yang nyata,
dilanjutkan siswa sebagai pengamat
terhadap kejadian-kejadian yang
disajikan dengan media, dan
terakhir siswa sebagai pengamat
kejadian-kejadian yang disajikan dengan
simbol.
b. Landasan Teknologis
Sasaran akhir dari teknologi
pembelajaran adalah memudahkan
belajar siswa. Untuk mencapai sasaran
akhir ini, teknologi-teknologi dibidang
pembelajaran mengembangkan berbagai
sumber belajar untuk memenuhi
kebutuhan setiap siswa sesuai dengan
karakteristiknya. Dalam upaya itu,
teknologi bekerja mulai dari
pengembangan dan pengujian teori-teori
tentang berbagai media pembelajaran
melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan
dengan pengembangan desainnya,
produksi, evaluasi dan memilih media
yang telah diproduksi, pembuatan
katalog untuk memudahkan layanan
penggunaannya, mengembangkan
prosedur penggunaannya dan akhirnya
menggunakannya baik pada tingkat
kelas maupun pada tingkat yang lebih
luas lagi (diseminasi). Semua kegiatan
ini dilakukan oleh para teknologi dengan
berpijak pada prinsip bahwa suatu media
hanya memiliki keunggulan dari media
lainnya bila digunakan oleh siswa yang
memiliki karakteristik sesuai dengan
rangsangan yang ditimbulkan oleh media
pembelajaran itu. Dengan demikian,
proses belajar setiap siswa akan amat
dimudahkan dengan hadirnya media
pembelajaran yang sesuai dengan
karakteriktinya. Jadi, dalam kaitannya
dengan teknologi, media pembelajaran
merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari
cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam
situasi dimana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk:
kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam
fungsi disain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan
sehingga menjadi sistem pembelajaran
yang lengkap. Komponen-komponen
tersebut meliputi pesan, orang, bahan,
media, peralatan, teknik, dan latar.
c. Landasan Empiris.
Berbagai temuan penelitian yang
menunjukan bahwa ada interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan
karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya,
bahwa siswa akan mendapat
keuntungan yang signifikat bila ia belajar
dengan menggunakan media yang
sesuai dengan karakteristiknya. Siswa
yang memiliki gaya belajar visual akan
lebih mendapatkan keuntungan dari
menggunakan media visual, seperti film,
video, gambar atau diagram. Sedangkan
siswa yang memiliki gaya belajar auditif
lebih mendapatkan keuntungan dari
penggunaan media pembelajaran auditif,
seperti rekaman suara, radio atau
ceramah dari guru/ pengajar. Akan lebih
tepat dan menguntungkan siswa dari
kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas
dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pembelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan karakteristik media
itu sendiri. Atas dasar ini, maka prinsip
penyesuaian jenis media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan karakteristik individual siswa
menjadi semakin mantap. Pemilihan dan
penggunaan media hendaknya jangan
didasarkan pada kesukaan atau
kesenanangan pengajar, tetapi juga
dilandaskan pada kecocokan media itu
dengan karakteristik siswa, disamping
kriteria lain yang telah disebutkan
sebelumnya.
d. Landasan filosofis.
Ada suatu pandangan, bahwa
dengan digunakannya berbaga jenis
media hasil teknologi baru di dalam
kelas, akan berakibat
proses pembelajaran yang kurang
manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan
terjadi dehumanisasi.
Benarkah pendapat tersebut? Bukankah
dengan adanya berbagai
media pembelajaran justru siswa dapat
mempunyai banyak pilihan
untuk digunakan media yang lebih
sesuai dengan karakteristik pribadinya.
Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk
menentukan pilihan, baik cara maupun
alat belajar sesuai dengan
kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu muncul,
yang penting bagaimana pandangan
guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang
memiliki kepribadian, harga diri, motivasi,
dan memiliki kemampuan pribadi yang
berbeda dengan yang lain, maka baik
menggunakan media hasil teknologi baru
atau tidak, proses pembelajaran yang
dilakukan akan tetap menggunakan
pendekatan humanis. Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya
proses belajar, maka ketepatan
pemilihan media dan metode
pembelajaran akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Disamping
itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. oleh sebab
itu dalam pemilihan media disamping
memperhatikan kompleksitas dan
keunikan proses belajar memahami
makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara
optimal agar proses pembelajaran dapat
berangsung secara efektif. Untuk
maksud tersebut, perlu: (1) diadakan
pemilihan media yang tepat sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta
memberikan kejelasan obyek yang
diamatinya, (2) bahan pembelajaran
yang akan diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman siswa (Agustin maya,
2011).
Media pembelajaran memiliki jenis-
jenis yang berbeda secara umum media
bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara,
visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets,
ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1. Media audio visual gerak, seperti:
film suara, pita video, film, tv.
2. Media audio visual diam, seperti: film
rangkai suara, halaman suara.
3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh
bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti: film
bisu.
5. Media visual diam, seperti:
halamman cetak, foto, microphone,
slide bisu.
6. Media audio, seperti: radio, telepon,
pita audio
7. Media cetak, seperti: buku, modul,
bahan ajar mandiri.
Lebih lanjut Schram,
mengelompokan media dengan
membedakan antara media rumit mahal
(big media) dan media sederhana murah
(little media). Kategori big media, antara
lain: komputer, film, slide, program video.
Sedangkan little media antara lain:
gambar, realia sederhana, sketsa, dsb.
Berdasarkan pendapat mengenai
media tersebut diatas, maka jenis-jenis
media pembelajaran dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Media Visual Diam
Media cetakan dan grafis didalam
pros belajar mengajar paling banyak dan
paling sering digunakan. Media ini
termasuk kategori media visual non
proyeksi yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari pemberi
kepenerima pesan (dari guru kepada
siswa). Pesan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-
gambar dan simbol-simbol yang
mengandung arti disebut “media
grafis”. Media ini termasuk media yang
relatif murah dalam pengadaannya bila
ditimbang dari segi biaya, macam-
macam media grafis adalah:
gambar/foto, diagram, bagan, poster,
media cetak, buku.
b. Media Display
1. Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian
untuk proses belajar mengajar
adalah “papan tulis, dan white
board”. Kedua media ini dapat
dipakai untuk penyajian: tulisan-
tulisan, sket-sket gambar dengan
menggunakan kapur/spidol white
board baik yang berwarna ataupun
tidak berwarna. Maksud dari warna
tersebut adalah agar tulisan lebih
jelas, menarik, dan dapat berkesan
bagi peserta didik yang akan
menerimannya.
2. Papan Flanel
Papan Flanel adalah media
visual yang efektif untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu
kepada sasaran didik. Papan
berlapis kain flanel ini dapat dilipat
sehingga praktis. Gambar-gambar
yang akan disajikan dapat
dipasang dan dilepas dengan
mudah, sehingga dapat dipakai
berkali-kali.
3. Flip Chart
Peta/flip chart adalah
lembaran kertas yang berisikan
bahan pelajaran, yang tersusun
rapi dan baik. Penggunaan ini
adalah salah satu cara guru
dalam menghemat waktunya
untuk menulis di papan tulis.
c. Gambar Mati Yang Diproyeksikan
Dengan menggunakan proyektor,
informasi yang akan disampaikan dapat
diproyeksikan ke layar, sehingga
informasi berupa: tulisan, gambar, bagan
akan menjadi lebih besar dan lebih jelas
dilihat oleh siswa.yang dimaksud gambar
mati (still picture) adalah berupa:
gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll,
baik berwarna hitam maupun putih yang
relatif berukuran kecil, agar gambar
tersebut dapat dilihat atau disaksikan
dengan jelas oleh seluruh siswa didalam
kelas dengan jalan diproyeksikan ke
suatu layar (screen).
Pada dasarnya OPH/OHT
berguna untuk memproyeksikan
transparan ke arah layar yang jaraknya
relatif pendek, dengan hasil
gambar/tulisan yang cukup besar.
Proyektor ini direncanakan dibuat untuk
dapat digunakan oleh guru di depan
kelas dengan penerangan yang normal,
sehingga tetap terjadi komunikasi antara
guru dengan siswa (Asra,
dkk.2007:19_27).
Didalam pembelajaran media
pembelajaran memiliki banyak sekali
manfaat diantaranya
a. Secara umum media mempunyai
kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak
terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang,
waktu tenaga dan daya indera.
3. Menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara
murid dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori &
kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
Dalam kaitannya dengan fungsi
media pembelajaran, dapat
ditekankan beberapa hal berikut ini:
1. Penggunaan media pembelajaran
bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memliki fungsi
tersendiri sebagai sarana bantu
untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan
bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran. Hal ini
mengandung pengertian bahwa
media pembelajaran sebagai
salah satu komponen yang tidak
berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan
situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelaran dalam
penggunaannya harus relevan
dengan kompetensi yang ingin
dicapai dan isi pembelajaran itu
sendiri. Fungsi ini mengandung
makna bahwa penggunaan media
dalam pembelajaran harus selalu
melihat kepada kompetensi dan
bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan
berfungsi sebagai alat hiburan,
dengan demikian tidak
diperkenankan menggunakannya
hanya sekedar untuk permainan
atau memancing perhatian siswa
semata.
5. Media pembelajaran bisa
berfungsi untuk mempercepat
proses belajar. Fungsi ini
mempunyai arti bahwa dengan
media pembelajaran siswa dapat
menangkap tujuan dan bahan
pelajar lebih mudah dan lebih
cepat.
6. Media pembelaran berfungsi untuk
meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Pada umumnya
hasil belajar siswa dengan
menggunakan media
pembelajaran akan tahan lama
mengendap sehingga kualitas
pembelajaran memiliki nilai yang
tinggi.
7. Media pembelajaran meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk
berfikir, oleh karena itu dapat
mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme.
Selain fungsi-fungsi sebagaimana
yang di uraikan diatas, media
pembelajaran ini juga memiliki nilai dan
manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkrit konsep-konsep
yang abstrak. Konsep-konsep
yang dirasakan masih bersifat
abstrak dan sulit dijelaskan secara
langsung kepada siswa bisa
dikonkritkan atau disederhanakan
melalui pemanfaatan media
pembelajaran. Misalnya untuk
menjelaskan tentang system
peredaran darah manusia, arus
listrik, dsb.
2. Menampilkan objek yang terlalu
besar atau kecil, Misalnya guru
akan menyampaikan gambaran
mengenai kapal laut, pesawat
udara, candi, dsb. Atau
menampilkan objek-objek yang
terlalu kecil seperti bakteri, virus,
semut, nyamuk, atau benda kecil.
3. Memperlihatkan gerakan yang
terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan
lambat dalam media film bisa
memperlihatkan tentang lintasan
peluru, melesetnya anak panah
atau memperlihatkan suatu
ledakan. Demikian juga gerakan-
gerakan yang terlalu lambat
seperti pertumbuhan kecambah
dan lain-lain.
PENUTUP
Media pembelajaran memiliki
peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi siswa dilihat dari
pengertian Media pembelajaran secara
umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Selain itu media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan pelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
Manfaat media pembelajaran Secara
umum media mempunyai kegunaan: (1).
Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, (2). Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu tenaga dan daya indera,
(3). Menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar, (4).
Memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya, (5).
Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
DAFTAR RUJUKAN
Aeni Rizkq. 2012. Pengertian Belajar
Menurut Para Ahli. Tersedia
pada:
http://rizardian.blogspot.co.id/201
2/10/pengertian-dan-unsur-unsur-
belajar.html
Aguswedi. 2011. “makalah media
pembelajaran”. Tersedia pada:
http://belajarpsikologi.com/penger
tian-media-pembelajaran/
Ainamulyana.2016. Pengertian Belajar
dan Pengertian Pembelajaran.
Tersedia pada:
http://ainamulyana.blogspot.com/
2016/06/pengertian-belajar-dan-
pengertian.html
Anonim. 2010. Pengertian Belajar
Menurut Ahli. Tersedia pada:
http://belajarpsikologi.com/penger
tian-belajar-menurut-ahli/
Anonim. 2012. Pengertian Prestasi
Belajar Menurut para Ahli.
Tersedia pada:
http://ggugutlufichasepti.blogspot.
co.id/
Anonim. 2015. Definisi atau Pengertian
Media Pembelajaran menurut
ahli. Tersedia pada:
http://www.definisi-
pengertian.com/2015/10/definisi-
pengertian-media-pembelajaran-
ahli.html
Anonim.2012. Pengertian Media
Pembelajaran. Tersedia pada:
http://belajarpsikologi.com/penger
tian-media-pembelajaran/
Anonim.2013. Pengertian, manfaat, jenis
dan pemilihan media
pembelajaran. Tersedia pada:
http://www.asikbelajar.com/2013/
09/pengertian-manfaat-jenis-dan-
pemilihan.html
Asra, dkk. 2007. “komputer dan media
pembelajaran”. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Dimas Qondias, Erna Laurensia Anu,
Irama Niftalia. 2016.
Pengembangan Media
Pembelajaran Tematik Berbasis
Mind Maping Sd Kabupaten
Ngada Flores. Tersedia pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8590/5844
Diputra Sujendra Komang. 2016.
Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Tematik Integratif
Untuk Siswa Kelas Iv Sekolah
Dasar. Tersedia pada
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8475/5839
Haryanto, S.Pd. 2012 “pengertian Media
Pembelajaran”. Dalam
http://aguswedi.blogspot.com/201
1/11/makalah-media-
pembelajaran.html
Kurniawan Aris. 2015. 12 Pengertian
Belajar Menurut Para Ahli
Pendidikan. Tersedia pada:
http://www.gurupendidikan.com/1
01-pengertian-belajar-menurut-
para-ahli-pendidikan/
Kurniawan Aris. 2015. Pengertian
Prestasi Menurut Para Ahli
Beserta Macamnya. Tersedia
pada:
http://www.gurupendidikan.com/p
engertian-prestasi-menurut-para-
ahli-beserta-macamnya/
Luh Putu Spyana Wati dan Kadek Yogi
Parta Lesmana. 2016. Pengaruh
Model Dan Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar
Kemampuan Dasar Senam
Lantai Pada Mahasiswa Jurusan
Penjaskesrek Undiksha. Tersedia
pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8932/5769
Maya, Agustin. 2011. pengertian media
pembelajaran”. Tersedia pada:
http://www.academia.edu/456378
7/pengertian_media_pembelajara
n
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Sebuah
Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nugraheni, E. 2007. Student centered
learning dan implikasinya
terhadap proses pembelajaran.
Jurnal Pendidikan. 8(2). 1-10.
Okta kurnia firma. 2013. Pengertian,
Tujuan dan Manfaat Media
Pembelajaran. Tersedia pada:
http://kurniaoktafrima.blogspot.co.
id/2013/03/pengertian-tujuan-
manfaat-dan-fungsi.html
Puskur Balitbang Depdiknas. 2002.
Kurikulum Berbasis kompetensi.
Jakarta: Depdiknas.
Rasyid, Harun & Mansyur. 2007.
Penilaian Hasil Belajar.
Bandung: CV Wacana Prima.
Ratminingsih.2016.Efektivitas Media
Audio Pembelajaran Bahasa
Inggris Berbasis Lagu Kreasi Di
Kelas Lima Sekolah Dasar .
Tersedia Pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/8292/5508
Risa Panti Ariani, Ni Made Suriani, Ni
Wayan Marti. 2014.
Pengembangan Media
Pembelajaran Berdasarkan Hasil-
Hasil Penelitian Boga Sebagai
Usaha Peningkatan Mutu
Pangan. Tersedia
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/4464/3437
Saputra Darmawan. 2015. Makalah
Pengertian Media Pembelajaran.
Tersedia pada:
https://blogspot.co.id/2015/05/ma
kalah-pengertian-media-
pembelajaran.html
Solihin Akhmad. 2015. Kumpulan
Definisi dan Pengertian Belajar
menurut para ahli. Tersedia pada:
https://visiuniversal.blogspot.co.id
/2015/07/kumpulan-definisi-dan-
pengertian.html
Suryatnata nunung. 2014. Pengertian
Media Pembelajaran. Tersedia
pada:
https://nunungsuryatna.wordpres
s.com/pengertian-media-
pembelajaran/
Suweken Gede. 2013. Pengintegrasian
Media Pembelajaran Virtual
Berbasis Geogebra Untuk
Meningkatkan Keterlibatan Dan
Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas Viii Smpn 6
Singaraja. Tersedia pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JPI/article/view/2172/1888
Wikipedia. Belajar. Tersedia pada:
https://id.wikipedia.org/wiki/Belaja
r
Wikipedia.2017.Prestasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Presta
si
Zamhari.2016. Macam-macam
Pengertian Prestasi Menurut
Para Ahli. Tersedia pada:
http://www.academicindonesia.co
m/pengertian-prestasi/
... In addition, Goz and Ozcan (2017), the function by using application as a learning media in teaching and learning activities might engage the learning performance. This is also supported by Ekayani (2017), who said that learning media can be utilized in the learning process, because of the fact that it can raise learners' thoughts, emotions, attention, and abilities or skills. In this study, learning media that the researcher retrieved were language learning media based on language learning application the Simpler, an interactive, intriguing, engaging and successful application for learners. ...
Article
Vocabulary is one of the important aspects connected to the four skills of English. To master all those skills, learners should achieve this skill. Vocabulary learning became an obstacle that was faced by learners in the teaching and learning activities, especially young learners. Young learners became a challenge in English learning and teaching because of their young age. Their short concentration, lack of attention, and being easily bored, encouraged the researcher to utilize learning media as a tool to enrich their English learning and teaching, preferably in vocabulary learning. Therefore, the researcher wants to use a conventional technology that can contribute to the ease of teaching and learning vocabulary. Simpler application is one of the number of applications used to enhance English language acquisition. The objective of this research was to explore students’ perception of the use of Simpler application as a learning media for improving vocabulary skills in young learners. The research was conducted using a qualitative design. By adapted questionnaires that were developed by Saraswati, et. al. (2021). The subject of the research is young learners around the age of 11-12 years old. The result that showed in this research is Simpler application, an effective learning media to enhance elementary school young learners’ vocabulary skill and can be applied as a learning media that were implemented in English teaching and learning process.
... Secara konseptual menurut Oemar Hamalik, Gambar dapat diartikan sebagai konsep visual dalam desain dua dimensi yang mendeskripsikan curahan perasaan atau pikiran (Fadilah et al. 2023). Adapun menurut Jerome Bruner menyatakan bahwa semestinya proses pembelajaran diorganisir dari belajar gambaran atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata (Ekayani 2017). Selaras dengan teori, didalam prosedur penggunaan media thobur terdapat langkah awal dengan menampilkan gambar yang dilengkapi kata kata sesuai dengan tema yang akan dipelajari (Asiyah, Lailatul Karibah, Halimatus Sa'diah, n.d.). ...
Article
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon siswa MA Islamiyah Tanggulangin terhadap penggunaan media Thobur dalam pembelajaran kosa kata bahasa Arab. Media Thobur adalah metode pembelajaran berbasis permainan yang di desain untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap kosakata bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media Thobur, karena metode ini dianggap lebih interaktif, menarik, dan membantu meningkatkan keterampilan berbahasa Arab mereka. Selain itu, media ini juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa serta mempererat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media Thobur dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menciptakan efektifitas pembelajaran kosa kata bahasa Arab di tingkat madrasah aliyah.
... Hal ini menunjukkan bagaimana multimedia interaktif dapat menginspirasi anak-anak untuk belajar karena menarik secara visual dan memiliki konten yang konsisten. Temuan ini konsisten dengan penelitian Ekayani, yang menunjukkan bahwa multimedia interaktif yang efektif dapat merangsang pemikiran dan meningkatkan proses pembelajaran karena mudah dipahami dan digunakan oleh siswa (Ekayani, 2017). Untuk mengukur kemanjurannya pada tingkat kelas yang lebih luas, perangkat multimedia interaktif ini, yang dimungkinkan oleh iSpring Suite, layak diuji secara ekstensif di kelas XI 1. ...
Article
Full-text available
Kurangnya media pembelajaran dalam beberapa jenjang pendidikan mendorong pendidik untuk mengembangakan multimedia interaktif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif berbantuan iSpring suite dengan model PBL yang valid dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi fluida statis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menerapkan model 4D yang terdiri dari define, design, develop dan disseminate. Instrumen penelitian ini terdiri dari multimedia inteaktif dan instrumen tes. Data dikumpulkan melalui validasi ahli, uji coba, dan respons peserta didik. Hasil validasi menunjukkan bahwa multimedia interaktif berbantuan iSpring Suite layak digunakan, dengan skor validasi materi sebesar 0,73 (kategori tinggi) dan validasi media sebesar 0,84 (kategori sangat tinggi). Berdasarkan respons peserta didik, multimedia ini mendapatkan persentase total sebesar 90,5% pada uji coba kelompok terbatas dan 87,9% pada uji coba lapangan, keduanya dalam kategori sangat tinggi. Terdapat Peningkatan hasil belajar peserta didik terlihat dari nilai pretest dan posttest yang dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dengan nilai -4.794 dan Asymp. Sig. <0,005. Dengan demikian, multimedia interaktif berbantuan iSpring Suite dengan model PBL pada materi fluida statis terbukti valid dan layak digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
... (Wijayanti, 2019) Klasifikasi media juga memudahkan pendidik dalam memilih media yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih terarah dan efisien. (Ekayani, 2017) Selain itu, pengklasifikasian media ini membantu pendidik memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis media, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam merancang kegiatan belajar mengajar yang optimal. (Ruswan, 2024) Dengan adanya klasifikasi ini, pendidik juga dapat lebih mudah mengevaluasi efektivitas media yang digunakan dalam proses pembelajaran dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. ...
Article
This study aims to implement illustrated storybooks (comics) as a learning medium to enhance reading interest and Arabic language skills (maharah qiraah) among students at Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung. This research uses a qualitative approach. Data was obtained through interviews, observation and documentation. The findings revealed that Arabic-language comics significantly improved the students' reading skills, created an enjoyable learning environment, and fostered interest in Arabic literature. Comics as a learning medium proved to be relevant to the students' interests and made the learning process more effective, interactive, and meaningful. These findings underscore the importance of innovation in teaching methods to address challenges in Arabic language learning among students.
... (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera; (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi siswa dengan sumber belajar; (4) memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat, kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya; (5) memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama (Ekayani, 2017). ...
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang berfokus pada tiga tahapan yaitu tahap analisis, tahap desain, dan tahap pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, serta angket ahli media dan ahli materi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menganalisis data hasil angket ahli media dan ahli materi. Media “Games Book” berbasis cerita minuman nusantara memenuhi kualifikasi semua analisis kebutuhan yang dibutuhkan siswa, sehingga media games book layak digunakan untuk meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar. Dibuktikan dengan hasil uji validitas ahli media dan ahli materi dengan nilai persentase kelayakan media yang tinggi dan berada pada kategori sangat baik. Validitas ahli media dilakukan penilaian pada tiga aspek, antara lain: aspek kebaruan media sebesar 87,50% ( sangat baik), aspek desain media 90,00% (sangat baik), dan aspek penggunaan media sebesar 91,66% (sangat baik). Sedangkan validitas ahli materi dilakukan penilaian pada empat aspek yaitu aspek penggunaan bahasa sebesar 85,71% (sangat baik), aspek penggunaan tanda baca sebesar 87,59% (sangat baik), aspek unsur teks cerita sebesar 100% (sangat baik), dan aspek isi cerita sebesar 95,00% (sangat baik). Implikasi dari penelitian ini adalah: Pertama, kepala sekolah dasar harus memperbanyak kegiatan-kegiatan sekolah yang berhubungan dengan peningkatan minat baca siswa. Kedua, guru harus memperbanyak wawasan dan pengetahuan mengenai media yang dapat menarik perhatian siswa khususnya dalam bidang membaca. Ketiga, pemerintah dengan dukungan peneliti harus mengembangkan desain-desain buku yang unik dan menarik khususnya buku untuk siswa sekolah dasar. Penelitian ini mengembangkan media terbaru yang dapat mendukung peningkatan minat baca siswa.
... Fahmi Fazar Pendahuluan P enerapan media dalam proses pembelajaran sangat penting untuk setiap mata pelajaran (Ekayani, 2017), pendidik memiliki peran dan tanggung jawab sebagai fasilitator media yang menjadi perantara sampainya ilmu pengetahuan kepada para peserta didik (Ariffin dkk., 2018), sehingga pendidik harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan media pembelajaran (Gunawan dkk., 2019). Salah satu yang perlu dikembangkan oleh pendidik adalah media pembelajaran berbasis mobile learning (m-learning) (Kellam, 2020), tentunya telepon pintar bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran berbasis m-learning khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Kurniadi dkk., 2019). ...
Book
Full-text available
Era disrupsi yang kita hadapi saat ini menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu pilar penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda, tidak luput dari tuntutan perubahan tersebut. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat telah mengubah cara kita mengakses informasi, berinteraksi, dan belajar. Oleh karena itu, pembelajaran PAI harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini agar tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
... Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Jelita, Alzaber and Indriati (2023) menyatakan bahwa penggunaan media kartun animasi Powtoon untuk mengajarkan trigonometri menghasilkan media presentasi dengan animasi, video, dan audio yang menawan sehingga dapat menarik perhatian siswa dan membuat mereka bersemangat dalam belajar. Penelitian mendukung hal tersebut (Ekayani, 2017). Siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami materi pelajaran yang diberikan guru jika media pembelajaran, seperti siaran atau presentasi JOSSE: Journal of Social and Scientific Education, Vol. ...
Article
Full-text available
Pendidikan memegang peran krusial dalam pembangunan suatu negara, dan kualitas pendidikan menjadi penentu utama kemajuan. Artikel ini membahas kesulitan siswa dalam memahami materi trigonometri, sub-bidang matematika yang krusial untuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Kendala utama terletak pada penerapan rumus trigonometri. Dengan fokus pada analisis literatur, penelitian ini mengusulkan strategi perbaikan, termasuk penggunaan media matematika konkret dan digital. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran konkret dan digital memiliki dampak positif signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pengembangan metode pembelajaran responsif terhadap kebutuhan siswa dan evaluasi terhadap strategi pembelajaran menjadi penting. Rekomendasi ini dapat membantu guru dan institusi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, memberikan alternatif metode yang menarik, dan meningkatkan motivasi siswa untuk memahami trigonometri secara lebih efektif.
... Materi yang disampaikan pada saat kegiatan pengabdian yaitu tentang Pengertian dan fungsi media dalam pembelajaran; Penggunaan media dalam pembelajaran matematika dan IPA (Kimia, Biologi, Fisika); Pengenalan Fitur PMM; Pemanfaatan PMM dalam pembelajaran (terdapat buku panduan); Simulasi penggunaan PMM. Media pembelajaran merupakan sebuah wadah yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, yang bertujuan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan peserta didik, memperlancar proses pembelajaran, menumbuhkan sikap positif terhadap materi pelajaran, sehingga guru menjadi lebih produktif (Tafonao, 2018;Ekayani, 2017;Karo-Karo & Rohani, 2018;Istiqlal, 2018 (Lisvian, dkk., 2022). Menu PPM dapat dilihat pada Gambar 2. ...
Article
Full-text available
Observations carried out at SMAN 2 Rejang Lebong show that readiness to implement the independent curriculum and the use of the Platform Merdeka Mengajar (PMM) in its implementation is still lacking. So, it is necessary to assist in the use of PMM in implementing the independent curriculum at SMAN 2 Rejang Lebong. The aim of this service is to introduce the features in PMM for Mathematics and Science (MIPA) teachers at SMAN 2 Rejang Lebong. Providing knowledge and skills for MIPA teachers at SMAN 2 Rejang Lebong regarding the use of PMM in implementing the independent curriculum. The target of this activity is MIPA teachers at SMAN 2 Rejang Lebong. The total number of targets is around 22 people. Furthermore, participants who had received training directed teachers in other fields of study who had not been invited to this activity. The methods used in this activity are training and workshops, guided assignment work and evaluation monitoring at the final stage. Based on the results of the service that has been carried out, teachers are very enthusiastic about participating in the training. As many as 100% of teachers have successfully opened an account at PMM and 85% have utilized the features available at PMM.
... Understanding the goals of education and the needs of students is essential for the education system to thrive and bridge the gap between the materials used in teaching and the needs of students. Ekayani (2017) in his research revealed that one strategy that can influence student learning outcomes is the use of interesting learning media. The pattern of teaching and learning process today is expected to shift from the conventional method to a more dynamic and flexible one, which is learner-centered (Ezekoka & Okoli, 2012). ...
Article
Full-text available
This study investigates the effect of a web-based instructional application (WBIA) on Lagos State senior secondary school students' attitude towards commerce. It has been observed over time that researchers focus and identify problems in the field of science giving less attention to the other arms (Commercial and Art) at the senior secondary school level. The purpose of this study is to determine if there is a difference in the attitude of students taught commerce using WBIA and those taught with It, if gender has any effect on attitude. One research questions and one hypothesis were raised to guide this study. This research employs a mixed method design which involves the use of the quantitative. The quantitative part of the study adopted a quasi-experimental design. The study focuses on senior secondary school II Commerce students in Lagos State, Nigeria. A convenience sampling technique was employed to select the representative sample schools. One hundred and eight commerce students including male and female were selected and examined using intact classes. A Web-Based Instructional Application was developed to teach five different topics under commerce, a web-based instructional application questionnaire was used to collect data for this study and was validated. The reliability obtained for the web-based instructional application questionnaire was α = .79 respectively. Gender on attitude did not attain statistical significance at [F (1, 105) = 0.68; p > .05. This research holds significance for educators, policymakers, and curriculum developers in Lagos State. These findings can inform decisions on integrating WBIAs into senior secondary commerce curricula. It is therefore recommended that educational institutions worldwide should include WBIAs in their instructions, it is crucial to instill effective applications of web-based learning to enhance instruction to prepare students for an ever-evolving world. The study's findings can contribute to the growing body of knowledge on the benefits and challenges of WBIAs in the classroom.
Article
Latar belakang penelitian ini adalah masalah kesulitan siswa dalam mempelajari mufrodat (kosa kata). Siswa kurang fokus saat belajar dan kurang menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar pembelajaran bahasa Arab, sehingga kemampuan menghafal mufrodat rendah. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan media gambar. Rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media gambar meningkatkan penguasaan mufrodat bahasa Arab pada siswa kelas B TAUD SAQU Sumenep?” Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam meningkatkan penguasaan mufrodat bahasa Arab siswa kelas B. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas B yang berjumlah 17 siswa dan dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas dijelaskan bahwa: pada prasiklus dari 17 siswa, siswa yang memiliki nilai tuntas adalah 6 (35,29%), sedangkan yang memiliki nilai tidak tuntas adalah 11 (64,71%). Siklus I bertambah 17 siswa, dengan nilai tuntas 11 (64,71%) dan nilai tidak tuntas 6 (35,29%). Siklus II bertambah dari 17 siswa, dengan nilai tuntas 14 (82,35) dan nilai tidak tuntas 3 (17,65%). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas B TAUD SAQU Sumenep.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran pangan berdasarkan hasil-hasil penelitian boga sebagai usaha peningkatan mutu pangan. Permasalahan penelitian pada tahun kedua ini dirumuskan: (a) Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pangan berbasis hasil-hasil penelitian boga (CD Interaktif Pangan) pada mata kuliah Pengawetan Makanan? (b) Apakah pemanfaatan media pembelajaran pangan (CD Interaktif Pangan) dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menemukan produk pangan baru yang kreatif dan inovatif? Responden adalah mahasiswa Program Studi Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang mengambil mata kuliah Pengawetan Makanan Semester Ganjil tahun akademik 2012/2013 dalam 12 kali pertemuan. Penelitian ini memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok belajar yang menggunakan media belajar CD Interaktif dan tidak. Langkah kegiatan penelitian ini meliputi 8 kegiatan dengan pengambilan data menggunakan lembar observasi dan lembar kerja. Sedangkan eksperimen dilakukan untuk memperoleh produk pangan baru, kemudian uji organoleptik digunakan untuk menilai uji kualitas produk pangan. Hasil penelitian ini adalah (a) penggunaan media pembelajaran pangan berbasis hasil-hasil penelitian boga pada mata kuliah Pengawetan Makanan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan aktivitas mahasiswa. Hal ini disebabkan mahasiswa dapat memahami materi dengan melihat media pembelajaran dalam bentuk CD interaktif pangan. (b) pemanfaatan CD Interaktif Pangan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menemukan produk pangan baru yang kreatif dan inovatif. Selain itu dampak ikutan dalam penelitian ini mahasiswa memiliki pengalaman dalam berpikir rasional (mulai menyusun rancangan sampai laporan) dan melakukan pengkomunikasian melalui presentasi. Produk pangan baru yang diperoleh terdiri dari 16 resep sebagai berikut Opak Wortel, Opak Ubi Ungu, Bakso Timbul, Ice Cream Tello, Dodol Labu Kuning, dodol Wortel, Bakso Ampas Tahu, Mie Wortel, Cookies Ubi, Cake Tamarillo, Abon Timbul, Opak Ampas tahu, Chiffon Ubi Ungu, Sukade, Mi Sukun dan Yoghurt Nabati.
Article
Full-text available
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Singaraja yang jumlahnya 31 orang. Adapun tindakan yang diberikan kepada siswa adalah berupa penggunaan media pembelajaran berbasis Geogebra dalam pembelajaran matematika. Tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dari 55,6 menjadi 71,2. Tindakan juga berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang tercermin dari keaktifan mereka selama pembelajaran berlangsung.
Pengertian, Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran Tersedia pada: http://kurniaoktafrima.blogspot.co. id/2013/03/pengertian-tujuan- manfaat-dan-fungsi.html Puskur Balitbang Depdiknas
  • Okta Kurnia Firma
Okta kurnia firma. 2013. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran. Tersedia pada: http://kurniaoktafrima.blogspot.co. id/2013/03/pengertian-tujuan- manfaat-dan-fungsi.html Puskur Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Pengertian Media Pembelajaran Tersedia pada: https://nunungsuryatna.wordpres s.com/pengertian-media- pembelajaran
  • Suryatnata Nunung
Suryatnata nunung. 2014. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada: https://nunungsuryatna.wordpres s.com/pengertian-media- pembelajaran/
Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Belaja r Wikipedia.2017.Prestasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Presta si Zamhari.2016. Macam-macam Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli
  • Wikipedia
  • Belajar
Wikipedia. Belajar. Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Belaja r Wikipedia.2017.Prestasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Presta si Zamhari.2016. Macam-macam Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli. Tersedia pada: http://www.academicindonesia.co m/pengertian-prestasi/
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis
  • Mulyasa
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Makalah Pengertian Media Pembelajaran Tersedia pada: https://blogspot.co.id/2015/05/ma kalah-pengertian-mediapembelajaran .html Solihin Akhmad Kumpulan Definisi dan Pengertian Belajar menurut para ahli. Tersedia pada: https
  • Saputra Darmawan
Saputra Darmawan. 2015. Makalah Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia pada: https://blogspot.co.id/2015/05/ma kalah-pengertian-mediapembelajaran.html Solihin Akhmad. 2015. Kumpulan Definisi dan Pengertian Belajar menurut para ahli. Tersedia pada: https://visiuniversal.blogspot.co.id /2015/07/kumpulan-definisi-dan- pengertian.html