Usaha perlindungan kawasan habitat gonggong dan pengaturan eksploitasinya perlu dilakukan. Penelitian dilakukan pada KKLD Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia pada bulan Juni – September 2010. Adapun Faktor lingkungan yaitu fluktuasi pasang surut 1,2 – 1,5 m, Kedalaman perairan 4,2 – 6,0 m, Suhu 26,0 – 28,2oC, Kecerahan air 4,3 – 5,0 m, Kecepatan arus 0,4 m/detik, Oksigen terlarut
... [Show full abstract] 5,1 – 7,0 mg/l. Kondisi salinitas yaitu sebesar 35,0 o/oo dan pH 8,11 – 8,41 dan substrat pasir berlumpur. Jenis lamun yang ditemui Enhalus acoroides dengan kerapatan rata-rata 7,23 – 16,22%. Kelimpahan siput gonggong 0,2 – 1,9 individu/m2, berat 13,7 – 47,6 gr, Panjang (L) 49 – 78 mm, dan Ketebalan bibir luar (OL) 1 – 6 mm. Hubungan panjang dan berat Y = 3,086 e0,033X. Hasil tangkapan siput gonggong berkisar antara 10 – 30 kg/orang. Produksi hasil tangkapan tersebut mencapai kisaran 50 – 600 kg per hari. Untuk rencana usulan kawasan konservasi gonggong setelah melalui analisis matrik kesesuaian dan plotting pada peta Desa Limbung dan Desa Linau didapatkan yaitu Desa Limbung seluas 9,599 ha dan Desa Linau seluas 0,930 ha.