Conference PaperPDF Available

Diseminasi hasil penelitian dan pengembanngan tanaman anggrek dan kantong semar di Kebun Raya Bogor

Authors:
Seminar
Nasional&
International
Conference
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon
vol. 1 | no. 8 | pp. 1747-2061 | Desember 2015
ISSN: 2407-8050
Vegetasi riparian Telaga Warna, Dataran Tinggi Dieng, foto: A. Abdurrahman
Penyelenggara &
Pendukung
| vol. 1 | no. 8 | pp. 1747-2061 | Desember 2015 | ISSN: 2407-8050 |
DEWAN PENYUNTING:
Ketua, Ahmad Dwi Setyawan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Anggota, Sugiyarto, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Anggota, Ari Pitoyo, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Anggota, Udhi Eko Hernawan, UPT Loka Konservasi Biota Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, Tual, Maluku
Anggota, Sutomo, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya”, LIPI, Tabanan, Bali
Anggota, A. Widiastuti,Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Depok
Anggota, Saleh Muhammed Raqib, Bangladesh Agricultural University, Mymensingh, Bangladesh
Anggota, Ichsan Suwandhi, Institut Teknologi Bandung
Anggota, Dian Rosleine, Institut Teknologi Bandung
PENYUNTINGTAMU (PENASEHAT):
Cecep Kusmana, Institut Pertanian Bogor
Dewi Elfidasari, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta
PENERBIT:
Masyarakat Biodiversitas Indonesia
PENERBIT PENDAMPING:
Program Biosains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta
PUBLIKASI PERDANA:
2015
ALAMAT:
Kantor Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi, Gd. A, Lt. 1, FMIPA, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel. & Fax.: +62-271-663375, Email: biodiversitas@gmail.coError! Hyperlink
reference not valid.
ONLINE:
biodiversitas.mipa.uns.ac.id/psnmbi.htm
PENYELENGGARA & PENDUKUNG:
MASYARAKAT
BIODIVERSITAS
INDONESIA
JUR. BIOLOGI FMIPA &
PS. BIOSAINS PPS
UNS SURAKARTA
DEP. SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
IPB BOGOR
JUR.BIOLOGI
FAK.SAINS DAN TEKNOLOGI
UAI JAKARTA
THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK
Kata Pengantar
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia (Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon) Volume 1,
Nomor 8, Desember 2015 berisikan naskah-naskah dari
kegiatan Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia, Jakarta, 12 September 2015 yang bertemakan
Manajemen perlindungan, penelitian dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati di wilayah perkotaan. Prosiding
ini juga menerbitkan beberapa naskah yang telah
dipresentasikan pada beberapa seminar nasional
sebelumnya, seperti: Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversitas Indonesia, Bandung (Jatinangor), 13 Juni
2015; Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia, Jakarta, 20 Desember 2015; Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei
2015; dan Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia, Yogyakarta, 21 Maret 2015, yang naskah
revisinya baru disetujui Dewan Penyunting akhir-akhir ini.
Naskah-naskah yang diterbitkan dalam prosiding ini telah
melalui beberapa tahapan proses seleksi, dimulai dari
seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan
untuk dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan
dengan proses presentasi oral atau poster, sekaligus review
melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar.
Selanjutnya, naskah-naskah tersebut dinilai dan dikoreksi
oleh penyunting, penyunting tamu, serta penyunting khusus
untuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Setiap proses
koreksi berimplikasi pada kewajiban revisi, sehingga
naskah-naskah yang diterbitkan dalam prosiding ini telah
melalui beberapa kali proses revisi oleh penulis atau para
penulis. Sebelum dicetak naskah-naskah pra-cetak
(uncorrected proof) juga telah dikirimkan kepada para
penulis untuk mendapatkan koreksi akhir dan dibaca oleh
korektor (proofreader) untuk pembetulan kesalahan cetak
dan penyesuaian dengan gaya selingkung prosiding ini.
Naskah yang secara kualitas berpotensi untuk diterbitkan
namun karena alasan tertentu penulis belum dapat
memenuhi saran revisi dari para penyunting, maka akan
diterbitkan pada edisi berikutnya. Sementara itu naskah
yang cukup baik, disarankan untuk diproses pada jurnal
Biodiversitas (Scopus indexed) atau Nusantara Bioscience.
Sedangkan, naskah yang tidak lolos dari proses review dan
penyuntingan, tidak dapat diterbitkan.
Atas terlaksananya kegiatan seminar nasional dan terbitnya
prosiding ini, diucapkan terima kasih kepada para
pemakalah utama, pemakalah, peserta, panitia dan para
pihak lainnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada berbagai instansi yang telah mendukung kegiatan
ini dengan hadirnya para pemakalah utama dari
lingkungannya, yaitu: Institut Pertanian Bogor, Universitas
Al Azhar Indonesia, Jakarta dan Kodam Jaya/Jayakarta,
Jakarta.
Sebagaimana seminar nasional sebelumnya, sebagian
pendanaan kegiatan ini diperoleh dari Hibah Program
Insentif Jurnal Terindeks Internasional Tahun 2014, untuk
jurnal Biodiversitas, Journal of Biological Diversity dari
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, RI; serta Hibah Bantuan
Pengembangan Jurnal Ilmiah untuk jurnal Nusantara
Bioscience dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam
rangka penjaringan naskah berkualitas untuk jurnal-jurnal
tersebut. Untuk itu diucapkan terima kasih.
Akhir kata, permohonan maaf disampaikan kepada para
pihak atas kekurangsempurnaan yang terjadi, dengan
harapan hal tersebut dapat menjedi pembelajaran bagi
kegiatan selanjutnya.
Jakarta, 31 Desember 2015
Ketua Dewan Penyunting
| vol. 1 | no. 8 | pp. 1747-2061 | Desember 2015 | ISSN: 2407-8050 |
Makalah Utama: Keanekaragaman hayati (biodiversitas) sebagai elemen kunci ekosistem
kota hijau
CECEP KUSMANA
1747-1755
BIODIVERSITAS GENETIK
Evaluasi stabilitas daya hasil ubi kayu (Manihot esculenta) genotip lokal hasil kultur
jaringan
HANI FITRIANI, NURHAIDAR RAHMAN, NURHAMIDAR RAHMAN, ENNY SUDARMONOWATI
1756-1760
Seleksi ubi kayu berdasarkan perbedaan waktu panen dan inisiasi kultur in vitro
NURHAMIDAR RAHMAN, HANI FITRIANI, HARTATI, N. SRI HARTATI
1761-1765
BIODIVERSITAS SPESIES
Seleksi jamur penghasil enzym ligninase dan kemampuannya menguraikan limbah cair
kelapa sawit
YB. SUBOWO
1766-1770
Gastropoda dari Kepulauan Seribu, Jakarta berdasarkan koleksi spesimen Museum Zoologi
Bogor
NOVA MUJIONO
1771-1784
Nematoda parasit gastrointestinal pada satwa mamalia di fasilitas penangkaran Pusat
Penelitian Biologi LIPI Cibinong, Jawa Barat
HERJUNO ARI NUGROHO, ENDANG PURWANINGSIH
1785-1789
Identifikasi serangga di kawasan industri pertambangan kapur Palimanan, Cirebon, Jawa
Barat
GEO SEPTIANELLA, ROSNAENI, YUSUF BASKORO, LULU’ NISRINA, FATIHAH DINUL QAYYIMAH,
RESTI AULUNIA, DEWI ELFIDASARI, PUNGKI LUPINYANINGDIYAH
1790-1794
Jenis dan fluktuasi capung pada Taman Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan,
Banten
ADY SEPTANTO HERMAWAN, NARTI FITRIANA
1795-1801
Keanekaragaman spesies rotan di Jawa Barat dan prospek pengembangan
TITI KALIMA
1802-1809
Selaginella diversity in Banten, Western Java
AHMAD DWI SETYAWAN
1810-1815
BIODIVERSITAS EKOSISTEM
Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
GEO SEPTIANELLA, DJUNIJANTI PEGGIE, HIDAYAT YORIANTA SASAERILA
1816-1820
xiii
Keanekaragaman fauna Taman Kehati Mekarsari, Sukabumi, Jawa Barat
HENDRA GUNAWAN, SUGIARTI
1821-1827
Peran Taman Kehati Lido, Sukabumi sebagai ruang terbuka hijau dan konservasi flora-
fauna di lingkungan perkotaan
HENDRA GUNAWAN, SUGIARTI
1828-1835
Review: Tumbuhan di kota urban Indonesia: Nilai bioteknologis dan proyeksi keragaman
pada 2050
RAHMAT AZHARI KEMAL, ANGELIA YULITA, GRARIANI NUFADIANTI, IMAM ROSADI, SITI
ISNAENI MUTHMAINAH
1836-1841
Komunitas burung urban: Pengaruh luas wilayah dan jenis pohon ruang terbuka hijau
terhadap
RAHMAT FADRIKAL, EVI FADLIAH, JULIADI NUGROHO
1842-1846
Konservasi anggrek bulan (Phalaenopsis spp.) di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya -
LIPI, Bogor
EKA MARTHA DELLA RAHAYU
1847-1850
Nilai konservasi dan jasa lingkungan kebun raya pada kawasan perkotaan
DANANG WAHYU PURNOMO, SANIYATUN MAR'ATUS SOLIHAH, SUMANTO
1851-1855
Peran bakteri fungsional tahan salin (PGPR) pada pertumbuhan padi di tanah berpasir salin
SRI WIDAWATI
1856-1860
ETNOBIOLOGI
Biodiversitas dan kearifan lokal dalam budidaya tanaman pangan mendukung kedaulatan
pangan: Kasus di lahan rawa pasang surut
MUHAMMAD NOOR, ADITYA RAHMAN
1861-1867
BIOSAINS
Prioritas penelitian dan pengembangan jenis andalan setempat rotan
TITI KALIMA, JASNI
1868-1876
Potensi pengembangan tanaman sayuran skala rumah tangga di Samarinda, Kalimantan
Timur
AFRILIA TRI WIDYAWATI, MUHAMAD RIZAL
1877-1883
Diseminasi hasil penelitian dan pengembanngan tanaman anggrek dan kantong semar di
Kebun Raya Bogor
YUPI ISNAINI
1884-1889
Upaya pemberdayaan apotik hidup di perkotaan melalui deskripsi dan manfaat tanaman
obat
AFRILIA TRI WIDYAWATI, MUHAMAD RIZAL
1890-1895
Induksi perakaran dan aklimatisasi tanaman Artocarpus altilis secara in vitro
SITI NOORROHMAH, MARIA IMELDA
1996-1999
Peran mikroba dalam penyediaan bibit berkualitas dalam menunjang penghijauan kita
SYLVIA J.R. LEKATOMPESSY, HARMASTINI I. SUKIMAN
2000-2005
Prospek pengembangan pisang kepok di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
MUHAMAD RIZAL, AFRILIA TRIWIDYAWATI
2006-2010
xiv
Diversifikasi produk olahan nanas untuk mendukung ketahanan pangan di Kalimantan
Timur
MUHAMAD RIZAL, AFRILIA TRIWIDYAWATI
2011-2015
Diversifikasi produk olahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai makanan sehat
DONOWATI TJOKROKUSUMO, NETTY WIDYASTUTI, RENI GIARNI
2016-2020
Pemanfaatan mikoriza untuk meningkatkan kualitas bibit pohon dan produktivitas lahan
kawasan perkotaan
HARMASTINI SUKIMAN
2021-2026
Upaya meningkatkan produksi tanaman jagung menggunakan teknik irigasi otomatis di
lahan kering Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
POPI REJEKININGRUM, BUDI KARTIWA
2027-2033
Dukungan kelestarian keanekaragaman melalui jenis pakan sumpit (Toxotes jaculatrix)
yang dipelihara pada kadar salinitas 8 ppt
TUTIK KADARINI
2034-2038
Inventarisasi anggrek di beberapa pulau kecil di Pulau Abang dan sekitarnya, Batam,
Kepulauan Riau
YUPI ISNAINI, SRI WAHYUNI, IRVAN FADLI WANDA
2039-2043
Pengetahuan sosio-edukasi survei etnobotani tumbuhan paku pada masyarakat di sekitar
Hutan Pendidikan Wanagama, Yogyakarta
HELMI ROMDHONI, YOSUA REGINALD, MOCHAMAD NURHADI, RESTI OCTAVIANI,
AGUNG SEDAYU
2044-2050
Strategi manajemen kepemimpinan dalam budaya pemanfaatan jagung untuk
memperkaya sumber daya genetik pangan masyarakat di Provinsi Gorontalo
NOVIANTY DJAFRI
2051-2056
Uji kualitas sperma sexing sapi Friesian Holstein (FH) pasca thawing
RIZMA DERA ANGGAINI PUTRI, MUHAMMAD GUNAWAN, EKAYANTI MULYAWATI KAIIN
2057-2061
PROS SEM NAS MASY BI ODIV INDON
Volume 1, Nomor 8, Desember 2015 ISSN: 2407-8050
Halaman: 1884-1889 DOI: 10.13057/psnmbi/m010822
Diseminasi hasil penelitian dan pengembanngan tanaman anggrek dan
kantong semar di Kebun Raya Bogor
Dissemination of orchids and pitcher plant research and development in Bogor Botanic Gardens
YUPI ISNAINI
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O.
Box 309, Bogor 16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: yupinurfauzi@yahoo.com
Manuskrip diterima: 13 Agustus 2015. Revisi disetujui: 23 Desember 2015.
Abstrak. Isnaini Y. 2015. Diseminasi hasil penelitian dan pengembanngan tanaman anggrek dan kantong semar di Kebun Raya Bogor.
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1:1884-1889. Upaya pelestarian jenis-jenis anggrek dan kantong semar telah dan terus dilakukan di
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Bogor, Jawa Barat. Upaya ini perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi ancaman
kepunakan karena kedua kelompok tanaman ini merupakan komoditas hias yangunik dan bernilai ekonomi, sehingga banyak diburu dari
alam. Perbanyakan kedua tanaman ini telah dilakukan baik secara konvensional maupun melalui kultur in vitro.Hasil penelitian dan
pengembangan tanaman anggrek dan kantong semar secara in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI telah
diperkenalkan kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti pameran, seminar, pelatihan, wisata flora, website, media sosial dan
display di Griya anggrek dan Garden Shop.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons masyarakat terhadap produk yang telah
dipasarkan melalui Griya Anggrek dan Garden ShopKebun Raya Bogor.Penelitian dilakukan dengan menganalisis data dari buku
pengiriman ke outlet, serta data hasil penjualan di Garden Shop Kebun Raya LIPI tahun 2010-Agustus 2015. Hasil penelitian
menunjukkan setidaknya 93 jenis anggrek dan 8 jenis kantong semartelah diperbanyak secara in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan
Kebun Raya LIPI dan setidaknya 81 jenis anggrek dan 4 jenis kantong semar telah didiseminasikan melalui outlet di Griya anggrek dan
Garden Shop sejak tahun 2010-Agustus 2015.Selama kurun waktu tersebut, setidaknya 6767 botol/pot anggrek dan 5309 botol/pot
kantong semar produk Kebun Raya LIPI telah beredar di masyarakat, baik dalam maupun luar negeri.Kedua komoditas ini telah sampai
kepada masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan yang telah ikut melestarikannya. Vandopsis lissociloides, anggek bulan
(Phalaenopsis amabilis), Vanda tricolor, anggrek hitam (Coelogyne pandurata), anggrek ekor tikus (Paraphalaenopsis spp.) dan
kantong semar (Nepenthes amabilis)banyak diminati masyarakat.
Kata kunci: Anggrek, kantong semar, kultur jaringan, Nepenthes
Abstract. Isnaini Y. 2015. Dissemination of orchids and pitcher plant research and development in Bogor Botanic Gardens. Pros Sem
Nas Masy Biodiv Indon 1: 1884-1889. Efforts to conserve the orchids and pitcher plants species have been and continue to be made at
the Center for Plant Conservation Bogor Botanic Garden, Indonesian Institute of Sciences (LIPI). These efforts need to be improved to
anticipate the threat of both groups because these plants are unique ornamental and economic value, so much hunted from the wild.
Propagation of the two plants has been done either conventionally or through in vitro culture. Results of research and development of
orchids and pitcher plants in vitro in tissue culture laboratory has been introduced to the public through various way, such as exhibitions,
seminars, training, tourism flora, website, social media and display at Orchids House and Garden Shop. This study aims to determine the
community response to the product has been marketed through Orchid House and Garden Shop of Bogor Botanic Gardens. The study
was conducted by analyzing data from the book delivery to outlets, as well as data from the sale at the Garden Shop since 2010 to
August 2014. The results showed at least 93 species of orchids and 8 species of Nepenthes has been propagated in vitro in tissue culture
laboratory Bogor Botanic Garden and at least 81 species of orchids and 4 species of pitcher plants have been disseminated through the
outlet at the Orchid House and Garden Shop since 2010 to August 2014. During this period, at least 6767 bottles of orchids and 5309
booles/pot of pitcher plant has been circulating in the community, both inside and outside the country. These commodities have been up
to the public in both urban and rural areas that have contributed to preserve it. Vandopsis lissociloides, months orchids (Phalaenopsis
amabilis), Vanda tricolor, black orchid (Coelogyne pandurata), orchids rats (Paraphalaenopsis spp.)and pitcher plants (Nepenthes
amabilis) attracted many people.
Keywords: Orchids, pitcher plant, plant tissue culture, Nepenthes
PENDAHULUAN
Anggrek atau keluarga Orchidace merupakan kelompok
tumbuhanberbunga dengan jumlah jenis terbanyak di dunia
(Huynh et al. 2009). Diperkirakan sekitar 25.000 sampai
30.000 jenis anggrek tersebar di dunia (Gravendeel et al.
2004)dan lebih dari 5.000 jenis ditemukan di Indonesia,
termasuk 731 jenis di Jawa (Comber 1990). Anggrek
merupakan komoditas hias yang banyak diminati karena
keindahan dan keanekaragaman bentuk dan warna
ISNAINI Diseminasi hasil penelitian anggrek dan kantong semar
1885
bunganya. Sedangkan kantong semar atau Nepenthes
merupakan marga tanaman karnivora dengan jumlah jenis
terbanyak dan keanekaragaman tertinggi dijumpai di Asia
Tenggara (Moran dan Clark 2010). Sekitar 139 jenis
kantong semar tersebar di daerah tropis dan 64 jenis
diantaranya ditemukan di Indonesia. Kantong semar belum
sepopuler anggrek, tetapi saat ini tanaman hias yang ”unik"
ini semakin meningkat popularitasnya seiring dengan minat
masyarakat pecinta tanaman hias untuk menangkarkannya.
Anggrek dan kantong semarsudah terkenal hingga ke
mancanegara, bahkan di beberapa negara sepertiAmerika,
Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Sri Lanka
budidaya tanaman ini sudah berkembang menjadi skala
industri. Ironisnya, tanaman anggrek dan kantong semar ini
kebanyakan jenisnya berasal dari Indonesia (Irawanto
2009). Dengan kekayaan genetik tersebut, seharusnya
Indonesia menjadi pemeran utama dalam perdagangan
internasional anggrek dan kantong semar. Namun,
kenyataannya industri anggrek dan kantong semar nasional
masih tertinggal dibandingkan negara tetangga, seperti
Thailand, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.
Di sisi lain, Beberapa jenis anggrek dan kantong semar
telah terdaftar dalam IUCN red list serta Apendix I dan II
CITES(CITES 2010; IUCN 2014). Banyak jenis anggrek
dan kantong semar juga telah dilindungi menurut PP
Nomor 7 tahun 1999. Beberapa jenis anggrek dan kantong
semar tergolong endemik di daerah tertentu dan
populasinya semakin berkurang karena dikoleksi untuk
perdagangan. Sehingga pada tahun 2008, Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Dirjen
PKHA)-Departemen Kehutanan Republik Indonesia
mengeluarkan arahan strategis konservasi spesies nasional
2008-2018 yang memuat flora dan fauna,termasuk anggrek
dan kantong semar (Mardiastuti et al. 2008). Anggrek ekor
tikus (Paraphalaenopsis spp.), anggrek bulan raksasa
(Phalaenopsis gigantea) dan kantong semar (Nepenthes
spp.) termasuk spesies prioritas untuk konservasi
(Mardiastuti et al. 2008). Bahkan hasil diskusi para pakar
anggrek dan kantong semar selanjutnya menetapkan lebih
banyak jenis anggrek dan kantong semar yang termasuk
spesies prioritas untuk dikonservasi (Risna et al. 2010).
Upaya perlindungan yang disarankan oleh Dirjen
PHKA untuk menyelamatkan anggrek dan kantong semar
adalah melalui sosialisasi dengan penyadaran masyarakat,
pembangunan sikap dan perilaku konservasi, menaikkan
status kawasan menjadi Areal Sumber Daya Genetik
(ASDG) dan Penegakan hukum pengambilan liar. Upaya
pelestariannya dapat dilakukan dengan cara pengembangan
secara ex situ dan pemanfaatannya hanya boleh dari hasil
budidaya (Mardiastuti et al. 2008). Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya LIPI telah melakukan kegiatan
konservasi anggrek dan kantong semar sacara ex situ dan
upaya budidayanya juga telah dilakukan melalui kultur in
vitro atau kultur jaringan (Isnaini dan Handini 2008, Isnaini
2010).Pada tahun 1980an, teknik kultur jaringan tanaman
mulai banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman
yang bernilai ekonomi secara massal untuk industri
hortikultura (Idowu et al. 2009). Hasil perbanyakan
anggrek dan kantong semar di Kebun Raya ini telah
disosialisasikan melalui berbagai media agar bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin berpartisipasi
mengoleksi dan membudidayakan kedua komoditas
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons
masyarakat terhadap produk penelitian kultur jaringan
anggrek dan kantong semar yang telah didiseminasikan
melalui Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya
Bogor LIPI, Jawa Barat.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan, Griya Anggrek dan Garden Shop Kebun Raya
Bogor LIPI. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menginventaris data jenis anggrek dan kantong semar hasil
kultur in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun
Raya Bogor pada tahun 2010-Agustus 2015 yang didisplay
dan jumlah jenis yang telah sampai kepada masyarakat
melalui pembelian langsung di Griya anggrek dan Garden
Shop Kebun Raya Bogor atau melalui pembelian online
sejak Maret 2015.
Selanjutnya data penjualan anggrek dan kantong semar
hasil kultur in vitro sejak tahun 2010 sampai Agustus 2015
dikumpulkan dari Griya anggrek dan Garden shop Kebun
Raya Bogor. Data selanjutnya dianalisis dengan cara
dikelompokkan berdasarkan jenis anggek dan kantong
semar serta jumlah botolan/individu yang terjual setiap
bulan, lalu dihitung jumlah penjualan untuk tiap
jenis/tahun. Data penjualan tahunan selanjutnya
diakumulasikan menjadi data total penjualan. Selain itu,
untuk penjualan secara online selanjutnya dianalisis daerah
tujuan pengirimannya untuk mengetahui sejauh mana hasil
peneltian dan pengembangan anggrek dan kantong semar
produk Kebun Raya LIPI dimanfaatkan oleh masyarakat.
Data selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabeldan
gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan sejak tahun 2010 sampai
Agustus 2015 menunjukkan setidaknya 93 jenis anggrek
dan 8 jenis kantong semartelah berhasil diperbanyak secara
in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya LIPI
dan sebanyak 81 jenis anggrek dan 4 jenis kantong
semartelah terdesiminasi kepada masyarakat Indonesia
maupun manca negara. Dari jenis tersebut total bibit yang
telah menyebar dan berpindah tempat dari Kebun Raya
Bogor ke segala penjuru tanah air adalah sebanyak 6767
botol anggrek dan 5309 botol/pot kantong semar.
Jumlah jenis dan bibit anggrek yang terdistribusi
kepada masyarakat setiap tahunnya bervariasi antara 31-61
jenis dan 134-1919 botol (Gambar 1). Jumlah jenis anggrek
yang terdistribusi paling banyak pada tahun 2012 lalu
berfluktuasi pada tahun-tahun berikutnya dan mengalami
peningkatan pesat pada pertengahan tahun 2015. Dari total
81 jenis yang telah diperkenalkan kepada masyarakt,
setidaknya 21 jenis anggrek mendapat perhatian cukup
besar. Vandopsis lissociloides, Phalaenopsis amabilis
(anggek bulan), Vanda tricolor, Coelogyne pandurata
PROS SEM NAS MASY BI ODIV INDON
1 (8): 1884-1889, Desember 2015
1886
(anggrek hitam), (spp.) Paraphalaenopsis laycockii
(anggrek ekor tikus)adalah 5 jenis anggrek yang paling
banyak diminati masyarakat (Tabel 1).
Sedangkan untuk kantong semar, jenis yang telah
didiseminasikan baru 4 jenis, yaitu Nepenthes ampullaria,
N. gracilis, N. mirabilis dan N. rafflesiana. Nepenthes
ampullaria mendapat perhatian yang paling besar dari
masyarakat yang ditandai dengan total penjualan tertinggi
(Gambar 2). Penjualan komoditas ini dari tahun ke tahun
terus meningkat seiring dengan adanya promosi melalui
media sosial (Gambar 3). Promosi yang selanjutnya diikuti
dengan pelayanan secara online semakin mendukung
jangkauan pendistribusian anggrek dan kantong semar
kepada masyarakat yang lebih banyak lagi.
Jika dilihat dari daerah tujuan pelayanan pesanan bibit
anggrek dan kantong semar secara online,sejak bulan Maret
sampai Agustus 2015, setidaknya 25 kabupaten/kota telah
menjadi daerah yang menampung bibit kedua komoditas
hias ini untuk dibudidayakan (Tabel 2). Daerah yang paling
sering melakukan pemesanan online selama periode
tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 1. Jumlah jenis (kiri) dan botolan/pot (kanan) anggrek hasil penelitian dan pengembangan secara in vitro di Kebun Raya
Bogor yang tersebar ke masyarakat lokal dan mancanegara tahun 2010-Agustus 2015
Tabel 1. Daftar jenis anggrek hasil kultur in vitro yang banyak mendapat perhatian masyarakat sejak tahun 2010-Agustus 2015(Isnaini
2014)
Jumlah yang terjual (botol)
Nama Jenis anggrek
2010-2013*)
2014
Jan-Ags 2015
Total
Aerides odoratum
132
16
2
150
Coelogyne pandurata
283
11
40
334
Dendrobium antenatum
68
4
60
132
Dendrobium discolor
32
49
48
129
Dendrobium macrophyllum
126
57
47
230
Dendrobium scundum
27
19
94
140
Dendrobium spectabile
179
13
44
236
Dendrobium stratiotes
57
14
36
107
Grammatophyllum scriptum
195
5
0
200
Grammatophyllum speciosum
79
30
0
109
Parahalaenopsis labukensis
130
39
25
194
Paraphalaenopsis laycockii
299
32
3
334
Paraphalaenopsis serpentilingua
105
9
34
148
Phalaenopsis amabilis
341
96
129
566
Phalaenopsis amboinensis
28
78
89
195
Phalaenopsis cornu-cervi
84
79
56
219
Paphiopedilum glaucophyllum
109
0
3
112
Vanda dearei
0
89
43
132
Vanda insignis
176
29
91
296
Vanda tricolor
163
135
105
403
Vandopsis lissocholides
406
157
284
847
Total (botol)
3019
961
1233
5213
ISNAINI Diseminasi hasil penelitian anggrek dan kantong semar
1887
Gambar 2. Jumlah total botolan/pot dari tiap jenis kantong semar
yang terjual selama tahun 2010-Agustus 2015
Gambar 3. Jumlah botolan/pot kantong semar hasil penelitian
dan pengembangan secara in vitro di Kebun Raya Bogor yang
tersebar ke masyarakat local dan mancanegara tahun 2010-
Agustus 2015
Tabel 2. Daerah tujuan distribusi anggrek dan kantong semar hasil perbanyakan in vitro sejak Maret-Agustus 2015
Nama daerah
tujuan (Pulau)
Kab/Kota
Frekuensi
pengiriman
(kali)
Jenis yang dikirim
Sumatra
Aceh
1
Medan
4
Bulbophyllum phalaenopsis, Dendrobium antenatum, D. bicaudatum D. discolor, D.
macrophyllum , D. mirbelianum, D. scundum, D. spectabile, D. stratiotes, Vandopsis
lissociloides
Padang
1
-
Bengkulu
2
D. macrophyllum, D. discolor, Phalaenopsis amboinensis, Vandopsis lissociloides
Bandar
Lampung
1
Dendrobium scundum, Vanda insignis
Batam
3
Phalaenopsis amabilis,Vanda insignis, V. tricolor, V. Sumatrana, Nepenthes
ampullaria
Jawa
Bandung
4
B. phalaenopsis,D. macrophyllum. Phalaenopsis amboinensis, P. fuscata,
Paraphalaenopsis serpentilingua, Paraphalaenopsis labukensis
Bogor
2
D. antenatum, D. macrophylium P. amabilis, P. amboneinsis, P. deliciosa, P. cornu
cervi, Vandopsis lissociloides
Jakarta
4
Cymbidium atropurpureum, Dockrillia dollicophylla, Papilionanthe hookeriana,
Phalaenopsis amboinensis, Pholidota imbricata,. Renanthera matutina, Vanda
insigne, V. deari, V. tricolor, Vandopsis lissociloides
Semarang
1
Bulbophyllum phalaenopsis, Coelogyne pandurata, Dockrilia dolicophylla,
Phalaenopsis fuscata, P. amboinensis, , Paraphaaenopsis labukensis.
Tangerang
2
Dendrobium anosmum. D. macropylum, Phalaenopsis amboinensis,Paraphalaenopsis
serpentilingua, Vanda saxatilis, V. sumatrana, Vandopsis lissociloides
Jember
1
Phalaenopsis amboinensis, P. amabili, P. fuscata
Yogyakarta
6
Bulbophyllum graviolens,Dendrobium scundum, D. discolor, D. macrophylum, D.
spectabille, Phalaenopsis amabilis, P. amboinensis, P. cornucervi, P. deliciosa, P.
fuscata, Paraphalaenopsis serpentilingua, Paraphal labukensis, Vanda insignis,
Vanda dearei
Lumajang
1
-
Ciamis
1
Phalaenopsis amabilis, P. amboinensis
Tegal
1
P. amabilis
Surabaya
1
P. fuscata
Tulung
Agung
1
Bulbophyllumphalaenopsis, B. graviolens, Coelogyne asperata, C. pandurata,
Dendrobiumantenatum, D. scundum, D. spectabile, D. macrophyllum
Probolinggo
1
Coelogyne pandurata,D. macrophyllum, D. spectabile
Nganjuk
1
Coelogyne pandurata, Dendrobium discolor, D. spectabile
Bondowoso
1
Dendrobium anosmum,D. macrophyllum D. discolor
Banjarnegara
1
D. spectabile, P. amboinensis, V. tricolor
Lamongan
1
Bulbophylum phalaenopsis, Coelogyne pandurata. Dendrobium spectabile, P. fuscata
Solo
1
Dendrobium antenatum, D. discolor
Kalimantan
Banjarbaru
1
D. macrophyllum,D. spectabile, V. tricolor, P. amboinensis, Vandopsis lissociloides
Banjarmasin
1
Paraphalaenopsis serpentilingua, Vanda insignis
PROS SEM NAS MASY BI ODIV INDON
1 (8): 1884-1889, Desember 2015
1888
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak
penggemar anggrek dan kantong semar yang menunggu
hasil penelitian dan pengembangan kedua komoditas
tersebut agar bisa sampai ke tangan mereka. Hal ini
terbukti dengan banyaknya masyarakat yang datang
langsung ke Kebun Raya Bogor atau memesan secara
online untuk mendapatkan komoditas tersebut. Hal ini
cukup menggembirakan, bukan semata terkait dengan
penjualan tetapi lebih ke arah pesan konservasi untuk
membudidayakan anggrek dan kantong semar yang
beberapa jenis diantaranya tergolong tumbuhan dilindungi.
Beberapa jenis anggrek dan kantong semar yang menjadi
prioritas untuk konservasi telah diperbanyak secara in vitro
di Kebun Raya Bogor (Risna et al. 2010; Isnaini 2010,
2011). Salah satu jenis anggrek prioritas untuk konservasi
yang banyak diburu masyarakat adalah anggrek ekor tikus
(Paraphalaenopsis spp.). Jenis ini banyak dicari oleh para
penggemar anggrek untuk bahan silangan atau untuk
koleksi, sehingga harga jualnya di pasaran cukup tinggi.
Jenis lainnya yang paling banyak terjual di Kebun Raya
Bogor adalah anggrek yang namanya telah cukup poluler
seperti anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) dan anggrek
hitam (Coelogyne pandurata). Kedua jenis tersebut banyak
dicari oleh masyarakat awam yang baru mengenal anggrek
karena kepopuleran namanya. Anggrek vanda (Vanda
tricolor)banyak diminati karena bungannya yang harum,
sedangkan Vandopsis lissociloides banyak diminati karena
postur bibitnya yang kekar serta bentuk dan warna
bunganya yang indah.
Sedangkan untuk kantongsemar yang paling banyak
terjual adalah Nepenthes ampullaria. Jenis ini memiliki
bentuk kantong yang unik seperti teko dengan tutup
kantong kecil menghadap ke belakang (Isnaini dan
Purwantoro 2013). Kantong N. ampullaria yang sudah
dewasa sering ditemukan menggerombol membentuk roset
di bagian bawah batangnya dan bergerombol juga di bagian
atas. Jenis ini mempunyai daya tarik tersendiri karena
selain keunikan bentuk kantongnya, juga karena posturnya
yang kokoh dan tidak mudah layu seperti N. mirabilis.
Bibit kantong semar ini semakin menarik perhatian
masyarakat karena dalam bentuk kultur yang masih di
dalam botol telah menghasilkan kantong yang unik. Hal ini
terkait dengan hasil penelitian sebelumnya untuk
menginduksi pembentukan kantong dengan berbagai
perlakuan (Rahayu dan Isnaini 2009). Upaya ini terus
dilakukan agar produk hasil penelitian ini semakin menarik
perhatian dan bisa mengalihkan minat masyarakat dari
pengambilan di alam ke pemanfaatan hasil budidaya karena
komoditas ini mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi
(Susanti 2012; Hendrawan 2014).
Jika dilihat dari daerah tujuan pengiriman bibit anggrek
dan kantong semar, Yogyakarta dan Bandung merupakan
daerah yang paling banyak memesan produk tersebut. Hal
ini belum bisa mencerminkan bahwa kedua daerah tersebut
yang paling banyak penggemar anggreknya, karena data
pengiriman ini baru berlangsung selama 6 bulan dan
informasinya hanya menggunakan media sosial. Sedangkan
pembeli bibit anggrek dan kantong semar yang datang
langsung ke Kebun Raya Bogor umumnya dari daerah
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung dan
sekitarnya. Turis mancanegara yang membeli anggrek di
Kebun Raya Bogor diantaranya dari Belanda, Prancis,
Inggris, Amerika, India, Camboja, Arab Saudi, dan
Philipina.
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya mencerminkan
jenis anggrek dan kantong semar yang paling diminati
masyarakat karena ketersediaan bibit di Laboratorium tidak
selalu sama jenis dan jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal
ini tekait dengan keterbatasan tenaga teknis yang
menangani perbanyakan komoditas tersebut dan juga
keterbatasan ruang untuk tempat penyimpanan kultur dari
kedua komoditas tersebut. Namun demikian, upaya untuk
mensosialisasikan hasil penelitian dan pengembangan
anggrek dan kantong semar ini perlu terus agar masyarakat
tidak perlu mengambil langsung dari alam jika
memerpukan jenis-jenis anggrek dan kantong semar yang
telah dibudidayakan. Hal ini sesuai dengan arahan dari
Dirjen PHKA agar pemanfaatan anggek dan kantong semar
yang dilindungi hanya dari hasil budidaya (Mardiastuti et
al. 2008).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan rutin di
Laboratorium Kultur Jaringan Kabun Raya Bogordan
Garden Shop Kebun Raya LIPI. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada seluruh staf peneliti dan teknisi lab
Kultur Jaringan, staf Griya Anggrek dan Garden Shop
Kebun Raya Bogor serta mahasiswa magang dari Institut
Pertanian Bogor yang telah membantu kegiatan ini
DAFTAR PUSTAKA
CITES. 2010.Appendices I, II, and III.
http://www.cites.org/eng/app/Appendices-E.pdf.[29 Oktober 2010].
Comber JB. 1990. Orchids of Java. Royal Botanic Gardens, Kew,
Gravendeel B, Smithson A, Silk FJW, Schuiteman A. 2004. Epiphytism
and pollinator specialization: drivers for orchid diversity? Phil Trans
R Soc Lond B 359: 1523-1535.
Hendrawan F. 2014. Kantong Semar Rohul Bernilai Jutaan Rupiah. .
http://www.halloriau.com/read-rohul-42292-2014-01-07--kantong-
semar-rohul-bernilai-jutaan-rupiah---.html . Diakses tanggal 4 Sep
2015.
Huynh TT, Thomson R, Mclean CB,Lawrie AC. 2009.Functional and
genetic diversity of mycorrhizal fungi from single plants of Caladenia
formosa (Orchidaceae). Ann Bot 104: 757-765.
Idowu PE, Ibitoye DO, Ademoyegun OT. 2009.Tissue culture as a plant
production technique for horticultural crops.Afr J Biotechnol 8 (16):
3782-3788.
Isnaini, Y, Handini H.2007. Perkecambahan biji kantong semar
(Nepenthes gracilis Korth.) secara in vitro. Buletin Kebun Raya10(2):
40-46.
Isnaini Y. 2010.Aplikasi teknik in vitro untuk perbanyakan anggrek
spesies di Kebun Raya Bogor dan respon masyarakat terhadap
produknya.Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Indonesia.
Perhimpunan Hortikultura Indonesia. Bali.
Isnaini Y. 2012.Penelitian dan pengembangan tanaman hias unik kantong
semar (Nepenthes spp.) secara in vitro di Kebun Raya
Bogor.Prosiding Seminar Nasional PerhimpunanHortikultura
Indonesia. Lembang, Bandung.
ISNAINI Diseminasi hasil penelitian anggrek dan kantong semar
1889
Isnaini Y, Purwantoro RS. 2013. Keberadaan dan Keragaman Tanaman
Hias Unik Kantong Semar(Nepenthes Spp.)Di Pulau Batam.Prosiding
Seminar Nasional Perhorti, Bogor.
Isnaini Y. 2014.Evaluasi Anggrek Spesies Hasil Kultur In vitro di Kebun
Raya Bogor yang Diminati Masyarakat. Seminar Nasional Perhorti,
Malang 5-7 Nop 2014.
IUCN. 2014.The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.2.
<www.iucnredlist.org>. [29 October 2014]
Irawanto R. 2009. Pemanfaatan tumbuhan Nepenthes oleh masyarakat
desa Bagak Singkawang. Kalimantan Barat. Prosiding seminar
Nasional Etnobotani IV. Cibinong Science Center. LIPI.
Mardiastuti A, Kusrini MD, Mulyani YA, ManullangS, Soehartono T.
2008. Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam-
Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
Moran JA,Clark CM. 2010. The carnivorous syndrome in Nepenthes
pitcher plants Current state of knowledge and potential future
directions. Plant Signal Behav. 5: 644-648.
Rahayu EMD, Isnaini Y. 2009.Induksi pembentukan kantong tanaman
Nepenthes rafflesiana Jack. pada berbagai konsentrasi media dan
ukuran wadah kultur.Prosiding Seminar Peranan Konservasi Flora
Indonesia dalam Manegatasi Dampak Pemanasan Global”. UPT BKT
Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali-Lipi dan PTTI, FMIPA Universitas
Udayana dan BLH Prov Bali. Hal: 436-441l .
Risna RA, Kusuma YWC, Widyatmoko D, Hendrian R, Pribadi
DO.2010.Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia
Seri I Arecaceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae, Orchidaceae.LIPI
Press. Bogor.
Susanti T. 2012. Nepenthes dan valuasi ekonomi (Suatu upaya konservasi
Nepenthes). Edu-Bio 3:14-28.
... Selain itu, corak, bentuk, dan warna kantongnya yang beragam membuat tanaman ini potensial dikembangkan sebagai tanaman hias. Dari 8 jenis kantong semar yang telah diperbanyak secara in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya -LIPI, N. ampullaria merupakan jenis yang paling diminati oleh masyarakat dengan jumlah botol terjual tertinggi dibandingkan jenis kantong semar lainnya [3]. ...
Article
Full-text available
Pitcher plant (Nepenthes) is one of the potential plants that can be developed as ornamental plants. Thus, increasing genetic diversity is needed to improve the plant, one of them uses gamma irradiation. This research aims to study the effect of gamma irradiation dose on the growth of pitcher plant (Nepenthes ampullaria). The experiment used a completely randomized design (CRD) of one factor with the irradiation doses, namely 0 (control), 15, 30, 45, 60, 75, and 90 Gy and were repeated three times. The ten month old plantlets of N. ampullaria was used as plant material, then acclimatized in a culture bottle with sphagnum moss media and stored in the culture room. The irradiated N. ampullaria plantlet was then transferred to a new culture bottle, which has been filled with sphagnum moss and then stored in the culture room and observed for the growth. Based on observation for 12 weeks after treatment, LD50 has not been obtained in this research. Quantitative characters observed such as plant height, number of leaves, and the number of pitchers decreased due to the increase of irradiation dose compared to controls. The higher the irradiation dose, the growth of N. ampullaria becomes more inhibited. Besides, at a 30 Gy dose, most shoots experience necrosis (yellowing) and eventually become browning. Morphological variations are most often found at a dose of 15 Gy, namely variations in the shape of leaves and pitchers. Leaves are formed only from midrib without leaf blades, and the pitchers are formed at the apex of the leaf. Moreover, in this research, wavy leaves and the lid's formation at the apex are found.
Article
Full-text available
Over 100 years ago, Haberlandt envisioned the concept of plant tissue culture and provided the groundwork for the cultivation of plant cells, tissues and organs in culture. Initially plant tissue cultures arose as a research tool and focused on attempts to culture and study the development of small, isolated cells and segments of plant tissues. At the peak of the plant tissue culture era in the 1980s, in a relatively short time, many commercial laboratories were established around the world to capitalize on the potential of micropropagation for mass production of clonal plants for the horticulture industry. Today plant tissue culture applications encompass much more than clonal propagation. The range of routine technologies has expanded to include somatic embryogenesis, somatic hybridization, virus elimination as well as the application of bioreactors to mass propagation. Perhaps the greatest value of these tissue culture technologies lies not so much in their application to mass clonal propagation but rather in their role underpinning developments and applications in plant improvement, molecular biology and bioprocessing, as well as being a basic research tool. Plant tissue culture technique though an underutilized tool in Nigeria, it can be extensively applied in horticulture to increase crop production. This paper highlights some of the applications of plant tissue culture to horticulture, the achievements and limitations of tissue culture and some insights into current and possible future developments. With rapid population growth, the total acreages of fruits, vegetables and various ornamental plants have not been able to meet the needs of people in the developing countries.
Article
Full-text available
Mycorrhizal associations are essential to the plant kingdom. The largest flowering plant family, the Orchidaceae, relies on mycorrhizal fungi for germination, growth and survival. Evidence suggests varying degrees of fungal-host specificity based on a single fungal isolate from a single plant. This paper shows for the first time the diversity of endophytes colonizing in a single plant over consecutive years and the functional significance of this diversity. Stem-collars of Caladenia formosa were collected in different seasons and years. Mycorrhizal fungi isolated were tested for their efficacy to induce leafing and genetically determined using ITS-RFLP and sequencing. Multiple mycorrhizal fungi were repeatedly isolated from a single collar that displayed varying effectiveness in germination percentages and adult leaf length. Additional factors contributed to the isolation of effective mycorrhizal fungi; fungal collection season, year of collection and individual isolates. Surface sterilization only improved the number of isolated mycorrhizal fungi. Dual inoculation did not increase germination. All 59 mycorrhizal fungi effective in germinating seed belonged to one clearly defined ITS (internal transcribed spacer) clade and clustered close to Sebacina vermifera (79-89 % homology). Isolates resulting in the greatest germination were not necessarily those resulting in the greatest survival and growth 1 year after germination. Single orchid plants contained multiple mycorrhizal fungal strains of one species that had diverse functional differences. These results suggest that our current knowledge of fungal-host specificity may be incomplete due to experimental and analytical limitations. It also suggests that the long-term effectiveness of a mycorrhizal fungus or fungi could only be found by germination and longer-term growth tests rather than genetically.
Evaluasi Anggrek Spesies Hasil Kultur In vitro di Kebun Raya Bogor yang Diminati Masyarakat
  • Y Isnaini
Isnaini Y. 2014.Evaluasi Anggrek Spesies Hasil Kultur In vitro di Kebun Raya Bogor yang Diminati Masyarakat. Seminar Nasional Perhorti, Malang 5-7 Nop 2014.
Perkecambahan biji kantong semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara in vitro
  • Y Isnaini
  • H Handini
Isnaini, Y, Handini H.2007. Perkecambahan biji kantong semar (Nepenthes gracilis Korth.) secara in vitro. Buletin Kebun Raya10(2): 40-46.
Aplikasi teknik in vitro untuk perbanyakan anggrek spesies di Kebun Raya Bogor dan respon masyarakat terhadap produknya.Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Indonesia
  • Y Isnaini
Isnaini Y. 2010.Aplikasi teknik in vitro untuk perbanyakan anggrek spesies di Kebun Raya Bogor dan respon masyarakat terhadap produknya.Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Indonesia. Perhimpunan Hortikultura Indonesia. Bali.
Induksi pembentukan kantong tanaman Nepenthes rafflesiana Jack. pada berbagai konsentrasi media dan ukuran wadah kultur.Prosiding Seminar "Peranan Konservasi Flora Indonesia dalam Manegatasi Dampak Pemanasan Global
  • Emd Rahayu
  • Y Isnaini
Rahayu EMD, Isnaini Y. 2009.Induksi pembentukan kantong tanaman Nepenthes rafflesiana Jack. pada berbagai konsentrasi media dan ukuran wadah kultur.Prosiding Seminar "Peranan Konservasi Flora Indonesia dalam Manegatasi Dampak Pemanasan Global". UPT BKT Kebun Raya 'Eka Karya' Bali-Lipi dan PTTI, FMIPA Universitas Udayana dan BLH Prov Bali. Hal: 436-441l.
Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia Seri I Arecaceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae
  • R A Risna
  • Ywc Kusuma
  • D Widyatmoko
  • R Hendrian
  • D O Pribadi
Risna RA, Kusuma YWC, Widyatmoko D, Hendrian R, Pribadi DO.2010.Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia Seri I Arecaceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae, Orchidaceae.LIPI Press. Bogor.
Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional
  • A Mardiastuti
  • M D Kusrini
  • Y A Mulyani
  • Manullangs
  • T Soehartono
Mardiastuti A, Kusrini MD, Mulyani YA, ManullangS, Soehartono T. 2008. Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018.
Penelitian dan pengembangan tanaman hias unik kantong semar (Nepenthes spp.) secara in vitro di Kebun Raya Bogor.Prosiding Seminar Nasional PerhimpunanHortikultura Indonesia
  • Y Isnaini
Isnaini Y. 2012.Penelitian dan pengembangan tanaman hias unik kantong semar (Nepenthes spp.) secara in vitro di Kebun Raya Bogor.Prosiding Seminar Nasional PerhimpunanHortikultura Indonesia. Lembang, Bandung.