Conference PaperPDF Available

BENTUK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS TEKS

Authors:

Abstract

ABSTRAK. Mobile Learning dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika menggunakan aplikasi berbasis teks yaitu Short Message Service (SMS) merupakan salah satu bagian dari mobile learning. Aplikasi berbasis teks ini sangat populer di kalangan remaja usia sekolah. Pembelajaran matematika yang menggunakan aplikasi berbasis teks sangat cocok menggunakan strategi scaffolding. Teks dalam scaffolding dapat berupa questioning, prompting, cueing, serta direct explanation. Tujuan penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan bentuk scaffolding dalam pembelajaran matematika berdasarkan teks yang dihasilkan menggunakan aplikasi berbasis teks. Berdasarkan data yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil temuan subjek penelitian dapat melakukan proses pembelajaran matematika dan aktif dalam melakukan interaksi menggunakan aplikasi berbasis teks ini. Penggunaan scaffolding dengan bentuk questioning, prompting, cueing, explaining terlihat dalam transkripsi.
Volume 1 Tahun 2016 ISSN 2528-259X
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 301
BENTUK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS TEKS
Kawakibul Qamar; Selamet Riyadi
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang
ikings94@unikama.ac.id
ABSTRAK. Mobile Learning dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika menggunakan aplikasi berbasis teks yaitu
Short Message Service (SMS) merupakan salah satu bagian dari mobile learning. Aplikasi
berbasis teks ini sangat populer di kalangan remaja usia sekolah. Pembelajaran matematika yang
menggunakan aplikasi berbasis teks sangat cocok menggunakan strategi scaffolding. Teks dalam
scaffolding dapat berupa questioning, prompting, cueing, serta direct explanation. Tujuan
penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan bentuk scaffolding dalam pembelajaran
matematika berdasarkan teks yang dihasilkan menggunakan aplikasi berbasis teks. Berdasarkan
data yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Dari hasil temuan subjek penelitian dapat melakukan proses pembelajaran
matematika dan aktif dalam melakukan interaksi menggunakan aplikasi berbasis teks ini.
Penggunaan scaffolding dengan bentuk questioning, prompting, cueing, explaining terlihat dalam
transkripsi.
Kata Kunci: pembelajaran matematika, aplikasi berbasis teks, SMS, scaffolding
PENDAHULUAN
Mobile Learning dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika. Baya'a (2009) menyatakan pemanfaatan pembelajaran matematika yang
menggunakan mobile learning pada mahasiswa jurusan pendidikan mengakibatkan kombinasi yang
baik dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Pembelajaran yang menggunakan aplikasi
berbasis teks yaitu Short Message Service (SMS) merupakan salah satu bagian dari mobile learning.
Aplikasi berbasis teks ini sangat populer di kalangan remaja usia sekolah. Menurut Wang (2009)
mobile learning berbasis teks sangat berguna untuk mendukung kegiatan pembelajaran khususnya
kegiatan di luar kelas. Kegiatan pembelajaran menggunakan SMS dapat diterapkan dalam
pembelajaran remedial teaching Matematika di SMK (Qamar, 2013). Bahkan menurut Lomine (2009)
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis teks (Short Message Service/SMS) dapat meningkatkan
motivasi dan retensi siswa. Pemanfaatan aplikasi berbasis teks melibatkan keaktifan siswa untuk
menggali kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep. Sehingga pembelajaran yang
memanfaatkan aplikasi berbasis teks dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika yang menggunakan aplikasi berbasis teks sangat cocok menggunakan
strategi scaffolding. Bentuk Scaffolding dapat dikonversi dalam bentuk berupa teks yang digunakan
untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Teks dalam scaffolding dapat pertanyaan
arahan sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap suatu konsep
matematika. berupa questioning, prompting, cueing, serta direct explanation (Fisher, 2010).
Masalah penelitian ini memfokuskan pada bagaimana bentuk scaffolding pada pembelajaran
Matematika menggunakan aplikasi berbasis teks. Sehingga tujuan penelitian ini berupaya untuk
mendeskripsikan bentuk scaffolding dalam pembelajaran matematika berdasarkan teks yang
dihasilkan menggunakan aplikasi berbasis teks.
Volume 1 Tahun 2016 ISSN 2528-259X
302 | Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang
Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika merupakan proses transfer pengetahuan baik pemahaman konsep
maupun keterampilan prosedural sehingga pembelajar memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Hal
ini sejalan dengan tujuan dari pendidikan nasional yang mengharuskan pendidik untuk
mengembangkan potensi peserta didik (siswa) agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut terangkum dalam sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Untuk meraih tujuan sistem pendidikan nasional khususnya siswa yang
kreatif, dapat menggunakan strategi Scaffolding. Scaffolding dalam konteks pendidikan adalah proses
pemberian kerangka belajar dari pendidik kepada mahasiswa. Hal ini sesuai dengan Lawson (2002)
yang menyatakan bahwaScaffolding in an educational context is a process by which a teacher
provides students with a temporary framework for learning”. Pemberian Scaffolding akan mendorong
peserta didik mengembangkan inisiatif, motivasi, dan sumber daya mereka sehingga diharapkan
tumbuh kompetensi kreativitasnya.
Konsep Scaffolding digunakan untuk memberikan pemahaman interaksi antara orang dewasa
dan anak (Stone, 1998). Scaffolding dalam pembelajaran merupakan strategi mengajar yang terdiri
dari mengajar suatu keterampilan baru dengan mengajak peserta didik bersama-sama menyelesaikan
tugas yang dirasa terlalu sukar apabila siswa menyelesaikannya sendiri kemudian pendidik
memberikan bantuan belajar secara penuh dan kontinyu, dalam hal ini scaffolding untuk membantu
siswa membangun pemahaman atas pengetahuan dan proses yang baru.
Pendidik juga dapat menggunakan pertanyaan sebagai scaffolding untuk membantu siswa
untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas. Pendidik mungkin meningkatkan tingkat
pertanyaan atau kekhususan sampai siswa tersebut mampu memberikan respon yang benar (Stuyf,
2002: 4). Pertanyaan tersebut dapat berupa kata-kata yang dituliskan sehingga dalam aplikasi berbasis
teks, suatu scaffolding dapat dilakukan. Menurut Fisher (2010), bentuk scaffolding yang dilakukan
oleh pendidik dalam membantu siswa terdiri dari empat bagian, yaitu:
1. Questioning untuk memeriksa pemahaman,
2. Prompting untuk memfasilitasi proses kognisi siswa,
3. Cueing untuk mengalihkan perhatian siswa menjadi fokus pada informasi yang lebih
khusus, kesalahan atau pemahaman parsial,
4. Explaining untuk siswa yang belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk
menyelesaikan tugas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sedang mengatasi
kesulitan dalam kompetensi Konsep Peluang. Pembelajaran matematika dilakukan menggunakan
aplikasi berbasis teks yang dipandu oleh peneliti sebagai instrumen penelitian utama yang
merencanakan, melaksanakan, mengolah data (mengambil, menganalisis, mendeskripsikan,
menyimpulkan) serta melaporkan hasil penelitian. Kegiatan penelitian ini berkenaan dengan
penyimpanan catatan (hasil rekaman aplikasi berbasis teks) dan pengumpulan pengalaman dalam
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan data kualitatif berdasarkan analisis pada rekaman data teks
yang digunakan selama pembelajaran. matematika menggunakan aplikasi teks.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembelajaran matematika menggunakan aplikasi berbasis teks ini terjadi dengan baik.
Hal ini ditunjukkan dari rekaman data transkripsi antara subjek dengan peneliti. Adapun hasil
Volume 1 Tahun 2016 ISSN 2528-259X
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 303
penelitian berupa transkripsi dari beberapa poin yang dijelaskan berupa tabel, mulai tabel 1 sampai
dengan tabel 4. Tabel tersebut ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 1. Bentuk Scaffolding Questioning
Peneliti
Qudsy mempunyai 4 kaos dan 3 celana. Dengan berapa pasangan berbeda, dia dapat
memakai kaos dan celana tersebut?
Subjek
12 pak .
Peneliti
darimana dapat 12 itu?
Subjek
Kaos 4 x 3 clna = 12
Peneliti
mengapa pakai perkalian? caranya untuk memastikan bagaimana?
Subjek
Msal kaos 1 utk celna 1,2,3
Kaos 2 utk clna 1,2,3
Kaos 3 utk clna 1,2,3
Kaos 4 utk clna 1,2,3
Jd kaos bsa d.pke dgn clna 12x
Berdasarkan transkripsi pada tabel 1, subjek sebenarnya sudah bisa menjawab namun, untuk
meyakinkan jawaban tersebut maka dapat digunakan scaffolding dengan bentuk questioning sehingga
kelihatan bahwa subjek memang benar sepenuhnya memahami tentang jawaban soal tersebut.
Tabel 2. Bentuk Scaffolding Prompting
Peneliti
Peluang tembakan A mengenai sasaran adalah 0,25 dan peluang tembakan B meleset
dari sasaran adalah 0,4. Jika A dan B masing-masing menembak, hitung peluang
tembakan keduanya mengenai sasaran?
Peneliti
bagaimana? bisa??
Subjek
P(a)=0,25
Krn mlset P(b)=1-0,4=0,6
P(aub)=p(a)+p(b)=0,25+0,6= 0,85 pak hsilx
Peneliti
karena kata hubung “dan” berarti pakai gabungan ataukah irisan??
Subjek
Y ampun iya pak , dan brti irisan
Jd p(a).p(b) =0,15
Berdasarkan transkripsi pada tabel 2, subjek dirasa terlalu lama dalam mengajukan jawabannya
sehingga diberi scaffolding bentuk questioning, namun respon dari subjek masih terdapat kesalahan
sehingga diberikan scaffolding dengan bentuk prompting, dan hasilnya subjek menyadari letak
kesalahannya.
Tabel 3. Bentuk Scaffolding Cueing
Peneliti
Tiga kartu diambil dari seperangkat kartu bridge secara acak, berapa peluang
mendapatkan semuanya As?
Subjek
Gni a pak ?
n(a)=4
n(s)=52 jd 4/52 = 1/13
Peneliti
kan ada 3 as, berapa banyak komposisinya?
Subjek
Apa gni
n(a)=4C3=4!/1!3!=4
n(s)=52C3=52!/49!31=22100
n(a)/n(s)=4/22100=1/5525
Peneliti
ya.. anda benar...
Berdasarkan transkripsi pada tabel 3, subjek sudah menggunakan argumen untuk menyelesaikan soal,
namun masih ada keraguan yang ditunjukkan dengan Gni a pak ? sehingga perlu diberi scaffolding
dengan bentuk cueing seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2 tersebut.
Volume 1 Tahun 2016 ISSN 2528-259X
304 | Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang
Tabel 4. Bentuk Scaffolding Explaining
Peneliti
soal terakhir.. Suatu dadu sisi 6 dilempar 2 kali dan mata dadu yang muncul
dijumlahkan maka peluang jumlah mata dadu lebih dari 10 atau prima adalah...
Subjek
n(s)=36
n>10 (a)=3
n prima (b)=3
P(aub)=3/36+3/36=6/36=1/6
Peneliti
jumlah prima lho jd tdk hanya 3.. cari lagi...
Subjek
n(s)=36
n>10 (a)=3
n prima (b)=11
P(aub)=3/36+11/36=14/36=7/18
Peneliti
yakin hanya 11??? coba apa saja??
Subjek
2,3,5,7,11,13,17,19,23,29,31
Peneliti
masak jumlah mata dadu lemparan 1 dan 2 bisa sampai 31???
Subjek
Oh 6 ya pak
Brti p(b)=6
P(aub)= p(a)+p(b)=3/36+6/36=9/36=1/4
Peneliti
kan jumlah mata dadu yang mungkin muncul terbesar 6+6=12... jadi yg prima kan
2,3,5,7,11
2 itu (1,1)
3 itu (1,2),(2,1) dst..
Subjek
Truz ruang sampelx 12 pa yg 36 pak ?
Peneliti
ruang sampelnya kan tetap... 36 karena kejadian yg mungkin (1,1),(1,2)(2,1), sampai
(5,6),(6,5),(6,6) jadi ada 36 bukan???
Subjek
P(aub)=p(a)+p(b)= 3/36+5/36=8/36=2/9
Peneliti
jumlah yg prima
(1,1),(1,2),(2,1),(1,4),(4,1),(2,3),(3,2),(1,6),(6,1),(2,5),(5,2),(3,4),(4,3),(3,6),(6,3),(4,5),
(5,4),(5,6),(6,5) berarti ada 14
Subjek
Kok 14 pak bkanya 19 ?
Peneliti
oia bkn 14 tp 19. hehehe..
Subjek
Berrti p(aub)=p(a)+p(b)=3/36+19/36=22/36=11/18
Gni a pak ?
Berdasarkan transkripsi tabel 4, merupakan scaffolding yang terbanyak, karena sebelum
memunculkan bentuk scaffolding explaining harus melewati bentuk scaffolding questioning,
prompting dan cueing. Hal ini dapat terjadi dimungkinkan pemahaman subjek masih tidak jelas,
sehingga ketika menggunakan scaffolding explaining akhirnya proses tersebut bisa dengan mudah
diterima oleh subjek.
Scaffolding yang diberikan dalam bentuk teks digunakan dalam pembelajaran matematika
menggunakan aplikasi teks. Bentuk scaffolding yang terjadi bervariasi mulai yang sering banyak
digunakan yaitu bentuk questioning sampai yang jarang digunakan dalam bentuk explaining.
Scaffolding yang sering digunakan berupa questioning dan prompting sedangkan untuk bentuk cueing
dan explaining digunakan ketika kemampuan subjek berada diluar Zone Proximal Development
(ZPD).
PENUTUP
Dari hasil temuan subjek penelitian dapat melakukan proses pembelajaran matematika dan
aktif dalam melakukan interaksi menggunakan aplikasi berbasis teks ini. Penggunaan scaffolding
dengan bentuk questioning, prompting, cueing, dan bentuk explaining. Bentuk scaffolding dalam
pembelajaran matematika berbantuan teks seperti berikut.
1. Questioning: darimana dapat 12 itu?
mengapa pakai perkalian? caranya untuk memastikan bagaimana?
bagaimana? bisa??
Volume 1 Tahun 2016 ISSN 2528-259X
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 305
2. Prompting: karena kata hubung “dan” berarti pakai gabungan ataukah irisan??
jumlah prima lho jd tdk hanya 3.. cari lagi...
yakin hanya 11??? coba apa saja??
3. Cueing: kan ada 3 as, berapa banyak komposisinya?
masak jumlah mata dadu lemparan 1 dan 2 bisa sampai 31???
Kok 14 pak bkanya 19 ?
4. Explaining: kan jumlah mata dadu yang mungkin muncul terbesar 6+6=12...
ruang sampelnya kan tetap... 36 karena kejadian yg mungkin (1,1),(1,2)(2,1),
DAFTAR RUJUKAN
Baya'a, N. dan Daher,W. 2009. Students' Perceptions of Mathematics Learning
Using Mobile Phones. IMCL International Conference on Mobile and Computer aided
Learning, (online),( www.imcl-conference.org) diakses 20 April 2016
Fisher, Douglas, 2010. Guided Instruction: How To Develop Confident And Successful Learners.
USD: ASCD
Lawson, L.2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. (online)
(http://condor.admin.ccny.cuny.edu/roup a son a son Paper.doc), diakses tanggal 29 April
2016.
Qamar, Kawakibul. 2013. Pemanfaatan Short Message Service (SMS) dalam Remedial Teaching
dengan menggunakan Scaffolding pada Materi Peluang di SMK PGRI 3 Malang. Tesis.
Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
Stone, A. 2004. Mobile Scaffolding: An Experiment in Using SMS Text Messaging to Support First
Year University Students. Proceedings of the IEEE International Conference on Advanced
Learning Technologies.
(online),(http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.474.6854&rep=rep1&ty
pe=pdf) diakses pada tanggal 21 April 2016
Stuyf., V. 2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. Adolescent Learning and
Development Journal. Section 0500A-Fall 2002.
(online),(http://workplacesafety.pbworks.com/f/Scaffold+Learning.doc) diakses pada
tanggal 25 April 2016
Wang, Lei. 2009. Effectiveness Of Text-Based Mobile Learning Applications: Case Study In Tertiary
Education. (online),(http://mro.massey.ac.nz/handle/10179/1092) diakses tanggal 20 April
2016
... Scaffolding adalah keterampilan mengajak peserta didik untuk turut serta menyelesaikan tugas yang dianggap terlalu sulit bagi peserta didik melalui bantuan secara bertahap dan utuh sehingga terbangun pemahaman tentang pengetahuan dan proses yang baru (Qamar & Riyadi, 2016). Dalam pembelajaran yang menggunakan scaffolding peserta didik memperoleh kebebasan belajar sesuai kemampuannya dengan mendapatkan bantuan serta bimbingan dari guru sehingga tercapai tahapan yang akan diraih. ...
... Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa scaffolding bermanfaat dalam pembelajaran, diantaranya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematika (Rachmawati et al., 2019), kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat (Nugroho, 2017), inisiatif, motivasi, dan sumber daya peserta didik juga meningkat (Qamar & Riyadi, 2016). Penggunaan scaffolding juga dapat menaikkan hasil belajar peserta didik (Sari & Surya, 2017). ...
... Inisiatif, motivasi dan sumber daya peserta didik akan didorong sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu kompetensi kreatifitas (Qamar & Riyadi, 2016). Scaffolding sebagai strategi dalam pembelajaran diterapkan untuk mengajarkan suatu keterampilan baru yakni dengan mendampingi peserta didik menyelesaikan tugas yang dianggap terlalu sulit apabila diselesaikannya sendiri, kemudian asistensi belajar diberikan secara penuh dan kontinu, sehingga scaffolding berperan untuk membantu peserta didik mengkonstruk pemahaman atas pengetahuan dan proses yang baru (Qamar & Riyadi, 2016). ...
Article
Full-text available
Abstrak. Pengkajian terhadap beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterampilan bertanya guru masih belum optimal, padahal hal ini merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh guru. Oleh karena itu pengkajian tentang pemberian pertanyaan atau questioning perlu dikaji lebih lanjut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang questioning, scaffolding, peran questioning sebagai scaffolding dalam pembelajaran matematika, dan strategi dalam melakukan questioning. Metode penelitian ini adalah studi kepustakaan terhadap buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah tentang questioning dan scaffolding. Hasil dari studi kepustakaan ini menunjukkan bahwa guru perlu memiliki keterampilan dalam questioning dalam menjalankan perannya. Sebagai suatu bentuk scaffolding, questioning berperan sangat penting dan cukup menentukan bagi keberhasilan pembelajaran matematika. Dalam melaksanakan questioning, beberapa hal yang perlu diperhatikah yaitu atmosfer yang baik, pertanyaan yang singkat dan jelas, waktu yang cukup untuk berpikir, adanya pertanyaan pelacak, memperhatikan tingakatan pertanyaan, dan yang paling penting adalah memperhatikan feedback yang diberikan. Dengan strategi questioning yang efektif akan berdampak pada perkembangan kualitas inti matematika peserta didik. Kata Kunci: Studi literatur, Questioning, Scaffolding, pembelajaran matematika. Abstract. A review of several studies showed that the teacher's questioning skills are still not optimal, even though this is a skill possessed by the teacher. Therefore, the study of giving questions or questioning needs to be studied further. This study aimed to provide an explanation of questioning, scaffolding, the role of questioning as scaffolding in learning mathematics, and strategies for conducting questioning. This research method is literature study by collecting books and scientific journals related to questioning and scaffolding. The results of this literature study indicated that teachers need to have skills in questioning in carrying out their roles. As a form of scaffolding, questioning played a very important and quite decisive role for the success of learning mathematics. In carrying out questioning, several things need to be considered, such as a good atmosphere, short and clear questions, sufficient time to think, tracking questions, paying attention to the level of questions, and most importantly paying attention to feedback given. With questioning, it will have an impact on the development of the core quality of students' mathematics.
Article
Full-text available
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Guru Matematika bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan software aplikasi freeware matematika yang bebas biaya lisensi sebagai media pembelajaran. Kegiatan ini difokuskan pada guru Matematika di kecamatan Jabung Kabupaten Malang yang mengabdi di MTs Ahmad Yani dan MTs Ar-Rahmah. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan beberapa guru, ditemukan masalah antara lain banyak guru yang belum pernah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan/workshop pemanfaatan software matematika sebagai media pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya kreativitas guru dalam memilih model, metode atau pendekatan dalam mengajarkan konsep dasar matematika. Begitu juga dengan jangkauan teknologi informasi yang masih sangat kurang, sehingga guru ataupun sekolah, kurang mendapatkan informasi atau perkembangan software khususnya dalam pembelajaran matematika. Untuk menyelesaikan permasalahan diatas maka diperlukan suatu solusi untuk membantu menyelesaikan yaitu dengan melakukan pendampingan terhadap guru matematika dalam menggunakan media pembelajaran berbantuan komputer dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru. Metode yang ditawarkan dengan memberi workshop agar mengenal software aplikasi freeware matematika. Rencana selanjutnya adalah pendampingan guru/peserta pelatihan dalam mendesain perangkat pembelajaran menggunakan software sebagai media pembelajaran yang sudah diberikan melalui kegiatan pelatihan.
Article
Full-text available
This study aims to determine the effectiveness of Blended Learning using Telegram applications in Basic Mathematics lectures. Blended Learning is a learning that combines offline sessions (face-to-face) with online sessions (internet). The research design used field research with qualitative approach. Participants of this research are students of Universitas Kanjuruhan Malang who are taking Basic Mathematics course with 31 students. Activity of participants during the learning process is active, the response of participants in general has good acceptance level and Mastery of concept of participant in Basic Mathematics lecture with Blended Learning using Telegram application categorized well. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Blended Learning menggunakan aplikasi Telegram pada perkuliahan Matematika Dasar. Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan sesi offline (tatap muka) dengan sesi online (internet). Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang yang sedang menempuh mata kuliah Matematika Dasar dengan jumlah 31 mahasiswa. Aktivitas partisipan selama pembelajaran berlangsung aktif, respon partisipan secara umum memiliki tingkat penerimaan baik serta penguasaan
Conference Paper
Full-text available
This research reports an experiment which took place in an Arab middle school in Israel. The experiment was led by three pre-service teachers who were carrying out their final project in the field of teaching mathematics using mobile phones. The pre-service teachers worked with 32 eighth grade students to carry out authentic real life outdoor activities in the nature. We used discourse analysis and grounded theory to analyze the perceptions of the students regarding their mathematics learning using mobile phones. We found that the novelty of the experiment and the use of mobile phones in mathematics learning were the main characteristics perceived by the students as influencing their decision to join the experiment. Furthermore, the students perceived various qualities of the mathematics learning that were enabled by the use of mobile phones: (1) exploring mathematics independently (2) learning mathematics through collaboration and team work; where the collaboration is on equal terms (3) learning mathematics in a societal and humanistic environment (4) learning mathematics in authentic real life situations (5) visualizing mathematics and investigating it dynamically (6) carrying out diversified mathematical actions using new and advanced technologies (7) learning mathematics easily and efficiently. In the overall, the students were positively impressed by the potentialities and capabilities of the mobile phones used in the mathematics learning process. This indicates that mathematics education could benefit form utilizing these new technological tools.
Conference Paper
Research at Kingston University has identified that first year students desire support in managing their time and activities in both physical and virtual space. SMS text messaging was used as an experimental method of providing a form of "mobile scaffolding" at a fundamental level to support these needs, and guide students towards independent self-management; i.e. creating a personal mobile support context for learning and doing. The initial results of this experiment are presented, and appear to support the case for such provision, but suggest the social context warrants consideration within the proposed framework. A discussion of issues identified for consideration is presented to inform further development and implementation in this area.
Guided Instruction: How To Develop Confident And Successful Learners Scaffolding as a Teaching Strategy
  • Douglas Fisher
  • L Ascd Lawson
Fisher, Douglas, 2010. Guided Instruction: How To Develop Confident And Successful Learners. USD: ASCD Lawson, L.2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. (online) (http://condor.admin.ccny.cuny.edu/roup a son a son Paper.doc), diakses tanggal 29 April 2016.
Effectiveness Of Text-Based Mobile Learning Applications: Case Study In Tertiary Education
  • Lei Wang
Wang, Lei. 2009. Effectiveness Of Text-Based Mobile Learning Applications: Case Study In Tertiary Education. (online),(http://mro.massey.ac.nz/handle/10179/1092) diakses tanggal 20 April 2016
Scaffolding as a Teaching Strategy Adolescent Learning and Development Journal. Section 0500A-Fall
  • V Stuyf
Stuyf., V. 2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. Adolescent Learning and Development Journal. Section 0500A-Fall 2002. (online),(http://workplacesafety.pbworks.com/f/Scaffold+Learning.doc) diakses pada tanggal 25 April 2016
Pemanfaatan Short Message Service (SMS) dalam Remedial Teaching dengan menggunakan Scaffolding pada Materi Peluang di SMK PGRI 3 Malang. Tesis. Tidak diterbitkan
  • Kawakibul Qamar
Qamar, Kawakibul. 2013. Pemanfaatan Short Message Service (SMS) dalam Remedial Teaching dengan menggunakan Scaffolding pada Materi Peluang di SMK PGRI 3 Malang. Tesis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
36 karena kejadian yg mungkin (1,1),(1,2)(2,1), … DAFTAR RUJUKAN
  • . Ruang Sampelnya Kan Tetap
ruang sampelnya kan tetap... 36 karena kejadian yg mungkin (1,1),(1,2)(2,1), … DAFTAR RUJUKAN
Guided Instruction: How To Develop Confident And Successful Learners
  • Douglas Fisher
Fisher, Douglas, 2010. Guided Instruction: How To Develop Confident And Successful Learners. USD: ASCD Lawson, L.2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. (online) (http://condor.admin.ccny.cuny.edu/roup a son a son Paper.doc), diakses tanggal 29 April 2016.