Diabetes Melitus Tipe II (DMT2) merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat, mencapai 171 juta penderita pada 2021 dan diperkirakan menjadi 366 juta pada 2030. Komplikasi serius dari penyakit ini dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi, sehingga pengelolaan mandiri menjadi krusial. Profil demografi seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta pendapatan memainkan peran dalam efikasi diri, yang berdampak pada keberhasilan pengelolaan penyakit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan antara profil demografi dengan efikasi diri pada penderita DMT2. Desain deskriptif komparasi dan cross-sectional diterapkan pada 60 sampel di salah satu puskesmas, Minahasa Utara yang diseleksi menggunakan teknik convenience sampling. The Diabetes Mellitus Management Self-Efficacy Scale (DMSES) digunakan untuk mengukur efikasi diri sedangkan profil demografi diukur dengan checklist. Uji Independent T-Test, One-way ANOVA dan Pearson Correlation digunakan sebagai uji bivariat. Mayoritas responden memiliki efikasi diri yang baik (83,3%), namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara profil demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) dengan efikasi diri pada penderita DMT2 (p>0,05). Meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam aspek demografi penderita DMT2, hampir semua responden menunjukkan efikasi diri yang baik, mencerminkan kesadaran dan manajemen aktif dalam pengelolaan penyakit mereka Type II Diabetes (T2D) represents a burgeoning global health concern, with its prevalence escalating from 171 million cases in 2021 to a projected 366 million by 2030. The potentially lethal complications associated with this disease underscore the critical importance of effective self-management strategies. Demographic factor including age, gender, educational attainment, occupation, and income, play pivotal roles in shaping patients' self-efficacy, which in turn significantly influences disease management outcomes. This study aims to explore the potential disparities in self-efficacy among T2D patients across various demographic profiles. A descriptive comparative and cross-sectional design was employed, involving a sample of 60 participants from a community health center in North Minahasa, selected through convenience sampling. The Diabetes Mellitus Management Self-Efficacy Scale (DMSES) was utilized to assess self-efficacy, while demographic profiles were measured using a checklist. Independent T-Test, One-way ANOVA, and Pearson Correlation were applied as bivariate tests. The majority of respondents demonstrated good self-efficacy (83.3%); however, no significant differences were found between demographic profiles (age, gender, education, occupation, and income) and self-efficacy in individuals with T2D (p > 0.05). While no significant demographic differences were observed among T2D patients, nearly all respondents exhibited good self-efficacy, reflecting an active awareness and management of their condition.