ArticlePDF Available

BUDAYA ORGANISASI, PENCIPTAAN NILAI, DAN KINERJA ORGANISASI

Authors:

Abstract

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan organisasi dalam bentuk badan usaha, berperan penting dalam menopang peningkatan perekonomian Indonesia, memberikan sumbangan pendapatan nasional dan penerimaan Negara pada khususnya. Peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi. Implementasi peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini BUMN masih sulit untuk mewujudkan perannya sesuai dengan harapan. Upaya untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas BUMN telah dilakukan Pemerintah, namun masih belum memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini mengungkap keterkaitan budaya organisasi, penciptaan nilai dan kinerja organisasi BUMN. Metode Survei dilakukan terhadap 355 orang manajer menengah pada 102 dari 141 BUMN yang mayoritas dimilik sahamnya oleh Pemerintah, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi, penciptaan nilai, dan kinerja organisasi menunjukkan kondisi yang baik, namun belum optimal. Budaya Organisasi dan Penciptaan Nilai secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja organisasi. Kinerja organisasi diukur dengan memperhatikan kinerja keuangan, kinerja operasional, dan kinerja administrasi.
2982
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
BUDAYA ORGANISASI, PENCIPTAAN NILAI,
DAN KINERJA ORGANISASI
Bambang Hermanto1)
Universitas Padjadjaran
e-mail: bhermanto@unpad.ac.id
Rusdin2)
Universitas Padjadjaran
e-mail: rusdin@unpad.ac.id
ABSTRAK
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan organisasi dalam bentuk badan
usaha, berperan penting dalam menopang peningkatan perekonomian Indonesia,
memberikan sumbangan pendapatan nasional dan penerimaan Negara pada khususnya.
Peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan swasta besar,
dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah satu
sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan
hasil privatisasi. Implementasi peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada
hampir seluruh sektor perekonomian. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini BUMN
masih sulit untuk mewujudkan perannya sesuai dengan harapan. Upaya untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas BUMN telah dilakukan Pemerintah,
namun masih belum memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini mengungkap keterkaitan
budaya organisasi, penciptaan nilai dan kinerja organisasi BUMN. Metode Survei dilakukan
terhadap 355 orang manajer menengah pada 102 dari 141 BUMN yang mayoritas dimilik
sahamnya oleh Pemerintah, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya organisasi, penciptaan nilai, dan kinerja organisasi menunjukkan kondisi yang baik,
namun belum optimal. Budaya Organisasi dan Penciptaan Nilai secara simultan berpengaruh
terhadap Kinerja organisasi. Kinerja organisasi diukur dengan memperhatikan kinerja
keuangan, kinerja operasional, dan kinerja administrasi.
Kata kunci: Budaya organisasi, penciptaan nilai, kinerja keuangan, kinerja
operasional, kinerja administrasi
1) Dosen Tetap Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran
2) Dosen Tetap Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Padjadjaran
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
PENDAHULUAN
BUMN merupakan badan usaha yang
menjadi komponen penting dalam
menopang peningkatan perekonomian
Indonesia, karena salah satu tujuan
BUMN dibentuk adalah memberikan
sumbangan bagi perkembangan
perekonomian nasio-nal pada
umumnya dan penerimaan Negara
pada khususnya dan menye-
lenggarakan kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai
bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak, menjadi perintis kegiatan-
kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi, turut aktif memberikan
bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat (Pasal 2 UU
No.19, 2003).
BUMN juga merupakan salah
satu sumber penerimaan negara yang
signifikan dalam bentuk berbagai jenis
pajak, dividen dan hasil privatisasi.
Oleh karenanya BUMN memiliki peran
strategis sebagai pelaksana pelayanan
publik, penyeimbang kekuatan-
kekuatan swasta besar, dan turut
membantu pengembangan usaha
kecil/koperasi.
Peran BUMN tersebut
diwujudkan dalam kegiatan usaha
pada hampir seluruh sektor
perekonomian, seperti sektor
pertanian, perikanan, perkebunan,
kehutanan, manufaktur, pertambang-
an, keuangan, pos dan telekomunikasi,
transportasi, listrik, industri dan
perdagangan, serta konstruksi (UU No
17, 2003; UU No.19, 2003).
Kenyataan di lapangan
menunjukkan rendahnya kinerja
BUMN yang dapat dilihat dari aspek
kinerja keuangan BUMN, kinerja
operasional BUMN, serta kinerja
adminnistrasi BUMN. Rendahnya
kinerja BUMN tersebut disebabkan
oleh ketidakefektifan hak otonomi
BUMN dalam mengelola
organisasinya. Secara individual
banyak orang BUMN berjiwa
professional, karena tidak ditunjang
dengan sistem dan otonomi yang baik,
akhirnya BUMN tidak dapat diandalkan
untuk berperan secara optimal juga
kurangnya perhatian untuk BUMN
dalam mengembangkan kapasitas
Human Capital sebagai pengelola
BUMN. Selain itu budaya kreatifitas
BUMN dalam pengambilan keputusan
sebagai pembentukkan budaya
organisasi dirasa masih lemah.
Dewasa ini dampak globalisasi
adalah adanya persaingan bisnis.
Berkaitan dengan kondisi diatas,
apabila rendahnya kinerja BUMN
belum juga diperbaiki, maka harapan
akan pentingnya peran yang
dibebankan pada BUMN tidak akan
dapat dicapai atau dilaksanakan.
Upaya untuk memperbaiki kinerja /
2984
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
kesehatan BUMN memerlukan
pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja.
Merujuk pada hasil studi
pendahuluan maka pokok-pokok
permasalahan yang terungkap bertitik
tolak pada iklim organisasi yang masih
belum menunjukkan sikap pelayanan
yang optimal, inovasi dan
produktivitas, kualitas SDM dan
perhatian terhadap kualitas
penugasan. Jika dikaitkan dengan
konsep budaya organisasi maka hal-hal
tersebut erat kaitannya dengan nilai-
nilai budaya organisasi. Budaya
organisasi merujuk pada sistem
pemaknaan oleh anggota organisasi
yang berbeda dari satu organisasi
dengan organisasi yang lain.
Hasil kajian lain terkait
karakteristik budaya organisasi
menunjukkan bahwa budaya
perusahaan yang positif memberikan
lingkungan kerja yang baik sehingga
berdampak kepada kepuasan yang
selanjutnya kepuasan merupakan
motivator sehingga karyawan
bertanggung jawab untuk memberikan
kontribusi terhadap kinerja organisasi
(Alfeis, 2008:44-54). Di sisi lain budaya
organisasi yang memperkuat
semangat kreativitas dan inovasi
dalam penciptaan nilai dan mengarah
pada perubahan iklim yang baik yang
selanjutnya berdampak kepada kinerja
organisasi (Javidan, 2004; Hill dan
Stewart, 2007). Selanjutnya budaya
organisasi partisipatif juga
meningkatkan kinerja perusahaan
dalam jangka panjang (Dorfman, 2004;
Allen dan Wright, 2007).
Penelitian ini berusaha
mengungkap keterkaitan budaya
organisasi dan penciptaan nilai yang
diduga kuat berpengauh terhadap
kinerja organisasi BUMN. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bukan
saja bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya perilaku
organisasi, namun juga akan
bermanfaat bagi organisasi dalam
menginventarisir alternatif penigkatan
kinerja organisasi dengan mempelajari
budaya organisasi dan penciptaan
nilai.
KAJIAN PUSTAKA
Budaya Organisasi
Secara umum, budaya
mempenga-ruhi perilaku individu.
Budaya menuntut individu untuk dan
memberi petunjuk pada mereka
mengenai apa saja yang harus diikuti
dan dipelajari. Kondisi tersebut juga
berlaku dalam suatu organisasi.
Bagaimana pegawai berperilaku dan
apa yang seharusnya mereka lakukan.
Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh
budaya yang dianut oleh organisasi
2984
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
tersebut, atau diistilahkan sebagai
budaya organisasi (Newstroom dan
Davis, 2002; Jaques dalam Rollinson
(2002; Gibson, et.al., 2003; Schein,
2004).
Budaya Organisasi merupakan
gaya dan cara hidup dari suatu
organisasi yang merupakan
pencerminan dari nilai-nilai atau
kepercayaan yang selama ini dianut
oleh seluruh anggota organisasi.
Sedangkan Budaya organisasi adalah
pola kepercayaan, nilai, ritual, mithos
para anggota suatu organisasi, yang
mempengaruhi perilaku semua
individu dan kelompok di dalam
organisasi (Hill dan Jones, 2001;
Cameron, 2006).
Budaya organisasi sesung-
guhnya tumbuh karena diciptakan dan
dikembangkan oleh individu-individu
yang bekerja dalam suatu organisasi,
dan diterima sebagai nilai-nilai yang
harus dipertahankan dan diturunkan
kepada setiap anggota baru. Budaya
organisasi akan menumbuhkan
identitas dalam diri setiap anggotanya,
dan keterikatan terhadap organisasi
tersebut, karena kesamaan nilai yang
tertanam akan memudahkan setiap
anggota organisasi untuk memahami
dan menghayati setiap peristiwa dan
kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi. (Luthans, 2006). Budaya
organisasi sebagai suatu sistem makna
yang dianut bersama oleh anggota-
anggota organisasi yang membedakan
organisasi itu dari lainnya (Robbin dan
Judge (2009).
Terdapat 4 (empat) komponen
yang merupakan budaya korporat,
yaitu (1) Integritas, (2)
Profesionalisme, (3) Keteladanan, (4)
Penghargaan pada sumber daya
manusia, yaitu merekrut,
mengembangkan dan mempertahan-
kan sumber daya manusia yang
berkualitas, sekaligus memperlakukan
karyawan berdasarkan kepercayaan,
keterbukaan, keadilan dan saling
menghargai, mengembangkan sikap
kerja sama dan kemitraan,
memberikan penghargaan berdasar-
kan hasil kerja individu dan kelompok
(Zwell,2000; Dorfman, 2004; Denison
dan Schlue, 2004).
Kaitannya dengan kinerja
perusahaan, selanjutnya Denison
(2004) mengemukakan bahwa ada
empat prinsip integrative mengenai
hubungan timbal balik antara budaya
organisasi dan efektivitas kinerja
perusahaan. Keempat prinsip ini diberi
nama empat sifat utama (main cultural
traits) yang mencakup keterlibatan
(Involvement), Konsistensi (consis-
tency), adaptabilitas (adapta-bility)
dan misi (mission).
Penciptaan Nilai
Penciptaan nilai pelanggan
fokus-nya pada pelanggan (customer
focus), kompetensi intinya pada
business domain, dan collaborative
networknya pada business partners.
2985
2984
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Artinya suatu perusahaan dapat
menciptakan nilai pelanggan apabila
sudah mampu selalu fokus pada
pelanggan, memiliki kompetensi inti,
dan memiliki partner-partner bisnis
dalam jaringan kolaborasinya Kotler
dan Keller (2009).
Inti penciptaan nilai (value
creation) adalah upaya untuk
menciptakan “penawaran baru” (new
offer) kepada pasar. New offer terdiri
dari : core offer, expected features,
added features, dan symbolic features.
Core features merupakan produk
utama yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sebagai potential
exchange. Expected features adalah
features/jasa tambahan yang diberikan
ekstra oleh perusahaan kepada
pelanggannya yang secara prinsip tidak
diharapkan oleh pelanggan tersebut.
Added features ini bisa dimanfaatkan
perusahaan untuk membedakan
produk yang ditawarkan dengan
produk milik pesaing. Sedangkan
symbolic features adalah upaya untuk
memberikan emotional benefit kepada
pelanggannya, seperti misalnya : brand
name, country of origin, status
symbolic, perasaan bangga sebagai
anggota komunias/kelompok sosial
tertentu (Furell, 2001; Bryant, Jones,
dan Widener, 2004).
Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi adalah
kinerja para individu dalam organisasi
dalam melaksanakan kegiatan
manajerial, seperti perencanaan,
investigasi, koordinasi, supervisi,
pengaturan staf, negoisasi dan
representasi (Mahoney, et al., 1963).
Dalam perspektif perilaku,
strategi membutuhkan sikap dan
perilaku yang unik agar kinerja menjadi
efektif. Variabel orientasi etika diduga
mempunyai keterkaitan terhadap
kinerja perusahaan. Terbukti dengan
hasil penelitian Frooman (1994) yang
menemukan tindakan tidak etis
mempengaruhi turunnya harga barang
yang mengakibatkan turunnya
penjualan. Kinerja dapat diartikan
sebagai prestasi kerja (Koetin, 1994).
Sedangkan untuk mengetahui
Tingkat Kinerja BUMN, dilakukan
dengan mengacu pada Kepmen BUMN
No. Kep-100/MBU/2002, tgl 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan BUMN. Tingkat kesehatan
BUMN ditetapkan berdasarkan
penilaian terhadap kinerja perusahaan
untuk tahun buku yang bersangkutan
yang meliputi: (1) Aspek Keuangan; (2)
Aspek Operasional; dan (3) Aspek
Administrasi.
2986
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini
mengguna-kan metode survei dengan
pendekatan kuantitatif. Unit analisis
dilakukan terhadap 102 dari 141
BUMN, sedangkan unit obsevasi
sekaligus menjadi responden
penelitian meliputi 355 orang
manajer manengah. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
teknik komunikasi tidak langsung
dengan instrumen berupa Kuesioner
dan Pedoman Studi dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM).
Variabel yang dikaji dalam
penelitian ini, yaitu:
Budaya Organisasi, sebagai
variabel eksogen pertama selanjutnya
dilambangkan dengan BO, merupakan
seperangkat asumsi, pemahaman,
kepercayaan, nilai, ritual dan mitos
anggota organisasi yang
mempengaruhi individu dalam
organisasi dan dapat membantu
pekerjaan untuk memberikan
tanggapan atas ketidakpastian yang
tidak dapat dihindari dalam
penyelesaian pekerjaan. Selajutnya
budaya organisasi juga merupakan
kepribadian organisasi dan apa yang
diyakini oleh anggota organisasi.
Budaya organisasi diukur dengan
menggunakan sejumlah indikator yang
dikelompokkan menjadi dimensi-
dimensi, yaitu: (1) the hierarchy cultur;
(2) the market culture; (3) the clan
Culture; dan (4) the adhocracy culture,
yang dikembangkan dari Cameron
(2006) dengan merujuk pada
pandangan Schein (1985), Swell
(2000), Dickson, BeShares dan Gupta
(2004), Luthans (2006),; Kreitner dan
Kinicki (2007); Robbin dan Judge
(2009), dan Aydin & Ceylan (2009).
Penciptaan Nilai (Value
Creation) sebagai variabel eksogen
kedua selanjutnya dilambangkan
dengan PN. merupakan kemampuan
perusahaan untuk memberikan
manfaat baru bagi konsumen, dengan
mempergunakan keunggulan inti
perusahaan sebagai alternatif untuk
fokus pada pelanggan, domain bisnis,
dan jaringan partner bisnis (Gale,
1994; Rust, dkk, 1995; Best, 2004,
Feeney dan Rossi, 2007; Bishop, 2008;
Kotler dan Keller, 2009).
Kinerja Organisasi, sebagai
variabel endogen dilambangkan
dengan KO, merupakan sesuatu yang
dihasilkan entitas dalam periode
tertentu dengan memperhatikan
aspek keuangan, aspek operasional,
dan aspek administrasi (Nanni, et al,
1992; Kaplan dan Norton, 1996; Neely,
Adams, dan Kennerly, 2000; Atkinson,
et al, 2001; Kepmen, 2002,
Bertoneche dan Knigth, 2002; Grote,
2002; Carton dan Hofer, 2006), yang
mecakup:
1. Aspek Keuangan, indikator yang
dinilai, yaitu: (a) Imbalan kepada
2987
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
pemegang saham (ROE), (b)
Imbalan Investasi (ROI), (c) Rasio
Kas, (d) Rasio Lancar, (e) Collection
Periods, (f) Perputaran persediaan,
(g) Perputaran total asset dan (h)
Rasio modal sendiri terhadap total
aktiva.
2. Aspek Operasional, indikator yang
dinilai meliputi unsur-unsur kegiatan
yang dianggap paling dominan dalam
rangka menunjang keberhasilan
operasi sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. Indikator aspek
operasional yang digunakan untuk
penilaian tingkat kesehatan setiap
tahunnya minimal 2 (dua) indikator
dan maksimal 5 (lima) indikator.
3. Aspek Administrasi, indikator yang
dinilai mencakup: (a) Laporan
Perhitungan Tahunan; (b) Rancangan
RKAP; (c) Laporan Periodik; dan (d)
Kinerja PUKK
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Upaya pembentukan budaya
organisasi (The Effort to Build The
Organizational Culture) mencapai rata-
rata 69,85% dari skor idealnya,
gambaran upaya pembentukan
budaya organisasi pada BUMN secara
keseluruhan, termasuk kategori tinggi.
Artinya upaya pembentukan budaya
organisasi pada BUMN telah berjalan
secara baik. Uraian terkait gambaran
budaya organisasi sebagai berikut:
Gambar 1.
Variabel Budaya Organisasi
Berdasarkan gambar diatas,
dari keempat aspek pembentukkan
budaya organisasi, budaya hirarki
menempati persentase tertinggi
sebesar 76.01% dari skor idealnya,
sedangkan persentase terendah yaitu
budaya klam dengan capaian
presentase sebesar 67.22%.
Selanjutnya penciptaan nilai (Value
Creation) mencapai rata-rata 68,55%
dari skor idealnya, yang artinya berada
kategori tinggi. Berikut diagram
presentase dari variabel penciptaan
nilai:
Gambar 2.
Variabel Penciptaan Nilai
62.00%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
76.01%
67.84%
67.22%
68.70%
0%
50%
100%
70.69
%
68.50
%
66.53
%
2988
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Berdasarkan gambar diatas,
menunjukkan bahwa dari tiga aspek
variabel penciptaan nilai, fokus
pelanggan merupakan aspek dengan
capaian presentase tertinggi yaitu
sebesar 70.69% dari skor idealnya,
sedangkan presentase terendah yaitu
jaringan partner bisnis dengan capaian
presentase sebesar 66.53% dari skor
idealnya.
Variabel selanjutnya yaitu
kinerja perusahaan mencapai rata-rata
68,82% dari skor idealnya. Uraian
terkait aspek dari variabel kinerja
perusahaan disajikan dalam diagram
berikut:
Gambar 3.
Variabel Kinerja Organisasi
Berdasarkan gambar 3, dari
aspek keuangan memiliki nilai rata-rata
tertinggi sebesar 71.74% dari skor
idealnya. Sedangkan nilai terendah
ditunjukkan oleh aspek administrasi
sebesar 63.77% dari skor idealnya.
Budaya organisasi, penciptaan
nilai, dan kinerja organisasi BUMN di
Indonesia menunjukkan kategori
tinggi, dengan skor rata-rata di atas
60% dari skor idealnya. Namun dari
keempat variabel tersebut, nilai rata-
rata tertinggi yaitu upaya
pembentukkan budaya organisasi
sebesar 69.85%, sedangkan variabel
dengan nilai rata-rata terendah yaitu
penciptaan nilai dengan nilai sebesar
68.55% dari skor idealnya.
Model struktural yang
menggam-barkan hubungan pengaruh
variabel BO dan PN terhadap KO yang
dinyatakan dalam hipotesis ”budaya
organisasi dan penciptaan nilai
berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan”.
Berdasarkan hasil pengolahan
data dengan bantuan jasa kompyter
dengan program LISREL diperoleh hasil
pengujian hipotesis seperti terlihat
pada Tabel berikut:
Tabel 1
Pengaruh BO dan PN terhadap KO
Koefisien R
p-Value
F Change
&
t Hitung
R Square
(R2)
Ket
BO & PN KO = .684
.000
103,699
.468
H0 Reject
BO KO = .436
.000
4.359
.119
H0 Reject
PN KO = .268
.000
2.673
.072
H0 Reject
Sumber: Data diolaha penulis (2012)
71.74%
68.06%
63.77%
Aspek Keuangan
Aspek Operasional
Aspek Administrasi
2989
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Budaya Organisasi (BO) dan
Penciptaan Nilai (PN) terhadap Kinerja
Organisasi (KO). Hasil analisisnya
ditunjukkan dalam Gambar berikut:
Chi-Square=219.19, p-value=.000, RMSEA=.123
Gambar 4.
Model Struktural yang Menggambarkan Keterkaitan
antar Variabel BO dan PN terhadap KO
Budaya Organisasi (BO) secara
parsial berpengaruh terhadap Kinerja
Organisasi (KO) dengan nilai koefisien
korelasi sebesar (0,436)2 atau 0,119
atau 11,9%. Sedangkan Penciptaan
Nilai (PN) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja
Organisasi (KO) dengan nilai koefisien
korelasi sebesar (0,268)2 atau 0,072
atau 7,2%. Selanjutnya ada faktor lain
yaitu sebesar 0,532 atau 53,2% selain
budaya organisasi dan penciptaan nilai
yang berpengaruh terhadap kinerja
Organisasi.
Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Budaya Organisasi
(BO) dan Penciptaan Nilai (PN)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Organisasi (KO) baik
secara parsial dan secara simultan.
KO = 0,436BO + 0,268PN + 0,532
Hasil penelitian ini
memperkuat konsep tentang
pengaruh budaya organisasi dan
penciptaan nilai terhadap kinerja
organisasi, yaitu bahwa baik dalam
budaya organisasi maupun penciptaan
2990
BO
PN
KO
.532
.268
.880
.436
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
nilai harus mengarah untuk perbaikan
kinerja organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi BUMN saat ini.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari
temuan penelitian ini.
Hasil yang telah diuraikan
tersebut menunjukkan terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Kinerja Perusahaan di luar UPBO dan
PN yang ditunjukkan dengan error
varians 31,6%. Faktor lain tersebut
diduga adalah campur tangan
pemerintah dan kebijakan dengan
tujuan tertentu.
Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Alfeis
(2008) yang menunjukkan karakteristik
budaya organisasi yang positif
memberikan lingkungan kerja yang
baik sehingga berdampak kepada
kepuasan yang selanjutnya kepuasan
merupakan motivator bagi karyawan
bertanggung jawab untuk memberikan
kontribusi terhadap kinerja organisasi.
Hasil penelitian ini juga sejalan kajian
Hill and Stewart (2007) dan Allen and
Wright (2007) bahwa budaya
organisasi yang memperkuat
semangat kewirausahaan dapat
merupakan iklim yang baik yang
selanjutnya berdampak kepada kinerja
organisasi.
REFERENSI
Alfeis, Hofer., 2008. Knowledge Mana-
gement Solutions for the
Leaving Expert Issues. Journal
of Knowledge Management,
Vol. 12, No. 4, pp. 44-54.
Allen, M.R., and Wright, P., 2007.
Strategic Management and
HRM in the Oxford Handbook
of Human Resource
Management, Boxall, P.,
Purcell, J., and Wright, P. (eds.),
Oxford: OxfordUniversityPress
Andre´ A. de Waal. 2007. The
Characteristics of a High
Performance Organization.
Journal Business Strategy
Series. Vol. 8 Num. 3, pp. 179-
185, Q Emerald Group
Publishing Limited, ISSN 1751-
5637.
Antoncic, Bostjan and Igor Prodan.
2008. Alliances, Corporate
Technological
Entrepreneurship and Firm
Performance: Testing A Model
On Manufacturing Firms.
Technovation. Vol. 28. p 257-
265
Barney, Jay B., and Deleyn N. Clark.
2007. Resource-Based Theory:
Creating and Sustaining
Competitive Advantage. New
York: Oxford University Press.
Baron, Robert A., and Gerald
Greenberg. 2000. Behavior in
Organization: Understanding
and Managing the Human Side
of Work. 3th ed. Boston : Allyn
and Bacon.
Behrman, Robert., 2007. Structure and
Effectiveness of Intelligence
Organization, Working Paper.
Carnagie Mellon University,
Pittsburg.
2991
2983
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Bertoneche, Marc and Rory Knight,
2001. Financial Performance.
Oxford: Butterworth-Heine-
mann Finance.
Best, Roger J., 2004. Market-Based
Management: Strategies For
Growing Customer Value and
Profitability. Third 3Edition.
Prentice Hall: Upper Saddle
River, New Jersey.
Bryant, Lisa., Denise A Jones, dan Sally
K. Widener, 2004. Managing
Value Creation within the Firm:
An Examination of Multiple
Performance Measures.
Journal of Management
Accounting Research.
Çakar N.D. and Erturk, A., 2010.
Comparing Innovation
Capability of Small and
Medium-Sized Enterprises:
Examining Effects of
Organizational Culture and
Empowerement. Journal of
Small Business Management.,
pp 325-359).
Cameron, Kim S., dan Robert E. Quinn.
2006. Diagnosing And
Changing Organizational
Culture: Based On The
Competing Values Framework.
Revised Edition. USA: Jossey-
bass
Carton, Robert B., and Charles W.
Hofer, 2006. Measuring
Organizational Performance.
USA-Massachustts: Edward
Elgar Publishing Limited.
Chalboub, Michel Soto 2010.
Innovation Management and
Thought Leadership A
Cultural Requirement in a
Global Competitive Environ-
ment. The Journal of American
Academy of Business,
Cambridge, Vol. 16., Num. 1.
Chen, Yao and Joe Zhu., 2004.
Measuring Information
Technology's Indirect Impact
on Firm Performance.
Information Technology and
Management; Vol. 5, p. 1-2.
Cravens, David W and Nigel. F Piercy.
2009. Strategic Marketing. 9th
Edition. New York: Mc Graw-
Hill.
Davila, Tony, Mar J. Epstein, dan
Robert Shelton., 2006. Profit
Making Innovation. New
Jersey: Warton School
Publishing
Davis, Keith, dan Newstrom, John W.,
2003. Organizational Behavior,
McGraw-Hill Book Company,
Inc.
Ferrel, O.C., 2006. Marketing Strategy.
4th Edition. Canada: Thomson
South-Western.
Fuller N.D. 2001. Value Creation:
Theory and Practice. Value
Incorporated.
Gera, Surendra dan Wulong Gu., 2004.
The Effect Of Organizational
Innovation And Information
Technology On Firm
Performance. International
Productivity Monitor, No. 9.
Fall.
Gibson, James L.; Ivancevich, John M.
Donelly; and James, H. Jr.,
1994, Organizational:
2992
2984
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Behavior, Structure, Process”,
IRWIN, USA.
Greenberg, J dan R.A. Baron. 2004.
Behavior in Organization. 4th
edition. Boston: Allyn and
Bacon.
Hill, R., and Stewart, J. 2007.
Management Development:
Perspectives from Research
and Practice, London:
Routledge
Ireland, Duane. R., Robert E.
Hoskisson, and Michael A. Hitt,
2011. The Management of
Strategy: Concept and Cases.
9th Edition. Australia: South-
Western.
Jensen, 2001. Antecedents and
Consequences of Consumer
Value Assessment; Implication
For Marketing Strategy And
Future Research. Journal of
Retailing and Consumer
Services, Vol. 8 No. 6, pp 299-
310.
Javidan, Mansour 2004. Performance
Orientation: in Organzation
Ledership: Literature Review,
Theoretical Rationale, and
Globe Project Goal.
Kementerian BUMN, (2002). Kepmen
No. Kep-100/MBU/2002
tentang Penilaian Kesehatan
BUMN. Jakarta: Kementerian
BUMN.
Kotler, Philip and Kevon Lene Keller,
2009, Marketing Management:
Analysis, Planning, Implemen-
tation, and Control, Englewood
Cliffs: Prentice Hall
International, Inc. A Division of
Simon & Scuster.
Kraemer, Kenneth L. , Jennifer Gibbs
and Jason Dedrick 2002.
Impacts of Globalization on E-
Commerce Adoption and Firm
Performance: A Cross-Country
Investigation, Center for
Research on Information
Technology and Organizations
pUniversity of California.
Kreitner, Robert, and Anggelo Kinicki.
2007. Organization Behavior.
7th Edition, New York; McGraw-
Hall Inc.
Lu, J.W. and Beamish, P.W. 2004,
‘‘International diversification
and firm performance: the S-
curve hypothesis’’, Academy of
Management Journal, Vol. 47,
pp. 598-609.
Luthans, Fred, 2006. Organizational
Behavior 10th Edition, New
York, McGraw-Hill
International Editions.
Mzoughi, Nabil and Mohamed Skander
Ghachem. 2008. Impact of
Supply Chain Management and
ERP on Organizational
Perfomance and Competitive
Advantage : Case of Tunisian
Companies. Journal of Global
Information Technology
Management. Vol. 1, Num.3.
Neely, Andy, Chris Adams, and Mike
Kennerly. 2002. The
Performance Prism: The
Scorecard for Measuring and
Managing Business Success.
London:Prentice Hall.
2993
2985
Universitas Padjadjaran, Bandung - Indoensia
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS
Vol. X, No. 2, Juli 2013
Hal. 2982 - 2994
Olavarrieta, Sergio and Roberto
Friedmann. 2008. Market
orientation, knowledge-related
resources and firm
performance. Journal of
Business Research. Vol. 61., p.
623630.
Pandelica, Amalia and Bianca Dabu,
2010. Pilot Study Regarding
Organizational Culture
Dominant Values. The Business
Review, Cambridge, Vol. 14,
Num. 2, Summer.
Robbins, Stephen P, and Timoty A.
Judge., 2009. Organizational
Behavior, 13th Edition, New
Jersey : Prentice-Hall
International Inc.
Silva, Rui Vinhas Da dan Sharifah
Faridah Syed Alwi. 2006.
Corporate Brand Images: Do
They Differ?. Corporate
Reputation Review, Vol. 10,
Num. 4, p. 217244.
Voss, Glenn B. and Zannie G.Voss,
2000. Strategic Orientation and
Firm Performance in an Artistic
Environment" Journal of
Marketing, Vol 64, pp. 67-83.
Walker, O.C., H. W. Boyd and J. C.
Lawrenche, 2003. Marketing
Strategy: A Decision Focus
Approach. 4th Boston:
Irwin/McGraw Hill.
Wheelen, Thomas L., and J David
Huner, 2010. Strategic
Management and Business
Policy, 12th Edition. New
Jersey: Printice Hall.
2994
... 8 Budaya organisasi dalam sebuah institusi merupakan hal yang mampu menciptakan nilai-nilai yang kemudian terkejawantahkan dalam kinerja. 9 Hingga berdampak terhadap pelayanan yang dirasakan oleh stakeholder seperti konsumen dari perusahaan barang atau jasa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan dan berujung kepada meningkatnya profit. 10 Meskipun berbagai penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi mampu meningkatkan kinerja dan produktivitas dalam sebuah organisasi namun ada perbedaan konsep dalam kepercayaan dan amanah walaupun terdapat persamaan antara amanah dan trust (keperacayaan). ...
... Menurut Kreitner & Angelo budaya organisasi memiliki empat fungsi, yaitu: 1) sebagai identitas organisasi kepada karyawannya, 2) memudahkan terciptanya komitmen kolektif, 3) mempromosikan stabilitas sistem sosial, 4) membentuk perilaku membantu pimpinan dan merasakan keberadaanya. 51 Sedangkan menurut Ndhara fungsi budaya organisasi adalah: 1) sebagai identitas dan citra suatu masyarakat atau kelompok, 2) sebagai pengikat suatu masyarakat atau kelompok, 3) sebagai inspirasi dan kebanggan, 4) sebagai kekuatan penggerak, melalui belajar sehingga budaya menjadi dinamis, 5) untuk membentuk nilai tambah (value added), 6) sebagai pola perilaku, 7) sebagai warisan (legacy), 8) sebagai pengganti dari formalisasi organisasi (subtitusi), 9) sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan, 10) sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan Negara sehingga terbentuk nation-state. 52 Selanjutnya terdapat tiga fase perkembangan sebuah organisasi, sebagaimana berikut: 53 pertama, fase awal organisasi. ...
Article
Full-text available
Amanah has a significant role in Islam. In some mandate authority, amanah is one of the conditions that must be fulfilled. This study aims to conduct an in-depth analysis related to the meaning of the mandate and its classification in relation to the development of organizational culture. This research is qualitative with documentation as the technique of collecting data. This technique is carried out by examining documents related to the interpretation of the mandate through several interpretive literatures and also other works. The conclusion of the study states that the meaning of amanah is obedience, security, and keeping promises. Furthermore, the classification of amanah in the context of developing organizational culture is as a criterion for faith, a criterion for choosing colleagues, as an organizational culture, and as one of the criteria for the success of a believer. Thus, the Qur’anic meaning and classification of amanah play a role in enriching the development of organizational culture in the disruptive era.
... The noble values in Pancasila are implemented by the company, thus each individual is proud and works with high motivation. Then the company's performance will increase (Hermanto and Rusdin, 2013). In the theory of The Planned of Behavior (TPB) reported that behavior in a company based on noble values and social order has existed for a long time, and that information reader reacts according to the information presented. ...
Article
Full-text available
Good corporate governance (GCG) is a principle implemented by the company to ensure that the interests of stakeholders are not neglected. GCG consists of five main pillars which are transparency, accountability, responsiveness, independency, and fairness. In Indonesia, GCG implementation has not been effective enough as it is only necessarry for large companies and the public. The instrument used to assess GCG implementation is not appropriate either, examples of such are its portion, the existence and role of independent commissioners, portion, the existence and role of the audit committee, and ownership structure. This paper analyzes the implementation of culture found in Indonesian people living in GCG system. With the implementation of this social culture, the corporate GCG is better in its implementation because it is built on the noble values of the people. It then became the Pancasila which is the philosophy of Indonesia as such the the GCG implementation is accessed using the Pancasila Corporate Governance Index (PCGI).
... Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zhao et al (2018), Djuanda dan Tarigan (2016); Rakim (2014) ;Hermanto dan Rusdin (2013); Rashid, Sambasivan and Johari (2002) menyatakan adanya pengaruh antara corporate culture dan kinerja keuangan. Budaya perusahaan dapat memberikan dampak pada kinerja perusahaan melalui: peningkatan koordinasi dan kontrol dalam perusahaan, peningkatan keselarasan tujuan antara manajemen perusahaan dan anggota, dan peningkatan kreatifitas karyawan (Sorensen, 2002). ...
Article
This study examines whether intellectual capital and corporate culture affects financial performance in Indonesia. Data are drawn form 34 sample of publicly bank that listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Intellectual capital using VAIC method and the four type of corporate culture (collaboration oriented/COL, control oriented/CON, competition oriented/COM, dan creation oriented) using ATLAS.ti following the bag of words by Fiordelisi & Ricci (2014). We find evidence that intellectual capital, collaboration oriented - culture (COL), creation – oriented culture (CRE) are positevely related to financial performance. Competition – oriented culture (COM) is negatively related to financial performance, while the last type of corporate culture: control – oriented culture (CON) is not relayed to financial performance.
Article
Full-text available
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan yaitu yang dirasakan pada penerapan budaya organisasi yang kurang optimal dan rendah. Pegawai yang belum komitmen terhadap profesi nya sebagai pegawai pajak dan masih ada yang belum menjalankan profesinya secara maksimal lalu masih ada yang tidak menjalankan kegiatan berbagi pengetahuan dalam menunjang kinerja pegawai dalam menjalankan tugasnya. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square dengan model persamaan Structural Equation Modeling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Populasi berjumlah 108 orang, namun responden penelitian berjumlah 67 orang pegawai yang memiliki kriteria dengan masa tugas diatas lima 5 tahun di kantor pajak dan telah bertugas diatas 2 tahun. Pengujian hipotesis menggunakan program SmartPLS3. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bukittinggi. Komitmen Profesional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Berbagi Pengetahuan. Komitmen Profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Berbagi Pengetahuan. Berbagi Pengetahuan bernilai positif namun tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bukittinggi. Berbagi Pengetahuan tidak memediasi hubungan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bukittinggi
Book
Full-text available
Perkembangan teknologi informasi telah merubah paradigma bisnis secara mendasar. Teknologi yang semakin canggih dan terus berkembang telah mempengaruhi cara bisnis beroperasi, berkomunikasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan bahkan menciptakan model bisnis yang baru. Oleh karena itu, keberhasilan perusahaan dalam era digital ini sangat ditentukan oleh sejauh mana perusahaan mampu bertransformasi dan memanfaatkan teknologi informasi dengan bijak Dakan buku ini kami membahas peran krusial teknologi informasi dalam menghadapi era digital yang terus berkembang. Dalam buku ini, pembaca diperkenalkan pada konsep dasar transformasi bisnis dan memahami bagaimana teknologi informasi menjadi pilar utama dalam proses adaptasi terhadap tantangan era digital. Dari perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, hingga internet of things, pembaca diberi wawasan tentang bagaimana teknologi ini mempengaruhi cara bisnis beroperasi, mendorong inovasi, dan menciptakan peluang baru Selain itu, buku ini menyoroti pentingnya mengubah kultur dan mindset perusahaan untuk merespons perubahan, serta mengintegrasikan teknologi dengan proses bisnis yang ada agar dapat meningkatkan efisiensi dan keberhasilan bisnis di era digital. Dengan mengulas berbagai model bisnis dan strategi pemasaran digital, buku ini menjadi panduan lengkap bagi para pemimpin perusahaan, profesional bisnis, dan mahasiswa untuk meraih kesuksesan di tengah era digital yang penuh potensi dan dinamika. Buku ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik para pemerhati sungguh penulis harapkan. Semoga buku ini memberikan manfaat dan memberi kontribusi positif bagi perkembangan dunia bisnis di era digital yang semakin maju dan berdaya saing.
Article
Full-text available
Theme of the Book The authors contend that the best way for organisations -for profit or not for profit -to survive and prosper in the long term will be to think about the wants and needs of all of their stakeholders and endeavour to deliver appropriate value to each of them. Companies in particular must assume a broader role than simply delivering value to their shareholders. To be successful over time, even for and on behalf of shareholders, businesses must address multiple stakeholders. If companies do not give each of their stakeholders the right level of focus, both their corporate reputation and their market capitalisation – and ipso facto shareholder value -are likely to suffer in one way or another.
Article
Full-text available
Conventional marketing wisdom holds that a customer orientation provides a firm with a better understanding of its customers, which subsequently leads to enhanced customer satisfaction and firm performance. However, there are cautions that being too customer focused can lead to inertia, and anecdotal evidence suggests that it may be bet- ter to "ignore your customer" when developing new products. Building on the market orientation research stream, the authors examine the impact of three alternative strategic orientations—customer orientation, competitor orien- tation, and product orientation—on a variety of subjective and objective measures of performance in the nonprofit professional theater industry, which is marked by high rates of artistic innovation and largely unpredictable cus- tomer preferences. The results indicate that the association between strategic orientation and performance varies depending on the type of performance measure used. However, the most unambiguous result is that a customer orientation exhibits a negative association with subscriber ticket sales, total income, and net surplus/deficit.
Article
Supply Chain Management (SCM) and Enterprise Resource Planning systems (ERP) are effective ways to achieve competitive advantage and improve organizational performance. This research investigates SCM and ERP systems dimensions and tests their relationships with competitive advantage and organizational performance. A survey is conducted on 216 Tunisian managers. Data are analyzed using principal components analysis and relationships are tested using linear regression. Results show the importance of SCM and ERP systems adoption. It reveals their positive impact on organizational performance and competitive advantage.
Article
This study compares the corporate brand images (CBI) of two book retailers: one that sells exclusively online and the other that sells exclusively offline. The study has adopted measurements developed by Davies et al. (2004) known as the `Corporate Character Scale' in order to measure the two bookstores' CBI. The study is informed by 511 responses from experienced customers of these two bookstores. To identify the difference between offline and online CBI, confirmatory factor analysis was used. Previous literature stresses that Agreeableness and Enterprise were the two most significant variables in predicting online and offline CBI. This study, however, found that consumers appeared to view online CBI as more Informal and Innovative than offline CBI (which appeared to be expressed more in terms of Agreeableness and Competence). In general, the present study adds to the existing literature in branding and reputation in two main ways. First, it puts the concept of emotional brand attributes (the CBI) in a unique context (the internet), and compares it with the bricks-and-mortar context. The present study provides empirical evidence in the context of internet and retail bookstores to enhance the understanding of branding and reputation. Secondly, the practical contribution of the study and its managerial implications can be seen in the context of defining strategy and positioning the corporate brand in the online and offline contexts.Corporate Reputation Review (2007) 10, 217-244. doi:10.1057/palgrave.crr.1550056
Article
A proposed theoretical framework for the study of multinationality and performance includes both benefits and costs of geographic expansion over different phases of internationalization. Data on 1,489 Japanese firms over 12 years show a consistent horizontal X S-shaped X relationship between multinationality and performance. Further, firms investing more heavily in intangible assets, such as technology and advertising, achieved greater profitability gains from growth in foreign direct investment. Our framework and findings highlight complexity and temporal dynamics.
Article
Customer value has turned out to be a very important concept in marketing strategy and research in spite of the fact that the growing body of knowledge about the construct is fragmented. Different points of view are advocated, and there seems to be no widely accepted way of pulling views together. This article highlights some of these conceptual problems, and a new understanding of the consumer's value assessments is suggested which is based on consumer value production within dynamic patterns of consumption. Implications of this understanding are then outlined for marketing strategy and future research.
Article
Strategic market planning -- Industrial marketing -- Research for marketing decisions -- Global marketing management -- Marketing management -- Strategic marketing for nonprofit organizations -- Principles of marketing -- Services marketing -- Marketing research and knowledge development -- The strategy and tactics of pricing -- Kleppner's advertising procedure -- Marketing channels -- Legal aspects of marketing strategy -- Design and marketing of new products
Article
Sumario: Scanning the environment -- Strategy formulation -- Strategy implementation and control -- Other strategic issues -- Introduction to case analysis -- Cases in strategic management