ArticlePDF Available

ANALISIS GROUND VIBRATION PADA KEGIATAN PELEDAKAN DENGAN METODA PEAK PARTICLE VELOCITY BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP BANGUNAN DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK MTBU JOB SITE TANJUNG ENIM

Authors:

Abstract

PT. Pamapersada Nusantara is one of the private companies engaged in the mining contractor and it has contractual agreements of mining in Tanjung Enim with PT. Bukit Asam (PT. BA). The method of this research was open pit, and the mining system was back filling. PT. Pamapersada Nusantara do the demolition overburden by using drilling and blasting methods with the type of explosive ANFO. Overburden blasting in PT. Pamapersada Nusantara done by sedimentary rocks, namely Sandstone. Now, the blasting that still in progress is on layer B2-C. The diameter of bullet hole was 200 mm and blasting geometry with an average burden was 8 m, the space was 9 m, the stemming was 3,5 m, the subdrilling was 0,3 – 0,5 m, the depth of drill hole was 8 m, the towering of stairs was 7,5 m, the length of column (PC) 3,5-4 m. The drilling pattern that is applied was alternating drilling. The blasting pattern that applied was echelon and staggered initiation. The unit of delay that is applied was millisecond (ms). Surface delay is using 25 ms, 42 ms, 75 ms, and 100 ms delay, and in hole delay 500 ms. The ratio of explosive used is 94,5% AN, and 5,5% FO. ANFO stirring is using Mobile Mixing Unit (MMU), loading density 18-23 kg/m. Powder Faktor (PF) that is used about 0,10 – 0,16 kg/m 3. Based on actual vibration measurement data that has been done from August 5, 2013 – February 19, 2014 to 30 times, there is a maximum peak particle velocity 5,86 mm/s with distance from the center of the explosion to the measuring 300 m. The average of peak particle velocity is 3,4 mm/s. Therefore, the writer did an analysis of ground vibration which used Scale distance theory and Giorgio Bertha so that the average of peak particle velocity that is obtained is about 4,26 mm/s based on Scale distance theory. Based on Giorgia Bertha, the average of peak particle velocity is about 5,65 mm/s. The Scale distance theory found from that two theories that has smallest deviation of the peak particle velocity actual value, so that this theory can be used to predict the continuation of peak particle velocity value. Based on the criteria of KEPMEN L.H No. 49, in 1996, the building around the location come to the building level 2 which has value of PPV about 5 mm/s. And refers to criteria of vibration SNI 7571: 2010, so the building around the mine location come to the building level 3 which has PPV value about 5 mm/s. The writer used Scale distance theory dan regresi power to see the relationship between the distance and the content of maximum explosive per delay.
ANALISIS GROUND VIBRATION PADA KEGIATAN PELEDAKAN
DENGAN METODA PEAK PARTICLE VELOCITY BESERTA
PENGARUHNYA TERHADAP BANGUNAN DI PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA DISTRIK MTBU JOB SITE TANJUNG ENIM
Ferry Fadhly1, Dedi Yulhendra, ST. MT2, Yoszi Mingsi Anaperta, ST. MT2
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25131
Tlp. FT: (0751) 7055644, 445118 Fax. 7055644
Email: ferryfadhly168@ymail.com
ABSTRACT
PT. Pamapersada Nusantara is one of the private companies engaged in the mining
contractor and it has contractual agreements of mining in Tanjung Enim with PT. Bukit
Asam (PT. BA). The method of this research was open pit, and the mining system was back
filling. PT. Pamapersada Nusantara do the demolition overburden by using drilling and
blasting methods with the type of explosive ANFO.
Overburden blasting in PT. Pamapersada Nusantara done by sedimentary rocks, namely
Sandstone. Now, the blasting that still in progress is on layer B2-C. The diameter of bullet
hole was 200 mm and blasting geometry with an average burden was 8 m, the space was 9 m,
the stemming was 3,5 m, the subdrilling was 0,3 0,5 m, the depth of drill hole was 8 m, the
towering of stairs was 7,5 m, the length of column (PC) 3,5 - 4 m. The drilling pattern that is
applied was alternating drilling. The blasting pattern that applied was echelon and staggered
initiation. The unit of delay that is applied was millisecond (ms). Surface delay is using 25
ms, 42 ms, 75 ms, and 100 ms delay, and in hole delay 500 ms. The ratio of explosive used is
94,5% AN, and 5,5% FO. ANFO stirring is using Mobile Mixing Unit (MMU), loading
density 18 - 23 kg/m. Powder Faktor (PF) that is used about 0,10 0,16 kg/m3.
Based on actual vibration measurement data that has been done from August 5, 2013
February 19, 2014 to 30 times, there is a maximum peak particle velocity 5,86 mm/s with
distance from the center of the explosion to the measuring 300 m. The average of peak
particle velocity is 3,4 mm/s.
Therefore, the writer did an analysis of ground vibration which used Scale distance
theory and Giorgio Bertha so that the average of peak particle velocity that is obtained is
about 4,26 mm/s based on Scale distance theory. Based on Giorgia Bertha, the average of
peak particle velocity is about 5,65 mm/s.
The Scale distance theory found from that two theories that has smallest deviation of the
peak particle velocity actual value, so that this theory can be used to predict the continuation
of peak particle velocity value.
Based on the criteria of KEPMEN L.H No. 49, in 1996, the building around the location
come to the building level 2 which has value of PPV about 5 mm/s. And refers to criteria of
vibration SNI 7571: 2010, so the building around the mine location come to the building level
3 which has PPV value about 5 mm/s.
The writer used Scale distance theory dan regresi power to see the relationship between
the distance and the content of maximum explosive per delay.
Keywords: Ground Vibration, Blasting, Scale Distance, Giorgio Berta, Peak Particle
Velocity
1Alumni Program Studi Teknik Pertambangan
2Dosen Teknik Pertambangan FT UNP
1
A. Pendahuluan
PT. Pamapersada Nusantara
merupakan perusahaan kontraktor yang
bergerak dibidang pertambangan. Salah
satu kerja sama dibidang pertambangan
adalah dengan PT. Bukit Asam
(Persero), Tbk. Kontrak kerja yang
diberikan kepada PT. Pamapersada
Nusantara adalah pengupasan,
penggalian dan pengangkutan batubara
ke stockpile. Salah satu kegiatan
pembongkaran dilingkungan PT.
Pamapersada Nusantara adalah
pengupasan lapisan tanah penutup.
Kegiatan ini didahului dengan proses
pemberaian menggunakan metode
pemboran dan peledakan. Salah satu
efek terhadap lingkungan dari kegiatan
peledakan yaitu adanya ground
vibration. Ground vibration adalah
getaran tanah yang terjadi akibat hasil
peledakan.
Tambang Air Laya (TAL)
merupakan salah satu Pit yang
ditambang oleh PT. Pamapersada
Nusantara. Pit TAL merupakan Pit yang
terletak dekat pemukiman warga dan
kantor. Dikarenakan jaraknya yang
dekat ke pemukiman warga dan kantor,
dikhawatirkan getaran yang dihasilkan
dari kegiatan peledakan akan
mengganggu terhadap masyarakat.
Sehingga hal ini membuat pihak-pihak
terkait untuk terus melakukan kontrol
terhadap ground vibration pada setiap
peledakan yang dilakukan, sehingga
dalam penelitian ini akan dibahas
kontrol yang dilakukan untuk mengatasi
masalah ground vibration tersebut.
Kegiatan peledakan merupakan
kegiatan pembongkaran pada batuan
yang dilakukan secara berurutan setelah
kegiatan pemboran lubang tembak.
Selanjutnya kegiatan peledakan tersebut
dilakukan dengan mengikuti pola dan
arah pemboran, sehingga parameter-
parameter yang harus diperhatikan
adalah geometri peledakan, pola
peledakan, peralatan perlengkapan
peledakan, metode pengisian bahan
peledak dan spesifikasi bahan peledak
yang digunakan (Dowding, 1985)
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan dan memperkirakan
jarak aman dari kegiatan peledakan
pada pembongkaran Over Burden di
penambangan batubara Distrik MTBU
Job Site Tanjung Enim Sumatera
Selatan, karena dikhawatirkan akan
mengganggu kenyamanan dan
keamanan rumah atau bangunan yang
berada disekitar lokasi penambangan.
B. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian dasar. Jenis
penelitian ini disebut juga basic
research, dan diselenggaraan dalam
memperluas dan memperdalam
pengetahuan secara teoristis.
Dalam melaksanakan penelitian
ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan,
sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah.
Pada penelitian ini didapatkan
data primer melalui pengamatan
secara langsung ke lapangan maupun
data sekunder yang didapat dari
perusahaan.
2. Variabel Penelitian
Menurut Sudjana (2002),
Variabel penelitian merupakan suatu
atribut dari sekelompok objek yang
diteliti yang mempunyai variasi satu
2
dengan yang lain dalam kelompok
tersebut.
Adapun yang menjadi objek
penelitian ini adalah Analisis
Ground Vibration pada Kegiatan
Peledakan dengan Metoda Peak
Particle Velocity Beserta
Pengaruhnya Terhadap Bangunan di
PT. Pamapersada Nusantara Distrik
MTBU Job Site Tanjung Enim
Sumatera Selatan. Untuk mengetahui
nilai Peak Particle Velocity, penulis
menghitung dan membandingkan
hasil nilai Peak Particle Velocity dari
berbagai teori, antara lain teori Scale
Distance dan teori G. Berta.
Kemudian teori yang mempunyai
penyimpangan nilai Peak Particle
Velocity terkecil dengan nilai Peak
Particle Velocity aktual, dibuktikan
atau diuji lagi dengan Regesi Power
untuk mendapatkan grafik Log-Log
Scale Distance Chart.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Lokasi
Secara geografis posisi
Tambang Air Laya terletak diantara
  LS dan
  BT.
Tambang Air Laya mempunyai luas
sekitar 1210 Ha terdiri dari 560 Ha
merupakan daerah penggalian dan
650 Ha diperuntukkan sebagai
daerah penimbunan overburden yang
letaknya 5 km ke arah utara daerah
penggalian daerah Mahayung.
PT. Pamapersada Nusantara
sebagai perusahaan kontraktor
tambang telah diberikan kepercayaan
oleh PT. Bukit Asam (Persero), Tbk
untuk melakukan kegiatan
penambangan batubara pada lokasi
Pre-Bench, Muara Tiga Besar Utara,
Muara Tiga Besar Selatan, TAL
Extension Selatan, TAL Extension
Utara, TAL Extension Barat, TAL
Extension Timur
Gambar 1
Lokasi Penelitian
2. Tempat Penelitian
Data Umum Perusahaan
PT. Pamapersada Nusantara Tbk.
Alamat: Distrik MTBU, PO BOX
1600 Tanjung Enim, kab.
Muara Enim Sumatera Selatan
31700
Telepon: (62-734) 453161
3. Geometri Peledakan Aktual
Peledakan lapisan penutup di PT.
Pamapersada Nusantara dilakukan pada
batun sedimen, yaitu Sandstone.
Peledakan yang sekarang dilakukan
adalah pada lapisan B2-C. Dimeter
lubang tembak 200 mm dan geometri
peledakan dengan burden rata-rata 8 m,
spasi 9 m, stemming 3,5 m, subdrilling
0,3-0,5 m, kedalaman lubang bor 8 m,
tinggi jenjang 7,5 m, panjang kolom
isian (PC) 3,5-4 m. Pola pemboran yang
diterapkan adalah pemboran selang-
seling. Pola peledakan yang doterapkan
adalah inisiasi echelon dan staggered.
Satuan waktu tunda yang diterapkan
adalah millisecond (ms). Surface delay
menggunakan waktu tunda 25 ms, 42
ms, 75 ms, dan 100 ms, dan in hole
delay 500 ms. Perbandingan bahan
peledak yang digunakan adalah 94,5%
3
AN, dan 5,5% FO. Pengadukan ANFO
menggunakan Mobile Mixing Unit
(MMU), loading density 18-23 kg/m.
Powder Faktor (Pf) yang digunakan
berkisar 0,10-0,16 kg/m3.
4. Dasar Teori Ground Vibration
Setiap peledakan akan
menghasilkan energi yang
menyebabkan terjadinya berbgai jenis
gelombang yang merambat di dalam
bumi, di permukaan bumi maupun di
udara. Salah satu penyebab pecahnya
batuan dari bergetarnya bumi karena
peledakan adalah aanya rambatan
gelombang tersebut. Teori perhitungan
besaran getaran yang penulis gunakan
pada penelitian ini adalah teori Scale
Distance dan teori Giorgio Berta 1990;
Konya dan Walker, 1990. Hal ini
dikarenakan masing-masing teori
mempunyai kelebihan masing-masing,
diantaranya:
a. Teori Scale Distance
Scale Distance adalah parameter
untuk dimensi jarak. Scale distance
dinyatakan sebagai perbandingan antara
jarak dan isian bahan peledak yang
mempengaruhi hasil getaran. Jika isian
lubang (ratio perbandingan panjang dan
diameter lebih dari 6), gelombang akan
dirambatkan di depan lubang bor. Scale
distance, d/W½. W total berat bahan
peledak yang meledak per delay
sedangkan d merupakan jarak dari alat
perekam terhadap lokasi peledakan.
Rumus di atas dapat dituliskan sebagai
berikut:
PPV =
(sumber; Scale Distance)
Keterangan:
PPV = peak particle velocity (mm/s),
D = Jarak dari recorder ke lokasi
peledakan,
W = Total berat bahan peledak per
minimum 8ms/delay,
K,m = Konstanta,
2/1
Wd
= Square root scale distance
untuk isian lubang ledak (m/kg1/2)
4
Tabel 1
Perhitungan PPV dengan Teori Scale Distance
Distance
Total MIC
Hasil Blasmate
SD
PPV
Konstant
a Rata-
rata
Bench/Pattern
(m)
(In 8 ms)
Peak Particle Velocity (mm/s)
(D/W^0,
5)
mm/
s
Trans
Vert
Long
PPVs
(m/kg)
Pribench
300
204
1,65
1,40
1,52
1,8400
21,00
6,06
790,751
Pribench
350
135
3,43
2,16
1,78
3,5800
30,12
3,40
790,751
Pribench
350
189
3,43
1,90
3,30
3,6900
25,46
4,45
790,751
Pribench
400
189
2,03
0,88
1,78
2,4100
29,10
3,60
790,751
Pribench
400
99
1,27
1,65
1,27
2,0800
40,20
2,14
790,751
MT4
500
223,5
2,92
2,67
2,92
3,5500
33,45
2,88
790,751
Pribench
400
185
4,70
2,41
2,79
4,9100
29,41
3,54
790,751
Pribench
300
177
2,67
2,92
2,79
3,5400
22,55
5,41
790,751
Pribench
450
177,9
3,81
3,56
2,41
4,1600
33,74
2,84
790,751
Pribench
400
210,6
2,03
0,50
1,65
2,1100
27,56
3,92
790,751
Pribench
300
180,3
3,68
2,79
4,32
4,8600
22,34
5,49
790,751
Pribench
500
203,1
1,14
1,27
1,52
1,6300
35,08
2,67
790,751
MT4
500
250,4
1,40
1,65
2,03
2,3500
31,60
3,15
790,751
MT4
500
219,9
3,68
3,43
4,19
4,8600
33,72
2,84
790,751
Pribench
500
200,7
1,78
1,52
2,79
2,9200
35,29
2,64
790,751
Pribench
400
174
2,41
2,54
3,30
3,3700
30,32
3,37
790,751
Pribench
400
180
2,41
3,17
1,78
3,8700
29,81
3,46
790,751
Pribench
300
219
1,14
1,14
1,27
1,5300
20,27
6,41
790,751
Pribench
300
195
2,29
1,14
1,27
2,6200
21,48
5,84
790,751
Pribench
300
162
2,16
3,94
4,32
5,3600
23,57
5,04
790,751
Pribench
300
192,75
3,05
1,90
2,54
3,7100
21,61
5,79
790,751
ALP
500
192
3,68
3,30
3,68
4,3900
36,08
2,55
790,751
MT4
300
198
1,14
1,14
1,27
1,5300
21,32
5,92
790,75
MT4
500
213
2,29
1,14
1,27
2,6200
34,26
2,77
790,751
MT4
300
261
2,16
3,94
4,32
5,3600
18,57
7,38
790,751
MT4
300
165
1,97
4,29
2,05
4,3100
23,35
5,11
790,751
MT4
300
174
3,41
3,65
5,51
5,8600
22,74
5,33
790,751
MT4
300
142
1,64
1,73
1,54
2,2000
25,18
4,53
790,751
MT4
300
156
2,79
4,29
3,33
5,0100
24,02
4,89
790,751
MT4
300
141
1,11
1,95
1,29
1,9800
25,26
4,51
790,751
JUMLAH
11.250
5609,15
102,2100
127,
92
RATA-
RATA
375
186,971667
3,4070
4,26
5
Pada rumus Scale Distance, faktor
yang paling mempengaruhi nilai PPV
adalah isian bahan peledak dan jarak
pengukuran. Hasil hitungan secara manual
(30 kali), maka nilai PPV tertinggi 7,83
mm/s, paling rendah 2,14 mm/s, dan rata-
rata yang didapat adalah 4,26 mm/s.
Untuk mendapatkan persamaan
hubungan antara PPV dan SD, maka
dilakukan analisis dari data pengukuran
ground vibration selama bulan Agustus
2013 Februari 2014. Analisis yang
dilakukan adalah meregresikan data PPV
dan SD dari hasil pengukuran tersebut
dengan regresi power di program
Microsoft Excel.
Konstanta K dan m disebut sebagai
faktor tempat (site factor). K adalah garis
batas hubungan pada saat SD = 1 pada
grafik log. Nilai tersebut menyatakan
energi yang ditransferkan dari bahan
peledak ke batuan sekitarnya.
Berkurangnya nilai Peak Particle Velocity
dipengaruhi geometri penyebaran dan
pengaruh dari karakteristik batuan disebut
sebagai slope factor, m.
Prediksi Getaran dengan Teori Scale
Distance
Prediksi dasar peak particle velocity
dapat dicapai dengan menggunakan
, sebagai berikut:
 
KSD
WD
KPPV
6,1
6,1
2/1
(sumber; )
Keterangan:
PPV = Peak particle velocity (mm/s)
SD = Scale distance (m/kg1/2)
K = Confinement factor
Untuk mengkalkulasikan faktor K,
menggunakan formula seperti rumus
dibawah ini:
 
6,1
2/1
/
WD
PPV
K
(sumber; )
Tabel 2
Prediksi Isian Bahan Peledak
Konstanta
Jarak
PPV
Q
(m)
(mm/s)
(kg)
790,751
100
2
5,67
790,751
200
2
22,69
790,751
300
2
51,05
790,751
400
2
90,75
790,751
500
2
141,80
790,751
600
2
204,19
790,751
700
2
277,93
790,751
800
2
363,01
790,751
900
2
459,43
790,751
1000
2
567,20
Konstanta
Jarak
PPV
Q
(m)
(mm/s)
(kg)
790,751
100
3
9,42
790,751
200
3
37,66
790,751
300
3
84,74
790,751
400
3
150,65
790,751
500
3
235,39
790,751
600
3
338,96
790,751
700
3
461,37
790,751
800
3
602,60
790,751
900
3
762,67
790,751
1000
3
941,57
Konstanta
Jarak
PPV
Q
(m)
(
mm/s)
(kg)
790,751
100
5
17,83
790,751
200
5
71,322
790,751
300
5
160,47
790,751
400
5
285,29
790,751
500
5
445,76
790,751
600
5
641,9
790,751
700
5
873,69
790,751
800
5
1141,1
790,751
900
5
1444,3
790,751
1000
5
1783
6
Scaled Distance Chart
Scaled distance chart dapat dibuat
pada grafik log-log untuk bermacam-
macam harga dari scaled distance. Dengan
diketahuinya harga Scaled Distance, dapat
ditentukan jumlah muatan bahan peledak
untuk bermacam-macam jarakyang aman.
Penggambaran pada kertas grafik log-
log dengan sumbu tegak jumlah muatan
bahan peledak dan jarak pada sumbu
mendatar. Scaled Distance Chart dapat
dipakai untuk menentukan berat muatan
bahan peledak untuk sebarang jarak
dengan scaled distance yang telah
ditentukan.
Persamaan Hubungan Antara Peak
Particle Velocity dan Scale Distance
Menggunakan Regresi Power untuk
membuat grafik log-log
Pada penelitian ini, nilai konstanta (K)
yang penulis gunakan adalah 790,75. Nilai
ini penulis dapat dari perhitungan rata-rata
nilai K dari 30 kali peledakan dan nilai
konstanta (m) yang penulis gunakan adalah
-1,6
Tabel 3
Tabel Dan Perhitungan Nilai
Konstanta Y Dan Nilai Konstanta K
No
ppv
SD
yi
xi
xi * yi
x2
Log
ppv
Log
SD
1
6,06
21,00
0,78
1,32
1,03
1,75
2
3,40
30,12
0,53
1,48
0,79
2,19
3
4,45
25,46
0,65
1,41
0,91
1,98
4
3,60
29,10
0,56
1,46
0,81
2,14
5
2,14
40,20
0,33
1,60
0,53
2,57
6
2,88
33,45
0,46
1,52
0,70
2,32
7
3,54
29,41
0,55
1,47
0,81
2,16
8
5,41
22,55
0,73
1,35
0,99
1,83
9
2,84
33,74
0,45
1,53
0,69
2,34
10
3,92
27,56
0,59
1,44
0,85
2,07
11
5,49
22,34
0,74
1,35
1,00
1,82
12
2,67
35,08
0,43
1,55
0,66
2,39
13
3,15
31,60
0,50
1,50
0,75
2,25
14
2,84
33,72
0,45
1,53
0,69
2,33
NO
ppv
SD
yi
Xi
xi+yi
x2
Log
ppv
Log
SD
15
2,64
35,29
0,42
1,55
0,65
2,40
16
3,37
30,32
0,53
1,48
0,78
2,20
17
3,46
29,81
0,54
1,47
0,79
2,17
18
6,41
20,27
0,81
1,31
1,05
1,71
19
5,84
21,48
0,77
1,33
1,02
1,77
20
5,04
23,57
0,70
1,37
0,96
1,88
21
5,79
21,61
0,76
1,33
1,02
1,78
22
2,55
36,08
0,41
1,56
0,63
2,43
23
5,92
21,32
0,77
1,33
1,03
1,77
24
2,77
34,26
0,44
1,53
0,68
2,36
25
7,38
18,57
0,87
1,27
1,10
1,61
26
5,11
23,35
0,71
1,37
0,97
1,87
27
5,33
22,74
0,73
1,36
0,99
1,84
28
4,53
25,18
0,66
1,40
0,92
1,96
29
4,89
24,02
0,69
1,38
0,95
1,91
30
4,51
25,26
0,65
1,40
0,92
1,97
Jumlah
18,21
42,96
25,69
61,76
Y = aXb atau Log Y = Log a + b Log X
Misal : Log Y = Y, Log a = a, dan Log X =
X, maka
 





  

b = -1,6
 


  
  

a = 2,8982
Sehingga, persamaan diatas menjadi :
= 2,8982-1,6`
Log Y = Antilog 2,8982 -1,6 Log X
Log Y = 264,78 -1,08 Log X
Y = 790,67 X = -1,6
PPV = 790,67 (SD)-1,6
7
Scale Distance Chart menggunakan
Regresi Power untuk mendapatkan
Grafik Log-Log
PPV = K x (SD0,5)-1,6
K = PPV/(SD)-1,6
K = PPV x (SD1,6)
Tabel 4
Perhitngan Nilai Scale Distance
No
PPV
SD
SD1,6
1
6,06
21
130,52
2
3,4
30,12
232,4
3
4,45
25,46
177,56
4
3,6
29,1
219,85
5
2,14
40,2
368,8
6
2,88
33,45
274,75
7
3,54
29,41
223,64
8
5,41
22,55
146,22
9
2,84
33,74
278,61
10
3,92
27,56
201,62
11
5,49
22,34
144,08
12
2,67
35,08
296,61
13
3,15
31,6
250,87
14
2,84
33,72
278,34
15
2,64
35,29
299,44
16
3,37
30,32
234,89
17
3,46
29,81
228,6
18
6,41
20,27
123,32
19
5,84
21,48
135,32
20
5,04
23,57
156,96
21
5,79
21,61
136,58
22
2,55
36,08
310,25
23
5,92
21,32
133,68
24
2,77
34,26
285,53
25
7,38
18,57
107,17
26
5,11
23,35
154,67
27
5,33
22,74
148,24
28
4,53
25,18
174,41
29
4,89
24,02
161,77
30
4,51
25,26
175,4
Gambar 2
Scale Distance Chart menggunakan
Regresi Power untuk mendapatkan
Grafik Log-Log
Untuk mengetahui hubungan antara
jarak dan jumlah isian bahan peledak
maksimal/delay, maka harus diketahui
dulu nilai SD yang dapat diketahui dari
persamaan rumus hubungan antara PPV
dan SD dengan memasukkan batasan nilai
PPV yang telah ditentukan. Dengan
batasan nilai PPV 3 mm/s dan 5 mm/s,
maka nilai SD yang diperoleh adalah :
PPV = 790,75 (SD)-1,6 SD =
(PPV/790,75)-0,625
a. Batasan Peak Particle Velocity 3 mm/s SD
= (3/790,75)-0,625 SD = 32,59
Batasan Peak Particle Velocity 5 mm/s SD
= (5/790,75)-0,625 SD = 23,68
Dari perhitungan tersebut didapatkan
nilai SD (32,59 m/kg)1/2 untuk batasan
PPV 3 mm/s dan nilai SD (23,68 m/kg)1/2
untuk batasan PPV 5 mm/s, sehingga kita
dapat mengetahui hubungan antara jarak
dan jumlah isian bahan peledak
maksimal/delay.
y =
790,
75x-1
R² =
1
1,000
10,000
100,000
1000,000
1,00 10,00
Peak Particle Velocity
(mm/s)
Scale Distance(m/kg0,5)
8
PPV
SD
d
w
(mm/s)
(m/kg0,5)
(m)
(kg)
3
32,59
1
3
32,59
100
9,42
3
32,59
150
21,18
3
32,59
200
37,66
3
32,59
250
58,85
3
32,59
300
84,74
3
32,59
350
115,34
3
32,59
400
150,64
3
32,59
450
190,66
3
32,59
500
235,38
3
32,59
550
284,81
3
32,59
600
338,95
3
32,59
650
397,79
3
32,59
700
461,35
3
32,59
750
529,61
3
32,59
800
602,58
3
32,59
850
680,25
3
32,59
900
762,63
3
32,59
950
849,73
3
32,59
1000
941,52
PPV
SD
d
w
(mm/s)
(m/kg0,5)
(m)
(kg)
5
23,68
1
5
23,68
100
17,83
5
23,68
150
40,13
5
23,68
200
71,33
5
23,68
250
111,46
5
23,68
300
160,50
5
23,68
350
218,46
5
23,68
400
285,34
5
23,68
450
361,13
5
23,68
500
445,84
5
23,68
550
539,46
5
23,68
600
642,01
5
23,68
650
753,47
5
23,68
700
873,84
5
23,68
750
1003,13
5
23,68
800
1141,34
5
23,68
850
1288,47
5
23,68
900
1444,51
5
23,68
950
1609,47
5
23,68
1000
1783,35
Data pada tabel diatas akan diplot kedalam
Regresi Power untuk mendapatkan Grafik
Log-Log gambaran PPV dengan SD
Gambar 3
Grafik Log-Log Scale Distance
Chart
b. Teori Giorgio Berta 1990; Konya
dan Walker 1990
A.
rxCxKfxLogRx xxxx
R
Q
V
5106
321
(sumber; Giorgio Berta 1990)
Keterangan :
V = Kecepatan getaran tanah (m/s)
Q = Jumlah bahan peledak yang
digunakan per delay (kg)
R = Jarak titik ledak ke sensor yang
dituju (m)
ε = Energi perunit massa (J/kg)
ρr = Bobot isi batuan (kg/m3)
C = Kecepatan gelombang seismik
(m/s)
1) Faktor impedansi (2):
2
2
1)( )(
1rc rc
(sumber; Giorgio Berta 1990)
1
10
100
1000
10000
1 10 100 1000 10000
Weight per delay (kg)
Distance From Shot (m)
PPV 5
mm/s
PPV 3
mm/s
400 m -
174 kg
300 m -
174 kg
9
Keterangan :
1
= Faktor impedansi
= 0,8182
Ic = Impedansi bahan peledak (kg m-2
s-1)
= 3040000 kg.m-2.s-1
Ic = ρe ( kg/m3) x VOD (m/s)
ρe = Bobot isi bahan peledak (kg/ m3)
= 800 kg/m3
VOD = Kecepatan detonasi (m/s)
= 3800 m/s
Ir = Impedansi batuan (kg m-2 s-1)
= 7560000 kg m-2 s-1
Ir = ρr (kg/m3) x C (m/s)
ρr = Bobot isi batuan (kg/m3)
= 2100 kg/m3
C =Kecepatan gelombang seismic
(m/s)
= 3600 m/s
2) Faktor coupling (2):
Faktor coupling dalam hal ini
merupakan fungsi dari coupling
ratio atau perbandingan antara
diameter lubang ledak dengan isian
bahan peledak (f/c), dimana besaran
coupling ratio ini akan menurunkan
tekanan gas hasil peledakan yang
dengan sendirinya akan memperkecil
energi yang diteruskan pada batuan.
Faktor coupling dinyatakan oleh
persamaan sebagai berikut
 
1
1
2
ee ef
(sumber; Giorgio Berta 1990)
 
1200200 1
8,177/200
2
= 0,734
Keterangan :
2
= Faktor coupling
f = Diameter lubang ledak (inchi)
c = Diameter isian bahan peledak
(inchi)
e = 2,72
3) Faktor perubahan (3):
Faktor perubahan ini menyatakan
besarnya perubahan energi dari bahan
peledak yang diubah menjadi getaran,
yang diperkirakan sekitar 40%. Jadi
besarnya faktor perubahan (3) adalah
0,40 jika peledakan dilakukan terbuka
(berhubungan dengan udara luar) dan
jika didalam tanah 3 < 0,40.
4) Kelompok batuan
Dari tiap-tiap tipe batuan dibagi
dalam Tiga kelompok berdasarkan
karakteristik atau sifat-sifat kekerasan
dari batuan tersebut seperti tercantum
pada Tabel
Tabel 5
Tipe Kelompok Batuan
Type of Ground
Kf
Water logged sands and
gravels
0,11 0,13
Compacted aluviums
0,06 0,09
Hard and compact rock
0,01 0,03
(sumber; Giorgio Berta 1990)
Dari faktor-faktor tersebut diatas
dengan beberapa penelitian yang telah
dilakukan oleh Giorgio Berta dalam usaha
menetukan hubungan antara faktor-faktor
tersebut, maka tingkat getaran tanah dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut :
10
Tabel 6
Perhitungan PPV Menggunakan Teori G. Berta
11
Dengan menggunakan rumus bertha
dapat diprediksi nilai dari getaran akibat
kegiatan peledakkan dengan menggunakan
beberapa persamaan seperti factor
impedensi, factor coupling, faktor
perubahan.
Dari setiap persamaan maka dapat
diketahui nilai PPV paling rendah 3,68
mm/s, nilai paling tinggi 8,17 mm/s, dan
nilai rata-rata dari kecepatan getaran tanah
(PPV) yaitu 5,65 mm/s.
5. Penyimpangan rata-rata nilai Peak
Particle Velocity terhadap aktual
Dari perhitungan nilai Peak
Prticle Velocity teori (Scale Distance
dan Giorgio Bertha), maka didapatkan
nilai penyimpangan rata-rata Peak
Particle Velocity terhadap aktual
seperti terlihat pada tabel.
Tabel 7
Selisih Penyimpangan Nilai
Peak Particle Velocity teori
Scale Distance dan teori Giorgio Bertha
terhadap aktual
PPV Aktual
Penyimpangan
Peak Particle
Velocity(mm/s)
(mm/s)
Scale
Distance
Giorgio
Berta
3,41
4,26
5,65
Penyimpangan
0,85
2,24
Dari dua teori diatas, didapatkan nilai
penyimpangan rata-rata Peak Particle
Velocity terkecil dari aktual yaitu dengan
menggunakan teori Scale Distance dengan
penyimpangan rata-rata 0,85 mm/s dari
aktual karena memberikan simpangan
terkecil, maka teori Scale distance yang
digunakan untuk penentuan nilai PPV
aman untuk bangunan dari lokasi
peledakan.
6. Kriteria Vibrasi
a) Kriteria Vibrasi Mengacu ke
KEPMEN Lingkungan Hidup
No.49 Tahun 1996
Penentuan Kelas Bangunan dan
nilai PPV yang Aman
Berdasarkan Kriteria KEPMEN
Lingkungan Hidup No.49 Tahun
1996 tentang Baku Tingkat
Getaran Kejut
Berdasarkan kriteria KEPMEN
Lingkungan Hidup No 49 Tahun
1996, maka bangunan yang berada d
sekitar loaksi peledakan adalah
termasuk bangunan kelas dua (2)
“bangunan dan kerusakan yang
sudah ada tampak keretak-retakkan
pada tembok” dengan nilai Peak
Particle Velocity 5 mm/s. Baku
Tingkat Getaran Mekanik
Berdasarkan Dampak Kerusakan
nilai Peak Particle Velocity tertinggi
7,38 mm/s dengan jarak 300 m, total
isian per delay 261 kg dan dengan
frekwensi 13,46 Hz, maka masuk
kedalam kategori B. “Kemungkinan
kerusakan plesteran (retak/terlepas
plestern pada dinding pemikul beban
(pada kasus khusus)”.
Nilai Peak Particle Velocity
rata-rata dari 30 kali peledakan
(selama penelitian) adalah 4,26 mm/s
dengan jarak rata-rata 375 m, rata-
rata total isian bahan peledak per
delay186,97 kg dan dengan
frekwensi rata-rata 13,02 Hz, maka
masuk kedalam kategori B
“Kemungkinan kerusakan plesteran
(retak/terlepas plestern pada dinding
pemikul beban (pada kasus khusus)”.
12
b) Kriteria Vibrasi Mengacu Ke SNI
7571:2010
Berdasarkan kriteria aman yang
di tetapkan menurut SNI 7571:2010,
maka bangunan yang berada
disekitar lokasi peledakan adalah
termasuk bangunan kelas dua (3)
“bangunan dengan pondasi,
pasangan bata dan adukan semen
diikat dengan slope beton, kolom dan
rangka diikat dengan ring yang baik”
dengan nilai Peak Particle Velocity 5
mm/s.
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a) Hasil perhitungan Peak Particle
Velocity Actual dan perhitungan
dengan teori Vibration (Scale
Distance dan Giorgio Bertha)
menunjukkan bahwa masih ada nilai
Peak Particle Velocity yang melebihi
ambang batas sehingga terjadi
ground vibration.
b) Analisa ground vibration
menggunakan Teori Scale Distance
merupakan teori yang mendekati
kondisi pengamatan dilapangan
dengan nilai penyimpangan rata-rata
terkecil terhadap aktual yaitu 1,16
mm/s. Sehingga teori tersebut bisa
dijadikan perkiraan untuk
menentukan keamanan untuk
bangunan dari dampak getaran
peledakan.
c) Mengacu kepada KEPMEN
Lingkungan hidup No. 49 Tahun
1996, maka perkantoran dan
pemukiman disekitar lokasi
peledakkan masuk dalam kategori
kelas dua (2), dengan nilai
PeakParticle Velocity 5 mm/s.
(bangunan dan kerusakan yang sudah
ada, tampak keretak-retakkan pada
tembok)
d) Mengacu kepada standar getaran
peledakan yang ditetapkan oleh SNI
7571:2010 untuk baku tingkat
getaran peledakan pada kegiatan
tambang terbuka terhadap bangunan,
jenis bangunan yang berada di
sekitar lokasi tambang adalah masuk
kategori kelas tiga (3) “bangunan
dengan pondasi, pasangan bata dan
adukan semen diikat dengan slope
beton” dengan nilai Peak Particle
Velocity 5 mm/s.
e) Scale Distance Chart berupa grafik
Log-Log dari perhitungan teori Scale
Distance dapat kita lihat dengan
menggunakan Regresi Power.
Tujuannya adalah lebih
memudahkannya kita melihat
hubungan antara nilai Peak Particle
Velocity dengan jarak tembak dan
isian maksimal per delay.
Saran
a) Lakukan pengulangan peledakkan
dengan jumlah lubang yang meledak
serentak (MIC 8 ms), dengan isian
yang sama, di lokasi yang sama
sebanyak sembilan (9) kali
pengulangan untuk mendapatkan
nilai konstanta yang akurat
(sumber:diktat KJL kelas 1)
b) Lakukan setiap pengukuran di lokasi
atau di pemukiman warga, kantor,
atau bangunan terdekat dari lokasi
peledakkan untuk dapat mengetahui
variasi jarak, isian, yang aman (tidak
melebihi ambang batas peak particle
velocity yang sudah ditetapkan)
c) Lakukan pengukuran di tanah/daerah
yang masih asli (belum pernah
dilakukan pekerjaan penambangan)
guna untuk mendapatkan nilai peak
particle velocity yang lebih akurat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2013), Blastware Operator
Manual”.
Anonim, (2013),”Diklat Teknik
Pemberaian Batuan pada
Penambangan Bahan Galian”,
Pusdiklat Teknologi Mineral dan
Batubara, Bandung, hal 10-14.
Anonim, (2013), “Panduan Tugas Akhir
Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Negeri Padang,
http://pertambangan.ft.unp.ac.id/wp-
content/uploads/2013/05/PANDUA
N-TUGAS-AKHIR-TA-S1-Teknik-
Pertambangan.pdf, diakses tanggal
21 Agustus 2013.
Ensiklopedi Pertambangan Indonesia:
(2005). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral
dan Batubara.
http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/12/
blasting-peledakan.html, diakses
tanggal 10 September 2013.
http://books.google.co.id/books?id=yYTn
QEACAAJ&dq=inauthor:%22Charle
s+H.+Dowding%22&hl=en&sa=X&
ei=FPxnUsT3PI2KrgfwpIGQCQ&ve
d=0CEMQ6AEwBA, diakses tanggal
10 September 2913
https://www.google.com/search?q=peak+p
article+velocity+formula+scale+dist
ance&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-
a&channel=fflb, diakses tanggal 15
September 2013
http://www.scribd.com/doc/127734694/An
alisis-Pengaruh-Pola-Rangkaian-
Peledakan-terhadap-tingkat-Getaran-
tanah-Ground-vibration, diakses 15
September 2013
http://yaumilfitri.blogspot.com/2013/03/pe
ngertian-getaran-dangelombang.html
diakses tanggal 10
Kartodharmo, Moelhim dan Sugeng, M
Bambang. (1996). Supervisory
Teknik Peledakan. Institut Teknologi
Bandung.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor: KEP-
48/MENLH/XI/1996. Baku Tingkat
Getaran
Marmer. Dwihandoyo. Ir, (2008). Modul
Diklat Dampak Peledakan. Tekmira
Bandung.
Rudini, 2012, “Analisis Ground Vibration
pada Peledakan Over Burden di
Panel 4 Pit J PT. Kalimantan Prima
Coal, Sangatta, Kalimantan Timur”,
Skripsi S1 Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Silaban. Widodo Douglas, (2011),
“Analisis Ground Vibration pada
Peledakan Site Senakin PT. Thiess
Contractors Indonesia, Kalimantan
Selatan”, Skripsi S1 Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Tamrock, (1988), Surface Drill and
Finlandia.
Wasito, Hermawan, Drs. (1995). Pengantar
Metodologi Penelitian. Atik dan PT.
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
14
Article
Full-text available
PT. PAMA is a company engaged in mining and is a contractor of PT. Indominco Mandiri which has been running since 1996. The work contract given is blasting, from blasting activities many impacts arise, one of which is ground vibration, therefore it is necessary to measure the level of ground vibration in the west block area where there are several critical areas in the form of buildings such as offices , solar (fuel oil) storage, and PT. Indominco Mandiri, where there have been complaints regarding large vibrations and the potential for diesel spills from fuel oil. In the study the peak vector sum (pvs) value produced in December 2022 was 1.57 mm/s with the closest distance of 785 meters and in January 2023 4.21 mm/s with a distance of 500 meters. The maximum use of explosives item for explosive holes in December 2022 and January 2023 is 2,513 kg. This pvs value is still safe, because it is still below 5.0 mm/s and according to SNI 7572: 2010.
Blastware Operator Manual
  • Anonim
Anonim, (2013), "Blastware Operator Manual".
Diklat Teknik Pemberaian Batuan pada Penambangan Bahan Galian
  • Anonim
Anonim, (2013),"Diklat Teknik Pemberaian Batuan pada Penambangan Bahan Galian", Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung, hal 10-14.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
  • Ensiklopedi Pertambangan Indonesia
Ensiklopedi Pertambangan Indonesia: (2005). Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.
Supervisory Teknik Peledakan
  • Kartodharmo
  • M Moelhim Dan Sugeng
  • Bambang
Kartodharmo, Moelhim dan Sugeng, M Bambang. (1996). Supervisory Teknik Peledakan. Institut Teknologi Bandung.
Modul Diklat Dampak Peledakan
  • Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
  • Nomor
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 48/MENLH/XI/1996. Baku Tingkat Getaran Marmer. Dwihandoyo. Ir, (2008). Modul Diklat Dampak Peledakan. Tekmira Bandung.
Analisis Ground Vibration pada Peledakan Over Burden di Panel 4 Pit J PT
  • Rudini
Rudini, 2012, "Analisis Ground Vibration pada Peledakan Over Burden di Panel 4 Pit J PT. Kalimantan Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur", Skripsi S1 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Analisis Ground Vibration pada Peledakan Site Senakin PT. Thiess Contractors Indonesia
  • Widodo Silaban
  • Douglas
Silaban. Widodo Douglas, (2011), "Analisis Ground Vibration pada Peledakan Site Senakin PT. Thiess Contractors Indonesia, Kalimantan Selatan", Skripsi S1 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Surface Drill and Blasting
  • Tamrock
Tamrock, (1988), "Surface Drill and Blasting", Finlandia.
Pengantar Metodologi Penelitian. Atik dan PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
  • Hermawan Wasito
Wasito, Hermawan, Drs. (1995). Pengantar Metodologi Penelitian. Atik dan PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Institut Teknologi Bandung
  • Teknik Peledakan
Teknik Peledakan. Institut Teknologi Bandung.