ResearchPDF Available

KOSMOLOGI SEYYED HOSSEIN NASR (TINJAUAN METAFISIKA)

Authors:
  • Ar-Raniry State Islamic University, Banda Aceh, Indonesia

Abstract

In this research is talk about cosmology in perspective of Seyyed Hossein Nasr. Cosmology is one of the very old philosophy branch, which try look for and study universe reality, pulling back about it existential which hidden at the opposite of vision of physical. Discourses about the universe have happened thousands of last year in Egypt and Mesopotamia, where human being at that moment have questioned about universe genesis. Then cosmology expand in Greek which in triggering by Thales, Anaximandros And Anaximenes, their question about nucleus; core/universe genesis, there is expressing universe genesis is water, air and there is also saying that universe genesis is essence or substance which do not be certain of it attribute. Thereby, then they is nicknamed as "philosopher of Universe" According to Nasr, universe [is] Allah creation or created (muhdats), is not ‘Qadim’ (azali). World created by Allah, looked after by Allah, and also return to Allah. This Nasr Argument is relied on Allah apocalipse, in al-Qur'an; " Allah is which early and final, which is ‘dhahir’ and ‘bathin’". ( Al-Hadid: 3), That mean is Allah come from and final of universe. He also mean ‘ghaib’ everything and even real marking or external aspect everything reflecting names and attributes of Him. Equally, a universe (nature) which we know and we are able to explore is Allah creation. Its implication in the field of education is can be seen from two dimensions. Both of the dimensions seen in course of education, that is: vertical dimension and horizontal dimension. Where the first dimension converse about things having the character of philosophical-theoretical, while second dimension converse about things having the character of technical-operational.
A preview of the PDF is not available
... The first civilizations to discuss the universe began with the Babylonian, ancient Egyptian, Indian, Chinese, and ancient Greek civilizations. Over time, this discussion of the universe was combined into one discussion known as cosmology [3]. ...
Article
Full-text available
Agus Purwanto interpretation of the cosmos in a broad outline is science around the universe as a whole. The universe is so rich in planets orbiting stars, gathered in galaxies. Agus Purwanto interpretation the cosmos is divided into two implications. 1) the implication of contemporary interpretation development, which is marked by the integration of the worlds of interpretations around the cosmos, one of which is in interpretation by using the theoretical scholars and early cosmologists and the counts with the precision of the verse, thus producing an interpretation that matches the observation of sophisticated instruments. 2) the implications for science, one marked in its integration on the development of western science that is spreading in understanding contrary to any religious teaching. Agus Purwanto moves to deflect the understanding with its interpretation of verses of the cosmos.
Article
Full-text available
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah. Tapi apakah ijazah yang notabene merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati bersama, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Article
em>Penelitian ini mencoba mengkaji bagaimana bahasa melayu diterima dalam masyarakat Aceh yang digunakan sebagai bahasa kerajaan dan sebagai bahasa internasional bahkan sebagai Lingua Pranca dalam masyarakat Aceh. Tujuan utama penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh Hikayat Raja Pasai pada kemunculan bahasa melayu dalam kehidupan masyarakat Aceh pada masa itu, yang dikaji dengan menggunakan perspektif interkulturalisme. Interkulturalisme berbicara tentang dua atau lebih sebuah budaya yang saling berhadapan. Interaksinya berupa reaksi dan respon terhadap hadirnya budaya yang lain. Jadi interkulturalisme lebih mengacu pada munculnya pengaruh budaya luar dalam salah satu budaya lokal .</em
Article
p> Lifelong education is a concept of continuous learning from the cradle to the end of life, in line with the phases (stages) of human development. Education is a process that contains the spirit to bring hope to learners. Because humans have desires to do well and be advanced in various aspects of life, a practical level of education is really needed due to the fact that education is the most effective process for humans to meet those needs. Islam as the most perfect religion has the doctrine that human life takes place in two dimensions: the dimension of the world and the dimension of the hereafter. From such a vast scope of life, Islam offers an unlimited education which is practical and applicable. </p
Article
p> Human resource (spirit and body, aql, heart, and soul) which is granted by Allah has a very powerful force as through it human is able to manage the existence resources of the universe. Principally, the entire creations of Allah are for the sake of human. Therefore, the resources must be managed properly through education in accordance with the mandate given by Allah as it is stated in Sura al ‘ A laq : 1-5. The enrichment of human resource quality is an obligation in Islam to optimize the existing resource. Allah and His Messenger Muhammad (peace be unto him) order human to pursue the knowledge unlimitedly to find the power of Allah. Thus, all resources are bestowed by Allah must be used solely to seek His pleasure . To reach, educational institutions, teaching-learning place, play a great role, and must be well managed and planned in order to produce qualified students with good character in conformity with the teachings of the Qur’an and Hadith. </p
Article
p> This research moved from the process and formulation mekanism of Jinayat Law into Positive Law in Aceh in Indonesia's legal system is influenced by a variety of legal systems and ideologies that developed there in. The object of this study is the Aceh Qanun No. 6 of 2014 on the law Jinayat that the legislative process takes place during two periods of provincial parliament. This study is qualitative, by combining the research literature (library reseacrh) with field research (field reseacrh). The approach used consisted of approach law (statute approach), normative-empirical approach and conceptual approaches. Type of research data in the form of descriptive analysis. The results showed the legal legislation jinayat Aceh is gradually taking into account the socio-cultural conditions of the community in accepting the substance of the law jinayah, adaptive law enforcement and crime rates are dominant in society. Parties involved in the formulation of the substance Raqan jinayah Aceh, among others: Ulama Consultative Assembly (MPU), law enforcement agencies (Syari'yyah Court, the Prosecutor, the Police and the WH) as well as the public through non-governmental organizations. The Aceh Government also involves the Expert Team Expert Team Executive and Legislature in the substance of the discussion on the draft jinayah. The dynamics of thought that emerged in the formulation of the substance of the criminal law (Jinayah) should be sought common ground in order Raqan jinayah be passed along between the legislative and the executive. </p
Book
Full-text available
Pendidikan Islam memang merupakan upaya pendidikan ajaran dan nilai-nilai Islam agar menjadi the way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Namun demikian, menjadikan agama Islam sebagai pandangan dan sikap hidup akan memiliki implikasi tertentu, baik positif maupun negatif, sebab pendidikan agama berpotensi untuk mengarah pada sikap toleran atau intoleran, berpotensi untuk mewujudkan integrasi (persatuan dan kesatuan) atau disintegrasi (perpecahan) dalam kehidupan masyarakat. Internalisasi merupakan sentral perubahan kepribadian yang merupakan dimensi kritis terhadap diri manusia yang di dalamnya memiliki makna kepribadian terhadap respon yang terjadi dalam proses pembentukan watak manusia. Artinya, internalisasi merupakan proses yang mendalam untuk menghayati nilai-nilai yang didapatkan oleh peserta didik dipadukan dengan nilai-nilai pendidikan secara utuh yang sasarannya supaya menyatu dalam kepribadian peserta didik itu sendiri, sehingga menjadi satu karakter atau watak bagi peserta didik. Internalisasi juga merupakan sentral perubahan kepribadian yang merupakan dimensi kritis terhadap diri manusia yang di dalamnya memiliki makna kepribadian terhadap respon yang terjadi dalam proses pembentukan watak manusia.
Book
Full-text available
Filsafat Ilmu sebagai cabang filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara pemerolehannya. Filsafat Ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar (radikal) terhadap ilmu seperti tentang apa ciri-ciri spesifik yang menyebabkan sesuatu disebut ilmu, serta apa bedanya ilmu dengan pengetahuan biasa, dan bagaimana cara pemerolehan ilmu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk membongkar serta mengkaji asumsi-asumsi ilmu yang biasanya diterima begitu saja (taken for granted). Filsafat Ilmu merupakan jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu, atau Filsafat Ilmu merupakan upaya penjelasan dan penelaahan secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan ilmu.
Article
p>Religious pluralisme is a term used to refer to positive attitudes toward world religions (e.g., Islam, Christianity, Hinduism, Budhism, Catholic, etc) with the aim of creating a harmonious, peaceful, and prosperous life within a pluralist society by upholding people's equal rights to live peacefully in this world. The aim of this article is to elaborate on the concept of religious pluralism and its relation to Islamic education. There have been a controversy caused by the differing definitions of religious pluralism, which has led to certain misconceptions and hence its alienation from Islamic education in general. In the face of such challenges, efforts must continually be made to foster mutual understanding and respect between people of different religions in order to avoid potential conflicts, either between people embracing different religions or people within the same religion. It is this positive awareness which religious pluralism seeks to foster. Thus, incorporating the concept of pluralism into Islamic education is a must, especially by making change to the system of Islamic education which for a long time has focused only on building individual or communal piety. The new priority should be given to the creation of social sensitivity toward pluralism, either through cultural, language, or religious interventions. This all aims at reinforcing the notion of Islam as Rahmatallil’alamin.</p
Article
Full-text available
Secara etimologi: Karakter berasaal dari kata "charassein" (Yunani) character (inggris); watak, tabiat, sifat, membuat tajam, Bahasa Arab: Thabiat, akhlak, sajiiyah, syakhshiiyah. Dalam bahasa Indonesia karakter dimaknai dengan watak, yaitu sifat-sifat hakiki seseorang atau suatu kelompok atau bangsa yang sangat menonjol sehingga dapat dikenalidalam berbagai situasi ataumerupakan trade mark orang, kelompok atau bangsa tersebut. Makan karakter itu adalah Sifat pribadi Yg relatif stabil pd diri individu yg menjadi landasan bg penampilan perilaku dlm standar nilai & norma yg tinggi. Sifat pribadi: ciri-ciri yang ada didlm pribadi seseorang yang terwujudkan dalam tingkah laku. Relatif stabil: suatu kondisi yang apabila sdh terbentuk akan tidak mudah diubah. Landasan: kekuatan yg pengaruhnya sangat besar/dominan dan menyeluruh terhadap hal-hal yg terkait langsung dgn kekuatan yang dimaksud. Penampilan perilaku: aktivitas individu/kelompok dlm wilayah kehidupan tertentu spt: agama, ekonomi, hukum, keluarga, negara, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa kata yang sepadan dengan kata-kata karakter, yaitu Moral, karakter adalah sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkin dan mempermudah tindakan moral; karakter merupakan kualitas moral seseorang.jika mempunyai moralyang baik, maka akan memiliki karakter yang baik yang terwujud dalam sikap dan prilaku sehari-hari.Etika dan moral memiliki makan yang sama namun berasal dari bahasa yang berbeda. Etika, Yunani, ethos;kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir. Moral, Latin, mores; kebiasaan atau adat.Akhlak, Arab, khuluq; perangai, tabiat, adat. Secara istilah: akhlak adalah kondisi jiwa seseorangyang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melaluipertimbangan pikiran (lebih dulu), dipikirkan, dan tanpa ditimbang-timbang. Atau sifat yang tertanam dalam jiwa dan daripadanya timbulperbuatan yang mudahtanpa memerlukan pertimbangan. Dan Budi pekerti terdiri dari beberapa pengertian: Alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk Tabiat, akhlak, watak, Perbuatan baik, Daya upaya, ikhtiar dan Akal. Dengan demikian, karakter individu itu lahir memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Olar pikir: proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menhasilkan pribadi cerdas (kognitif). Olah hati: perasaan sikap dan keyakinan/keimanan yang menghasilkan pribadi jujur
dan ruh itu adalah emanasi yang pertama dari yang satu, lihat dalam Russel
  • D A F T A R P U S T A K A Jiwa ; Dunia Dan Manusia Emanasi Dalam Jiwa, Sedangkan Jiwa Itu Sendiri Merupakan Limpahan Dari Ruh
Jiwa; dunia dan manusia emanasi dalam jiwa, sedangkan jiwa itu sendiri merupakan limpahan dari Ruh (Nous), dan ruh itu adalah emanasi yang pertama dari yang satu, lihat dalam Russel, Bertran, Sejarah Filsafat Barat, alih bahasa: Sigit, Jatmiko dan Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hal. 392-395 D A F T A R P U S T A K A
Filsafat Islam, alih bahasa Pustaka Firdaus
  • Ahmad Al-Ahwani
  • Fuad
Al-Ahwani, Ahmad Fuad, Filsafat Islam, alih bahasa Pustaka Firdaus, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997).
Science and Civilication in Islam
  • Seyyet Nasr
  • Hossein
Nasr, Seyyet Hossein, Science and Civilication in Islam,(New York: New American Library, 1970).
Pembimbing Kearah Alam Filsafat
  • I R Poedjawijatna
Poedjawijatna, I.R., Pembimbing Kearah Alam Filsafat, (Jakarta: Pembangunan, 1980).
  • Harry Hamersma
  • Pintu Masuk Kedunia
  • Filsafat
Hamersma, Harry, Pintu Masuk Kedunia Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1981)..
dunia dan manusia emanasi dalam jiwa, sedangkan jiwa itu sendiri merupakan limpahan dari Ruh (Nous), dan ruh itu adalah emanasi yang pertama dari yang satu
  • Jiwa
Jiwa; dunia dan manusia emanasi dalam jiwa, sedangkan jiwa itu sendiri merupakan limpahan dari Ruh (Nous), dan ruh itu adalah emanasi yang pertama dari yang satu, lihat dalam Russel, Bertran,
  • Komaruddin Hidayat
  • Tragedi Raja Midas
Hidayat, Komaruddin, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme,(Jakarta: Paramadina, 1998).
  • Asy 'ari
  • Filsafat Musa
  • Islam
Asy'ari, Musa, Filsafat Islam: Sunnah Nabi Dalam Berpikir,(Yogyakarta: LESFI, 2001).
Pertarungan Menegakkan Rasionalitas, alih bahasa: Luqman
  • Pervez Hoodhoy
  • Islam Dan Sains
Hoodhoy, Pervez, Islam dan Sains: Pertarungan Menegakkan Rasionalitas, alih bahasa: Luqman, (Bandung: Pustaka,1997).
  • Seyyet Nasr
  • Hossein
Nasr, Seyyet Hossein, Science and Civilication in Islam,(New York: New American Library, 1970).