Banyuasin as the buffer zone of Palembang city, most of its population works in Palembang, and otherwise, so there are so many travels between the two. The research objective was to analyze the characteristics of transportation, generation and attraction, and the travel routes of the residents in both cities. Surveys conducted is interview about the Origin and Destination, the calculation of the
... [Show full abstract] traffic volume, then matrix analysis, calculation using the gravity model of interaction, connectivity and route. The results showed that the characteristics of the transport is dominated by the character for the purpose of working 30.1%, with a peak of 06.00 to 08.00, the distance > 20 km. trip generation : 178 private vehicles, 270 public transit, 99 freight vehicles, and for the trip attraction: 156 private vehicles, 298 public transits, 116 freight vehicles. Itineraries, 12 districts had a land route to Palembang, 7 districts there is no land route, the connectivity index all zones <0, the biggest value of the interaction zone 3 is 653,773,691 with a distance of 13.8 km and the smallest zone 19 which is 3,670,331 with a distance 113 km. Abstrak Banyuasin daerah penyangga Palembang, sebagian penduduknya bekerja di Palembang, juga sebaliknya, sehingga banyak perjalanan antara keduanya. Tujuan penelitian adalah menganalisis karakteristik transportasi, bangkitan dan tarikan serta rute perjalanan penduduk kedua daerah tersebut. Survei yang dilakukan adalah wawancara Asal dan Tujuan, perhitungan volume lalu lintas, kemudian dilakukan analisis matriks, perhitungan interaksi dengan menggunakan gravity model dan konektivitas serta rute. Hasil penelitian, karakteristik transportasi didominasi untuk maksud bekerja 30,1%, dengan waktu puncak pukul 06.00 sampai 08.00, jarak tempuh > 20 km. Bangkitan perjalan : angkutan pribadi 178 orang , umum 270 orang, angkutan barang 99 kendaraan, tarikan perjalanan : angkutan pribadi 156 orang, umum 298 orang, barang 116 kendaraan. Rute perjalanan, 12 kecamatan mempunyai rute darat ke Palembang, 7 kecamatan belum ada rute darat, indeks konektivitas semua zona < 0, nilai interaksi terbesar zona 3 yaitu 653.773.691 dengan jarak 13,8 km dan terkecil zona 19 yaitu 3.670.331 dengan jarak 113 km. Kata Kunci : daerah penyangga, karakteristik, interaksi, konektivitas, rute PENDAHULUAN Daerah penyangga kota adalah daerah yang letaknya berbatasan langsung dengan lingkar luar perkotaan, salah satu daerah penyangga dari kota Palembang adalah kabupaten Banyuasin, sementara sebagian penduduknya banyak yang bekerja di Palembang dan sebagian penduduk Palembang bekerja di Banyuasin, menyebabkan banyaknya terjadi perjalanan antara kedua daerah. Dari uraian tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik transportasi kabupaten Banyuasin sebagai daerah penyangga kota Palembang.