Premenstruasi Sindrom (PMS) merupakan salah masalah yang umumterjadi pada wanita. 30-50% dari wanita mengalami gejala PMS, dan 5% merasakan gejala cukup parah berdampak terhadap kesehatan fisik dan fungsi sosial. 10% lainnya mengalami PMS yang sangat parah hingga menyebabkan ketidakhadiran disekolah. PMS ditandai dengan perubahan yang cepat dalam suasana hati misalnya, depresi, iritabilitas,
... [Show full abstract] kemarahan, agresi, mudah menangis, ketegangan, kecemasan, dan gejala fisik misalnya ketidaknyamanan payudara, nyeri pada perut, sakit kepala, kembung, edema, kelelahan, dan insomnia selama akhir siklus menstruasi. Memperbaiki gaya hidup dengan meningkatkan aktifitas fisik dan pola makan yang sehat dapat mengurangi terjadinya PMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian premenstruasi sindrom (PMS) ditinjau dari aktifitas fisik, pola tidur pada siswi di SMAN 1 Unggul Darul Imarah Aceh Besar.Penelitian ini bersifat deskriptifanalitikdengan menggunakan desain crossectional.Pengambilan sampel secara proporsional sampling sebanyak 72 responden. Hasil penelitiandiperoleh bahwa responden yang tidak mengalami gejala hingga gejala ringan terhadap kejadian premenstruasi sindrom sebanyak44 orang (61,1%) dan responden yang mengalami gejala sedang hingga berat sebanyak 28 orang (38,9%), kejadian premenstruasi sindrom tidak berhubungan denganaktifitas fisik dengan nilai p value > 0,05. Sedangkan pola tidur berhubungan dengan kejadian premenstruasi sindrom dengan p value < 0,05. Kesimpulan tingginya aktifitas fisik masih menjadi salah satu penyebab munculnya premenstruasi syndrome dan pola tidur yang tidak teratur juga akan memberikan dampak pada kejaian PM tersebut.Kata Kunci : Kejadian Premenstruasi Sindrom, Pola tidur, Aktifitas Fisik