Article

IMPLIKASI IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA KARYAWAN

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.

Abstract

PENGANTAR Dalam bekerja, lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap sikap kerja dan menentukan prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya, jika situasi lingkungan tidak menyengangkan mereka cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. Sebagaimana diungkap Ghiselli dan Brown (dalam Tjalla, 1989) bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja karyawan. Steers (1980) menyatakan bahwa pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar umumnya menggambarkan kekuatan yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan dalam merujuk pada faktor-faktor di dalam organisasi yang menciptakan milieu kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan. Lingkungan dalam ini biasanya disebut dengan istilah iklim organisasi. Menyadari betapa iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap setiap individu di organisasi, yang pada ujung-ujungnya akan pula berpengaruh terhadap kualitas kerja, maka dengan sendirinya perlu pemahaman yang baik tentang iklim organisasi. Tulisan ini akan mengantarkan pada pengenalan dimensi iklim organisasi dan "carut-marut" yang menyertainya serta pengaruh yang ditimbulkannya terhadap kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja karyawan. DIMENSI IKLIM ORGANISASI Mondy (1980) menyamakan konsekp iklim organisasi dengan iklim metereologi dengan menambahkan faktor-faktor seperti persahabatan, saling-dukungan, pengambilan resiko dan kesukaan. Bagi Umstot (1988) iklim organisasi merupakan salah satu cara untuk mengukur budaya organisasi, dan iklim organisasi itu sendiri dimaknai sebagai cara karyawan memahami lingkungan organisasinya. Situasi ini tampaknya yang menjadikan Umstot berpendapat bahwa faktor tertentu dapat penting pada organisasi tertentu, namun tidak memiliki makna yang berarti pada organisasi lain. Senada dengan Umstot, Steers (1989) memandang iklim organisasi sebagai suatu kepribadian organisasi seperti apa yang dilihat para anggotanya. Dengan demikian menurut Steers, iklim organisasi tertentu adalah iklim yang dilihat para pegawai dalam organisasi tersebut. Pendapat Steers ini tampaknya dipekuat oleh Jewell dan Siegall (1989) yang menyatakan bahwa konsep iklim organisasi didasarkan pada persepsi pribadi. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa ikllim organisasi suatu organisasi terletak pada persepsi pegawainya. Ungkapan Steers ataupun Jewell dan Siegall ini dikuatkan dengan pendapat Johannesson (dalam Steers, 1980) yang mengungkap bahwa banyaknya iklim organisasi adalah sama banyaknya dengan orang yang ada dalam organisasi. Pandangan Johannesson ini mengasumsikan bahwa organisasi tidak memiliki satu iklim. Artinya hal tersebut lebih bergantung pada bagaimana anggota organisasi tersebut mempersepsi kondisi yang dirasakannya, sehingga nilai absolut satu iklim dalam organisasi rasanya tidak ada.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the author.

... Iklim organisasi yang baik sangat penting untuk diciptakan karena hal ini merupakan persepsi seorang karyawan tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan kemudian menjadi dasar penentuan tingkah laku bagi karyawan (Sari, 2009). Iklim organisasi yang baik ditunjukan oleh adanya sikap keterbukaan, penuh kepercayaan dan tanggung jawab (Idrus, 2006). Hasil penelitian dari Surachim (2008) menemukan bahwa iklim organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan. ...
... Menurut Wirawan (2008) iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya: pemasok, konsumen, konsultan dan kontraktor), mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi. Iklim organisasi merupakan persepsi individu karyawan tentang organisasinya yang memberi pengaruh pada nyaman tidaknya yang bersangkutan bekerja di organisasi atau perusahaan tersebut (Idrus, 2006). Menurut Sarjana (2012) iklim organisasi merupakan suasana organisasi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan. ...
... Iklim organisasi yang baik ditunjukan oleh adanya sikap keterbukaan, penuh kepercayaan dan tanggung jawab dari dalam diri karyawan (Idrus, 2006). Brown & Leigh (1996) menyatakan iklim organisasi merupakan kunci kesuksesan organisasi. ...
Article
This study aims to analyze the influence of organizational climate, work motivation, and work stress on employee job satisfaction. The population in this study was as many as 150 people, the number of samples was 86 employees of the Jimbaran Beach Keraton Hotel with the sampling method using simple random sampling. The analytical technique used in this research is multiple linear regression analysis accompanied by the first validity and reliability test and the classic assumption test that is normality test, multicollinearity test and heteroscedasticity test. The results of the analysis show that organizational climate, work motivation, and work stress have positive and significant effects on job satisfaction of Keraton Jimbaran Beach Resort Bali employees. The implication of this research is for the management of Jimbaran Beach Resort Bali Keraton Hotel to pay more attention to their employees, because the progress of an organization or company is influenced by employees. To improve employee job satisfaction, companies should encourage their employees' work motivation, for example by providing financial bonuses, giving the best employee titles and giving vouchers on family vacations regularly for outstanding employees so that it will increase the competitive attitude of employees in the company. Keywords: organizational climate, motivation, work stress and job satisfaction
... Kebanyakan kelelahan kerja diakibatkan oleh beban kerja yang tinggi, irama kerja yang tidak serasi, pekerjaan yang monoton dan kondisi tempat kerja yang tidak kondusif. Menurut Idrus (2006) lingkungan kerja merupakan lingkungan sekitar tempat kerja secara fisik yang meliputi cahaya, warna, kebisingan, dan musik dalam bekerja, dan juga non-fisik, yang meliputi suasana mental pekerja. Emosi pegawai sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang ada. ...
... Lingkungan kerja karyawan juga memiliki andil dalam memengaruhi sikap karyawan dalam bekerja, seperti yang sudah dikemukakan oleh Idrus (2006) jika lingkungan kerja menyenangkan, akan muncul sikap positif dan memberi motivasi dalam bekerja lebih baik dan efektif. Campbell (2002) menjelaskan jika musik bermanfaat untuk memperbaiki kualitas aspek fisik, perilaku dan psikologis, hal ini terlihat dalam amatan peneliti pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan, dimana saat diberi treatment musik pengiring kerja para karyawan lebih terlihat fresh dan tidak lesu dan lebih menunjukkan perilaku yang positif dalam bekerja, meningkatkan semangat karyawan sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja dengan lebih bersemangat, karyawan menikmati musik yang diperdengarkan sembari bekerja, karyawan juga tidak mencuri-curi waktu untuk melakukan aktivitas lain selama bekerja saat sedang tidak diawasi untuk mengurangi kejenuhan yang dirasa seperti sebelum diadakannya treatment. ...
Article
Full-text available
This study aims to determine whether there is an influence of work accompaniment music to increase employee work productivity at the Raya Konveksi factory in Sukun Kota Malang. This study uses a quantitative approach, with an experimental research design. The study population was the total number of employees at the Raya Konveksi factory in Sukun Kota Malang totaling 40 people and using a purposive sampling technique, with the criteria of employees whose work results can be calculated quantitatively within a certain time. Hypothesis testing uses the Mann-Whitney difference test by using a gain score of the total output produced by employees before and after treatment and produces a p-value of 0.000 < 0.05. So work accompaniment music influences increasing the work productivity of employees at the Raya Konveksi factory. Keywords: work accompaniment music; work productivity; employee convection Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari musik pengiring kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada pabrik Raya Konveksi di Sukun Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dengan rancangan penelitian eksperimen. Populasi penelitian merupakan jumlah seluruh karyawan di pabrik Raya Konveksi di Sukun Kota Malang berjumlah 40 orang dan menggunakan teknik sampling purposive sampling, dengan kriteria karyawan yang hasil kerjanya dapat dihitung secara kuantitatif dalam waktu tertentu. Uji hipotesis menggunakan uji beda Mann-Whitney dengan menggunakan gain score dari jumlah output yang dihasilkan karyawan pada saat sebelum dan sesudah treatment, dan menghasilkan p-value 0,000 < 0,05. Jadi musik pengiring kerja memiliki pengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada pabrik Raya Konveksi. Kata kunci: Musik pengiring kerja; produktivitas kerja; karyawan konveksi
... 17 Iklim organisasi berkaitan erat dengan persepsi baik yang dihasilkan dari apa yang dirasakan oleh petugas terhadap lingkungan organisasi kerjanya berkaitan dengan penempatan kerja yang sesuai, hubungan yang berjalan baik setiap anggota organisasi, perasaan dihargai, wewenang dan tanggung jawab yang sesuai, komitmen yang tercipta maupun terhadap sarana dan prasarana dari organisasi tersebut. Sehingga iklim organisasi yang baik atau kondusif mampu meningkatkan aktivitas kerja maupun kinerja yang dihasilkan sebagaimana yang disampaikan oleh Idrus (2006) bahwa Iklim organisasi yang dipersepsikan secara positif oleh karyawan dengan sendirinya akan menciptakan rasa nyaman dan nikmat dalam bekerja, sebaliknya mereka yang memiliki persepsi yang negatif akan menyebabkan perasaan bosan dalam bekerja, menurunnya gairah bekerja sehingga meningkatkan kemangkiran kerja dan menurunkan produktivitas kerja. 18 ...
... Sehingga iklim organisasi yang baik atau kondusif mampu meningkatkan aktivitas kerja maupun kinerja yang dihasilkan sebagaimana yang disampaikan oleh Idrus (2006) bahwa Iklim organisasi yang dipersepsikan secara positif oleh karyawan dengan sendirinya akan menciptakan rasa nyaman dan nikmat dalam bekerja, sebaliknya mereka yang memiliki persepsi yang negatif akan menyebabkan perasaan bosan dalam bekerja, menurunnya gairah bekerja sehingga meningkatkan kemangkiran kerja dan menurunkan produktivitas kerja. 18 ...
... It was further explained that if there are differences or gaps in the perceptions of members and leaders regarding the felt and expected climate, then job dissatisfaction, decreased work motivation, and possible abuse of rights and responsibilities will result in suboptimal achievement of organizational objectives. (Susanty, 2013) It is becoming increasingly difficult for leaders to satisfy the requirements of members and achieve organizational goals at the same time due to the tendency of organizations to develop and adapt to changes in the surrounding environment ( (Idrus, 2006); (Nurwulandari, Hasanudin, & Raihan, 2022)). ...
Article
Full-text available
This research was conducted at PT Cipta Baja Trimatra with the intention of determining whether or not there is a correlation between the employees' level of work performance and the leadership style of the company's management. The survey had a total of 52 employees from PT Cipta Baja Trimatra participate as respondents. The research was carried out on employees at that company. The method of random accident sampling was used to choose the research respondents. The distribution of questionnaires and a search of the relevant literature were the methods used to obtain the data. Multiple linear regression is the method for analyzing the data, while SPSS for Windows 22.0 is the statistical software that was utilized. At PT Cipta Baja Trimatra, the results of the test indicate that leadership style has a positive and significant effect on employee job satisfaction, and that organizational climate also has a positive and significant effect on employee job satisfaction. Both of these factors contribute to employee job satisfaction. In addition, the study discovered that the influence of leadership style and organizational climate variables on employee performance was quite little, coming in at 10.8%.
... Saat ini menerapkan sistem hybrid, hal ini tentunya memberikan dampak terhadap kualitas iklim komunikasi dan kinerja yang ada di organisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Steer (Idrus, 2006), yang menyatakan bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam terbentuknya iklim organisasi dimana pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu internal dan eksternal. Lingkungan eksternal umumnya menggambarkan kekuatan yang berada diluar organisasi seperti wabah pandemi COVID-19, atau keputusan presiden, surat edaran, dan tantangan industrial 4.0. ...
Article
Dalam usahanya menciptakan hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan diperlukan suatu proses komunikasi dalam rangka menciptakan iklim komunikasi yang berkualitas demi meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan Rahsa Nusantara selama pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah metode korelasional, dengan skala pengukuran ordinal melalui uji hipotesis Rank Spearman dengan teknik analisis secara deskriptif dan inferensial. Jumlah sampel penelitian ini adalah 69 orang karyawan yang terpilih melalui teknik Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket, wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori hubungan manusiawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan dan derajat keeratan hubungannya adalah rendah tetapi pasti. Saran yang diberikan adalah perusahaan harus lebih focus pada proses seperti pembuatan keputusan bersama, keterbukaan komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas agar kualitas iklim komunikasi dan kinerja meningkat. Kata Kunci: Iklim Komunikasi Organisasi, Kinerja Karyawan
... Kepuasan kerja karyawan antara individu berbeda-beda dan perbedaan ini dikarenakan pandangan dalam mempersepsikan iklim organisasi tempat mereka bekerja dan kualitas kehidupan kerja antara individu satu dengan individu lainnya dapat berbeda (Idrus, M., 2006). Karyawan yang memperoleh kepuasan kerja akan melakukan pekerjaan dengan lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. ...
Article
Full-text available
The purpose of this study was to determine the effect of organizational climate on job satisfaction of the employees of the Bank Tabungan Negara (BTN) Panakkukang Makassar Branch. The number of respondents in this study were 40 employees using a simple linear regression analysis method and using primary data sources through interviews and questionnaires (Licker scale instruments). Based on the results of the study, it was found that organizational climate has a positive and significant influence on employee job satisfaction
... Promotion in personnel management can be in the form of promotion in position or promotion to a higher rank. Studies conducted by Hermawan (2020;Idrus, 2006) found that promotion occurs either partially or together with the organizational climate, for example the level of reward allocation (position promotions and honorariums) based on employee performance as opposed to seniority, golden children, and so on. ...
Article
Full-text available
This study aims to identify problems in the implementation of bureaucratic reform in the field of employment, especially civil servants’ promotion. This study is carried out using a qualitative approach with the case study method. The data collection technique is done using observation, documentation study, and interviews with two key informants. The data is then analyzed in several stages, namely data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings indicate that there is an injustice and non-transparent phenomenon in civil servants’ promotion, especially in the initial promotion, promotion by extraordinary work performance, and promotion by graduation certificate. This condition has the potential to cause corruption, collusion, and nepotism, and might reduce employee performance in providing public service.
... Menurut Greenberg dan Baron (1993:74) iklim organisasi yang baik mampu menumbuhkan komitmen yang besar dari para anggotanya, merasa memiliki organisasi dan loyalitas tinggi dari anggota. Menurut Idrus (2006), lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai lebih positif dan memberi motivasi untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya lingkungan kerja tidak menyenangkan karyawan cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. ...
Article
Full-text available
Introduction: Division of research and development to produce performance played a central role in the form of technological innovation cultivation of sugar cane and innovation performance of the global industrial competition. Required organizational climate that support performance improvement and business development research staff. Mutual support and encouragement in every settlement between management and employees work will provide a comfortable atmosphere in the performance of employees. High motivation for staff to be able to grow a maximum potential and competence of employees wants to work hard to realize the company's strategic objectives. Methods: To examine these issues, a questionnaire distributed to 35 staff in research and development of PTPNXI (Persero). The collected data were analyzed using SPSS analysis techniques. Results: The results showed that the significant effect of organizational climate on employee performance. Thus a good organizational climate will cause the employee improve performance. Good organizational climate and always oriented employment relationship in shaping the behavior of employees can motivate employees that will result in optimal performance of employees at work. Conclusion and suggestion: Managerial advice to do is apply organizational climate in PTPN XI (Persero) staff research and development efforts should be made clear again that the work climate that is able to adapt to the situation and condition of the employee. The next suggestion, leaders continue to increase employee motivation by not ignoring the rights and interests of employees as provide promotional opportunities, improved employee supervision system, increase confidence in the leadership, and maintain harmonious relationships between colleagues.
... Tentunya perubahan berbagai keadaan di atas sangat berpengaruh bagi perubahan iklim organisasi yang ada dalam Himpunan Mahasiswa Fikom Uninus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Steer (dalam Idrus, 2006), yang menyatakan bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam terbentuknya iklim organisasi dimana pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu internal dan eksternal. Lingkungan eksternal umumnya menggambarkan kekuatan yang berada diluar organisasi seperti keputusan presiden, surat edaran, dan tantangan industrial 4.0. ...
Book
Full-text available
Sejak awal tahun 2020 dunia menghadapi situasi yang sebelumnya tidak terbayangkan terjadi, sehingga tidak semua negara bersiap menghadapi peristiwa tersebut, yaitu Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang lintas negara berpotensi menjadi krisis global. Pandemi Covid-19 tidak hanya dipandang sebagai isu kesehatan semata, namun telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik seperti ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan kemanusiaan. Dalam konteks komunikasi, pandemi mengubah banyak cara kita dalam berkomunikasi, adanya pembatasan interaksi fisik sebagai salah satu cara pencegahan penyebaran virus membuat adanya pola-pola interaksi dan komunikasi manusia. Sebagian bentuk interaksi langsung dan komunikasi tatap muka mau tidak mau berganti menjadi komunikasi virtual dengan berbagai perangkat yang kita punya. Ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu dengan objek material tindakan manusia dalam konteks sosialnya harus mencermati adaptasi dalam situasi pandemi ini. Kondisi ini tidak hanya peristiwa yang dialami, namun juga menarik dan bahkan harus untuk diwacanakan dan dikaji dalam berbagai bidang ilmu, termasuk komunikasi. ORATION (Organizational Communication Conference)yang pada tahun ini telah lima kali dihelat oleh Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran merupakan upaya yang baik menyikapi pandemi covid-19 ini
... Senada dengan penelitian di atas, Luthan (2006) juga mengungkapkan bahwa lingkungan kerja dan iklim organisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karyawan. Lingkungan yang menciptakan milieu kultural dan sosial tempat berlangsungnya kerja atau yang dikenal dengan iklim organisasi akan menentukan kualitas kehidupan kerja seorang karyawan (Idrus, 2006). Iklim organisasi menurut Wirawan (2008) adalah persepsi anggota organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku, serta kinerja anggota organisasi. ...
Article
This study aims to test empirically the relationship betweenorganizational climate and the quality of work life of employees at PT Aseli Dagadu Djokdja. The sample is the whole employees of PT. Aseli Dagadu Djokdja. Data were collected through organization climate scale and qualityof work life scale. Product Moment Correlation was used as analysis technique. Based on result of data analysis, there is positive correlation between organizational climate and PT. Aseli Dagadu Djokdja employee’s quality of work life. The effective contribution of organization climate to quality of work life was 48,4%.Keywords : organizational climate, quality of work life.
... Penelitian tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Mullins, (2013) bahwa iklim organisasi berpengaruh langsung terhadap sikap kerja dan menentukan kinerja pegawai. Lebih lanjut lagi, menurutIdrus (2006) salah satu faktor iklim organisasi adalah memberikan penghargaan (reward) kepada pegawai berdasarkan kinerja pegawai. ...
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kinerja guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif asosiatif dengan jenis penelitian kausal dan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis). Penelitian ini melibatkan 102 guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere Kota Depok dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen survei dan menganalisisnya menggunakan program Analysis of Moment Structural 21 (AMOS 21). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap kinerja guru PAUD di Kota Depok dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.612 dan nilai koefisien jalur sebesar 0.442
... Semangat kerja dan produktivitas karyawan dalam perusahaan cenderung berubah-ubah dan mengalami pasang surut sehingga perilaku karyawan tidak selalu stabil. Salah satu akibat dari menurunnya produktivitas kerja yang perlu mendapatkan perhatian adalah kurang nyamannya kondisi karyawan di tempat kerja (Idrus, 2006). Oleh karena itu pembinaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang nyaman merupakan sasaran yang penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan. ...
Article
Full-text available
Pembinaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang nyaman merupakan sasaran yang penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan. Salah satu upaya untuk menciptakan kenyamanan kerja karyawan adalah dengan mendengarkan musik, karena musik dapat memberikan suasana baru bagi lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis “Ada peningkatan kenyamanan kerja pada karyawan BCA saat diperdengarkan musik latar” dan mengidentifikasi tingkat kenyamanan kerja karyawan setelah mendengarkan musik serta mengidentifikasi jenis musik latar yang dapat mendukung suasana kenyamanan kerja karyawan BCA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimen. Adapun desain kuasi ekperimen yang digunakan adalah Pre-test Post-test Control Group Desain. Subjek penelitian adalah 30 orang karyawan Divisi Keuangan Bank BCA, 15 orang kelompok kontrol (KK) dan 15 orang kelompok eksperimen (KE). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner kenyamanan kerja, Hasil perhitungan menggunakan t-test menunjukkan nilai t sebesar 0,113 (p > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti bahwa tidak terdapat peningkatan kenyamanan kerja yang signifikan pada kelompok kontrol. Selanjutnya melakukan uji nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan menggunakan t-test menunjukkan nilai t sebesar 0,01 (p < 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kenyamanan kerja yang signifikan pada kelompok eksperimen. Fostering and maintaining a comfortable work environment is an important target in relation to the management and development of human resources in the company. One effort to create employee work comfort is to listen to music, because music can provide a new atmosphere for the work environment. The purpose of this study is to test the hypothesis "There is an increase in work comfort for BCA employees when playing background music" and identify the level of work comfort of employees after listening to music and identify the type of background music that can support the comfort atmosphere of BCA employee work. The method used in this research is quantitative with a quasi-experimental approach. The quasi-experimental design used is the Pre-test Post-test Control Group Design. The research subjects were 30 employees of the Bank BCA Finance Division, 15 control groups (KK) and 15 experimental groups (KE). Collecting data in this study using a work comfort questionnaire, the results of calculations using the t-test showed a t value of 0.113 (p> 0.05), then Ho was accepted and Ha was rejected. This means that there is no significant increase in work comfort in the control group. Next test the pretest and posttest values in the experimental group. The results of calculations using the t-test showed a t value of 0.01 (p <0.05), then Ha was accepted and Ho was rejected. Based on the results of the analysis, it can be concluded that there is a significant increase in work comfort in the experimental group.Keywords: Background music, work comfort, moods, emotions
... Tidak selalu diselesaikan dengan tuntas, karena berbagai alasan (seperti: birokrasi, biaya, dan pemahaman peraturan/perundang-undangan yang multitafsir). Rose, et., al., (2006), Gibson, et al., (2006), Umstot (Idrus, 2006 ...
Article
Efforts to realize the performance of SOEs is a very urgent requirement. This is related to the state ministry in Indonesia stakeholder‟s strategic plan 2012-2014. One important element in achieving this is improving the Quality Planning, Human Resources and Financial Management that can act as a surveillance tool as well as performance drivers. Therefore, through this study has explored: (1) the quality of work life, such as career plane, (2) organizational citizenship behavior, such as work ethic issues, and (3) employee engagement, such as remuneration policy issues. The research was conducted by applying a survey of 429 people Associate Manager at 141 state-owned enterprises in Indonesia. Data was collected by indirect communication techniques through instruments such as questionnaires and interview techniques through limited direct communication and documentation study. The study was conducted from January 2011, which ended December 31, 2012. The data processing techniques with descriptive analysis, the weighted mean score and inferential analysis of the Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that: (1) Quality of work life, organizational citizenship behavior, employee engagement in SOEs in Indonesia showed a good condition, but not optimal, (2) quality of working life and organizational citizenship behaviors have a positive and significant effect on state employee engagement in Indonesia. The implications of this research, requiring hard work of the managers at levels 1 and 2 under the above directors and executive managers, to accommodate the interests of the manager as agent, and as the principal stakeholder‟s interests. Requires wisdom and policy decisions to implement the system of participation button up and participation from the top down. Keywords: quality of work life, employee engagement
... If the Organizational climate is perceived positively, it will create a sense of comfort in work, and there will be a sense of satisfaction in work which will ultimately produce good quality work. On the contrary, employees who perceive Organizational climate negatively will appear boredom at work, decreased work enthusiasm, so that work productivity falls and finally good work quality cannot be achieved perfectly (Idrus, 2006). ...
Article
Full-text available
This study aims to determine the influence of Individual, psychological and organizational factors on the performance of physicians in the medical resume completeness.The research design is observational research with a cross sectional approach. The population of this study is all physician who becomes a doctor in charge of serviceand medical resume documents that are the responsibility of the physician. The instrument in this study was a questionnaire given to the physician. Partial Least Square (PLS) was used as data analysis method.The results showed that 34.4% of respondents had complete medical resume
... Rekomendasi dari hasil penelitian tersebut,bahwa "dalam iklim dewasa ini, memprioritaskan beragam tanggung jawab dan tugas di tempat kerja adalah tantangan nyata bagi para manajer. Organisasi perlu memberikan dukungan dan lingkungan yang terbuka, sehingga individu bisa menggunakan waktu untuk mengembangkan ide-ide segar untuk masa depan bisnis," (CMI, 2007 Rose, et., al., (2006), Gibson, et al., (2006), Umstot (Idrus, 2006:1), Jewell dan Siegell (Idrus, 2006:2), Feruniak (2008), Robbins dan Judge (2012) Kualitas kehidupan kerja (KKK), merupakan persepsi pegawaimengenai aspek dalam dunia kerja, berupa kesejahteraan fisik dan psikologis yang memberikan rasa aman dan kepuasan kerja baginya. Aspek yang dimaksud berkaitan dengan keterikatan karyawan, partisipasi, keadilan dan kecukupan kompensasi, integrasi tempat kerja, lingkungan fisik, kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan dalam kehidupan kerja yang dilihat oleh karyawan sebagai sesuatu yang sangat diinginkan dan yang akan menambah kualitas kehidupan kerjanya. ...
Article
Upaya untuk mewujudkan kinerja BUMN merupakan tuntutan yang sangat mendesak. Hal tersebut terkait dengan upaya kementerian BUMN di Indonesia bersama stakeholder sebagai pemangku kepentingan dengan rencana strategis 2012-2014. Salah satu unsur penting dalam mewujudkan hal tersebut adalah Peningkatan Kualitas Perencanaan, SDM, dan Pengelolaan Keuangan yang dapat berperan sebagai alat pengawasan sekaligus performance driver. Karenanya, melalui penelitian ini telah ditelaah : (1) kualitas kehidupan kerja, seperti prencanaan karir, (2) perilaku kewargaan organisasional, seperti masalah etos kerja, dan (3) keterikatan karyawan,seperti masalah kebijakanremunerasi. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode survei terhadap 429 orang Manajer Madya pada 141 perusahaan BUMNdiIndonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik komunikasi tidak langsung melalui instrumen berupa angket dan teknik komunikasi langsung melalui wawancara terbatas dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Januari 2011 yang berakhir 31 Desember 2012. Teknik pengolahan data dilakukan dengan Analisis Deskriptif, yaitu rata-rata terbobot, dan Analisis inferensial yaitu Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas kehidupan kerja, perilaku kewargaan orgnisasional, keterikatan karyawan pada BUMN di Indonesia menunjukkan kondisi yang baik, namun belum optimal; (2) Kualitas kehidupan kerja dan perilaku kewargaan organisasional berpengaruh positif dan bermakna terhadap keterikatan karyawan pada BUMN di Indonesia. Implikasi dari penelitian ini, memerlukan kerja keras para manajer pada level 1 dan 2 di bawah direktur dan di atas manajer pelaksana, dengan mamadukan kepentingan manajer selaku agent, dan kepentingan stakeholder selaku principal.Memerlukan kearipan dan kebijakan dalam pengambilan keputusan dengan menerapkan sistem partisipasi dari bawat ke atas (button up) dan partisipasi dari atas ke bawah (top down).
... Apabila mengalami hambatan atau tekanan-tekanan, maka karyawan dengan masa kerja yang lebih lama akan lebih kuat bertahan dibandingkan karyawan baru yang belum banyak terlibat di dalam organisasi. Idrus (2006) Administrasi, Accounting, Service Advisor dan Mekanik. Bersangkutan dengan turnover intention, dari hasil data pada Tabel 1. Rata-rata karyawan yang keluar mencapai 2,28 persen, yang tidak melebihi standar 10 persen. ...
Article
The purpose of this study was to determine the effect of organizational commitment and organizational climate against turnover employeeintention.the location of this research is pt. jayakarta balindo. the number of samples taken was 95 employees, with amethod simple random sampling. The method of determining the number of samples in this study using a sampling technique is also called a saturated or census sampling. Data collected through observation, interviews, and questionnaires in the form of a questionnaire. The analysis technique used is multiple linear regression. The results of multiple regression analysis indicated that organizational commitment negatively affect turnoverintention. The analysis also showed that organizational climate negatively affect turnover intention so turnover intention can be increased when influenced by two variables. Keywords: organizational commitment, organizational climate, turnover intention
... Temuan dalam studi ini sebagai dasar untuk teori sistem sosioteknis yang banyak mengusahakan perubahan organisasi pekerja. Selanjutnya berbagai pandangan dalam memaknai kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) dari tahun 2006 sampai dengan sekarang, seperti: Saraji dan Dargahi (2006), Rose, et., al., (2006), Gibson, et al., (2006), Umstot (Idrus, 2006:1), Jewell dan Siegell (Idrus, 2006:2), Feruniak (2008), Robbins dan Judge (2012) Kualitas kehidupan kerja (KKK), merupakan persepsi pegawai mengenai aspek dalam dunia kerja, berupa kesejahteraan fisik dan psikologis yang memberikan rasa aman dan kepuasan kerja baginya. Aspek yang dimaksud berkaitan dengan keterikatan karyawan, partisipasi, keadilan dan kecukupan kompensasi, integrasi tempat kerja, lingkungan fisik, kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan dalam kehidupan kerja yang dilihat oleh karyawan sebagai sesuatu yang sangat diinginkan dan yang akan menambah kualitas kehidupan kerjanya. ...
Article
Full-text available
Efforts to realize the performance of SOEs is a very urgent requirement. This is related to the state ministry in Indonesia stakeholder’s strategic plan 2012-2014. One important element in achieving this is improving the Quality Planning, Human Resources and Financial Management that can act as a surveillance tool as well as performance drivers. Therefore, through this study has explored: (1) the quality of work life, such as career plane, (2) organizational citizenship behavior, such as work ethic issues, and (3) employee engagement, such as remuneration policy issues. The research was conducted by applying a survey of 429 people Associate Manager at 141 state-owned enterprises in Indonesia. Data was collected by indirect communication techniques through instruments such as questionnaires and interview techniques through limited direct communication and documentation study. The study was conducted from January 2011, which ended December 31, 2012. The data processing techniques with descriptive analysis, the weighted mean score and inferential analysis of the Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that: (1) Quality of work life, organizational citizenship behavior, employee engagement in SOEs in Indonesia showed a good condition, but not optimal, (2) quality of working life and organizational citizenship behaviors have a positive and significant effect on state employee engagement in Indonesia. The implications of this research, requiring hard work of the managers at levels 1 and 2 under the above directors and executive managers, to accommodate the interests of the manager as agent, and as the principal stakeholder’s interests. Requires wisdom and policy decisions to implement the system of participation button up and participation from the top down. Keywords: quality of work life, organizational citizenship behavior, employee engagement
... Temuan dalam studi ini sebagai dasar untuk teori sistem sosioteknis yang banyak mengusahakan perubahan organisasi pekerja. Selanjutnya berbagai pandangan dalam memaknai kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) dari tahun 2006 sampai dengan sekarang, seperti: Saraji dan Dargahi (2006), Rose, et., al., (2006), Gibson, et al., (2006), Umstot (Idrus, 2006:1), Jewell dan Siegell (Idrus, 2006:2), Feruniak (2008), Robbins dan Judge (2012) Kualitas kehidupan kerja (KKK), merupakan persepsi pegawai mengenai aspek dalam dunia kerja, berupa kesejahteraan fisik dan psikologis yang memberikan rasa aman dan kepuasan kerja baginya. Aspek yang dimaksud berkaitan dengan keterikatan karyawan, partisipasi, keadilan dan kecukupan kompensasi, integrasi tempat kerja, lingkungan fisik, kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan dalam kehidupan kerja yang dilihat oleh karyawan sebagai sesuatu yang sangat diinginkan dan yang akan menambah kualitas kehidupan kerjanya. ...
Conference Paper
Full-text available
Efforts to realize the performance of SOEs is a very urgent requirement. This is related to the state ministry in Indonesia stakeholder’s strategic plan 2012-2014. One important element in achieving this is improving the Quality Planning, Human Resources and Financial Management that can act as a surveillance tool as well as performance drivers. Therefore, through this study has explored: (1) the quality of work life, such as career plane, (2) organizational citizenship behavior, such as work ethic issues, and (3) employee engagement, such as remuneration policy issues. The research was conducted by applying a survey of 429 people Associate Manager at 141 state-owned enterprises in Indonesia. Data was collected by indirect communication techniques through instruments such as questionnaires and interview techniques through limited direct communication and documentation study. The study was conducted from January 2011, which ended December 31, 2012. The data processing techniques with descriptive analysis, the weighted mean score and inferential analysis of the Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that: (1) Quality of work life, organizational citizenship behavior, employee engagement in SOEs in Indonesia showed a good condition, but not optimal, (2) quality of working life and organizational citizenship behaviors have a positive and significant effect on state employee engagement in Indonesia. The implications of this research, requiring hard work of the managers at levels 1 and 2 under the above directors and executive managers, to accommodate the interests of the manager as agent, and as the principal stakeholder’s interests. Requires wisdom and policy decisions to implement the system of participation button up and participation from the top down. Keywords: quality of work life, organizational citizenship behavior, employee engagement
Article
Full-text available
The purpose of this study was to determine and analyze the work environment and career development effect on organizational commitment partially and simultaneously. The research used is research with quantitative methods. The technique of collecting data in this study was done by distributing questionnaires. The data analysis technique in this study used the classical assumption test, multiple regression, hypothesis testing with SPSS 22 software. The population in this study was 56 employees at PT. Nusantara Auto Parts. From the research results obtained tcount < ttable (6.606 > 1.68), meaning that the work environment has a significant effect on organizational commitment. Likewise with the career development variable obtained tcount < ttable (7.144 > 1.68), meaning that career development has a significant effect on organizational commitment. Based on the results of the F test, it shows that Fcount > Ftable (41.716 > 3.26) and a value of 0.000 < 0.05, this indicates that simultaneously the work environment and career development have a significant effect on organizational commitment.
Article
Full-text available
The importance of paying attention to employee organizational commitment because employees are the main resource and important asset in the company. Companies must be able to maintain or even improve the quality of their employees so that their employees can produce good organizational commitment. The purpose of this study was to determine and analyze the work environment and career development effect on organizational commitment partially and simultaneously. The research used is research with quantitative methods. The technique of collecting data in this study was done by distributing questionnaires. The data analysis technique in this study used the classical assumption test, multiple regression, hypothesis testing with SPSS 22 software. The population in this study was 56 employees at PT. Tigaraksa Satria. From the research results obtained tcount < ttable (6.606 > 1.68), meaning that the work environment has a significant effect on organizational commitment. Likewise with the career development variable obtained tcount < ttable (7.144 > 1.68), meaning that career development has a significant effect on organizational commitment. Based on the results of the F test, it shows that Fcount > Ftable (41.716 > 3.26) and a value of 0.000 < 0.05, this indicates that simultaneously the work environment and career development have a significant effect on organizational commitment.
Article
Full-text available
Adapun tujuan penelitian ini dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : (1) Mendeskripsikan dan menganalisis tentang iklim kerja organisasi pada Dinas Sosial Kabupaten Minahasa, (2) Mendeskripsikan dan mengalisis tentang faktor- faktor yang mempengaruhi iklim kerja organisasi Dinas Sosial Kabupaten Minahasa.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertempat di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa dan menghasilkan bahwa kualitas kehidupan kerja dan iklim organisasi di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa menjadi sangat penting karena hal tersebut berhubungan dengan hasil akhir positif organisasional yang lain dan Yang memperaruhi factor iklim kerja di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa adalah sebagai berikut Manajer/pimpinan, Tingkah laku karyawan, laku kelompok kerja, Faktor eksternal organisasi
Article
Full-text available
This study aims to determine the effect of leadership style and organizational climate on the performance of lecturers at Batanghari University, Jambi. This study uses a quantitative approach with the form of correlational research which explains the relationship of each independent variable with the dependent variable, either individually or collectively, and makes predictions for the dependent variable on each independent variable. With the regression equation Y = 3,120 + 0.453 X1 + 0.494 X2 + 0.010 X3 From the above equation, it can be seen that if the leadership style can be more effective by one unit, the lecturer performance will increase by 0.453; Likewise with the organizational climate, if the organizational climate is better by one unit, the lecturer's performance will increase by 0.494, something that is not much different from motivation, namely if the motivation is increased by one unit, the performance will increase by 0.010. This means that leadership style, organizational climate and motivation have a positive correlation with lecturer performance. Therefore, it is expected that these three components (X1, X2 and X3) can be optimally improved. The results of simultaneous hypothesis testing show that the value of F count is 33.110 at the level of freedom of 95 and α = 5% greater than F table 2.02439. or sig F 0.000 <0.05, this means that simultaneously or collectively, leadership style, organizational climate and motivation have a significant effect on lecturer performance at the University of Batanghari Jambi.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh peran Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru, (2) mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru, dan (3) mengetahui pengaruh peran Kepala Sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Tengaran Kabupaten semarang.Populasi penelitian 320 guru SD Negeri di kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Sampel 76 guru yang dipilih secara proporsional random sampling. Pengambilan data melalui kuesioner. Uji validitas, reliabilitas, normalitas data, linearitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, uji regresi tunggal dan regresi ganda menggunakan SPSS for windows 21. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1) pengaruh peran KepalaSekolah terhadap kepuasan kerja guru sebesar 33,7% dengan persamaan regresi Ŷ=77,556 + 0,248 X1, (2) pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru sebesar 29,8 % dengan persamaan regresi Ŷ= 63,114 + 0,483 X2, dan (3) pengaruh peran Kepala Sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru sebesar 37,4%, persamaan regresi dengan koefisien positif Ŷ= 62,504 + 0,166 X1+ 0,239 X2Saran penelitian (a) dinas pendidikan hendaknya melakukan monitoring terhadap kinerja Kepala Sekolah secara terprogram, membuat program pengukuran iklim organisasi sekolah, memonitoring dan evaluasi kedisiplinan guru serta melakukan pembinaan kepala sekolah dan guru secara intensif (b) kepala sekolah hendaknya memperkuat iklim organisasi sekolah sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang lebih kondusif, serta melibatkan guru dalam setiap pengambilan keputusan (c) guru hendaknya meningkatkan kepatuhan dan kedisiplinan dalam bekerja untuk mewujudkan kegiatan KBM yang lebih baik dan mendukung program kerja kepala sekolah.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi iklim organisasi sekolah dan semangat kerja guru terhadap kualitas kehidupan kerja guru SMA Negeri di Kota Bogor. Penelitian ini mengambil sampel penelitian 166 orang guru yang terdapat di SMA Negeri kota Bogor. Pengambilan sampel diambil secara acak sederhana dari 9 SMA Negeri di kota Bogor. Untuk mengukur iklim organisasi sekolah, semangat kerja dan kualitas kehidupan kerja, peneliti menggunakan skala iklim organisasi sekolah, skala semangat kerja dan skala kualitas kehidupan kerja. Teknik analisis regresi menunjukkan bahwa iklim organisasi dan semangat kerja memengaruhi kualitas kehidupan kerja guru sebesar 61.4%. Dengan demikian, penelitian ini telah membuktikan adanya kontribusi iklim organisasi sekolah dan semangat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja pada guru SMA Negeri di kota Bogor, sedangkan 38.6% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Selanjutnya, diketahui pula bahwa iklim organisasi sekolah, semangat kerja dan quality of work life pada guru dalam penelitian ini tergolong dalam kategori tinggi. Artinya, guru SMA Negeri Bogor memiliki quality of work life dan semangat kerja yang tinggi, serta merasakan adanya iklim organisasi di sekolah masing-masing.
Article
Abstrak— Adapun tujuan penelitian ini dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : (1) Mendeskripsikan dan menganalisis tentang iklim kerja organisasi pada Dinas Sosial Kabupaten Minahasa, (2) Mendeskripsikan dan mengalisis tentang faktorfaktor yang mempengaruhi iklim kerja organisasi Dinas Sosial Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertempat di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa dan menghasilkan bahwa kualitas kehidupan kerja dan iklim organisasi di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa menjadi sangat penting karena hal tersebut berhubungan dengan hasil akhir positif organisasional yang lain dan Yang memperaruhi factor iklim kerja di Dinas Sosial Kabupaten Minahasa adalah sebagai berikut Manajer/pimpinan, Tingkah laku karyawan, laku kelompok kerja, Faktor eksternal organisasi Kata kunci: Iklim Kerja, Organisasi, Dinas Sosial
Article
Full-text available
The organizational climate determined performance of organization member’s organization itself. A conducive organizational climate causes productivity to increase, and vice versa. The karoseri manufacturing companies PT. Karoseri SUS have an un-conducive organizational climate, but the members and organization in general are still able to perform well. The karoseri manufacturing company itself is a type of company that is unique and different from other manufacturing industries. The purpose of this study is to identify the dimensions that forming the organizational climate in a karoseri manufacturing company in PT. Karoseri SUS. This study used a qualitative approach to the type of case study research. Data was collected through interviews with 6 representatives of employees of karoseri manufacturing companies in Surabaya. Inductive thematic analysis is used as a data analysis technique. The results of the study show that the dimensions of organizational climate at karoseri manufacturing companies PT. Karoseri SUS formed by application of management systems, social environment, physical environment, and habit patterns in the organization. Each of these dimensions is also formed by the components, which are the dimensions of the management system consisting of work standards and procedures, reward systems, and bureaucratic systems, social environment dimensions consisting of relationships between superiors and subordinates, relationships between colleagues, and relationships between organizations and outside parties, the dimensions of the physical environment consist of facilities, facilities and infrastructure supporting work processes and dimensions of habitual patterns in the organization which consist of habits and attitude which bring impact to work process. Keywords— Organization Climate, Manufacture Karoseri Industry, Organizational Development AbstrakIklim organisasi dapat menjadi penentu kinerja anggota dan organisasi secara keseluruhan. Iklim organisasiyang kondusif menyebabkan produktivitas meningkat, dan berlaku sebaliknya. Perusahaan manufaktur karoseri PT. Karoseri SUS memiliki iklim organisasi yang kurang kondusif, namun anggota organisasi dan kinerja organisasi secara keseluruhan tergolong produktif. Perusahaan manufaktur karoseri itu sendiri merupakan jenis perusahaan yang unik dan berbeda dengan industri manufaktur lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dimensi pembentuk iklim organisasi di perusahaan manufaktur karoseri di PT. Karoseri SUS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara pada 6 perwakilan karyawan perusahaan manufaktur karoseri di Surabaya. Inductive thematic analysis digunakan sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan dimensi pembentuk iklim organisasi di perusahaan manufaktur karoseri PT. Karoseri SUS terdiri dari penerapan sistem manajemen, lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan pola kebiasaan dalam organisasi. Setiap dimensi tersebut pun dibentuk oleh komponen penyusun, yaitu dimensi sistem manajemen terdiri dari standar dan prosedur kerja, sistem imbalan, dan sistem birokrasi, dimensi lingkungan sosial terdiri dari hubungan antara atasan dengan bawahan, hubungan antar rekan kerja, dan hubungan antara organisasi dengan pihak luar, dimensi lingkungan fisik terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana pendukung proses kerja serta dimensi pola kebiasaan dalam organisasi yang terdiri dari sikap-sikap yang biasa dilakukan organisasi dan berdampak pada proses kerja. Kata Kunci— Iklim Organisasi, Perusahaan Manufaktur Karoseri, Pengembangan Organisasi
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran mediasi knowledge sharing pada pengaruh quality of work life dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di Swastika Bungalows Sanur. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 karyawan dengan metode sampel jenuh. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner dan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS) sebagai teknik analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa quality of work life berpengaruh positif terhadap knowledge sharing, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap knowledge sharing, quality of work life berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dan knowledge sharing berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, selain itu hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa knowledge sharing memediasi pengaruh quality of work life terhadap kinerja karyawan dan memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Swastika Bungalows Sanur. Implikasi praktis penelitian ini adalah diharapkan temuan studi dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen Swastika Bungalows Sanur dalam hal meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan dukungan dengan memperhatikan suasana kerja yang nyaman, pemberian kompensasi yang adil, dan selalu meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan peran knowledge sharing sebagai pemediasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Article
Full-text available
This study is conducted to identify to what extent the factors of Quality of Work Life (QWL) has been implemented, what and how the influence works toward the improvement of Performance Quality and Job satisfaction of education personnel in Brawijaya University. The population of this study is all education personnel in Brawijaya University. The sampling technique employed in this study is Cluster Sampling technique. Data analysis used in this study is multiple-linear regression. The results are there is direct influence of QWL toward Job satisfaction with coefficient of 0.673, there is direct influence of job satisfaction toward Performance Quality with coefficient of 0.631, but there is indirect influence of QWL toward Performance Quality with coefficient of 0.425.
Human Resource Management
  • H Bernadine
  • John
  • Joyce E A Russell
Bernadine, H. John. & Russell, Joyce E.A., (1998), Human Resource Management, Second Edition. Boston: McGraw-Hill International Edition.
Psikologi Industri/Organisasi Modern. Alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka, Meitasari
  • L N Jewell
  • M Siegall
Jewell., L. N., & Siegall, M. (1992). Psikologi Industri/Organisasi Modern. Alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka, Meitasari. Judul Asli. Contemporary Industrial/Organizational Psychology. Jakarta: Arcan.
Management, Concept and Practice
  • R W Mondy
Mondy, R. W. et al. (1980). Management, Concept and Practice. Boston: Allyn and Bacon Inc.
Efektivitas Organisasi. Penterjemah Magdalena
  • Richard Steers
Steers, Richard, M. (1980). Efektivitas Organisasi. Penterjemah Magdalena. Jakarta: Erlangga.
Faktod Diri dan Lingkungan Kerja dalam Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan Usaha Servis Elektronika di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis Fakultas Pascasarjana IKIP Yogyakarta
  • A Tjala
Tjala, A. (1989). Faktod Diri dan Lingkungan Kerja dalam Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Karyawan Usaha Servis Elektronika di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis Fakultas Pascasarjana IKIP Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Understanding Organizational Behaviour
  • D D Umstot
Umstot, D.D., (1988). Understanding Organizational Behaviour. St. Paul: West Publishing Company.