... Indonesia (Carroll, 2009 (Foucault, 1991(Foucault, , 2009Burchell dkk.,1991;Lemke, 2001Lemke, , 2002Lemke, , 2012Lemke, , 2019Bonnafous-Boucher, 2005;Peters, 2006;Sending dan Neumann, 2006;Huff, 2007;Raffnsøe dkk., 2009;Hamann, 2009;Dean, 2010;Bevir, 2010Bevir, , 2011May, 2014;Fraser, 2018;Toplišek, A. 2019); kedua, diskursus aktivisme NGOs di tataran akar rumput (Henderson, K. M. 1999;Batliwala, S. 2002;Jalali, 2013;Lagerspetz, 2018; García-Del Moral dkk., 2019; Claus dan Tracey, 2020); ketiga, diskursus managerialisme NGOs dalam rentang dua dekade awal abad ke-21 (Chang, 2002;Roberts dkk, 2005;Srinivas, 2008;Dar dan Cooke, 2008;Jones, Roberts, dan Froehling, 2011;Georgeou dan Engel, 2011;Klikauer, T. 2013aKlikauer, T. , 2013bKlikauer, T. , 2016Appe, 2016;Girei, 2016;Mitchell, 2018;Knafo, 2019; Eagleton-Pierce dan Knafo, 2020;Aagaard dan Trykker, 2020;Kutay, 2021); keempat, diskursus NGOs Indonesia paska reformasi dalam berbagai isu: pembangunan, demokrasi, dan keamanan (Hadiwinata, 2003a, 2003b, Hadiwinata, 2004Suharko, 2004Suharko, , 2005Setiawan, 2000;SMERU, 2000SMERU, , 2003Antlöv dkk., 2006;Antlöv dkk., 2010;Hoelman, 2021) dan bentuk-bentuk pemeragakan resistensi para aktivis/pekerja NGOs terhadap pusaran arus-deras "governmentalitas neoliberal" yang terepresentasikan dalam "korporatisasi aktivisme". ...