Quantitative Precipitation Forecast (QPF) merupakan salah satu produk nowcasting hasil pengolahan data pengindraan jauh yang berpotensi menjadi basis data dalam pertimbangan pembuatan impact-based warning (IBW). Hingga saat ini, data model dan indeks risiko bencana digunakan sebagai data utama dalam pembuatan impact-based forecast (IBF) dengan periode akumulasi 24 jam dengan batas ambang 100 mm.
... [Show full abstract] Basis data tersebut dapat dikembangkan dengan menggunakan produk QPF untuk mengetahui potensi cuaca signifikan berbasis dampak secara realtime. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian awal pemanfaaatan data pengindraan jauh untuk pembuatan prakiraan cuaca jangka pendek (nowcasting) berbasis dampak dengan periode prakiraan hingga 3 jam kedepan. Kajian awal dilakukan dengan menggunakan data radar dan satelit cuaca sekuen 60 menit sebagai data input produk QPF 3 jam dengan batas ambang 20 mm. Weighted overlay dilakukan dengan pembobotan 50% produk QPF dan 50% indeks resiko banjir untuk memperoleh kategori IBW. Algoritma nowcasting yang digunakan adalah Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) dengan 20 anggota ensemble sebagai kajian awal. Algoritma STPS diterapkan pada data satelit cuaca dengan mengkonversi data temperatur puncak awan menjadi nilai reflektivitas radar. Level peringatan yang digunaan untuk mengukur tingkat kesesuaian adalah level peringatan waspada dengan rentang kategori 6 hingga kategori 8. Pada kasus banjir di Kabupaten Bogor tanggal 1 Januari 2020, hasil perhitungan IBW berdasarkan data radar cuaca menunjukkan 42,7% area pada kecamatan yang dilaporkan banjir memiliki status peringatan waspada, sedangkan berdasarkan data satelit cuaca sebesar 35,7%. Jika dikaitkan dengan kejadian di lapangan, hasil perhitungan indeks IBW menggunakan data radar dan satelit cuaca secara kualitatif mampu memberikan level peringatan yang tepat.