ArticlePDF Available

SIMULASI PROSEDUR KESELAMATAN KETIKA TERJADI KEBOCORAN GAS LPG DI DALAM GEDUNG BERBASIS SERIOUS GAME

Authors:
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta STI&K

Abstract

One of dangerous that rises from leak of LPG gas is occurrence of fire. There are many several procedures, begin from prevent to fire until they save themselves in case of fire that caused by technical failure on LPG gas. This paper explained about make of three dimensional simulation safety procedure while leak of LPG gas which potential as fire in the building based on serious game. Serious game application using Openspace 3D. Openspace 3D is an application that is able to implement 3D objects based on OGRE 3D into a three dimensional simulation application, with pengguna-friendly concept and without having to write programming language code. Application which have been developed, tested by application running at 3 computer system hardware to obtain a minimum computer specification that the model of this application could run well. Results of testing saw that the minimum of system hardware requirements are computer system that have Graphic Card with 128 MB Video memory and 1024 MB of RAM.
SIMULASI PROSEDUR KESELAMATAN KETIKA TERJADI KEBOCORAN GAS
LPG DI DALAM GEDUNG BERBASIS SERIOUS GAME
Eri Prasetyo Wibowo, Dani Mahardika, dan Bheta Agus Wardijono*
Program Doktor Teknologi Informasi, Universitas Gunadarama
Mahasiswa Teknik Informatika, Universitas Gunadarma
Jalan Margonda Raya 100, Depok, 16424
Telp.: 021-78881112, 021-7863788, eri@staff.gunadarma.ac.id, dani.mahardika@ovi.com
*[Program Studi Sistem Informasi, STMIK Jakarta STI&K
Jln. BRI Radio Dalam, Jakarta Selatan, 12140
Telp: 021-7397973, 021-7210722 ext.114, bheta@jak-stik.ac.id]
Abstract
One of dangerous that rises from leak of LPG
gas is occurrence of fire. There are many several
procedures, begin from prevent to fire until they
save themselves in case of fire that caused by
technical failure on LPG gas.
This paper explained about make of three
dimensional simulation safety procedure while
leak of LPG gas which potential as fire in the
building based on serious game. Serious game
application using Openspace 3D. Openspace 3D
is an application that is able to implement 3D
objects based on OGRE 3D into a three
dimensional simulation application, with
pengguna-friendly concept and without having to
write programming language code.
Application which have been developed,
tested by application running at 3 computer
system hardware to obtain a minimum computer
specification that the model of this application
could run well. Results of testing saw that the
minimum of system hardware requirements are
computer system that have Graphic Card with
128 MB Video memory and 1024 MB of RAM.
Keywords: OGRE, Openspace3D, Simulation,
Safety, Gas, Serious Game.
1. PENDAHULUAN
Teknologi komputer multimedia interaktif
telah merambah ke segala macam aspek
kehidupan umat manusia termasuk dalam
penyampaian suatu informasi. Bukan hal baru
bahwa penyampaian suatu informasi secara
interaktif dan dilengkapi visualisasi serta elemen
multimedia lainnya terbukti lebih tinggi tingkat
efektifitasnya dibandingkan dengan cara
konvensional, karena seperti diketahui bahwa
manusia lebih mudah menangkap dan memahami
suatu informasi dengan cara mendengar dan
melihat secara berulang-ulang ditambah
melakukan interaksi terhadap hal-hal baru yang
belum pernah mereka coba sebelumnya. Salah
satu cara dalam memvisualisasikan sebuah
representasi dari kehidupan nyata adalah dengan
menggunakan teknologi grafik tiga dimensi
ditambah dengan elemen multimedia lainnya,
dimana dengan menggunakan grafik komputer
bisa dengan mudah membuat suatu tampilan yang
realistis meniru hal-hal yang ada didunia nyata.
Tidak bisa dipungkiri belakangan ini telah
terjadi kasuskasus besar yang berkaitan tentang
kebocoran gas, khususnya gas LPG yang paling
banyak penggunaannya, salah satu bahaya yang
ditimbulkan dari kebocoran gas adalah terjadinya
kebakaran hebat yang tentu saja bisa memakan
korban jiwa, terlebih jika musibah terjadi dalam
suatu gedung yang tentunya tingkat bahayanya
lebih besar dari pada kasus rumah tangga. Namun
tanpa disadari sebenarnya terdapat beberapa
prosedur yang bisa mengurangi kerusakan yang
ditimbulkan dari kebocoran gas, mulai dari
mencegah terjadinya kebakaran hingga
menyelamatkan diri jika terjadi musibah
kebakaran.
Dengan alasan-alasan di atas dicoba
diimplementasikan keselamatan dan pencegahan
kebakaran yang disebabkan oleh gas LPG pada
suatu gedung yang berpotensi terjadinya
kebakaran. Simulasi menggunakan sebuah
aplikasi pengolah skenario tiga dimensi yaitu
Openspace 3D, sehingga menjadi sebuah aplikasi
3D interaktif simulasi prosedur keselamatan
ketika terjadi kebocoran gas LPG di dalam
gedung.
2. METODE
Pengenalan LPG Seperti pada umumnya setiap
gas memiliki sifat-sifat tertentu, begitu juga
dengan gas LPG. Sifat-sifat dari gas LPG
yang utama dalah sebagai berikut: 1) cairan dan
gasnya sangat mudah terbakar, 2) gas tidak
beracun, tidak berwarna dan biasanya tidak
berbau kecuali telah ditambah zat tertentu, 3) gas
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono) 1
dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di
dalam tangki atau silinder, 4) cairan dapat
menguap jika dilepas dan menyebar dengan
cepat, 5) gas ini lebih berat dibanding udara
sehingga akan banyak menempati daerah yang
rendah.
Penggunaan LPG atau ELPIJI di Indonesia
terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan
bakar alat dapur, LPG juga cukup banyak
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu) [8].
Salah satu risiko penggunaan LPG adalah
terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi
gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan
kebakaran. Pada awalnya, gas LPG tidak berbau,
tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas [8]. Menyadari
itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang
baunya khas dan menusuk
hidung. Langkah itu sangat berguna untuk
mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas.
Tekanan LPG cukup besar (tekanan uap sekitar
120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan
membentuk gas secara cepat dan merubah
volumenya menjadi lebih besar.
Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran di
Gedung Keadaan darurat adalah situasi atau
keadaan yang tidak normal[1][7]. Sifat dari
keaadaan darurat adalah terjadi tiba-tiba,
mengganggu, dan perlu segera ditanggulangi.
Keadaan darurat bisa berubah menjadi bencana
yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan
kerusakan.
Salah satu jenis keadaan darurat adalah
kegagalan teknis[2], misalnya kebakaran.
kebakaran bisa disebabkan oleh banyak hal,
misalnya yang paling sering terjadi adalah arus
pendek listrik dan terkontaminasinya bahan bakar
baik cair ataupun gas dengan sumber api.
Kebakaran bisa terjadi dimana saja, tapi yang
paling berbahaya adalah kebakaran yang terjadi
pada suatu gedung bertingkat. Biasanya
kebakaran dalam gedung bertingkat menyebabkan
kerusakan dan memakan korban jiwa yang tidak
sedikit, maka dari itu hampir semua gedung
bertingkat memiliki sebuah prosedur keselamatan
dalam menangani keadaan darurat kebakaran.
Prosedur keselamatan setiap gedung biasanya
berbeda-beda, namun memiliki beberapa poin
yang kurang lebih sama. Hal yang harus
diperhatikan dalam prosedur keselamatan ketika
terjadi kebakaran dalam suatu gedung adalah Fire
Alarm, yaitu sebuah alat yang dipasang untuk
mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga
tindakan pengamanan yang diperlukan dapat
segera dilakukan. Fire alarm akan aktif bilamana
adanya aktivasi manual, adanya aktivasi dari
detektor panas maupun asap ataupun adanya
aktivasi dari ruang kontrol. Setelah mendengar
Fire Alarm, prosedur yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut: 1)kunci semua lemari
dokumen atau file, 2) keluar dari ruang tertutup,
3) berhenti memakai telepon intern dan extern, 4)
matikan semua peralatan yang menggunakan
listrik, 5) periksa daerah terbakar dan tentukan
tindakan yang harus dilakukan, 6) pindahkan
keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.
Selamatkan dokumen penting, 7) mengambil
piranti keselamatan yang tersedia, 8) bersiaga dan
siap untuk evakuasi.
Sedangkan hal-hal utama yang harus diperhatikan
untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah
sebagai berikut: 1) jangan meninggalkan sumber
api dalam keadaan menyala, misalnya kompor
atau puntung rokok yang menyala, 2) bila
meninggalkan ruangan dalam waktu lama,
matikan peralatan listrik, 3) sebelum
meninggalkan ruangan yang berpotensi kebakaran
misalnya dapur, pastikan terdapat ventilasi udara
yang cukup, 4) pastikan sebelum menyalakan
alat-alat elektronik ataupun kompor dan
sejenisnya tidak tercium bau gas.
Prosedur Simulasi dan Serious Game Serious
Game adalah satu penerapan simulasi dalam
bidang aplikasi grafik komputer tiga dimensi.
Serious game merupakan salah satu dari jenis-
jenis game yang beredar dalam dunia komputer.
Serious game merupakan jenis game yang
memfokuskan pada edukasi dan pelatihan [3][4].
Serious game dianggap mampu melakukan
edukasi yang lebih interaktif dan tentunya lebih
menarik bagi pengguna, hal ini dikarenakan
konsep dasar dari Serious game adalah tetap
sebuah game, namun nilai lebih dari serious
game mampu memberikan pengguna kesenangan
dalam memainkan game namun juga memberikan
sarana edukasi yang tidak dimiliki oleh
konvesional game lainnya. Caspian Learning [5]
adalah pengembang dari serious game dan
penyedia aplikasi simulasi untuk pembelajaran
dan edukasi. Caspian Learning membuat sebuah
penggambaran dari hubungan antara game,
simulasi dan dunia virtual tiga dimensi dalam
suatu diagram venn yang merepresentasikan
ketiga hal tersebut. Berikut ini adalah diagram
venn yang dibuat oleh Caspian Learning:
2 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
Gambar 1. Konsep Belajar dalam Serious
Game [3]
Dari gambar di atas terlihat terdapat 3 buah
kelompok yang memiliki elemen-elemen yang
berbeda, Serious game ditunjukan pada irisan
yang menghubungkan kelompok-kelompok yang
terdiri dari 3D World, Game, dan Simulation.
Tidak ada definisi tunggal dari serious game,
walaupun demikian, secara umum serious game
mengacu kepada tujuan, yaitu pendidikan, latihan,
dan simulasi [3]. Definisi lainnya meliputi
aplikasi dari konsep game, teknologi yang
digunakan dan ide-ide untuk aplikasi-aplikasi
yang bukan bersifat hiburan [3][4].
Inti utama dari tujuan serious game adalah
menumbuhkan, mengedukasi, dan memotivasi
pemain untuk satu tujuan tertentu. Tujuan lain
bisa juga untuk kepentingan marketing dan
advertising. Di Amerika sendiri, serious game ini
banyak diterapkan di kalangan pemerintahan
serta para profesional kesehatan. Membuat suatu
simulasi yang berbasiskan serious game
dibutuhkan arsitektur utama yang
menggambarkan suatu alur dari simulasi, hal ini
dimaksudkan agar mempermudah dalam
implementasi ke tools yang akan digunakan,
berikut ini adalah contoh dari arsitektur serious
game dalam membuat simulasi penanganan
kebakaran dalam sebuah tools game engine [5]:
Gambar 2. Arsitektur Simulasi Penanganan
Kebakaran [3]
Game Engine Game Engine adalah perangkat
lunak yang dirancang untuk menciptakan dan
mengembangkan video game [8]. Fungsi intinya
dari game engine mencakup rendering engine
(renderer) untuk 2D atau 3D graphics, physics
engine atau collision detection (dan collision
response), sound, scripting, animation, artificial
intelligence, networking, streaming, memory
management, threading, localization support, dan
scene graph. Proses pengem-bangan game sering
dihemat oleh sebagian besar development
menggunakan kembali game engine yang sama
untuk menciptakan game yang berbeda. Game
Engine terbagi menjadi dua, yaitu Open Source
dan Commercial. Berikut ini adalah contoh dari
game engine yang bersifat open source: Ogre 3D,
Delta 3D, Aleph One, jMonkeyEngine (jME),
Panda3D, Sphere. Sedangkan untuk game engine
yang bersifat commercial antara lain: DXStudio,
Dunia Engine, Source Engine, RPG Maker XP,
Vision Engine.
Pengenalan OGRE OGRE 3D (Object Orien-ted
Graphics Rendering Engine), engine yang object
oriented dan flexible 3D rendering pada
game engine yang ditulis dalam bahasa C++ serta
didesain untuk mampu mengembangkan dengan
intuitif dan mudah kepada aplikasi produksi
dengan menggunakan utility hardware
accelerated 3D graphic [8]. Saat ini aplikasi tiga
dimensi yang menggunakan OGRE tidaklah
terbatas terhadap aplikasi yang hanya berorientasi
terhadap C++ saja, melainkan dapat juga
dijalankan pada aplikasi yang berbasis JAVA,
PYTHON, SCOL dan lain-lain.
OGRE pada umumnya hanya sebagai graphic
rendering engine bukan complete game engine.
Tujuan utamanya dari OGRE adalah untuk
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono) 3
memberikan solusi umum untuk grafis rendering.
Dengan kata lain fitur OGRE hanya khusus
menangani vector dan matrix classes, memory
handling, dan lain-lain yang berhubungan dengan
grafis. Namun hal ini hanya merupakan tambahan
saja. OGRE bukanlah salah satu dari semua solusi
dalam istilah game development atau simulasi
karena OGRE tidak menyediakan audio atau
physics, oleh karena itu masih harus
menggunakan beberapa library lain untuk GUI,
sound, dan lain-lain. Hal ini menjadi salah satu
dari kelemahan OGRE.
Dibalik kelemahannya tersebut, tentu saja
OGRE juga punya kelebihan diantaranya adalah
kemampuan grafis dari engine ini, yaitu bisa
memberikan para developer sebuah kebebasan
untuk menggunakan physics apapun, input, audio,
dan library lainnya.
Pengenalan Openspace 3D Aplikasi ini adalah
sebuah editor atau scene manager objek tiga
dimensi yang bersifat open source dengan
menggunakan OGRE sebagai Graphic Rendering
[7]. Dengan Openspace 3D aplikasi game atau
simulasi tiga dimensi bisa dibuat secara mudah
tanpa terlibat secara langsung dengan
programing. Aplikasi Openspace 3D bersifat
sebagai sebuah scene manager dan editor dalam
pengaturan skenario sehingga pengguna hanya
perlu memasukan resource atau sumber daya
yang dibutuhkan seperti objek tiga dimensi dalam
bentuk mesh OGRE, material, texture dan
multimedia lainnya mencakup audio dan video.
Untuk menghindari pemrograman yang sulit,
Openspace 3D menyediakan sebuah hubungan
relasional antar objek yang terdiri dari plugin
yang cukup lengkap dalam membuat suatu
aplikasi tiga dimensi baik simulasi atau game dan
masih banyak lagi fitur yang di sediakan oleh
aplikasi Openspace 3D ini.
Gambar 3. Alur Kerja Openspace 3D
Aplikasi Openspace 3D ini berbasiskan bahasa
pemrograman SCOL, yang merupakan bahasa
pemrograman yang berasal dari Perancis dan
baru-baru ini dikembangkan. Openspace 3D
menggunakan graphic engine OGRE 3D yang
mempunyai komunitas cukup banyak tapi tidak di
Indonesia. Kelemahan Openspace 3D adalah
output-nya yang tidak kompatibel, untuk
menjalankan aplikasi, diharuskan menginstal
SCOLVOY@GER, yaitu sebuah runtime dari
SCOL. Ada alasan mengapa harus menginstal
Scol, karena sebenarnya Openspace 3D ditujukan
untuk browser, jadi aplikasi atau simulasi yang
dibuat bisa ditampilkan dalam suatu website
pribadi, meskipun demikian pada versi terbaru
dari Openspace 3D telah menyediakan fasilitas
untuk membuat file eksekusi sehingga menjadi
sebuah aplikasi stand alone untuk Windows.
Kelebihan lainnya dari Opensapace 3D adalah
kompatibilitas dengan file multimedia lainnya
seperti Video Youtube, Chating, Mp3, Wav, SWF
dan lain-lain. Openspace 3D juga mendukung
input controler dari joypad, keyboard, mouse, Wii
Nintendo joystick, dan juga voice controler.
3. DISKUSI
Skenario Aplikasi Dalam aplikasi simulasi ini
memiliki dua buah modus simulasi, yaitu modus
prosedur darurat dan modus pencegahan.
Skenario masing-masing modus memiliki dua
tujuan yang berbeda, pada prosedur darurat
merupakan sebuah prosedur apa saja yang harus
dilakukan ketika terjadi kebakaran, sedangkan
pada modus pencegahan bertujuan untuk
mensimulasikan hal apa saja yang harus
dilakukan untuk menghindari kebakaran yang
nantinya akan mendapatkan sebuah hasil pada
akhir aplikasi.
File Pendukung File pendukung yang digunakan
dalam pembuatan aplikasi ini haruslah
mempunyai kompabilitas dengan file yang
dibutuhkan oleh Openspace 3D. File tersebut
mencakup objek 3D yang dilengkapi dengan
tekstur objek, material objek, skeleton, sedangkan
file multimedia lainnya seperti audio dan swf
(shockwave flash). Rincian dari file yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Objek tiga dimensi dalam bentuk OGRE 3D
mesh. Objek tiga dimensi ini mencakup
bangunan atau gedung beserta
kelengkapannya yang telah dibuat
menggunakan aplikasi pengolah grafik tiga
dimensi seperti 3D Studio Max. Nantinya
objek tiga dimensi yang digunakan akan
diekspor menggunakan OGREMAX sehingga
menghasilkan suatu OGRE SCENE yang
terdiri dari kumpulan objek tiga dimensi
4 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
sehingga dapat digunakan oleh Openspace
3D. Contoh dari hasil objek 3D yang
digunakan dapat dilihat pada pembahasan-
pembahasan berikutnya.
2. Audio file. Untuk dapat memasukan suara ke
dalam aplikasi dibutuhkan sebuah file audio
dalam format MP3 atau WAV. File tersebut
nantinya akan dimasukan ke dalam scene
Openspace 3D dan dihubungkan dengan
kondisi dan aksi tertentu sehingga aplikasi
menjadi menarik dan realistis.
3. SWF (Shockwave Flash) hanya digunakan
untuk membuat tampilan antar muka
sehingga end pengguna dapat menggunakan
aplikasi yang dihasilkan dari Openspace
dengan mudah. Contoh dari interface swf
yang digunakan dalam aplikasi ini dapat
dilihat pada pembahasan-pembahasan
berikutnya.
Implementasi Skenario dan File Pendukung
Sebelum memulai implementasi dan membuka
Openspace 3D hal yang harus dilakukan adalah
memasukan semua file pendukung ke dalam
folder scol yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Jika semua file pendukung atau
resource sudah dimasukan ke dalam folder kerja
scol maka selanjutnya dapat membuka aplikasi
utama yaitu Openspace 3D. tampilan area kerja
pada saat aplikasi Openspace 3D dibuka adalah
seperti terlihat pada gambar 4.
Gambar 4. Area kerja Openspace 3D
Berikut ini adalah penjelasan dari Gambar Area
kerja Openspace 3D menurut keterangan nomor
yang ada secara terurut:
1. Menu utama yang terdiri dari membuat
aplikasi baru, membuka file yang tersimpan,
mengambil scene OGRE atau scene
Openspace 3D yang sudah ada, menyimpan
aplikasi, dan terakhir mengekspor aplikasi
dalam bentuk scol file (local), FTP atau dalam
bentuk webpage, stand alone dalam bentuk
exe.
2. Scene tree dan resource management atau file
pendukung adalah tempat semua file
pendukung dimasukan ke dalam scene.
3. 3D edition menu atau kumpulan dari tools
dasar pengolah objek tiga dimensi yang telah
dimasukan ke dalam 3D viewport. Terdiri dari
play atau stop untuk menjalankan dan
menghentikan aplikasi saat testing, select
untuk memilih objek tiga dimensi, move untuk
memindahkan objek tiga dimensi, rotate untuk
memutar objek tiga dimensi, scale untuk
mengatur ukuran objek tiga dimensi, grid
untuk menampilkan atau menyembunyikan
garis bantu, wire atau polygon untuk melihat
struktur objek secara real atau kerangka, 3D
infos untuk menampilkan atau
menyembunyikan informasi pada viewport,
walk untuk mengubah posisi kamera secara
first person (Orang pertama).
4. 3D Viewport yang merupakan area kerja utama
untuk melakukan pengaturan atau tata letak
terhadap objek tiga dimensi.
5. PlugIT edition merupakan area dimana semua
scenario dirancang dengan menggunakan
hubungan relasional serta kondisi dan aksi
terhadap objek yang ada pada viewport dan
scene tree.
6. Log Information berisi tentang status yang
terjadi dalam setiap aksi yang terjadi pada
keseluruhan area kerja.
7. Help dan about berisi tentang bantuang baik
secara online atau keterangan tentang
Openspace 3D.
Implementasi OGRE Scene Pada Openspace
3D Langkah berikutnya adalah menentukan objek
tiga dimensi apa saja yang akan dimasukan ke
viewport. Pada aplikasi simulasi tiga dimensi ini,
objek tiga dimensi yang digunakan adalah berupa
sebuah lokasi perkantoran tepatnya suatu lantai
pada satu gedung bertingkat. Pada objek yang
berbentuk scene OGRE ini sudah terisi objek-
objek tiga dimensi lainnya seperti perangkat-
perangkat yang biasa ditemukan di sebuah kantor,
misalnya komputer, televisi, sofa, kursi, meja dan
lain-lainnya.
Ruangan-ruangan pada Scene OGRE ini juga
sudah diatur sedemikian rupa pada saat
pembuatan menggunakan 3D Studio Max yang
dikonversi menjadi OGRE scene menggunakan
plugin OGREMAX, ruangan-ruangan ini meliputi
ruang kerja pribadi, ruang staf, ruang rapat,
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono) 5
dapur, toilet, lift, ruang santai dan beberapa ruang
lainnya. Untuk lebih jelas mengenai scene OGRE
yang akan dimasukan ke Openspace 3D adalah
seperti gambar 5.
Gambar 5. Scene OGRE
Berikut ini adalah penjelasan dari Gambar Scene
OGRE (gambar 5) menurut keterangan nomor
yang ada pada setiap ruangan
secara terurut:
1. Ruang kontrol utama, yaitu ruang yang
digunakan untuk memonitor semua ruangan
yang ada dan mengatur jalannya simulasi serta
objek-objek tiga dimensi pada saat aplikasi
berjalan.
2. Ruang bos, yaitu ruang yang nantinya akan
dijadikan awal pada saat simulasi prosedur
darurat.
3. Ruang rapat, ruang ini nantinya tidak
digunakan dalam simulasi tetapi masuk ke
dalam viewport sebagai pelengkap.
4. Lobby utama, yaitu tempat dimana kejadian-
kejadian pada saat simulasi berjalan, di lobby
utama terdapat beberapa elemen yang akan
berinteraksi dengan pengguna, yaitu puntung
rokok pada saat simulasi prosedur pencegahan
dijalankan.
5. Ruang santai, yaitu tempat dimana terdapat
sebuah puntung rokok yang akan berguna pada
saat simulasi prosedur pencegahan dan pada
ruang ini terdapat sebuah perangkat elektronik
yaitu televisi LCD yang berguna pada saat
prosedur darurat.
6. Lift yang akan digunakan pada prosedur
pencegahan sebagai awal dari simulasi dan
tidak digunakan pada saat prosedur darurat.
7. Toilet, ruang ini nantinya tidak digunakan
dalam simulasi tetapi masuk ke dalam
viewport sebagai pelengkap.
8. Ruang manager, ruang ini nantinya tidak
digunakan dalam simulasi tetapi masuk ke
dalam viewport sebagai pelengkap.
9. Pintu darurat, digunakan pada saat modus
darurat.
10. Dapur, ruang ini digunakan pada modus
pencegahan untuk memeriksa perangkat-
perangkat yang ada didalamnya. Sedangkan
ruang ini tidak digunakan pada modus darurat
karena dijadikan lokasi terjadinya kebakaran
akibat kegagalan teknis pada tabung gas LPG.
11. Gudang, ruang ini nantinya tidak digunakan
dalam simulasi tetapi masuk ke dalam
viewport sebagai pelengkap.
12. Ruang staf, pada ruang ini terdapat telepon
yang tidak boleh digunakan dalam modus
darurat.
Selanjutnya tinggal memilih file scene yang
telah ada yaitu gedung. Scene selanjutnya
menentukan letak file material, texture, skeleton
dan lain-lain jika ada. Jika proses import telah
selesai maka akan tampil dalam viewport objek-
objek tiga dimensi yang telah diatur sedemikian
rupa dengan scene OGRE. Hasil dari proses
import OGRE scene dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 6. Ogre Scene pada Viewport
Jika semua objek telah masuk ke dalam
viewport maka selanjutnya objek-objek tersebut
nantinya akan disusun secara terstruktur dan
terdapat dalam scene tree. Di dalam scene tree
dapat dilihat semua mesh Ogre yang memiliki
nama-nama yang berbeda. Jika terdapat objek-
objek tiga dimensi atau mesh-mesh yang tidak
pada tempatnya maka bisa mengaturnya kembali
menggunakan 3D edition menu, sehingga posisi
dan orientasi setiap mesh berada pada posisi yang
seharusnya. Selain menggunakan 3D edition
menu, mesh pada viewport juga bisa diatur
dengan cara lain, misalnya untuk mendapatkan
posisi koordinat atau orientasi yang tepat maka
bisa menggunakan pilihan yang ada pada scene
tree,
caranya adalah dengan cara klik kanan pada mesh
yang akan diatur. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada gambar berikut ini:
6 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
Gambar 7. Pengaturan Mesh Ogre menggunakan
klik kanan scene tree
Implementasi Prosedur Pencegahan Pada
PlugIT Openspace 3D Sebelum mengimple-
mentasikan kedua buah skenario yaitu prosedur
pencegahan dan prosedur darurat ke dalam
PlugIT Openspace 3D, perlu diketahui kembali
bahwa Openspace 3D tidaklah menyediakan
fasilitas scripting dalam mengatur segala yang
terjadi dalam scene ataupun viewport, melainkan
sebuah hubungan relasional antara PlugIT atau
fungsi-fungsi yang telah disediakan oleh
Openspace 3D.
Pertama-tama akan diimplementasikan
prosedur pencegahan ke dalam hubungan
relasional Openspace 3D. Kemudian
menambahkan beberapa group baru dalam
PlugIT, yaitu GEDUNG yang merupakan sebuah
group yang berisi dari OGRE Scene dan mesh
lainnya yang terdapat dalam viewport, group
Scene yang berisi file multimedia pendukung
seperti audio, group interface yang berisi file swf
yang nantinya digunakan sebagai interface, group
key input yang berisi beberapa nutan dari
keyboard untuk mengontrol jalannya
aplikasi nanti. Cara untuk membuat group baru
adalah dengan cara klik kanan pada Scene yang
terdapat dalam scene tree, kemudian pilih add
new group dan berikan nama.
Berikutnya melakukan pergerakan antar
objek yang terjadi di viewport. Setiap pergerakan
yang terjadi dalam scene akan dikontrol dengan
PlugIT Goto, yaitu sebuah PlugIT yang berfungsi
sebagai suatu kondisi dimana objek sumber
bergerak ke objek tujuan. Hal ini mendukung
terhadap objek sumber yang berbentuk Mesh,
Camera dan objek-objek nyata lainnya yang
terdapat didalam viewport, sedangkan objek
tujuan mencakup Dummy, Camera, Mesh dan
objek tujuan lainnya. Sedangkan untuk
pergerakan sebuah karakter agar terlihat seolah-
olah hidup maka ditambahkan PlugIT Animaton,
yaitu PlugIT yang mendukung animasi skeleton
pada suatu karakter. Berikut ini adalah contoh
karakter tiga dimensi yang digunakan dan telah
memiliki beberapa animasi skeleton yang akan
digunakan:
Gambar 8. Karakter yang digunakan
bernama Human
Dalam prosedur pencegahan ini objek yang
paling banyak melakukan pergerakan adalah
objek human, objek human memiliki sebuah
animasi-animasi yang jika digabungkan dengan
PlugIT Goto maka akan terlihat seolah-olah
berjalan dan mampu melakukan gerakan idle jika
karakter diam, sehingga terlihat hidup.
Pada langkah pertama yang dilakukan dalam
prosedur pencegahan adalah mematikan sumber
api seperti puntung rokok yang masih menyala,
puntung rokok yang harus dimatikan terdapat di
ruang lobby dan ruang santai. Pada bagian ini
sebuah karakter akan keluar dari lift dan menuju
ke Lobby, pada bagian lobby telah diberikan
beberapa Dummy tambahan pada viewport
sehingga karakter bergerak dari lift kearah lobby
dengan menggunakan PlugIT Goto perlu dibuat..
Agar karakter terlihat seolah berjalan maka pada
saat karakter berjalan, PlugIT Animation akan
dimulai atau Play mode, sedangkan pada saat
akhir atau end dari PlugIT Goto atau end, aksi
yang terjadi adalah animation akan berhenti atau
stop. Nantinya pada hubungan relasional akan
dibuat sedemikian mungkin sehingga karakter
seolah-olah berjalan ke arah lobby dan ruang
santai untuk mematikan rokok.
Dummy adalah sebuah objek yang tidak
terlihat yang berguna menjadi objek tujuan dari
pergerakan. Tentunya jumlah dummy yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan dari
pergerakan karakter, untuk lebih jelasnya dimana
harus meletakan dummy agar objek berjalan ke
tempat tujuan dapat melihat contoh viewport
dibawah ini:
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono) 7
Gambar 9. Dummy tempat tujuan dari karakter
Pada gambar terlihat ada dua buah meja dan
asbak yang nantinya akan menjadi tujuan dari
karakter, sedangkan pada viewport terlihat kotak-
kotak kuning kecil yang menandakan sebuah
dummy menjadi tujuan dari pergerakan atau
perpindahan karakter ke satu dummy dan ke
dummy lainnya.
Langkah selanjutnya karakter akan menuju
dapur untuk mematikan regulator pada tabung
gas, kompor dan membuka saluran ventilator.
Cara kerjanya sama dengan mematikan rokok
yaitu karakter akan diarahkan kepada dummy
yang sudah diletakan ke dapur, namun nantinya
akan sedikit bervariasi yaitu dengan
menggunakan kamera tambahan yang diletakan
pada objek sehingga ketika karakter berjalan
maka seolah-olah menjadi modus orang pertama.
Cara kerja orang pertama ini dengan cara
mengaktifkan kamera yang terletak pada tubuh
karakter, atau dalam Openspace 3D dinamakan
Set active camera yang terdapat dalam PlugIT.
Contoh dari viewport saat berada di dapur adalah
sebagai berikut:
Gambar 10. Viewport dapur
Langkah terakhir dari prosedur pencegahan
ini adalah menutup aliran listrik secara
keseluruhan dengan mematikan saklar utama
yang terdapat di area belakang. Langkah dari
pergerakan karakterpun masih sama seperti cara
sebelumnya. Berikut ini adalah viewport dari
saklar utama:
Gambar 11. Viewport saklar utama
Dalam prosedur pencegahan ini terdapat
beberapa interaksi yang nantinya akan dilakukan
oleh pengguna, yaitu bilamana pengguna
memeriksa benda-benda yang telah disebutkan
dalam skenario yaitu puntung rokok, regulator
gas, kompor, ventilator dan saklar utama dengan
cara melakukan klik pada benda-benda tersebut,
maka pada akhir simulasi akan diberikan sebuah
hasil berupa interface flash. Metode yang
digunakan adalah dengan cara memberikan
PlugIT Object Click pada setiap mesh yang telah
ditentukan. Kemudian setiap aksi akan disimpan
dalam sebuah variabel yang terdapat pada PlugIT
Counter yang berfungsi untuk menghitung
banyaknya PlugIT Objek Click yang telah terjadi
dan menyimpannya untuk dihubungkan dengan
interface pada hasil akhir.
Interface akhir dari prosedur pencegahan ini
adalah berupa swf yang dimasukan ke dalam
PlugIT Flash Interface, dimana swf telah diatur
untuk menerima kondisi berupa hasil dari PlugIT
Counter. Kondisi yang terjadi adalah sebanyak
enam kondisi, semakin banyak kondisi yang telah
terpenuhi dengan cara klik setiap objek maka
semakin besar pula penilaian yang akan
dihasilkan. Berikut ini adalah salah satu contoh
dari enam interface akhir dari prosedur
pencegahan:
Gambar 12. Contoh Interface Hasil
8 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
Agar lebih terstruktur maka perlu dibuat
sendiri group interface yang berisi dari kumpulan
PlugIT interface flash, dan akan dibuatkan
hubungan relasional antara group interface dan
group gedung yang telah memiliki counter dan
output jika kondisi telah terpenuhi, dan pada
interface telah dibuatkan pilihan untuk kembali
kemenu utama. Contoh dari hubungan relasional
antara PlugIT yang berada pada group gedung
sehingga menghasilkan simulasi pencegahan
adalah seperti gambar berikut ini:
Gambar 13. Contoh hubungan relasi pencegahan
pada group Gedung
Satu hal yang perlu diketahui bahwa setiap
objek yang telah berpindah menggunakan PlugIT
Goto, maka pada saat prosedur dijalankan
kembali objek sumber tidaklah kembali pada
posisi awal, maka dari itu perlu dibuat sebuat
objek klik agar semua PlugIT Goto akan kembali
pada posisi awal dan prosedur dapat dilakukan
seperti semula.
Implementasi Prosedur Darurat Pada PlugIT
Openspace 3D Pada bagian ini mirip dengan
prosedur pencegahan, hanya sudut pandang dalam
menjalankan karakter adalah orang pertama.
Teknik yang dipakai pada prosedur ini juga sama
dengan prosedur pencegahan, dimana karakter
terus bergerak mengikuti arah yang menunjuk
pada sebuah lobby, hanya saja teknik kamera
diubah menjadi orang pertama yang
mengaktifkan sebuah kamera yang terdapat pada
karakter. Untuk lebih jelas mengenai camera
dalam karakter dapat melihat gambar berikut ini:
Gambar 14. Kamera dalam karakter
Pada gambar tersebut terlihat terdapat sebuah
kamera yang diletakan pada karakter, dan kamera
tersebut akan terus mengikuti kemanapun
karakter akan pergi, sehingga pada saat kamera
tersebut aktif, maka tampilan aplikasi akan
seolah-olah dalam modus orang pertama
Perbedaan pada prosedur darurat dengan prosedur
pencegahan adalah tidak adanya interaksi
pengguna dengan objek. Disini pengguna lebih
ditekankan dengan instruksi-instruksi melalui
sebuah dialog box yang dibuat dengan PlugIT
dialog. Setiap pengguna menjawab semua dialog
box yang diberikan maka secara otomatis karakter
akan terus bergerak hingga prosedur keadaan
darurat selesai. Berikut ini adalah contoh
pengaturan dialog box pada PlugIT:
Gambar 15. Pengaturan Dialog box
Dialog box yang digunakan adalah jenis OK
button, hal ini dimaksudkan agar simulasi yang
dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah
dibuat. Berikut ini adalah kalimat-kalimat
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono) 9
yang akan digunakan pada PlugIT Dialog Box
secara berurut dari awal simulasi berjalan hingga
simulasi selesai:
1. anda dalam modus prosedur ketika terjadi
kebocoran gas di ruang dapur. Apakah anda
ingin lanjut?
2. dalam modus ini anda akan menjadi orang
pertama camera. selanjutnya user akan
mendapatkan instruksi-instruksi untuk
mendapatkan prosedur keselamatan.
3. dalam modus ini anda akan menjadi orang
pertama camera. selanjutnya anda akan
mendapatkan instruksi-instruksi untuk
mendapatkan prosedur keselamatan.
4. kunci lemari berisi file penting.
5. bila tanda bahaya kebakaran berbunyi
pastikan anda segera keluar dari ruang
tertutup.
6. Jangan menggunakan LIFT ketika tanda
bahaya menyala!
7. berhenti menggunakan telepon intern atau
extern.
8. matikan peralatan elektronik.
9. dapat mengetahui sumber api, tapi tidak
perlu menuju lokasi.
10. matikan sumber listrik utama untuk
mencegah arus pendek.
11. Mengambil perangkat keselamatan yang
tersedia.
12. anda dapat keluar melalui pintu darurat.
13. Prosedur Keselamatan Selesai.
14. semua scene akan reset.
Semua dialog box akan dimunculkan setelah
objek-objek memenuhi kondisinya, yaitu pada
saat karakter selesai menuju dummy tertentu.
Pada akhir dari pertanyaan akan dilakukan reset
pada semua scene agar bisa dilakukan simulasi
kembali, hal ini juga berlaku pada simulasi
pencegahan yang akan mereset semua scene yang
ada pada viewport agar bisa dilakukan simulasi-
simulasi berikutnya. Contoh dari hubungan
relasional antara PlugIT yang berada pada group
gedung sehingga menghasilkan simulasi darurat
adalah seperti gambar dibawah ini:
Gambar 16. Hubungan Relasional pada simulasi
darurat
Dari hubungan relasional di atas terlihat
bahwa terdapat beberapa PlugIT yang saling
terhubung satu sama lain, dimana setiap PlugIT
mewaliki dari setiap kondisi dan aksi yang akan
terjadi pada scene. PlugIT yang terdapat pada
prosedur darurat meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kamera. Dalam scene terdapat beberapa
kamera yang diatur sedemikian rupa secara
berurut. Dimana setiap kamera akan aktif
ketika beberapa kondisi terpenuhi meliputi
kondisi-kondisi dari plugIT sebelumnya.
Kamera dapat diaktfikan dengan cara
menggunakan plugIT set active camera,
dimana dalam plugIT ini akan dimasukan
kamera-kamera yang telah terpasang dalam
scene, kamera-kamera tersebut meliputi dua
jenis kamera, yaitu kamera statis yaitu
kamera yang terletak pada ruangan-ruangan
yang berguna untuk memantau segala objek
yang terletak pada ruangan, dan kamera yang
terletak pada karakter yang akan selalu
bergerak mengikuti karakter berjalan ke arah
tertentu.
2) Animasi. PlugIT ini adalah sebuah aksi yang
berupa animasi dari karakter pada scene,
dimana karakter telah memiliki skeleton yang
mewakili dari setiap gerakan karakter. PlugIT
animasi akan selalu aktif dimana setiap
karakter melakukan kondisi-kondisi tertentu.
3) Dialog. PlugIT ini adalah sebuah aksi berupa
dialog box yang akan muncul bila kondisi dar
plugIT lainnya telah terpenuhi. Pada dialog
box terdapat pesan-pesan yang berkaitan
tentang prosedur darurat yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya. Dialog box pada
scene ini adalah jenis OK, dimana pada jenis
ini interface dari dialog hanya meliputi button
OK, sehingga pengguna akan selalu
mengikuti prosedur dan arahan dari informasi
yang diberikan oleh dialog box. Aksi yang
dihasilkan dari dialog box akan melanjutkan
aksi-aksi lain yang terdapat pada plugIT
lainnya sehingga tidak akan terjadi aksi
apapun sebelum pengguna menjawab dialog
box sebelumnya. Dialog box merupakan
sumber informasi utama yang akan terus
muncul hingga proses simulasi prosedur
darurat selesai.
4) Timer. PlugIT ini berfungsi sebagai waktu
tunggu atau jeda yang akan mulai berjalan
jika suatu kondisi pada plugIT sebelumnya
terpenuhi. Dengan plugIT timer ini maka
10 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
setiap aksi atau kondisi pada plugIT
berikutnya akan memiliki waktu jeda yang
dapat diatur sesuai kebutuhan pada scene.
Contoh penerapan timer pada scene prosedur
darurat adalah sebagai jeda pada dialog box
dan kamera yang ada pada scene.
5) Object GoTo. PlugIT ini berfungsi sebagai
aksi perpindahan objek-objek tiga dimensi
yang terdapat pada scene dari suatu posisi ke
posisi lainnya. Pada prosedur darurat Object
goto digunakan untuk perpindahan karakter
dan kamera sehingga pada scene terlihat efek
dari orang pertama camera.
6) Particle. PlugIT ini merupakan bagian dari
scene yang berfungsi untuk mengatur efek
dari partikel yang berupa efek dari api.
Partikel diletakan pada beberapa objek tiga
dimensi sesuai kebutuhan, kemudian dengan
menggunakan PlugIT particle maka
munculnya partikel yang berupa sebuah efek
api akan diatur sesuai kondisi pada PlugIT
sebelumnnya.
Sedangkan untuk melihat lebih spesifik
mengenai hubungan relasional yang terjadi dapat
dilihat dengan cara klik lingkaran yang terdapat
pada garis penghubung diantara kedua PlugIT.
Contohnya seperti pada gambar berikut:
Gambar 17. Hubungan antar PlugIT dalam
prosedur darurat
4. HASIL
Setelah semua file pendukung di
implementasikan pada PlugIT masing-masing dan
telah dirangkai sesuai dengan skenario dan
prosedur yang telah ditetapkan, maka aplikasi
simulasi sudah bisa dijalankan dengan cara
testing melalui menu play atau bisa juga dengan
cara ekspor ke scol file.
Pada saat pertama kali aplikasi dijalankan
maka akan muncul interface yang berisi menu
utama. Pada menu utama ini terdapat tiga buah
pilihan menu, yaitu PLAY untuk mulai masuk ke
dalam modus simulasi, kemudian menu CREDIT
adalah sebuah keterangan mengenai pembuat dari
aplikasi, dan terakhir menu EXIT untuk keluar
dari aplikasi. Berikut ini adalah contoh tampilan
utama atau menu interface:
Gambar 18. Tampilan Utama atau Menu
Interface
Setelah memilih PLAY maka selanjutnya
pengguna akan dihadapkan pada sebuah scene
tiga dimensi dalam ruang control dalam sebuah
gedung. disini terdapat beberapa pilihan yang bisa
dilakukan dengan cara klik pada monitor-monitor
pada ruang kontrol. Pilihan tersebut adalah EXIT
untuk kembali ke menu utama, PROSEDUR
untuk memulai simulasi prosedur darurat,
PENCEGAHAN untuk memulai simulasi
pencegahan, RESET1 untuk me-reset semua
scene yang telah dijalankan setelah simulasi,
RESET2 untuk me-reset karakter setelah
dilakukan simulasi.
Penjelasan Simulasi Darurat Jika memilih
PROSEDUR maka simulasi darurat akan dimulai,
disini pengguna akan mendapatkan
pemberitahuan melalui dialog box dan mendengar
sirine bahwa keadaan darurat telah
dimulai. Sebelum lebih lanjut kepada tahapan
berikutnya, pengguna akan ditanya apakah ingin
lanjut atau kembali keruang kontrol. Jika
pengguna kembali keruang kontrol maka sirine
dan scene lainnya akan diberhentikan dan reset ke
posisi semula, namun jika ingin melanjutkan
simulasi pengguna akan dihadapkan pada
tahapan-tahapan selanjutnya. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 19.
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono)
11
Gambar 19. Tampilan Situasi Darurat
Berikutnya pengguna akan selalu dihadapkan
dengan dialog box secara berurutan ditambah
dengan pergerakan karakter secara orang pertama
ke ruangan dan benda-benda yang telah
ditentukan pada gedung hingga simulasi darurat
benar-benar berakhir, kemudian pengguna akan
diminta untuk reset semua scene yang ada. Untuk
lebih jelas dapat melihat gambar 20.
Gambar 20. Tampilan reset dari situasi darurat
Penjelasan Simulasi Pencegahan Selanjutnya
pada simulasi pencegahan pertama-tama
pengguna akan dihadapkan pada kamera pihak
ketiga, kemudian sebuah karakter akan muncul
keluar dari lift dan menuju lobby utama,
selanjutnya karakter akan menuju ke rokok yang
terdapat pada meja. Setelah karakter berada persis
di depan meja, maka pandangan kamera akan
berubah menjadi first person, dan pengguna
diharuskan klik objek rokok untuk mendapatkan
hasil untuk diakumulasikan pada hasil dari
simulasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 21.
Gambar 21. Tampilan orang Pertama pada Objek
Rokok
Perpindahan karakter ke objek-objek
selanjutnya ditentukan oleh waktu, maka
pengguna hanya diberi waktu sekitar beberapa
saat agar segera klik objek yang telah ditentukan.
Gambar 22 adalah gambar pada saat karakter
berjalan menuju objek-objek lainnya.
Gambar 22. Tampilan pada saat karakter berjalan
Setelah karakter selesai menyelesaikan
tugasnnya dalam memeriksa objek-objek yang
telah ditentukan, maka akan tampil sebuah result
dari apa saja yang telah diperiksa pengguna pada
saat simulasi. Hasil dari simulasi terbagi menjadi
beberapa bagian, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. "AWAS.. Sangat berpotensi terjadi
kebakaran!!!"
2. "Tingkat keamanan terlalu rendah!!!"
3. "Perhatikan benda-benda pemicu kebakaran"
4. "Masih ada pemicu kebakaran, tetap
waspada."
5. "Potensi kebakaran berkurang."
6. "Selamat, Tidak ada potensi kebakaran..."
Hasil-hasil tersebut adalah pengaruh dari klik
setiap objek yang telah ditentukan pada saat
simulasi, jadi setiap objek akan terhubung ke
sebuah interface flash dan memberikan nilai
melalui PlugIT Counter. Gambar 23 adalah salah
satu contoh dari interface hasil dari aplikasi.
Gambar 23. Tampilan Hasil Akhir pada Prosedur
Pencegahan
12 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
Yang harus diperhatikan adalah jika simulasi
telah selesai dan tampilan kamera kembali pada
ruang kontrol, maka pastikan pengguna memilih
RESET1 dan RESET2 untuk mengembalikan
semua scene yang terjadi pada saat simulasi. Jika
hal ini tidak dilakukan maka simulasi tidak akan
berjalan dengan semestinya.
Uji Coba Kinerja Sistem Untuk mendapatkan
sebuah informasi mengenai kebutuhan minimum
guna mendapatkan unjuk kerja terbaik dari
aplikasi tiga dimensi ini adalah dengan cara
menguji ke beberapa sistem komputer yang
mempunyai spesifikasi perangkat keras yang
berbeda untuk mendapat perbandingan unjuk
kerja.
Metode yang digunakan untuk menguji unjuk
kerja adalah ;
1. Waktu eksekusi aplikasi berjalan
2. Kecepatan aplikasi dalam navigasi antar menu
3. Stabilitas aplikasi terhadap kinerja memori
dan CPU
4. Kualitas grafik dalam render objek bergerak
5. Kualitas grafik dalam render objek statis.
Uji coba dilakukan dengan 3 buah sistem
komputer yang mempunyai spesifikasi berbeda.
Seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Spesifikasi Komputer Uji
Komputer 1 Komputer 2 Komputer 3
Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi
Prosesor intel
Celeron 1.4 GHz
Prosesor Intel
Atom 1.6 GHz
Prosesor Intel
Celeron M 2.4 GHz
DDR2 RAM 1024
Mb
DDR2 RAM 1024
MB
DDR1 RAM 512
Graphic Card ATI
Radeon Xpress,
128 MB Video
memori
Graphic Card intel
GMA 64 MB
Video memori
Graphics card
NVIDIA Gforce
MX 4000 , 64 MB
Video memori
HD 80 GB HD 160 GB HD 40 GB
Windows XP SP2 Windows Xp SP3 Windows XP SP2
scol runtime
Soundcard,
Keyboard, Mouse
Soundcard,
Keyboard, Mouse
-
Hasil dari ketiga uji coba tiga buah sistem
komputer sebagai berikut, seperti tampak pada
tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji 3 Sistem Komputer
Komputer 1 Komputer 2 Komputer 3
Waktu eksekusi 3 detik 6 detik 10 detik
Kecepatan
aplikasi
Tidak ada
jeda
Jeda 2 detik Jeda 2 detik
Stabilitas Stabil Stabil Stabil
Kualitas grafik
rendeingr untuk
objek bergerak
Bagus Tidak ter-
render
keseluruhan
Tidak ter-
render
keseluruhan
Kualitas grafik
rendeing untuk
objek statis
Bagus Bagus Bagus
Dari tabel 2, terlihat bahwa komputer uji 1
mampu menjalankan semua tes. Dari sisi hasil,
maka faktor video memori sangatlah
berpengaruh. Untuk Clock CPU tidak begitu
berpengaruh terhadap kecepatan eksekusi, tetapi
faktor RAM yang berpengaruh. Untuk Harddisk
dan sistem operasi tidak ada pengaruh yang
signifikan. Sistem komputer minimal yang bisa
menjalankan aplikasi model simulasi ini adalah
komputer dengan graphic card Video memori
128 MB dan RAM 1024 MB.
Kesimpulan Dari pemaparan artikel ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan
Openspace 3D maka dapat menghasilkan suatu
aplikasi berbasiskan simulasi tiga dimensi dengan
tahap-tahap pembuatan yang mudah dan murah,
hal ini dikarenakan Openspace 3D tidak
memerlukan scripting dan juga dapat digunakan
secara gratis karena Openspace 3D adalah Open
source. Dengan mengimplementasikan prosedur
keselamatan ketika terjadi kebocoran gas LPG
didalam gedung, diharapkan akan memberikan
sebuah sarana informasi yang interaktif bagi
masyarakat. Sayangnya dalam proses pembuatan
dan pengujian terdapat beberapa hal yang
mungkin menjadi kelemahan dari sebuah aplikasi
tiga dimensi, salah satunya adalah keterbatasan
hardware, dimana setelah pengujian diketahui
bahwa salah satu perangkat keras yang paling
berpengaruh adalah Graphic Card, kemampuan
Graphic Card sangat berpengaruh terhadap
Performa akhir dari aplikasi tiga dimensi yang
dihasilkan, padahal tidak semua komputer
memiliki kemampuan Graphic Card yang bagus
karena harganya yang mahal.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anizar, Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Industri, Graha Ilmu, 2009.
[2] J. Ridley, Ikhtisar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Erlangga,
2004.
[3] B. A. Wardijono, Pengembangan prototipe
serious game untuk penanganankebakaran,
DISERTASI S3 Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma, Jakarta, 2010.
[4] Edward Angel, Interactive Computer
Graphics, Pearson International edition,
Boston 2009.
Website
Simulasi Prosedur Keselamatan... (E. P. Wibowo, D. Mahardika, B. A. Wardijono)
13
[5] CASPIAN, Serious games in defence
education, Juli 2010, homepage:
http://www.caspianlearning.co.uk/
[6] Y. Effendi, Prosedur Keadaan Darurat
Kebakaran, Juli 2010, homepage:
http://d.yimg.com/kq/groups/1051902/11517
82672/name/ Darurat+kebakaran.ppt.
[7] D. Mahardika, Simulasi 3d dengan
openspace 3d, Juli 2010, homepage:
http://condetcity.wordpress.com/2010/07/17/
bikin-gamesimulasi-3ddengan- openspace-
3d-mudah/
[8] Wartawarga, “Ogre 3d vs delta 3d,” Juni
2010, homepage: http://wartawarga.
gunadarma.ac.id/2010/06/ogre-3d-vs-delta-
3d/
[9] Wikipedia, Elpiji, Juli 2010, homepage:
http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji.
14 Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.7 No.2 Maret 2011:
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Pengembangan prototipe serious game untuk penanganankebakaran, DISERTASI S3 Teknologi Informasi
  • B A Wardijono
B. A. Wardijono, Pengembangan prototipe serious game untuk penanganankebakaran, DISERTASI S3 Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2010.
Serious games in defence education
CASPIAN, Serious games in defence education, Juli 2010, homepage: http://www.caspianlearning.co.uk/
homepage: http://d.yimg.com/kq/groups
  • Y Effendi
  • Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran
Y. Effendi, Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran, Juli 2010, homepage: http://d.yimg.com/kq/groups/1051902/11517 82672/name/ Darurat+kebakaran.ppt.
Simulasi 3d dengan openspace 3d
  • D Mahardika
D. Mahardika, Simulasi 3d dengan openspace 3d, Juli 2010, homepage: http://condetcity.wordpress.com/2010/07/17/ bikin-gamesimulasi-3ddengan-openspace-3d-mudah/
Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Erlangga
  • J Ridley
J. Ridley, Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Erlangga, 2004.
Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran
  • Y Effendi
Y. Effendi, Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran, Juli 2010, homepage: http://d.yimg.com/kq/groups/1051902/11517