Pandemi Covid-19 saat ini, memberikan dampak negative dan signifikan terhadap perkembangan pariwisata dan perekonomian di Desa Pecatu, sehingga pada masa pandemi Covid-19 ini, pertanian memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat seperti di desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Desa Pecatu merupakan kawasan perbukitan yang lahan tanah termasuk lahan kering karena
... [Show full abstract] disekeliling wilayah desa ini adalah perbukitan dan pantai. Dalam pengembangan organisasinya, Kelompok Subak Abian Labuan Sait telah mengembangkan berbagai macam jenis tanaman, baik sayur-sayuran, buah dan bunga. Kelompok Subak Abian Labuan Sait biasanya menanam tanaman seperti jeruk, srikaya, jagung, manga, cabai dan sayur-sayuran lainnya. Namun hasil pertanian belum maksimal untuk mampu dipasarkan secara meluas. Selain itu, Desa Pecatu memiliki sambal yang menjadi makanan tradisional khas desa ini, yaitu sambal “Tabia Tuh” yang berbahan dasar cabai yang dikeringkan. Masyarakat desa ini menjadikan sambal tabia tuh di menu sehari-hari mereka. Namun sambal tabia tuh yang dijual masih berbentuk pengemasan plastik dan terkadang jika lebih dari 7 hari, sambal akan berair karena olahan dan pengemasan yang kurang tepat. Selain pengemasan, permasalahan lain yang dihadapi yaitu belum memiliki kemampuan dalam pencatatan laporan keuangan sederhana, pengendalian internal yang masih rendah, pembuatan proposal untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat serta gangguan hama dan penyakit tanaman cabai. Hal tersebut menjadi salah satu hal yang kami perhatikan dalam program pemberdayaan masyarakat ini.