Nutrix Journal

Published by Klabat Journal of Nursing, Universitas Klabat

Online ISSN: 2580-6432

·

Print ISSN: 2579-4426

Articles


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN COVID-19 TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN YANG PRAKTIK DI RUMAH SAKIT
  • Article

October 2021

·

18 Reads

Adlei Brynt Yosafat Hutagalung

·

Ernawati Siagian
Article Title. COVID-19 has the potential of a high death rate as it is very contagious and it could spread within a very little amount of time. The current COVID-19 pandemic has impacted changes in aspects of life, including inflicting anxiety. Anxiety can be found in anyone including postgraduate students. Due to the lack of understanding and knowledge, it has become one of the factors the cause anxiety in nursing students during clinical practice. The purpose of this study was to identify the correlation in the level of knowledge towards anxiety among nursing students, who are currently doing medical practices, in hospitals. The method in this research is correlational descriptive by using a non-probability sampling technique of 105 respondents. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) will be used to measure the anxiety levels and knowledge on COVID-19. The univariate analysis will be implemented to process data by using frequency and presentation. Bivariate analysis is done by Spearman Rho. Results of the collected data showed that 86 respondents (81.9%) has an excellent level of knowledge while 19 respondents (18.10%) has a satisfactory level of knowledge. Other than that, it has been found that 75 respondents (71.43%) do not have anxiety, 24 respondents (22.86%) has light anxiety and three respondents (2.86%) have moderate to severe anxiety. Analysis showed that there is no significant relationship between gender and knowledge with a sig value = 0.521 (p > 0.05). There is no significant relationship between gender and anxiety with a sig value = 0.079 (p > 0.05). There is no significant relationship between level of education and knowledge with a sig value = 0.807 (p > 0.05). There is a significant relationship between level of education and anxiety with the sig value = 0.019 (p > 0.05). There is no significant relationship between knowledge and anxiety with the sig value = 0.214 (p > 0.05). Correlational value is found to be -0.122, which means there is a relationship that contrasts with the very weak level of closeness. By giving information and medical knowledge to postgraduate students by sharing resources and facilities to address anxiety could improve behavior, attitude, and medical practices within the nursing students in correlation to prevent the spread of COVID-19. Abstrak COVID-19 merupakan potensi kematian yang cukup besar saat ini karena penyebaran yang begitu cepat. Pandemi virus COVID-19 saat ini berdampak pada perubahan aspek kehidupan, termasuk mengakibatkan munculnya kecemasan. Kecemasan dapat menyerang siapa pun termasuk mahasiswa. Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan pada mahasiswa keperawatan saat menjalani praktik klinik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kecemasan mahasiswa keperawatan yang praktik di Rumah Sakit. Metode penelitian yaitu deskriptif korelasional dengan menggunakan teknik non probability sampling yang berjumlah 105 responden. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan tentang pengetahuan COVID-19. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan frekuensi dan presentasi. Analisa secara bivariat dengan Spearman Rho. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan berada berada pada kategori baik (81,90%) dengan 86 responden dan pada kategori cukup (18,10%) dengan 19 responden. Selain itu juga ditemukan bahwa responden yang tidak mengalami kecemasan (71,43%) dengan 75 responden, yang mengalami kecemasan ringan (22,86%) dengan 24 responden dan yang mengalami kecemasan sedang dan berat (2,86%) dengan 3 responden. Analisis menunjukkan bahwa Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan pengetahuan dengan nilai sig = 0,521 (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kecemasan dengan nilai sig = 0,079 (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan nilai sig = 0,807 (p > 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan kecemasan dengan nilai sig = 0,019 (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang siginifkan antara pengetahuan dan kecemasan dengan nilai sig = 0,214 (p > 0,05). Nilai korelasi yang didapatkan -0,122 berarti ada hubungan yang berlawanan arah dengan tingkat keeratan sangat lemah. Memberikan informasi dan pengetahuan kesehatan kepada mahasiswa melalui berbagai sumber dan sarana dimaksudkan untuk menangani kecemasan serta meningkatkan perilaku, sikap, dan praktik keperawatan mahasiswa berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Share

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA BERASRAMA UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA DENGAN KEPATUHAN TERHADAP ANJURAN LOCKDOWN DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID – 19

October 2020

·

12 Reads

Covid-19 is a pandemic that is very fast spreading. From December to June 2020, 213 countries have qffected, 2,505,443 people have been infected and 172.321people have died. Therefore, WHO announced a lockdown program that must be followed by all affected countries, including Indonesia. The purpose of this lockdown is to break the chain of transmission of the Covid-19 infection. Universitas Advent Indonesia is a boarding school located in West Bandung Region. If this lockdown program is unfollowed, the virus will spread quickly, especially in boarding schools where facilities are used by thousands of students. Therefore, research on knowledge and compliance needs to be carried out on students. The method used in this research is a descriptive correlation study with a cross sectional design. The population is students who live in both male and female dormitories. Numbering 66 students are participated. Data collection was carried out by distributing knowledge and compliance questionnaires via google form. Data analysis was carried out with SPPS software. It was found that the level of boarding students' knowledge of Covid-19 was in the moderate category (70%). Student adherence has positive adherence (59.1%). Pearson correlation test with a correlation value of 0.805 (> 0.05) with a strong degree of closeness because it is close to correlation 1 or perfect correlation.

TINGKAT KECEMASAN PADA PERAWAT RUANGAN ISOLASI COVID-19
  • Article
  • Full-text available

October 2021

·

2 Reads

Abstrak Tenaga kesehatan khususnya perawat merupakan komponen yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien yang dirawat. Namun, dimasa pandemic covid-19 tenaga keperawatan akan merasa berbeda dikarenakan rentannya terpapar dengan virus covid-19 dan lebih mungkin akan mengalami kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan perawat ruangan isolasi covid-19 di RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian descriptive correlation dengan teknik total sampling dengan menggunakan 151 perawat yang bekerja di ruang isolasi covid-19. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sebagian besar tenaga keperawatan yang bekerja di ruang isolasi covid-19 tidak merasa cemas saat bekerja dengan nilai persentase mencapai 95%. Lebih lanjut data menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan para perawat jika ditinjau dari jenis kelamin dengan nilai p = 0.175 > 0.05, terdapat perbedaan yang signifikan saat ditinjau dari ruang perawatan dengan nilai p = 0.003 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa perawat yang bekerja di ruang perawatan isolasi covid-19 RSUP Prof. R. D. Kandou Manado tidak merasakan kecemasan baik laki-laki maupun perempuan, tapi terdapat perbedaan tingkat kecemasan perawat antara ruang perawatan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat direkomendasikan bagi institusi rumah sakit untuk memperhatikan kariawan yang bekerja di ruangan isolasi covid-19 khususnya diruangan Anggrek 1 dan Irina F. Kata kunci : Covid-19, Tingkat kecemasan, Perawat ruang isolasi Abstrac Health workers, especially nurses, are very important components in improving the health of patients. However, during the COVID-19 pandemic, nursing staff will experience the difference of being exposed to the Covid-19 virus and are more likely to experience anxiety. The purpose of this study was to determine the anxiety level of nurses in the Covid-19 isolation room at Prof. RSUP. R.D. Kandou Manado. A method of descriptive correlation was utilized in this study with 151 nurses working in covid-19 isolation room which are selected using total sampling technique. The results of the study show that most of the nursing staff who work in the COVID-19 isolation room did not feel anxious while working with a percentage value of 95%. Furthermore, the result shows that there is no significant difference in the level of anxiety of the nurses when sex is considered with a p value of 0.175 > 0.05, and there is a significant difference when nursing ward was considered with a p value 0.003 < 0.05. Conclusion that the nurses who work in the Covid-19 isolation room at Prof. R. D. Kandou Manado did not experience any anxiety either male or female, but there is a difference in the level of anxiety of nurses when the nursing word is considered. The recommendation for hospital to pay attention for the employees who work in the Covid-19 isolation room, especially in the Anggrek 1 and Irina F. Keywords: Covid-19, Anxiety Level, Nursing Isolation Room
Download

Caring Behavior of Undergraduate Nursing Students in Clinical Practice During COVID-19 Pandemic
  • New
  • Article

October 2023

·

5 Reads

The Covid-19 Pandemic provides its own limitations with health protocols and this can reduce the quality of caring behavior in patient care. The aim of this study is to explore caring behavior of undergraduate nursing student in their clinical practice during Covid-19 Pandemic. This observational study was conducted to 109 Undergraduate Students with purposive sampling technique in 2-4 years. The Caring Behaviors Inventory-24 (CBI-24) questionnaire was administered to respondents in this study. The data were analyzed use descriptive analysis by SPSS version 26. Caring behavior of student in clinical practice during Covid-19 pandemic shown that CBI-24 dimensions “doing with competence” attained the highest scores among the student in third and fourth years. Dimensions of “Being With” obtained the highest scores among the second-year students. However, the nursing school still have to improve the awareness of student in responding to patients needs and providing effective service to patients. Keywords: Behaviors, Caring, Nursing, Student Abstrak Masa pandemic Covid-19 memberikan keterbatasan tersendiri dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga hal ini dapat menurunkan kualitas perilaku caring mahasiswa dalam memberikan layanan keperawatan kepada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku caring mahasiswa S-1 Keperawatan dalam praktek klinik selama masa pandemi Covid-19. Penelitian observasional ini dilakukan pada 109 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel, purposive sampling pada mahasiswa tahun ke 2-4. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner Caring Behaviors Inventory-24 (CBI-24). Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan SPSS versi 26. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dimensi “doing with competence” memperoleh nilai tertinggi pada mahasiswa tahun ketiga dan keempat. Dimensi “Being With” memperoleh nilai tertinggi pada mahasiswa tahun kedua. Pendidikan keperawatan harus meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam menanggapi kebutuhan pasien dan memberikan layanan keperawatan yang efektif pada pasien. Kata Kunci: Caring, Keperawatan, Perilaku, Mahasiswa

TINGKAT STRES IBU DALAM PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN DARING ANAK SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

April 2022

·

6 Reads

Mother’s Stress Level in Assisting Children Online- Learning During Pandemic Covid-19 at Kecamatan Parongpong. Online learning in school-age children during Covid-19 pandemic has a special burden on mother and put they in a risk of stress. The purpose of this study is to determine the stress level of mother in assisting school-age children online learning during pandemic. The research design was quantitative descriptive. The sample of this study was 50 mothers of school-age children and obtained by random sampling method. Perceived Stress Scale (PSS-10) questionnaire were used for collecting data and analyzed by descriptive (univariate) analysis. The result showed the stress level of mother was in moderate stress. Mother's stress level is caused by several things, such as the various mother’s roles during pandemic, the mother's education background, family’s cost of living and cost of education during pandemic. The main factors influence the stress level of the mother need to be analyzed further for the next study. Keywords: Covid-19, Mother, Online learning, Stress level. Pembelajaran daring pada anak usia sekolah di pandemi Covid-19 memberikan beban tersendiri bagi ibu sehingga beresiko menimbulkan stres pada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres ibu yang mendampingi anak usia sekolah selama pembelajaran daring di masa pandemi. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah 50 orang ibu yang mendampingi anak usia sekolah dalam pembelajaran daring yang didapatkan dengan metode random sampling. Data dikumpulkan dengan mengunakan kuesioner Perceived stres Scale (PSS-10) dan dianalisa dengan analisis deskriptif (univariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres ibu yang mendampingi anak usia sekolah dalam pembelajaran daring selama masa pandemi adalah stres sedang. Tingkat stres ibu disebabkan oleh beberapa hal seperti berbagai peran yang harus dilakukan ibu, tingkat pendidikan ibu, biaya hidup dan biaya pendidikan selama pembelajaran daring. Perlu dianalisis faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat stres ibu yang mendampingi anak belajar dengan metode daring di masa pandemi. Kata Kunci: Covid-19, Ibu, Pembelajaran daring, Tingkat stres.

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien COVID-19 Di Rumah Sakit Kota Manado

October 2023

·

2 Reads

The high average number of antibiotic prescriptions for COVID-19 patients has an impact on increasing the risk of the spread of nosocomial infections and triggering an increase in Antimicrobial Resistance globally. This research aimed to identify the type of antibiotic and factors associated with prescribing antibiotics for COVID-19 patients. Using data from the Electronic Medical Record, a retrospective descriptive-analytical study design was used to track antibiotic use in COVID-19 patients. The population in this study was all confirmed 18-year-old COVID-19 patients and above who were treated from 1 January 2021 to 5 October 2021, totaling 2089 patients. There was a significant relationship between age, comorbidities, and clinical symptoms with antibiotic use in COVID-19 patients. Also, there was a significant relationship between antibiotic use and length of stay in hospital. It is recommended that hospitals implement Antibiotic Stewardship in hospital to optimize clinical outcomes while minimizing undesirable consequences of antibiotic. Keywords: antibiotic, COVID-19, risk factors Abstrak Tingginya persentase peresepan antibiotik pada pasien COVID-19 berdampak pada peningkatan risiko penyebaran infeksi nosokomial dan resistensi antimikroba secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis antibiotik dan faktor yang berhubungan dengan peresepan antibiotik untuk pasien COVID-19. Desain penelitian deskriptif-analitis retrospektif digunakan untuk melacak penggunaan antibiotik pada pasien COVID-19 dengan menggunakan data dari Rekam Medis Elektronik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien terkonfirmasi COVID-19 berusia lebih dari sama dengan 18 tahun ke atas yang dirawat pada tanggal 1 Januari 2021 hingga 5 Oktober 2021 berjumlah 2089 pasien. Levofloksasin, Sefriakson, dan Azytro-mycin merupakan jenis antibiotik yang paling banyak diresepkan. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, penyakit penyerta, dan gejala klinis dengan penggunaan antibiotik pada pasien COVID-19. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan antibiotik dan lama rawat inap di rumah sakit. Disarankan agar rumah sakit menerapkan Penatagunaan Antibiotik (PGA) untuk mengoptimalkan hasil klinis sekaligus meminimalkan konsekuensi penggunaan antibiotik yang tidak diinginkan. Kata Kunci: antibiotik, COVID-19, faktor risiko

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN LANJUT USIA TERHADAP COVID-19

April 2021

·

6 Reads

Abstrak Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang dapat ditularkan dari seseorang yang positif Covid-19 melalui percikan cairan dari mulut atau hidung saat orang tersebut batuk dan bersin. Covid-19 ini sudah menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat global khususnya lanjut usia yang sangat rentan kepada penularan penyakit ini. Asumsi dasar penelitian ini adalah bahwa lansia yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap Covid-19 dapat menurunkan kecemasan mereka terhadap penularan penyakit ini. Oleh Karena itu penelitian ini bertujuan untuk Menggambarkan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap covid-19, dan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis data diperoleh berdasarkan survey menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Populasinya adalah lansia dengan jumlah sampel 32 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui melalui google form. Analisis data menggunakan SPSS. Didapati bahwa tingkat pengetahuan lansia termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 79.92%. tingkat kecemasan lansia termasuk dalam kecemasan ringan/tanpa gejala sebanyak (63%). Hubungan tingkat pengetahuan dan kecemasan berada pada kategori hubungan lemah dengan nilai r hitung adalah -0,091 dan nilai p-value 0,619>0,05 yang mengindikasikan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap Covid-19. Kata Kunci: Covid-19, Kecemasan, Pengetahuan Abstract Coronavirus (COVID-19) is an infectious disease that can be transmitted from someone who is positive for Covid-19 through droplets of liquid from the mouth or nose when the person coughs and sneezes. Covid-19 has caused anxiety among the global community, especially the elderly who are very vulnerable to the transmission of this disease. The basic assumption of this study is that the elderly who have good knowledge of Covid-19 can reduce their anxiety about the transmission of this disease. Therefore, this study aims to describe the level of knowledge and anxiety levels of the elderly about Covid-19, and to find out whether there is a significant relationship between the two variables. The method used in this research is descriptive with the type of data obtained based on a survey using a questionnaire level of knowledge and level of anxiety. The population is the elderly with a sample size of 32 people. Data collection is done by distributing questionnaires via google form. Data analysis using SPSS. It was found that the knowledge level of the elderly was in the moderate category with an average score of 79.92%. The level of anxiety in the elderly was classified as mild / asymptomatic as much (63%). The relationship between the level of knowledge and anxiety is in the weak relationship category with the calculated r value of -0.091 and a p-value of 0.619> 0.05, which indicates that there is no significant relationship between the level of knowledge and the level of anxiety in the elderly against Covid-19. Key words: Anxiety, Covid-19, Knowledge

Pengetahuan dan Kecemasan pada Lansia terhadap COVID-19

April 2023

·

4 Reads

The anxiety experienced by the elderly as cases of COVID-19 increase is related to knowledge, because good and correct knowledge needed to manage all the information. The aim of this study is to find out the relationship between the level of knowledge and the level of anxiety of the elderly about COVID-19 in Suwaan Village, North Minahasa. A cross-sectional study was conducted in May 2021 in which sampling technique used was a total sampling technique with a total of 51 respondents. The instrument used is a questionnaire scale of knowledge and anxiety levels of coronavirus. The results indicate that the level of knowledge of the respondents was in the moderate category with a total of 29 respondents (56.9%). While the anxiety level of the elderly was mostly in the severe category with a total of 42 respondents (82.4%). The data were analyzed using the SPSS and presented in the form of a frequency distribution table and Spearman's rho. It was found that there was no significance relationship between the level of knowledge and the level of anxiety in the elderly in Suwaan Village with p-value = 0.922. It is recommended that the government to actively giving health promotion about COVID-19 and for family members to play an active role in providing correct information, show attention physically, emotional support and psychological support to the elderly in reducing anxiety and to have good knowledge. Abstrak Kecemasan yang dialami lansia seiring meningkatnya kasus COVID-19 berkaitan dengan pengetahuan, karena diperlukan pengetahuan yang baik dan benar untuk mengelola semua informasi yang beredar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap COVID-19 di Desa Suwaan, Minahasa Utara. Metode yang digunakan adalah korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Mei 2021. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 51 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner skala tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan virus corona. Hasil penelitian didapati bahwa tingkat pengetahuan responden berada pada kategori cukup dengan jumlah 29 responden (56,9%). Sedangkan tingkat kecemasan lansia sebagian besar berada pada kategori berat dengan jumlah 42 responden (82,4%). Setelah dilakukan analisis data dan uji Spearman’s rho, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada lansia di Desa Suwaan dengan nilai p = 0,922. Direkomendasikan pemerintah setempat untuk mengadakan promosi kesehatan tentang COVID-19 dan anggota keluarga untuk berperan aktif dalam memberikan informasi yang benar, dukungan secara fisik, emosional dan psikologis kepada lansia agar dapat membantu lansia menurunkan tingkat kecemasan dan memiliki pengetahuan yang baik. Kata kunci : COVID-19, Kecemasan, Pengetahuan

KECEMASAN SAAT MENGIKUTI PRAKTIKUM LABORATORIUM DIMASA PANDEMI COVID-19 DENGAN MEKANISME KOPING

October 2022

·

5 Reads

Anxiety is a feeling of worry and fear experienced by individuals associated with laboratory practicums during the COVID-19 pandemic which can cause mental health problems if not addressed. In overcoming anxiety problems, individuals will use strategies in problem solving, namely coping mechanisms. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and coping mechanisms. The method used is cross sectional, with pearson correlation statistical test. The sampling technique used a probability sampling technique with a random sampling of 172 respondents. The results of the study was the majority 90 (52.3%) respondents experienced mild anxiety. In terms of anxiety, as many as 162 (94.2%) respondents used adaptive coping mechanisms. It was found that there was a significant relationship between anxiety and coping mechanisms in students with p = 0.000 and r = -0.381. This means that the lower a person's anxiety, the person's coping mechanism leads to an adaptive coping mechanism. The results of this study are expected to be a reference for further researchers in dealing with student anxiety during the COVID-19 pandemic in order to maintain adaptive coping mechanisms to overcome anxiety due to the pandemic.Keywords: Anxiety, COVID-19, Laboratory Practicums, PandemicAbstrakKecemasan merupakan perasaan khawatir dan takut, dialami individu yang berhubungan dengan praktikum laboratorium dimasa pandemi COVID-19 yang dapat menimbulkan masalah kesehatan mental jika tidak diatasi. Dalam mengatasi masalah kecemasan, individu akan menggunakan strategi dalam penyelesaian masalah yaitu mekanisme koping. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecemasan saat mengikuti praktikum laboratorium di masa pandemi COVID-19 dengan mekanisme koping. Metode yang digunakan yaitu cross sectional, dengan uji statistik pearson corellation. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan pengambilan sampel secara acak berjumlah 172 responden. Hasil penelitian didapati mayoritas 90 (52.3%) responden mengalami cemas ringan. Dalam hal kecemasan, sebanyak 162 (94.2%) responden menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Didapati terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan mekanisme koping pada mahasiswa dengan nilai p = 0.000 dan nilai r = -0.381. Artinya adalah semakin rendah kecemasan seseorang, mekanisme koping seseorang mengarah kepada kepada mekanisme koping yang adaptif. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya dalam menghadapi kecemasan mahasiswa dimasa pandemi COVID-19 agar tetap mempertahankan mekanisme koping yang adaptif untuk mengatasi kecemasan akibat pandemic.Kata Kunci: COVID-19, Kecemasan, Pandemi, Praktikum Laboratorium

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang COVID-19 dengan Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Rumah Sakit

April 2023

·

1 Read

Considering that nurses, as health professionals who frequently come into contact with patients, have a risk of catching the COVID-19 virus, understanding of COVID-19 is one adaption that needs to be increased. Furthermore, by increasing knowledge, health protocols can be implemented correctly. Lack of knowledge frequently impacts the application of health protocols and reduces the standard of nursing care services. This study aimed to determine the association between nurses' knowledge of COVID-19 and the application of the COVID-19 health protocol. A descriptive correlation approach was used in this quantitative study and data analysis with Chi-square. A purposive sampling strategy with a 40-person sample size. There is a significant relationship between the level of knowledge of nurses about COVID-19 and the implementation of health protocols with a p-value of 0.007 <0.05. The level of knowledge of nurses about COVID-19 has a relationship in making decisions to implement health protocols. Suggestions for further research that facilitate more detailed demographic data and wider sample coverage. Abstrak Mengingat perawat sebagai tenaga kesehatan yang sering bersentuhan dengan pasien memiliki risiko tertular virus COVID-19, pemahaman tentang COVID-19 merupakan salah satu adaptasi yang perlu ditingkatkan. Selanjutnya dengan bertambahnya pengetahuan, protokol kesehatan dapat dilaksanakan dengan benar. Kurangnya pengetahuan seringkali berdampak pada penerapan protokol kesehatan dan menurunkan standar pelayanan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang COVID-19 dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasi deskriptif dan analisis data dengan Chi-Square. Strategi sampling purposive dengan ukuran sampel 40 orang. Hasil: Ada Hubungan yang sigifikan antara tingkat pengetahuan perawat tentang COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan dengan p value 0.007 < 0.05. Tingkat pengetahuan perawat tentang COVID-19 mempunyai hubungan dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan protokol kesehatan. Saran untuk penelitian lanjutan yang memfasilitasi lebih banyak data demografi yang detail dan cakupan sampel yang lebih luas. Kata Kunci: COVID 19, Pelaksanaan protokol kesehatan, Tingkat pengetahuan perawat.

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA TENTANG PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID-19 DI ASRAMA PUTRA

April 2021

·

2 Reads

Abstrak Saat ini dunia sedang berada pada masa pandemic COVID 19 termasuk Indonesia Perilaku pencegahan dan penularan, dipengaruhi tingkat pengetahuan dan mahasiswa. diharapkan mempunyai sikap yang baik agar pencegahan dan penyebaran dapat di antisipasi dan di minimalisiskan dari para pelajar kepada sesama pelajar , guru dan dosen tidak dapat terjadi.banyak yang belum mengetahui cara mencegah penularan sehingga muncul perilaku negative atau pola berpikir yang negative tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Mahasiswa tentang pencegahan Covid-19 Di Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif . Pengambilan sampel sebanyak 96 mahasiswa. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner melalui aplikasi google form. Cara pengolahan dan analisis data menggunakan spss versi v27 latest version 2020 . Hasil penelitian pada kuesioner pengetahuan paling tinggi di kategori sangat tinggi sebanyak (83%) sedangkan sikap biasa saja berada di kategori (16%). Simpulan penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Mahasiswa fakultas ekonomi tentang pencegahan dan penularan Covid-19 di asrama putra dari 96 responden berada pada kategori tinggi. Karena para mahasiswa mengerti bagaimana cara untuk mencegah penularan covid-19 Kondisi ini menjadi potensi dan kekuatan yang baik bagi pemerintah dalam program penanganan Covid-19 ini.Namun demikian,upaya pencegahan dan pemantauan terhadap pemutusan penyebaran covid19 masih harus terus dilakukan oleh berbagai pihak agar tidak terjadi penambahan jumlah kasus yang serius. Abstract Currently the world is in a pandemic era of COVID 19, including Indonesia. Behavior of prevention and transmission is influenced by the level of knowledge and students. It is expected to have a good attitude so that prevention and spread can be anticipated and minimized from students to fellow students, teachers and lecturers cannot occur. Many do not know how to prevent transmission so that negative behavior or negative thinking patterns emerge. The purpose of this study is to know the knowledge and attitudes of students about the prevention of Covid-19 in Indonesia. This research uses a quantitative descriptive method. Sampling was 96 students. The research instrument used a questionnaire through the google form application. How to process and analyze data using SPSS version v27 latest version 2020. The results of the research on the knowledge questionnaire were highest in the very high category (83%) while casual attitudes were in the category (16%). The conclusion of this research is the level of knowledge of students in the faculty of economics about the prevention and transmission of Covid-19 in the male dormitory of 96 respondents who are in the high category. Because students understand how to prevent the transmission of covid-19 This condition is a good potential and strength for the government in this Covid-19 handling program. However, efforts to prevent and monitor the end of the spread of covid-19 still have to be carried out by various parties so as not to there is an increase in the number of serious cases.

Anxiety Experiences Among Pregnant Women During COVID-19 Pandemic

October 2023

·

10 Reads

Pregnant women are a group at risk of contracting COVID-19. This condition makes pregnant women often feel anxious about the possibility of exposure to COVID-19 infection. Anxiety that cannot be overcome will have a negative impact on the pregnant woman herself, such as preeclampsia and even miscarriage and the fetus, such as premature birth and low birth weight. This study aims to explore the anxiety experiences of pregnant women during the COVID-19 pandemic. This research was conducted in the North Minahasa area using a qualitative method with a phenomenological approach. Informants in this study amounted to 11 people. Methods of data collection using semi-structured video and face-to-face interviews. Anxiety experienced 4 themes that emerged, namely: 1) Anxiety about contracting, 2) Anxiety about other people's health, 3) Anxiety about doing antenatal care, and 4) Anxiety about childbirth. Health workers need to overcome anxiety in pregnant women so that negative impacts on pregnant women and the fetus can be avoided. Telehealth can be an alternative option to help pregnant women deal with anxiety during the COVID-19 pandemic. Keywords: Anxiety, COVID-19, Pregnant Women Abstrak Ibu hamil merupakan kelompok yang berisiko tertular COVID-19. Kondisi ini membuat ibu hamil kerap merasa cemas akan kemungkinan terpapar infeksi COVID-19. Kecemasan yang tidak bisa diatasi akan berdampak buruk pada ibu hamil itu sendiri seperti preeklampsia bahkan keguguran dan janin seperti lahir prematur dan berat badan bayi baru lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman kecemasan ibu hamil selama pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan di daerah Minahasa Utara dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Metode pengumpulan data menggunakan video semi terstruktur dan wawancara tatap muka. Kecemasan mengalami 4 tema yang muncul yaitu: 1) Kecemasan tertular, 2) Kecemasan terhadap kesehatan orang lain, 3) Kecemasan melakukan antenatal care, dan 4) Kecemasan terhadap persalinan. Tenaga kesehatan perlu mengatasi kecemasan pada ibu hamil sehingga dampak negatif pada ibu hamil maupun janin bisa terhindari. Telehealth dapat menjadi pilihan alternatif untuk membantu ibu hamil mengatasi kecemasan selama masa pandemi COVID-19. Kata Kunci: COVID-19, Ibu hamil, Kecemasan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan

October 2023

Babies aged >6 months need more vitamins, minerals, protein and carbohydrates which can’t be fulfilled only with breast milk. Complementary food is an addition that can be given to meet the > 6 months needs. There are some factors that influence complementary foods practices. This review is aimed to find what are the factors that influence the provision of complementary feeding. This study used a PRISMA guidelines. This review conducted by using searching databases Google Scholar, scienceDirect, Springer Link, Proquest and Sage Journal from 2019-2023. The exclusion criteria were article review and studies protocol. 11 articles included in this review. The result shows the influencing factors of complementary food practices are educational background, knowledge, sociocultural and economic factors. The most influencing factors is knowledge of mothers. Needs more attention from the stakeholder to help increase mother knowledge about complementary feeding. Keywords: Baby, Complementary feeding, Influencing Factors Abstrak Bayi berusia > 6 bulan membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat yang tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan Air Susu Ibu (ASI). Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah tambahan yang bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi > 6 bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI. Tujuan review ini untuk mengetahui apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada database google scholar, scienceDirect, Springer Link, Proquest dan Sage Journal dari tahun 2019-2023. Kriteria inklusi pada review ini adalah artikel review dan studi protokol. 11 artikel termasuk dalam review ini. Hasil menunjukkan Faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI yaitu pendidikan, pengetahuan, sosial budaya dan ekonomi. Faktor paling dominan ialah pengetahuan. Dibutuhkan perhatian yang lebih dari pihak terkait untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai MP-ASI. Kata Kunci: Balita, Faktor pendukung, Makanan Pendamping ASI.

“JUMP”: GAME SIMULASI OLAHRAGA BERBASIS VIRTUAL REALITY DENGAN SENSOR ACCELEROMETER

November 2019

·

126 Reads

Health is an important factor for every human being. Good health can be maintained through a regular diet and exercise. Sports is one of the physical activities can fulfill these needs. By exercising, a person can minimize the risk of developing an illness. The simplest exercise that can be done is jumping, jumping is an exercise that can be done any day, by jumping the person can burn calories and pumping blood. With the development of technology, the researchers designed a jumping game that can be used by users who did not have time to go to a sporting place. The game uses an Android platform smartphone and accelerometer sensors found on smartphones with virtual reality technology. Virtual Reality is a technology that allows users to interact with the virtual world. This game can display estimation of how many calories are burned while playing games and displaying tall buildings. This game is run by using the VR Headset and is controlled by the user with a vertical jump and running in place. The research aimed to serve as a proof of concept for play and exercise using a smartphone and accelerometer censor and not including evaluation in using it. Keywords: Health, Exercise, Smartphone, Andorid, Accelerometer, Virtual Reality, VR Headset. Abstrak Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Kesehatan sendiri bisa diperoleh dengan cara menjaga pola makan dan olahraga secara teratur. Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang baik bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Dengan berolahraga, pengguna dapat meminimalisir resiko terserang penyakit. . Olahraga yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah melompat, melompat merupakan olahraga yang setiap hari dapat lakukan, dengan melompat pengguna dapat membakar kalori yang disertai dengan peningkatan aktivitas kerja jantung memompa darah. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, peneliti merancang sebuah game melompat yang dapat digunakan oleh pengguna yang tidak sempat untuk ke tempat olahraga. Game tersebut menggunakan smartphone ber-platform android serta sensor acceleromter yang terdapat pada smartphone dengan teknologi virtual reality. Virtual Reality adalah teknologi yang membuat pengguna bisa berinteraksi dengan dunia Virtual. Game ini dapat menampilkan informasi tentang berapa banyak kalori yang terbakar saat bermain game dan menampilkan gedung-gedung tinggi. Game ini dijalankan dengan menggunaka VR Headset dan dikendalikan oleh pengguna dengan cara berjalan dan melompat-lompat. Hasil penelitian ini adalah berupa output program yang membuktikan konsep bermain dan berolahraga menggunakan smartphone dan sensor akselerometer, belum termasuk evaluasi penggunaan. Kata Kunci: Kesehatan, Olahraga, Smartphone, Andorid, Accelerometer, Virtual Reality, VR Headset

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN MASSAGE PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

April 2021

·

1 Read

Latar Belakang: Massage bayi merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad, Massage bayi disebut dengan stimulus touch dan dapat diberikan sedini mungkin kepada bayi baru lahir, massage bayi ini sangat banyak manfaatnya yaitu dapat meningkatkan berat badan pada bayi, memberikan kenyaman kepada bayi, membantu melancarkan sirkulasi darah pada bayi, membantu melancarka sistem percernaan pada bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan perawat dalam melakukan massage pada bayi baru lahir. Penelitian merupakan hasil analisis corelational dengan rancangan cross sectional yang dilakukan dengan membagikan kuesioner. Responden merupakan karyawan Rumah Sakit Advent Bandung di departemen Obgyn. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan perawat tentang pijat bayi berpengetahuan baik (20,3%) Uji statistik Chi square menunjukkan 0,000)<α0,05 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang pijat bayi di Rumah Sakit Advent Bandung. Background: Baby massage is an art of health care and medicine that has been practiced for centuries, baby massage is called the touch stimulus and can be given as early as possible to newborns, this baby massage has many benefits, namely it can increase weight in babies, provide comfort. to babies, helps improve blood circulation in babies, helps smooth the digestive system in babies. This study aims to determine the level of knowledge of nurses in performing massage for newborns. This study is the result of a correlational analysis with a cross-sectional design which was conducted by distributing questionnaires. Respondents are employees of the Bandung Adventist Hospital in the Obgyn department. The results showed that the knowledge of nurses about infant massage had good knowledge (20.3%). Chi square statistical test showed 0.000) <α0.05, which means that there is a relationship between the knowledge of nurses about infant massage at Adventist Hospital Bandung.

HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI BANGSAL RAWAT INAP RUMAH SAKIT ADVENT BANDAR LAMPUNG

April 2021

·

6 Reads

Introduction: The hospital ia a health service that operates for 1x24 hours and provides inpatient care for 3 shifts. The workload of nurses is quite high so that the level of nurse fatigue is different for each shift. Objective:To determine the relationship between work shifts and work fatigue of nurses in the inpatient ward of the Bandar Lampung Adventist Hospital. Method: The research method is a descriptive correlation with a cross sectional study approach and the sample is taken using a purposive sampling technique. Collecting data using a work fatigue questionnaire given to inpatient nurses and analyzed with the Chi-Square test. Results: From each shift, the highest number of nurses was found, namely 43 nurses who were not tired. The statistical results show that the value of p=0,683 or p>0,05 means that there is no significant relationship between work shifts and fatigue. Recommendation: The next researcher should compare the level of fatigue across various departments and consider several variales such as age, sex, and marital status. Implication: The existence of this research is expected that the level of fatigue of nurses can be known, as well as a reference for management to pay attention to the fatigue level of nurses. Keywords: Work fatigue, shift work Pendahuluan: Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang beroperasi selama 1x24 jam dan menyediakan perawatan rawat inap selama 3 shift. Beban kerja perawat cukup tinggi sehingga tingkat kelelahan perawat berbeda-beda setiap shifnya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja perawat di bangsal rawat inap Rumah Sakit Advent Bandar Lampung. Metode: Metode penelitian ialah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional study dan pengambilam sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kelelahan kerja yang diberikan kepada perawat rawat inap dan di analisa dengan Chi-Square test Hasil: Hasil uji Analisa statistik didapati nilai p=0,683 atau p>0,05 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan kelelahan. Rekomendasi: Peneliti selanjutnya sebaiknya membandingkan tingkat kelelahan dari berbagai departemen dan perhatikan modiabel variabel seperti usia, jenis kelamin dan status menikah. Implikasi: Adanya penelitian ini diharapkan tingkat kelelahan perawat dapat diketahui, juga menjadi acuan pihak management tetap memperhatikan tingkat kelelahan perawat. Kata Kunci: Kelelahan kerja, shift kerja

DETERMINAN HIPERTENSI PRIMER PADA MASYARAKAT NON-ADVENT

April 2021

·

35 Reads

Secara global hipertensi merupakan penyebab kematian utama dari total semua kematian. Hipertensi belum diketahui penyebab pastinya, tapi hal yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari faktor-faktor pencetus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat Non-Advent. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain survei analitik melalui pendekatan cross sectional dan uji statistik yang digunakan Chi-Square. Jumlah sampel yang digunakan untuk mewakili populasi adalah 252 orang dengan menggunakan rumus slovin yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil uji statistik menunjukkan variabel usia (p value = 0,000; OR=7,590), riwayat keluarga (p value = 0,001; OR= 2,401), dan obesitas (p value = 0,000 dan nilai OR= 4,418) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi dimana nilai p value<0,05, sedangkan jenis kelamin (p value = 0,272; OR= 1,371), konsumsi kopi (p value = 0,503; OR= 1,236), merokok (p value = 0,844; OR= 1,109), konsumsi alkohol (p value = 0,986; OR= 1,058) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Direkomendasikan untuk masyarakat agar memanfaatkan sebaik-baiknya ketersediaan tenaga atau pelayanan kesehatan, dengan tujuan melakukan pencegahan ataupun dalam hal menanggulangi masalah kesehatan dan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan rancangan penelitian yang lebih lanjut seperti studi kasus kontrol dan studi kohort. Kata Kunci: determinan, hipertensi primer, non-advent Globally hypertension is the leading cause of death of all deaths. Hypertension is not yet known the exact cause, but what can be done is to avoid trigger factors. This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of hypertension in the Non-Adventist community. This type of research is quantitative with analytic survey design through cross sectional approach and statistical tests used Chi- Square. The number of samples used to represent the population is 252 people using the Slovin formula selected by purposive sampling technique. The results of statistical tests showed that the variable age (p value = 0.000; OR = 7.590), family history (p value = 0.001; OR = 2.401), and obesity (p value = 0.000 and OR value = 4.418) had a significant relationship with the incidence of hypertension. where the p value <0.05, while gender (p value = 0.272; OR = 1.371), coffee consumption (p value = 0.503; OR = 1.236), smoking (p value = 0.844; OR = 1.109), alcohol consumption (p value = 0.986; OR = 1.058) did not have a significant relationship. It is recommended for the public to make the best use of the availability of health personnel or services, with the aim of doing prevention or in terms of overcoming health problems and for further researchers to use further research designs such as case control studies and cohort studies. Keywords: determinant, non-adventist, primary hypertension.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PRILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

October 2020

·

121 Reads

Gatritis merupakan suatu penyakit yang terjadi karena adanya inflamasi pada lapisan lambung. Lapisan lambung mengalami peradangan dan membengkak serta menyebabkan infeksi. Di Indonesia, gastritis merupakan penyakit yang masuk dalam 10 yang terbanyak dikeluhkan pada unit rawat inap. Apabila tidak diatasi, gastritis sendiri dapat mengakibatkan tukak lambung, perdarahan, bahkan kanker lambung dan menyebabkan kematian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan secara online dengan membagikan kuesioner melalui jaringan internet. Partisipan merupakan mahasiswa keperawatan Universitas Advent Indonesia angkatan 2016-2019 yang dapat mengakses kuesioner online. Hasil penelitiaan menunjukan setelah data diukur dengan spss, didapati nilai sig 0.319 (sig>0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan gatritis. Dengan hasil ini, diharapkan mahasiswa keperawatan memahami faktor lain yang dapat mengakibatkan gastritis dan segara melakukan upaya pencegahannya.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA ASRAMA PUTRA UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA TENTANG TB PARU TERHADAP STIGMA PENDERITA TB PARU

April 2020

·

18 Reads

Mycobacterium tuberculosis is a cause of tuberculosis which is very easily transmitted from one individual to another. This bacterium is easily spread through droplets that come out with a patient cough, this makes Lung Tuberculosis included in the 10 causes of death in the world beyond HIV / AIDS. The purpose of this study was to determine the relationship between students' knowledge and stigma against Tuberculosis. The method used in this study is descriptive correlation with cross sectional suppressors, data collection techniques with a total sampling of 139 students. Analyze data using the Spearman Rho correlation test with a significance of 95% (<0.05). The results obtained by the level of student knowledge of Lung Tuberculosis in the moderate category (70.5%), the stigma of students towards tuberculosis patients 64% have a negative stigma against Tuberculosis. Correlation test between knowledge and student stigma has a p value of 0.009 <0.05, this means that there is a significant relationship between knowledge and student stigma against Tuberculosis. The recommendations given are increasing knowledge for the prevention of tuberculosis KeyWord: Knowledge, Stigma, Tuberculosis Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab terjadinya penyakit tuberkulosis yang sangat mudah menular dari individu satu ke individu lainya. Bakteri ini mudah sekali menyebar melalui droplet yang keluar bersama batuk penderita, hal ini membuat Tuberkulosis Paru termasuk dalam 10 penyebab kematian di dunia melebihi HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan stigma mahasiswa terhadap Tuberkulosis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif korelasi dengan pendekan cross sectional, teknik pengumpulan data dengan total sampling pada 139 mahasiswa. Analisa data dengan menggunakan uji korelasi spearman rho dengan signifikansi 95% (<0.05). Hasil penelitian yang didapatkan tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap Tuberkulosis Paru pada kategori sedang (70,5%), stigma mahasiswa terhadap penderita TBC 64% mempunyai stigma negatif terhadap Tuberkulosis. Uji korelasi antara pengetahuan dengan stigma mahasiswa mempunyai nilai p 0,009 < 0,05, hal ini mempunyai arti terdapat hubungan yang signifikan antar pengetahuan dengan stigma mahasiswa terhadap Tuberkulosis. Rekomendasi yang diberikan adalah peningkatan pengetahuan untuk pencegahan Tuberkulosis Kata Kunci: Pengetahuan, Stigma , Tuberkulosis

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

April 2021

·

102 Reads

Operasi merupakan peristiwa kompleks serta menegangkan sehingga menyebabkan banyak pasien mengalami kecemasan sebelum dioperasi. Namun banyak peneliti mengatakan bahwa kecemasan dapat diatasi melalui komunikasi terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan pasien pre operasi. Desain penelitian ini adalah cross sectional, dan sampel yang diambil melalui purposive sampling adalah sebanyak 34 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan kuesioner tingkat kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale. Hipotesis diuji menggunakan pearson product moment, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai rhitung sebesar -0,595**. Nilai rata-rata persentase komunikasi terapeutik perawat berada pada kategori yang baik (75,79%), sedangkan nilai rata-rata total skor kecemasan pasien pre operasi berada pada kategori ringan (39,06). Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan pasien pre operasi. Penulis menyarankan untuk dilakukan kajian yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat dan kecemasan pasien pre operasi.

Fungsi Afektif Keluarga dengan Kecerdasan Emosional Dalam Pembelajaran Pada Remaja

April 2023

·

25 Reads

Perkembangan emosional merupakan hal yang perlu diperhatikan pada usia remaja, karena pada masa ini remaja sering sekali meluapkan emosinya dengan cara yang salah sehingga berdampak pada prilaku mereka khususnya dalam proses belajar-mengajar. Pada usia remaja mereka memiliki kemandirian yang hadir bersama dengan kebutuhan keintiman, kasih sayang, dan dukungan orang tua yang dapat terwujud dalam fungsi afektif keluarga. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan fungsi afektif dengan kecerdasan emosional dalam pembelajaran pada remaja di Kelurahan Kombos Barat Lingkungan II Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sample sebanyak 40 responden. Hasil penelitian menggunakan uji statistic pearson correlation menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fungsi afektif keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di Kelurahan Kombos Barat Lingkungan II Kota Manado dengan nilai signifikansi p= 0,035 < α=0,05. Direkomendasikan kepada anggota keluarga untuk memperkuat fungsi keluarga khususnya fungsi afektif sehingga para remaja dapat meningkatkan kecerdasan emosional secara optimal.

Hubungan Stres Akademik dengan Keluhan Migrain pada Mahasiswa

October 2023

·

6 Reads

Migraine is a neurological disease with moderate to severe pain intensity. Migraine complaints can be triggered by several trigger factors, one of which is stress. Academic stress is pressure from a subjective perspective on academic conditions. The purpose of this study was to determine the relationship between academic stress and migraine complaints of students. The design used in this research is a descriptive correlation with a cross-sectional approach. The sample in this study amounted to 45 students with a sampling technique that is purposive sampling. The result showed that 25 students (55,6%) felt severe stress and 20 (44,4%) students felt moderate stress, 35 students (77,8%) did not feel migraine complaints and 10 students (22,2%) felt migraine complaints, and there was a significant relationship between academic stress and migraine complaints with p-value =0,047. The value of r = -0,297 which means the correlation between the two variables is weak and has a negative direction. Recommendations for nursing students can maintain activities that can reduce migraine complaints such as not consuming foods containing glutamate or tyramine, For future researchers, it is advisable to research different variables and add more samples. Keyword: Academic Stress, Migraine Complaints Abstrak Migrain adalah penyakit neurologis dengan intensitas nyeri sedang hingga berat. Keluhan migrain dipicu oleh beberapa faktor pencetus, salah satunya stres. Stres akademik merupakan tekanan dari perspektif secara subjektif terhadap kondisi akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan keluhan migrain pada mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 mahasiswa dengan teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian didapati ada 25 mahasiswa (55,6%) merasakan stres berat dan 20 (44,4%) mahasiswa merasakan stres sedang, 35 (77,8%) mahasiswa tidak merasakan keluhan migrain dan 10 mahasiswa (22,2%) merasakan keluhan migrain, serta terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan keluhan migrain dengan nilai p-value =0,047. Nilai r =-0,297 yang berarti korelasi hubungan kedua variabel lemah dan memiliki arah negatif. Rekomendasi bagi mahasiswa keperawatan dapat mempertahankan kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi keluhan migrain seperti tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung glutamate atau tyramine. Bagi peneliti selanjutya, diharapkan dapat meneliti tentang variabel yang berbeda dan menambahkan jumlah sampel lebih banyak. Kata kunci : Keluhan Migrain, Stres Akademik

Hubungan Antara Stres Akademik dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Program Studi Keperawatan

April 2023

·

34 Reads

This study aimed to determine the relationship between academic stress and academic procrastination in STIKES Notokusumo Yogyakarta students. The subjects of this study were 134 students of the Level 2 nursing education program from 4 different classes. This study used a quantitative data collection method using measuring devices in the shape of an academic procrastination scale and an academic stress scale. The Pearson Product Moment Correlation method of data analysis was employed in this investigation. According to the study, academic stress and procrastination have a significant inverse association. This is demonstrated by the correlation coefficient (r), which is -0.182 and has a significant level of 0.035 (p 0.05). This indicates that learning procrastination increases with reduced learning stress levels, while decreasing learning stress levels increases learning procrastination. The effective ratio of academic procrastination and academic stress is 3.3%, which means 3.3% of academic stress can reduce the occurrence of academic procrastination, while other behaviors are impacted by things like self-control or poor time management, resulting in delays. The findings of this study can be applied to student education to improve motivation among students. Other factors that should have been looked at in this study can be added by future researchers. Abstrak Memahami hubungan antara stres akademik dan penundaan akademik siswa STIKES Notokusumo Yogyakarta menjadi tujuan dari studi ini. Subyek penelitian ini adalah 134 mahasiswa program pendidikan keperawatan Tingkat 2 dari 4 kelas yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif dengan instrumen berupa skala prokrastinasi akademik dan skala stres akademik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres akademik dengan prokrastinasi akademik. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) = -0,182 dengan nilai signifikansi 0,035 (p < 0,05). Artinya semakin rendah stres belajar maka semakin tinggi prokrastinasi belajar, sebaliknya semakin tinggi stres belajar maka semakin rendah prokrastinasi belajar. Rasio efektif prokrastinasi akademik dan stres akademik adalah 3,3% yang berarti 3,3% stres akademik dapat mengurangi terjadinya prokrastinasi akademik, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengendalian diri atau manajemen waktu yang kurang baik, sehingga terjadi keterlambatan. Rekomendasi penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pelatihan siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA PADA PRESTASI AKADEMIK

July 2019

·

21 Reads

Academic achievement is a form of success of a student obtained from the learning process in schools and colleges, this is realized because of the role of parents based on education level and income. The purpose of this study was to analyze the relationship between education level and income of parents with academic achievement. The method used in the study was an analytic observational study with a cross sectional design, involving 85 respondents selected through consecutive sampling. The results of the study stated that the income of male parents was very high at 43.5%, the income of female parents was low at 28.2%, the education level of parents was medium (45.9% for men and 41.2% for women), student academic achievement is high (49.4%), there is no significant relationship between the level of education of parents and student academic achievement (p> 0.05), and there is a significant relationship between parents' income and student academic achievement (p <0.05). Thus, there is no significant relationship between the level of education of parents and the academic achievement of the Nursing Faculty of Klabat University students, but there is a significant relationship between parents' income and the academic achievement of the Nursing Faculty students of Klabat University. The addition of other variables related to academic achievement needs to be done to improve the results of this study.

KECEMASAN DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TINGKAT AKHIR

October 2021

·

11 Reads

Kualitas tidur merupakan masalah yang dialami oleh sebagian besar mahasiswa pada tingkat akhir. Salah satu penyebabnya adalah kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat. Desain penelitian yang digunakan adalah dekriptif-korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan uji statistik spearman’s rho correlation. Sebanyak 111 responden digunakan dalam penelitian ini dengan teknik total sampling. Instrument yang digunakan adalah dalam penelitian ini yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur dan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) untuk mengukur kecemasan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas 46 (41,4%) responden berada pada kategori tanpa kecemasan dan mayoritas 96 (86%) responden mengalami kualitas tidur buruk. Berdasarkan hasil uji statistik didapati nilai p = 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien korelasi 0,456 . Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat tingkat kecemasan seseorang maka semakin buruk kualitas tidurnya. Begitu pula sebaliknya. Rekomendasi diberikan bagi mahasiswa agar dapat mempertahankan kesehatan mental agar tetap terjaga dan tidak terjadi kecemasan, serta untuk memperbaiki kualitas tidur menjadi baik sehingga dapat membantu dalam proses belajar mengajar ketika memiliki kualitas tidur yang baik.

Top-cited authors