Pendahuluan : Physical distancing adalah salah satu cara untuk mencegah penularan dan memutus rantai penyebaran Covid-19. Saat ini seluruh kegiatan anak usia sekolah harus berada di dalam rumah, sehingga mereka mengeluh bosan karena tidak bisa bermain dengan temannya hal ini juga bisa mengakibatkan anak mengalami stres. Salah satu cara untuk mengurangi stres yaitu terapi audiovisual. Tujuan: Untuk meneliti pengaruh terapi audiovisual terhadap tingkat stres pada anak usia sekolah yang menjalani physical distancing di RW 01 Desa Wage Kecamatan Taman Sidoarjo. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy-Eksperimental dengan metode pre-test - post test control group. Sampel penelitian ini berjumlah 50 anak, yang dibagi menjadi 25 anak pada kelompok intervensi dan 25 responden pada kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner melalui googleform. Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank dan uji Mann-Whitney (??0.05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi audiovisual (film kartun) terhadap tingkat stres pada anak usia sekolah yang menjalani physical distancing dengan derajat signifikan ??0,05. Kesimpulan: Implikasi penelitian ini adalah untuk menurunkan stres pada anak usia sekolah yang menjalani physical distancing dengan melakukan terapi setiap hari selama satu episode film kartun
Kekambuhan pada penderita hipertensi sering terjadi selama hidupnya. Kekambuhan tersebut merupakan dampak dari faktor sikap yang tidak dapat dihindari oleh individu, antara lain ketidak adequatan dalam menghadapi stress, beban kerja yang cukup tinggi., gaya hidup yang tidak sehat, dan konsumsi makanna yng tidak sehat. Prevalensi di kejadian hipertensi di perkotaan 39,9% (37,0%-45,8%) dan di pedesaan 44,1% (36,2%-51,7%). Kenyataan yang ada di masyarakat menunjukkan tingginya prevalensi penderita hipertensi, dimana dari data di Posyandu Lansia di Karah meningkat tiap bulannya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan tehnik sampling yaitu accidental sampling sejumlah 24 orang yang menderita hipertensi di RW 06 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tentang hipertensi dan frekuensi kekambuhan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan uji statististik lambda. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji (lambda) didapatkan nilai probabilitas (p) sebesar 0.000 lebih kecil dari α (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap tentang hipertensi dengan frekwensi kekambuhan pada penderita hipertensi di RW 06 Karah Kecamatan Jambangan Surabaya., selain itu juga didaptkan nilai besarnya korelasi 0.467 yang menunjukkan bahwa kekuatan korelasinya sedang. Penerapan sikap yang favorable (mendukung) sebagai salah satu alternative cara yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi untuk meminimalkan frekuensi kekambuhan hipertensi, melalui pengaturan dan modifikasi diit pada penderita hipertensi serta perlu adanya penyuluhan tentang hipertensi tersebut yang dilakukan secara berkesinambungan oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci : sikap, frekuensi kekambuhan, hipertensi
Pendahuluan : Pada masa remaja terjadi berbagai macam perubahan yang cukup penting baik secara fisik dan psikologis, ketidakseiapan remaja dalam menghadapai perubahan tersebut dapat menimbulkan seksualitas bebas, kenakalan remaja, kehamilan yang tidak diinginkan, salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah kurangnya pengetahuan terhadap bahaya seks. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh health education seksualitas dengan metode stratagem terhadap pengetahuan bahaya sek pada remaja putri usia 15-16 tahun. Metode : Rencana penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan pendekatan eksperimen sebelum dan sesudah. Populasi penelitian sebanyak 28 samplel dengan cara total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah diberikan health education dengan metode stratagem. Cara menganalisisnya adalah menggunakan uji wilcoxon signed ranks test didapatkan nilai signifikan p<0,05. Hasil : Hasil penelitian pengaruh pengetahuan terhadap bahaya seksualitas dari sebelum dan sesudah diberikan health education seksualitas dengan metode stratagem didapatkan nilai signifikan (p=,000), sehingga H1 diterima. Didapatkan dari 28 responden sebelum diberikan health education sebagian besar 15 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup (53,6%) dan setelah diberikan health education seksualitas hampir seluruhnya 27 responden memiliki tingkat pengetahuan baik (96,4%). Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh health education seksualitas terhadap pengetahuan bahaya seks pada remaja putri usia 15-16 tahun di PP. An-Nashriyah Jombang. Saran : Remaja perlu mendapatkan health education seksualitas guna untuk meningkatkan pengetahuan bahaya seks dan pencegahan-pencegahan terhadap seksualitas bebas.
Pendahuluan : Imunisasi merupakan program prioritas, capaian imunisasi tinggi dan merata bertujuan melindungi anak dari PD3I. Pentingnya melengkapi imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh dan memperpanjang masa perlindungan. Tujuan: mengetahui pengaruh pemberian KIE terhadap capaian imunisasi lanjutan selama pandemi COVID-19. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental), data diambil dari KMS dan buku KIA yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2021 dengan populasi 58 ibu yang memiliki balita usia 18-36 bulan yang belum lengkap mendapatkan imunisasi lanjutan dengan tehnik sampling total sampling. Desain penelitian Pre-Post design dan analisa data menggunakan Uji Mc Nemar. Hasil: Hasil penelitian didapatkan pengaruh yang signifikan dimana sebelum pemberian KIE 58 balita (100%) belum lengkap dan sesudah pemberian KIE 57 balita (98,3%) capaian imunisasi lanjutan lengkap dengan nilai p-value =0,000 < ? = 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh pemberian KIE terhadap capaian imunisasi lanjutan pada balita usia 18-36 bulan selama pandemi COVID-19 di Desa Tukum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Kesimpulan: Diharapkan instansi terkait secara berkesinambungan melakukan KIE secara berkelompok tanpa melupakan KIE secara Individu dengan menggunakan media yang lebih menarik dan informatif agar imunisasi tetap lengkap saat pandemi COVID-19.
ABSTRAK Pendahuluan: Tingginya morbiditas dan mortalitas akibat Covid-19 ini telah menimbulkan dampak psikologis pada seluruh masyarakat. Tingginya rasa takut terpapar virus, terbatasnya ruang gerak, kehilangan pekerjaan, serta adanya tuntutan bagi orangtua untuk mendampingi anak belajar di rumah telah menimbulkan stres yang luar biasa bagi masyarakat. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dalam menurunkan stres yang dialami masyarakat saat pandemi Covid-19. Metode: Deskriptif analitis pendekatan literature review. Sumber data diperoleh dari hasil pencarian dan seleksi artikel menggunakan database Pubmed, ProQuest, ScienceDirect, Wiley, dan Google Scholar. Tujuh artikel diidentifikasi memenuhi kriteria: 1) sampel masyarakat yang mengalami stres akibat pandemi Covid-19; 2) intervensi terapi relaksasi otot progresif; 3) diterbitkan rentang tahun 2019-2021; 4) berbahasa Inggris dan Indonesia; 5) memiliki full text; dan 6) desain studi eksperimental. Jumlah sampel keseluruhan 249 responden. Analisis menggunakan peta data yang diekstraksi dalam tabel sintesis grid termasuk penulis, tahun publikasi, negara, tujuan, ukuran sampel, desain, jenis dan durasi intervensi, hasil dan kesimpulan penelitian. Hasil: Dari tujuah artikel yang direview, enam studi melaporkan bahwa terapi relaksasi otot progresif efektif dapat menurunkan stres pada masyarakat selama pandemi Covid-19, sementara satu studi melaporkan bahwa terapi relaksasi otot progresif tidak memiliki pengaruh signifikan dalam menurunkan stres yang dialami masyarakat selama pandemi Covid-19. Kesimpulan: Terapi relaksasi otot progresif secara signifikan dapat menurunkan stres saat pandemi Covid-19 di masyarakat. Oleh karena itu, disarankan kepada masyarakat agar melakukan terapi relaksasi otot progresif untuk menurunkan stres yang dirasakan selama pandemi Covid-19.
Belajar merupakan proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sistem pembelajaran dalam jaringan (onine) adalah sistem pembelajaran tanpa tatap muka langsung antara dosen dan mahasiswa tetapi dilakukan secara online dengan menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa berada di rumah. Sehingga guru dituntut untuk mampu merancang media pembelajaran sebagai suatu inovasi dengan memanfaatkan media online. Pembelajaran ini dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan validitas r >0,444 dan reliabilitas 0,885. Analisis data menggunakan Produt Moment Pearson's. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 152 siswa dengan teknik total sampling. Hasil Dari penelitian diketahui bahwa pembelajaran online dalam kategori baik 79,6%, motivasi siswa dalam motivasi tinggi 49,1%. Analisis bivariat memiliki hubungan antara pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa dengan taraf signifikansi p=0,000.Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa. Saran dari penelitian ini adalah memelihara sistem pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
Pendahuluan : COVID-19 berdampak pada semua aspek termasuk sektor pariwisata. Saat ini Desa Wisata Pentingsari akan membuka kembali kawasan wisata dengan mengikuti adaptasi kebisaan baru. Hal ini dapat menjadi polemik, satu sisi dianggap akan meningkatkan kasus COVID-19, disisi lain era adaptasi kebiasaan baru menjadi upaya meredam tingginya kerentanan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat. Polemik dapat dihilangkan jika masyarakat memiliki kemampuan optimal dalam kesiapsiagaan terhadap pandemi COVID-19 dengan patuh menerapkan protokol kesehatan. Tujuan Mengetahui pengaruh optimalisasi protokol kesehatan COVID-19 terhadap kesiapsiagaan Desa Wisata Pentingsari pada masa pandemi COVID-1. Metode:Desain penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment one group pre and post test design pada 145 pekerja wisata di Desa Wisata Pentingsari menggunakan teknik accidental sampling dengan uji Wilcoxon yang sebelumnya diuji normalitas Kolmogorov Smirnov. Penelitian dilakukan bulan September hingga November 2021 dengan memberikan tiga (3) kali pelatihan serta pendampingan dalam pelaksanaan kesiapsiagaan protocol Kesehatan COVID-19. Hasil: Hasil uji bivariat menunjukkan nilai p-value 0,000. Artinya ada perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan optimalisasi protokol kesehatan COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan delta mean meningkat sebanyak 9,3 poin). Kesimpulan: Implementasi pelaksaanan protokol kesehatan sangat berperan dalam pencegahan dan penyebaran COVID-19 di area wisata. Perlunya melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik pengelola maupun pekerja di area wisata agar tercapai persamaan persepsi tentang konsep wisata yang aman sehat di masa pandemi COVID-19, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan dilaksanakan bersama, pendampingan serta pengawasan secara berkelanjutan dari unsur pemerintahan setempat.
Pendahuluan: Kasus Covid-19 meningkat pada usia muda karena enggan beradaptasi dengan new normal. Kasus pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat termasuk pendidikan kesehatan. Media audiovisual merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif. Animasi, gambar, suara menarik untuk menyerang generasi milenial sehingga akan menambah pengetahuan dan perilaku. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas audiovisual terhadap pengetahuan dan perilaku Covid-19 di kalangan remaja. Metode: Merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen one group Pre-Posttest Design yang dilakukan di salah satu SMA di Indonesia. Metode convenience sampling diterapkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 dalam pengetahuan dan 20 dalam praktik. Intervensi disampaikan dalam 4 hari dengan 35 menit setiap sesi. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan uji t sampel berpasangan. Hasil: Sebagian besar responden berusia 16 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan seluruh responden kelas XI. Pengetahuan dan perilaku sebelum intervensi meningkat berubah setelah intervensi. Semua domain dalam variabel pengetahuan meningkat. Hasil yang signifikan secara statistik menunjukkan bahwa media audiovisual meningkatkan pengetahuan dan pencegahan praktik. Kesimpulan: Ada pengaruh media audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja. Tenaga kesehatan dapat menggunakan media audiovisual kepada remaja sehingga informasi yang disampaikan lebih efektif dan mudah dipahami.
ABSTRAK Pendahuluan: Perawatan luka adalah aspek penting yang harus terus dilakukan selama COVID-19. Solusi yang bisa dilakukan adalah Triage. Triase dalam perawatan luka bertujuan menentukan tingkat kedaruratan luka sebagai langkah awal pengambilan keputusan klinis. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengkaji penerapan sistem triase online dalam perawatan luka selama COVID-19. Metode: Tinjauan Literatur ini dilakukan dengan mencari artikel di database PubMed, ProQuest, Cochrane Library. Hasil: Sembilan penelitian termasuk kriteria inklusi. Sebuah studi menunjukkan bahwa triase online memiliki dampak positif pada penyembuhan luka 78,4% jika dibandingkan dengan kunjungan langsung 76,0% (p = 0,318). Penggunaan triase berdasarkan jenis luka dan penyakit penyerta pada Ulkus Kaki Diabetik menunjukkan hasil yang positif bahwa 41 (31,8%) pasien sembuh, 3 (1,9%) mengalami amputasi berat, 3 (1,9%) meninggal, 1 (0,7%) positif COVID-19. Indikator yang digunakan sebagai acuan dalam triase adalah pemeriksaan suhu tubuh, CT-Scan dada, pemeriksaan darah, usap nasofaring, penyakit penyerta, dan gambaran luka. Selain itu, empat penelitian menunjukkan beberapa penggunaan media online yang dapat memfasilitasi triase antara lain WhatsApp, mHealth, telehealth. Diskusi: Sistem triase online dapat diterapkan melalui berbagai cara antara lain mengirim foto atau video, melalui pesan teks, video call. penerapan triase luka dapat meminimalkan risiko kontaminasi dengan area berisiko tinggi COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Perawatan Luka, Triase Online, ABSTRACT Background: Wound care is important aspect that must be continue during COVID-19. One solution that can be done is Triage. This literature review aims to examine the application of online triage systems in wound care during COVID-19. Method: Current Literature review was conducted by searching for articles in the PubMed, ProQuest, and Cochrane Library databases. Result: Nine studies including of inclusion criteria. One study confirmed that online triage had a positive impact on wound healing 78.4% when compared to in-person visits 76.0% (p = 0.318). Use of triage based on the type of wound and comorbidities on Diabetic Foot Ulcer showed a positive result, 41 (31.8%) patients recovered, 3 (1.9%) had major amputations, 3 (1.9%) died, 1 (0.7%) positive for COVID-19. Indicators used as a reference in triage are body temperature checks, chest CT-Scan, blood tests, nasopharyngeal swabs, comorbid diseases, and wound features. In addition, four studies report various platform, including; WhatsApp, mHealth, and Telehealth. Discussion: the online triage system can be applied through various methods including sending photos or videos, via text messages, video calls. The application of wound triage can minimize the risk of contamination with highrisk areas COVID-19. Keyword: COVID-19, Online Triage, Wound Care
Pendahuluan: Pandemi COVID-19 mengubah tatanan kehidupan sosial masyarakat menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran. Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia dalam sektor pendidikan adalah menutup sekolah dan kampus serta menerapkan sistem belajar dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring yang diterapkan mencakup segala aspek proses pembelajaran termasuk proses pembelajaran praktikum. Salah satu metode yang diterapkan adalah audio tutorial method (ATM). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kesulitan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan praktikum dengan metode ATM selama pandemi COVID-19. Method: Desain penelitian riset kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan STIKes Wira Medika semester empat sejumlah lima orang. Perekrutan partisipan menggunakan tehnik pusposive sampling. Result and analysis: kesulitan yang dihadapi mahasiswa diantaranya kesulitan dalam memahami materi, keterbatasan demonstrasi kompetensi di rumah, signal internet yang kurang mendukung, beban kuota internet dan harapan dari partisipan untuk kedepannya. Mahasiswa berasal dari beberapa daerah yang jangkuan sinyalnya berbeda-beda, mahasiswa harus menyesuaikan provider yang digunakan dengan jangkauan sinyal yang tepat, sehingga seringkali mahasiswa harus mengganti provider untuk mendapatkan sinyal terbaik. Selain itu mahasiswa juga menghadapi kesulitan untuk mempraktekkan prasat yang peralatannya tidak ada dirumah mereka, sehingga mereka mencoba dengan alat sekedarnya Discussion: Mahasiswa berharap agar pembelajaran praktikum dalam dilaksanakan luring seperti sebelumnya, karena kompetensi merupakan ukuran utama dalam bidang keperawatan.
ABSTRAK Pendahuluan : Angka kejadian Covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Hal ini mengharuskan pemerintah segera melakukan tindakan preventif salah satunya dengan memutuskan untuk menerapkan lockdown atau karantina. Namun, disisi lain perilaku kurang peduli sebagian masyarakat terhadap karantina Covid-19 salah satunya disebabkan oleh terjadinya miskonsepsi di masyarakat mengenai penerapan sistem karantina Covid-19. Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang determinan miskonsepsi yang terjadi di masyarakat Kecamatan Rappocini dalam penerapan sistem karantina Covid-19. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu meneliti faktor determinan dan faktor dominan masalah miskonsepsi karantina Covid-19. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 400 orang masyarakat di Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Pemilihan wilayah studi responden ditentukan secara Purposive Sampling. Dalam penelitian ini, pengumpulan data kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner atau angket. Pengelolaan secara statistik/kuantitatif berupa uji chi square dan perhitungan prevalensi rasio (PR) dengan tingkat kemaknaan hubungan p < 0.05. Hasil : Hasil dari penelitian ini yaitu banyak masyarakat di Kecamatan Rappocini mengalami miskonsepsi karantina Covid-19 dengan jumlah 211 (52.8%) dan semua variabel faktor yang diujikan dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh terhadap terjadinya miskonsepsi karantina Covid-19 dengan p value 0.000 (p < 0.05). Kesimpulan : Faktor determinan yang berhubungan dengan miskonsepsi karantina Covid-19 di Kecamatan Rappocini, yaitu sikap terhadap keberadaan Covid-19, dukungan terhadap kebijakan penanganan Covid-19, kepercayaan terhadap layanan fasilitas kesehatan, pengaruh keyakinan/agama dan tradisi, serta kondisi sosial-ekonomi. Dengan faktor kondisi sosial-ekonomi yang menjadi faktor paling mempengaruhi miskonsepsi karantina Covid-19. Kata Kunci : Karantina , Covid-19, Miskonsepsi
Pendahuluan: Data epidemiologis menunjukkan bahwa sebagian besar populasi harus divaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kesediaan masyarakat Indonesia menerima vaksinasi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada Warga Negara Indonesia (WNI) usia 18-60 tahun. Sampel diambil dengan metode convenience sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan kuesioner anonim yang didistribusikan secara online dari tanggal 3 hingga 12 Maret 2021. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan dari total sample sebanyak 483 orang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (71,9%), berusia 18-25 tahun (57%), tamat S1 (52%), tenaga kesahatan (59,3%), belum menikah (66,2%), berdomisili di jawa (82,7%), dan telah vaksinasi covid tahap 1 (83,5%). Hasil uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p = 0,015), domisili (p = 0,000), Tingkat Pendidikan (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,000), kepemilikan asuransi (p = 0,000), riwayat vaksinasi sebelumnya (p = 0,004) dan kesediaan vaksinasi COVID-19. Sedangkan usia dan riwayat penyakit penyerta (comorbid) tidak berhubungan dengan kesediaan vaksinasi COVID-19. Kesimpulan: Adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, domisili, tenaga kesehatan, kepemilikan asuransi kesehatan, dan riwayat vaksin sebelumnya dengan kesediaan menerima vaksin COVID-19 (p <0.05) di Indonesia.
Pendahuluan : Perawat sebagai pemeran utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Hand Hygiene dikenal sebagai langkah sederhana dan paling efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi di fasilitas kesehatan. Outbreak Pandemi COVID-19 menunjukkan tingginya angka penyebaran virus. Dalam hal ini hand hygiene memiliki peranan yang sangat penting. Beban kerja dan stres kerja perawat berpengaruh terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan hand hygiene. Tujuan: Untuk menganalisa hubungan beban kerja dan stres kerja perawat terhadap kepatuhan hand hygiene pada masa Pandemi COVID-19 di RSUD Cilincing. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 22 responden. Hasil: Analisa dengan uji chi-square didapatkn hasil adanya hubungan yang signifikan antara beban kerja (P value = 0,008) dan stres kerja (P value = 0,006) perawat dengan kepatuhan hand hygiene masa Pandemi COVID-19. Analisa regresi logistik multivariabel didapatkan hasil beban kerja (P value = 0,063) dan stres kerja (P value = 0,039) mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan hand hygiene perawat dengan stres kerja sebagai variabel dominan yang mempengaruhi. Kesimpulan: Perawat pelaksana diharapkan dapat melakukan relaksasi untuk dapat mengurangi stres kerja pada masa Pandemi COVID-19.
Penelitian dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi Covid-19 yang membuat mahasiswa prodi sarjana keperawatan tidak dapat melakukan praktik klinik dikarenakan penolakan lahan praktik dalam menyelenggarakan pendidikan klinis. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti maka berisiko tidak tercapainya kompetensi mahasiswa yaitu salah satunya pada mata kuliah praktik klinik keperawatan medikal bedah. Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk media pembelajaran yang dapat digunakan pada mata kuliah praktik jika mahasiswa tidak dapat praktik di lahan. Metode yang dipakai adalah metode Research and Development (R&D) model Plomp yaitu metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Instrumen pengumpulan data adalah angket kelayakan dan kemenarikan produk beserta soal pretest dan posttest untuk mengetahui efektivitas produk. Hasil penelitian menghasilkan produk media pembelajaran berbasis learning management system (LMS) yaitu website yang bernama clinerclass. Media pembelajaran tersebut layak digunakan dengan skor rata-rata validasi aspek materi sebesar 3,65 dan aspek media 3,78. Respon mahasiswa dan dosen pendidik menyebutkan media pembelajaran berbasis learning management system (LMS) sangat menarik. Efektivitas media pembelajaran berbasis learning management system (LMS) clinerclass pada rata-rata N-gain 0,76 dengan kriteria tinggi. Penelitian ini menunjukkan media pembelajaran berbasis learning management system (LMS) dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran selama masa pandemi. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran dengan berbagai modul materi lainnya dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa sehingga membantu proses pembelajaran pada kondisi pembelajaran di luar prediksi institusi pendidikan.
Pendahuluan : Lanjut usia merupakan seseorang dengan kriteria usia 60 tahun ke atas dan mengalami proses penuaan yang berlangsung sepanjang hidup, mengakibatkan perubahan kumulatif dan turunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Pada era pandemi saat ini, kelompok lanjut usia merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami morbiditas dan mortalitas akibat penyakit COVID-19 dengan berbagai komorbiditas salah satu diantaranya Diabetes Mellitus. Pencegahan penularan melalui upaya promotif dan preventif kepada kelompok lansia sangat penting dilakukan, di tingkat keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan. Serta antisipasi dampak dari kebijakan pembatasan sosial seperti kesehatan mental dan kognitif, meningkatnya jumlah serta komplikasi penyakit kronik, dan jumlah lanjut usia yang mengalami ketergantungan karena akses terhadap layanan kesehatan yang terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Diabetes Mellitus pada lanjut usia di masa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember pada tahun 2020. Metodologi : Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif bersifat retrospektif dengan melakukan observasi terhadap data sekunder lansia selama tahun 2020 yakni berupa database yang diambil dari Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember melalui koordinasi dengan penanggung jawab lansia. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan distribusi data karakteristik lanjut usia (lansia) dan diketahui bahwa kejadian penyakit Diabetes Mellitus (DM) banyak terjadi pada rentang usia 45- 59 tahun atau pralansia yakni sebanyak 357 (68%) dan sebagian besar yang mengalami Diabetes Mellitus (DM) berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 281 (54%). Diskusi/Pembahasan : Pihak Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember terutama penanggung jawab lansia dan petugas Posbindu PTM dapat menjangkau para lanjut usia (lansia) dengan Diabetes Mellitus (DM) melalui telepon atau layanan kesehatan jarak jauh, menyiapkan persediaan obat dan persediaan kritis minimal 2 minggu di rumah, edukasi kepada lansia terkait gaya hidup, kunjungan rumah secara berkala terutama untuk lanjut usia (lansia) yang tidak pernah menghadiri jadwal kontrol rutin.
Pendahuluan : Dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi interaksi sosial di kalangan mahasiswa dan kesejahteraan psikologisnya. Community of Inquiry (COI) telah mengidentifikasi tiga elemen berbeda yang penting dalam menunjang terlaksananya kelas online untuk pembelajaran yang optimal, diantaranya kehadiran sosial (social presecence), kehadiran kognitif (cognitive presence) dan kehadiran mengajar (teaching presence). Tujuan: untuk menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi gangguan Kesehatan mental mahasiswa keperawatan dalam pembelajaran daring selama pandemic Covid-19. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sejumlah 278 mahasiswa direkrut dengan menggunakan teknik accidental sampling, dengan menggunakan kuesioner DASS-21 dan CoI Survey, menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan usia menjadi salah satu faktor yang menimbulkan stres dengan sig <0,030 (OR=1,4). Disusul dengan social presence <0,002 (OR=53) dan cognitive presence merupakan faktor utama penyebab depresi dan ansietas pada mahasiswa dengan sig <0,001 (OR=6,9) dan <0,008 (OR=5,0). Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan kesehatan mental mahasiswa pada kategori depresi dan ansietas adalah cognitive presence mahasiswa, sedangkan faktor yang berhubungan kesehatan mental mahasiswa pada kategori stres adalah usia dan social presence. Pengajar tidak hanya fokus pada salah satu komponen antara sosial presence, cognitive presence maupun teaching presence, sehingga mahasiswa dengan tipe apapun akan terfasilitasi dalam pembelajaran serta tidak akan mengalami gangguan Kesehatan mental baik ansietas, stress dan depresi
Pendahuluan : Meningkatnya kasus dan kematian selama pandemic COVID-19, menyebabkan petugas kesehatan sebagai garda terdepan memperoleh berbagai tekanan sosial termasuk isolasi , stigma dan diskriminasi maupun masalah psikologis lainnya. Tidak jarang petugas kesehatan seringkali diberi label, ditetapkan sebagai bagian yang terpapar dan menghadapi kehilangan status dan diskriminasi karena stigma terkait dengan COVID-19. Tujuan: untuk menggali pengalaman perawat terhadap stigmatisasi selama pandemic COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksplorasi deskriptif kualitatif. Hasil: Terdapat 6 tema yang didapatkan: Penyebab terjadinya stigmatisasi; Sumber stigmatisasi terhadap perawat; Bentuk stigmatisasi yang dialami perawat; Respon perawat terhadap stigmatisasi yang dirasakan; Mekanisme koping yang digunakan perawat; dan Dukungan sosial bagi perawat dalam menghadapi stigmatisasi. Kesimpulan: Mayoritas perawat mengungkapkan bahwa stigmatisasi yang mereka alami disebabkan karena kurangnya pengetahuan, tingginya resiko penularan, dan informasi yang kurang tepat atau hoax yang diterima oleh keluarga maupun masyarakat. Untuk mengatasi stigmatisasi penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dengan melakukan pendidikan kesehatan dan diskusi terbuka antara masyarakat dengan petugas kesehatan tentang Covid-19 untuk mendukung mereka mengambil tindakan yang efektif dalam memerangi penyakit, mengurangi ketakutan dan stigma.
Pendahuluan: Pandemi Covid 19 bukan hanya mempengaruhi fisik anak tetapi juga kesejahteraan sosial, emosional anak. Perubahan rutinitas selama pandemi Covid 19 dapat memberikan pengaruh besar bagi perkembangan anak salah satunya kepercayaan diri. Orang tua harus melakukan ekstra pengawasan dan bimbingan karena anak berada di dalam rumah selama 24 jam penuh. Orang tua diharapkan mampu melakukan pola asuh yang tepat supaya perkembangan anak dapat optimal. Tujuan: penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pola asuh dengan kepercayaan diri anak prasekolah. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional. Responden sebanyak 48 orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun di TK Kemala Bhayangkari Surabaya. Tehnik sampling yang digunakakan adalah total sampling. Pola asuh dinilai dengan menggunakan PSQ (Parenting Style Questionere) dan kuesioner percaya diri untuk menilai tingkat percaya diri anak. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 93,8 % responden menerapkan pola asuh demokratis, sebanyak 72,9% anak prasekolah dengan kepercayaan diri sedang. Uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi sedang (p = 0,0001; r= 0,502). Kesimpulan: Pola asuh orang tua berhubungan dengan kepercayaan diri anak prasekolah, semakin demokratis pola asuh yang diterapakan orang tua maka akan diikuti kepercayaan diri anak yang semakin meningkat.
Pendahuluan: Pandemi COVID-19 menimbulkan kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Kecemasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan progsus angkatan 2020 dengan prokrastinasi skripsi selama masa pandemi COVID-19 di STIKES Maharani Malang. Metode: Desain penelitian ini menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 67 orang, pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel penelitian sebanyak 58 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisa data yang digunakan yaitu uji Spearman Rank menggunakan SPSS 20. Hasil: Penelitian ini membuktikan sebagian besar mahasiswa responden, 41 (70,7%) mengalami kecemasan sedang dan sebagian besar (74,1%) 43 mahasiswa responden mengalami prokrastinasi skripsi sedang. Hasil uji Spearman rank didapatkan nilai p = (0,000) < (0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa untuk mengurangi prokrastinasi skripsi, perlu menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa.
Pendahuluan: COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020). PUSDATIN Kementrian Kesehatan (2021) menyampaikan bahwa di Indonesia data hingga bulan januari 2021, dari 818.386 yang terkonfirmasi, terdapat kasus Covid-19 pada usia 0-5 tahun telah tersebar di 30 provinsi dengan jumlah total sebesar 2.7% orang positif, 2.8% sembuh, 0.8% meninggal. Jika yang positif sudah tersebar, padahal anak kemungkinan carrier, maka jumlah anak OTG bisa saja lebih banyak lagi, sehingga sangat penting melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19 pada anak. Tujuan: mengetahui gambaran factor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pencegahan penularan covid-19 pada balita. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen (deskriptif) dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu dengan balita diwilayah Banjar pengukuh Desa Peguyangan Kangin sejumlah 68 dengan teknik Purposive Sampling. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan covid 19 pada balita dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 65 orang responden (95.6%), sikap yang baik yaitu sebesar 61 responden (89.7%), peran kader Sebagian besar baik yaitu sebanyak 60 responden (88.2%), peran tokoh masyarakat baik yaitu sebanyak 63 responden (92.6%). Kesimpulan: Diharapkan ilmu keperawatan dapat lebih berkembang khususnya pada ilmu kesehatan tentang pencegahan penularan covid 19 pada balita sehingga kejadian covid 19 dapat dicegah dan angka kejadiannya menurun
Kebijakan pemerintah dengan memberlakukan protokol kesehatan ternyata belum sepenuhnya ditaati oleh masyarakat Indonesia, banyak yang masih mengabaikan kebijakan dari pemerintah.Pasalnya Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri untuk menangani wabah Covid-19, diperlukan kerjasama dengan masyarakat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Poster Dengan Metode Daring Terhadap Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19 Di Desa Sumberjo Rt.06 Rw.01, Plandaan, Jombang. Desain penelitian menggunakanone group pre test post test desaign yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara dilakukam pre test terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi kemudian setelah diberi intervensi dilakukan post test. Populasi penelitian ini sebanyak 110 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 86 responden yang diambil dengan menggunakanTeknik Simple Random Sampling. Variabel terikat adalah pendidikan kesehatan media poster sedangkan Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19 Di Desa Sumberjo Rt 6 Rw 1 Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang adalah variable bebas.Uji statistik menggunakan T Test. Hasil analisis menunjukkan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media poster dengan metode daring tingkat kepatuhan protokol kesehatan responden meningkat dari tidak patuh menjadi patuh yaitu sebanyak 29 responden 59,2%.Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji T test didapatkan nilai signifikan P=0,000 (?<0,05) menunjukkan bahwa H1 diterima yang artinya adanya pengaruh pendidikan kesehatan media poster terhadap metode daring terhadap kepatuhan protokol kesehatan Covid-19, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan media poster terhadap metode daring terhadap kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 di Desa Sumberjo Rt.06 Rw.01, Plandaan, Jombang.
Pendahuluan : Pandemi Covid-19 telah merubah seluruh aspek kehidupan termasuk di dunia pendidikan. Setelah sebelumnya pembelajaran harus dilakukan secara daring untuk mencegah penularan Covid-19, kini tatap muka sudah boleh dilaksanakan namun dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Tujuan: Pada penelitian ini terdapat hubungan sikap dengan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 pada pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah SMP Muhammadiyah 3 Jakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik, dengan pendekatan cross-sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 110 siswa. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sikap berhubungan dengan kepatuhan dengan p value 0,013, analisis faktor risiko didapatkan OR 2,28, CI 95% ( 1,305-6,1300 ), artinya dari hasil didapatkan bahwa sikap mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan, dan sikap yang kurang baik berisiko 2,28 kali ketidak patuhan dalam pelaksanaan protokol kesehatan dibandingkan dengan sikap yang baik. dan untuk variabel pengetahuan siswa terhadap protokol kesehatan Covid-19 didapatkan p value 0,058 artinya pengetahuan tidak hubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan, dan tidak menjadikan faktor risiko terhadap ketidak patuhan protokol kesehatan Kesimpulan: Edukasi protokol kesehatan tetap diberikan untuk membentuk sikap yang baik terhadap protokol kesehatan dan perlunya pemantauan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan melalui PHBS di sekolah untuk meningkatkan kepatuhan siswa terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah SMP Muhammadiyah 3 Jakarta.
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang muncul awal Desember tahun 2019 di Wuhan, China. Corona virus memiliki sifat mudah menginfeksi manusia dan mudah menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan perilaku hidup sehat, penggunaan masker, dan mentaati protokol kesehatan. Salah satu menekan penyebaran Covid-19 yaitu dilakukan vaksinasi Covid-19, vaksin Covid-19 dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tinjauan sistematis ini merupakan sintesis dari studi kualitatif. Data dikumpulkan dengan rentan publikasi diambil dari artikel 5 tahun terakhir dari 2018-2022. Basis data elektronik yang digunakan untuk mencari kata kunci yang relevan: Scorpus, Scholar, Proquest, dan Science Direct. Terdapat 11 artikel penelitian kualitatif terbaik dan ditemukan 3 tema yang sering muncul dari setiap penelitian yang teridentifikasi: Pemahaman tentang kegunaan vaksinasi covid-19, Pengalaman penerima vaksin Covid-19 dan Penolakan penerimaan vaksinasi Covid-19 mengalami berbagai kendala dalam memberikan implementasi vaksin Covid-19 sehingga menghambat dalam mengurangi penyebaran Covid-19.
Problem: COVID-19 is caused by the SARS-Cov-2 virus which causes the main symptoms of fever, cough, chest tightness and dyspnea. Until the end of July 2021, there have been 3.331.206 confirmed positive cases of COVID-19, and the number of patients who have died is 90.552 with an increase of 1.893 people dying in a day1. Patients with COVID-19 who are critically ill and need to be transferred to the ICU are patients who experience severe illness characterized by dyspnea accompanied by hypoxemia. This condition allows the patient to experience decreased oxygen saturation and multi-organ failure. Objective: This study was conducted to analyze the pronation position to increase oxygenation of COVID-19 patients with respiratory disorders in the ICU who were not intubated. Method: The method used is a literature review. Researchers got 122 journals according to the chosen topic and screened according to the eligibility criteria and got five journals. Source searches were carried out through Google Scholar, PubMed web, Science Direct web, Springer Link web, Biomedcentral web and Medrxiv web. Results: The research showed that the pronation position was able to improve oxygenation in COVID-19 patients with respiratory disorders who were not intubated. Conclusion: Patients with COVID-19 provide a spectrum of symptoms that vary from asymptomatic, mild symptoms, pneumonia, severe pneumonia, ARDS, to septic shock. The use of the prone position in moderate to severe respiratory disorders experienced by COVID-19 patients is considered safe enough to do.
Pendahuluan : Stres akademik merupakan respon yang rentan dialami mahasiswa akibat tuntutan akademik yang tinggi. Timbulnya gejala long covid dinilai dapat mempengaruhi kualitas hidup penyintas covid 19. Tujuan: mengidentifikasi ada tidaknya hubungan stres akademik yang menggunakkan instrumen ASS (Academic Stres Scale) dengan kualitas hidup menggunakkan instrumen WHOQoL-BREF pada mahasiswa keperawatan penyintas covid 19. Metode: Penelitian menggunakkan desain cross sectional dengan melibatkan 106 mahasiswa keperawatan tingkat S1 dan profesi Ners FIK UI. Analisis data menggunakkan analisis univariat serta bivariat (uji chi-square) dengan penggunaan program SPSS dan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara kedua variabel (p=0,513; 0,381; 0,527; 0,494) pada keempat domain instrumen WHOQoL-BREF. Kesimpulan: Meskipun tidak ada hubungan antara stres akademik dan kualitas hidup, gambaran kualitas hidup pada penyintas Covid-19 perlu menjadi perhatian khususnya domain fisik dan psikologis. Studi ini merekomendasikan perlunya penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada penyintas Covid-19.
Pendahuluan :.Remaja putri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi sehingga berisiko mengalami anemia pada saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Tujuan: untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Indeks massa tubuh dengan kejadian anemia. Metode: Desain penelitian menggunakan analitik korelasional. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi sarjana keperawatan tingkat 1 Stikes Pemkab Jombang. Pengumpulan data meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengukuran kadar Hb menggunakan Hb meter merek easy touch. Sampel yang digunakan sejumlah 47 sampel dengan menggunakan tehnik total sampling. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (51,1%) mempunyai IMT normal sejumlah 24 responden, hampir seluruhnya (76,6%) tidak anemia sejumlah 36 responden. Hasil uji statistic dengan Spearman Rank didapatkan PValue = 0,389 > ? = 0,05 artinya tidak ada hubungan antara Indeks massa tubuh dangan kejadian anemia. Kesimpulan: Diperlukan upaya promotif dan preventif untuk menanggulangi masalah anemia pada remaja seperti peningkatan konsumsi makanan kaya zat besi, suplementasi tablet tambah darah
Pendahuluan : Selama dua tahun terakhir ini RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone mengalami peningkatan jumlah pasien yang dibuktikan dengan Bed Occupancy Rate (BOR), hal ini membuat beban kerja para perawat semakin bertambah, semakin bertambahnya beban para perawat semakin bertambah tingkat kelelahan yang dirasakan perawat dan jika hal ini terus berlanjut akan terjadi penurunan produktivitas kerja dan dapat memicu terjadinya stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone Tahun 2018. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dan mengambil 65 perawat untuk menjadi responden dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik dengan tujuan atau pertimbangan tertentu yang memenuhi kriteria inklusi hasil kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitasnya. Uji statistik yang di gunakan yaitu uji univariat dan bivariat. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang merasakan kelelahan tinggi sebanyak 43,1%. Perawat dengan beban kerja sedang sebanyak 61,5%. Pembahasan : Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,001).
Background: Personal Hygiene includes all activities required to meet the needs of day-to-day, which is commonly known activity of daily life (ADLs). The issue of personal hygiene or self-care deficit is the most common problem occured in mental patients, because patients with mental disorders have the abnormalities in the ability to perform or complete activities of daily living independently. Objective: To determine the relationship between family support and personal hygiene of mental patients in Wara Public Health Centre, Palopo in 2020. Method: This study used the cross-sectional research method. The population in this research was all mental patients registered on Wara Public Health Centre. The samples was recruited using a total sampling technique obtaining 43 respondents. Data were collected using questionnaire sheet and observation. The data obtained were processed and analyzed by using Microsoft Excel program and statistical program (SPSS) version 20 for the Chi-square test. Result: The univariate analysis showed the frequency distribution, while bivariate analysis showed a relationship between family support and personal hygiene (? = .003). Conclusion: There is a relationship between family support and the personal hygiene of mental patient in Wara Public Health Centre, Palopo City in 2020
Pendahuluan: Pembelajaran metode daring menghadirkan persoalan. Permasalahan tidak hanya berkaitan dengan sarana, dosen dan mahasiswa juga menghadapi masalah dalam aspek kesiapan, namun juga dimungkinkan pelaksanaan pembelajaran metode daring berhubungan dengan tingkat pemahaman mahasiswa. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pembelajaran metode daring dengan tingkat pemahaman mahasiswa program khusus angkatan 2020 pada mata kuliah kuliah metodelogi penelitian ilmu keperawataan di STIKES Maharani Malang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 57 mahasiswa yang ditentukan secara purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survay online dengan menggunakan kuesioner online. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif dan uji rank spearman. Hasil dan Analisis: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) pembelajaran metode daring dilaksanakan secara baik pada mahasiswa program khusus keperawatan angkatan 2020 di STIKES Maharani Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji yang menunjukan sebagian besar mahasiswa menjawab pembelajaran metode daring dilaksanakan secara baik. (2) Mahasiswa paham tentang materi kuliah metodelogi penelitian ilmu keperawatan di STIKES Maharani Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji yang menunjukan ebagian besar mahasiswa mengaku paham, yakni sejumlah 35 orang mahasiswa (61.4%). (3) Tidak ada hubungan pembelajaran metode daring dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada mata kuliah metodelogi penelitian ilmu keperawatan di STIKES Maharani Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukan nilai signifikansi sebesar (0.305).
Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030. Stunting atau pertumbuhan terhambat dikenal sebagai suatu kondisi yang menyebabkan anak memiliki tubuh yang agak lebih pendek dari rekan-rekan mereka. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah janin yang kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan, faktor genetik, dan sanitasi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Anemia Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Galesong. Tengah, Kabupaten Takalar. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis kuantitatif dengan sampel sebanyak 32 orang, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat anemia pada kehamilan dengan kejadian stunting pada balita (p<0,45). Berdasarkan pengukuran TB/U, sebagian besar anak memiliki tinggi badan yang sesuai (normal) (dengan standar deviasi -2 sampai >2 SD), sebanyak 23 orang (71,9%) dan 9 orang (28,1%) mengalami stunting (dengan standar deviasi <-2 sampai <-3 SD). Kesimpulan: Kesimpulan bahwa riwayat anemia ibu hamil tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Galesong Kabupaten Takalarr tahun 2021.
Pendahuluan : Pola asuh yang kurang tepat yang diterapkan oleh orang tua akan menciptakan situasi yang tidak menyenangkan bagi anak dan ini memicu distorsi anak reaksi atau perilaku terhadap lingkungannya. Jika suasana keluarga yang asing berlanjut, maka setiap perilaku anak akan terjebak dalam penyerapan nilai-nilai yang menyimpang dan perbuatan seperti perilaku agresif. Berdasarkan hasil survey awal didapatkan hasil 5 (50%) siswa yang mengalami perilaku agresif. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif pada anak prasekolah di TK Al Hidayah Bakung Udanawu Kabupaten Blitar Tahun 2022. Metode: penelitian Infersial kuantitatif. Populasinya adalah semua orang tua (ibu) yang memiliki anak usia prasekolah yang berjumlah 124 orang dengan tekhnik Simple Random Sampling diperoleh sampel 94 responden. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua hamper setengahnya pola asuh demokratis 33 (35,1%), perilaku agresif pada anak prasekolah hamper setengahnya perilaku agresif tinggi 42 (44,6%). Berdasarkan hasil uji koefisien kontingengsi bahwa nilai p = 0,003 dengan ? = 0,05.sehingga p value < ?, maka ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan Perilaku agresif pada anak prasekolah. Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini diharapkan responden dapat memahami tentang pentingnya pola asuh orang tua sehingga dapat mencegah perilaku agresif pada anak prasekolah
Latar Belakang: Pengetahuan tentang perawatan gigi pada anak SD menentukan kesehatan gigi pada usia selanjutnya. Pengetahuan baik maka diikuti sikap positif, sikap positif mempengaruhi niat. Fenomena di SDN 601 Mananggal Surabaya, siswa mengatakan tahu perawatan gigi tetapi masih menyukai makanan manis setelahnya lupa menggosok gigi atau berkumur, dan ada yang mengalami gigi karies. Hal ini dikarenakan penyuluhan kesehatan belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap sikap siswa dalam perawatan gigi. Metode: Desain penelitian Pra Eksperimental dengan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Variabel independen penyuluhan kesehatan dan variabel dependen sikap siswa. Populasi siswa SDN 601 Menanggal Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian sebanyak 33 responden dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil: hasil sebelum diberikan penyuluhan kesehatan 73% siswa memiliki sikap negatif, sesudah diberikan penyuluhan kesehatan 64% siswa memiliki sikap positif. Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai P(0,001)<?(0,05) Kesimpulan: H0 ditolak berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap sikap siswa dalam perawatan gigi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluhan kesehatan efektif meningkatkan sikap menjadi positif.
Background: The population of people with diabetes mellitus is increasing every year, furthermore included into number three of deadliest disease in Indonesia. The total number of patients with diabetes mellitus currently are 10.3 million, predicted in 2045, the population will increase to 16.7 million. The main cause population of people with diabetes mellitus are increasing due to public awareness regarding self-management is still less. No researcher has been conducted research about diabetes self-management in HL. Manambai Abdulkadir hospitals. Objectives of the Pilot Study: the main objective in this pilot study was to understand the self-management of people with diabetes mellitus in HL Manambai Abdulkadir hospitals. Methodology: The participants in this pilot study were people diabetes mellitus type 2 in HL Manambai Abdulkadir hospitals using cross sectional design by diabetes self-management, self-efficacy, diabetes self-management knowledge and diabetes distress scale questionnaire. Results: 60% of patients in HL Manambai Abdulkadir hospitals had lack of self-management. The result from measuring of distress scale, knowledge and self-efficacy of patients are related to self-management of patients with diabetes mellitus with P Value <0.05. Conclusion: further research is needed with additional interventions to overcome the lack of self-management to people who suffer diabetes mellitus in HL Manambai Abdulkadir Hospital.
Ankle Brachial Index (ABI) merupakan salah satu pemeriksaan dini pada untuk mengetahui insufisiensi arteri sebagai salah satu komplikasi dari diabetes mellitus. Dimana insufisiensi arteri merupakan keadaan pembuluh darah yang berkurang aliran darah yang berakibat iskemia jaringan. Selain itu pada pasien dengan diabetes mellitus juga dapat timbul permasalahan stress sebagai dampak dari penyakit menahun yang dialami. Salah satu metode penatalaksanaan kedua kondisi diatas adalah kombinasi senam kaki diabetic dengan aroma terapi. Penelitian ini bertujuan menganalis pengaruh kombinasi senam kaki dan aromaterapi terhadap ankle brachial index dan tingkat stres pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan desain pre and post test group design with control group. Populasi penelitian ini pasien di wilayah kerja Puskesmas Jajag . Tehnik sampling purposive sampling dengan besar sampel 32 orang. Alat pengumpulan data kuesioner dan observasi, dianalisa dengan uji wilcoxon. Keputusan diambil dengan membandingkan nilai probabilitas p value < 0.05. Hasil penelitian menunjukkan uji Wilcoxon ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap nilai ABI dengan p value 0.004 dan ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap tingkat stress dengan p value 0.001. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Sementara itu Aroma terapi dengan menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya Untuk meningkatkan nilai abi maka diharapkan pasien untuk rutin melakukan senam kaki diabetic. Sementara itu untuk meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat stress, pasien diabetes mellitus dapat melakukan aktifitas aroma terapi. Kata kunci: ABI, tingkat stress, DM
Pendahuluan : Perawat mempunyai posisi penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Tenaga perawat dibutuhkan diseluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bekerja di luar negeri juga merupakan salah satu peluang bagi perawat Indonesia. Individu dengan motivasi kuat dapat terlihat dari kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam keseharianya. Tujuan : untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa keperawatan dalam menghadapi peluang kerja ke luar negeri. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan Total Sampling dengan sampel 156 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan telah di uji validitas serta reliabilitas sebelum digunakan. Hasil uji validitas memperlihatkan bahwa 30 item pernyataan didapatkan keseluruhan soal memiliki nilai r-hitung (0,397-0,910) dan hasil uji reliabilitas dengan hasil reliabilitas yaitu 0.966. Hasil : penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang tinggi. Faktor motivasi intrinsik sebanyak 59,0% dan faktor minat ekstrinsik sebanyak 61,5%. Kesimpulan : mahasiswa keperawatan, sebagian besar memiliki motivasi tinggi dalam menghadapi peluang kerja ke luar negeri. Hasil penelitian merupakan gambaran saja sehingga diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan motivasi dengan variabel yang ingin ditambahkan dan mengkaji lebih dalam mengenai motivasi mahasiswa untuk melanjutkan bekerja ke luar negeri
Pendahuluan : Survey United Nations Office on Drug and Crime (2018), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6% penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Kabupaten Tuban mengalami peningkatan signifikan terkait kasus narkoba. Data Polres Tuban, mencatat peningkatan kasus hingga 173,68% jika dibandingkan dengan kasus serupa pada tahun 2017. Tercatat tahun 2018, jumlah kasus narkoba yang ditangani oleh Sat Resnarkoba Polres Tuban ada sebanyak 52 kasus. Metode : Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain quasy experiment dengan pre-post control group design. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat dengan pemberian intervensi psikoedukasi audiovisual. Populasi penelitian adalah seluruh siswa di SMPN 2 Tuban sebanyak 761 siswa, sampel yang digunakan masing-masing kelompok 20 orang dengan tehnik simple random sampling. Kelompok intervensi diberikan psikoedukasi audiovisual dan kelompok kontrol dengan leaflet. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Sign Rank Test dan uji Mann Whitney. Hasil : menunjukkan bahwa rata-rata nilai post test untuk belief remaja kelompok intervensi (91,95) lebih besar daripada kelompok kontrol (87,10) dengan selisih 4,82, ini menunjukkan metode psikoedukasi audiovisual mempunyai hasil yang lebih baik dalam meningkatkan belief remaja dalam upaya pencegahan drug abuse. Kesimpulan : Pemberian edukasi dengan multi media seperti audiovisual penting dilakukan untuk peningkatan belief remaja dalam pembentukan sikap yang positif untuk pencegahan drug abuse.
Mahasiswa dalam tahapannya mengalami masa kritis dan transisi sebelum menjalani kehidupan sesungguhnya di masyarakat. Pada tahap ini mereka mengalami berbagai hal adaptasi dan tekanan dari lingkungan di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh expressive writing treatment terhadap stress mahasiswa. Desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pre and post test control group design. Populasi penelitian ini adalah 152 mahasiswa Prodi s1 Keperawatan di semester VI. Pengambilan sampel menggunakan tehnik Simple Random Samplingsehingga didapatkan jumlah sampel perlakuan 64 mahasiswa, sedangkan kelompok kontrol 64 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor stres kelompok yang tidak diberikan expressive writing treatment (control) adalah 130,7, sedangkan rata-rata skor stres kelompok yang diberikan expressive writing treatment adalah 124,95. MenggunakanMann Whitney testdidapatkan hasil bahwa ada perbedaan skor stress yang diberikan dan tidak diberikan Expressive writing Treatment(p-value= 0,024). Hal ini menandakan pemberian expressive writing treatmentdapat berpengaruh pada skor tingkat stres. Dosen bisa menerapkan tehnik ini untuk menggali dan mengungkapkan perasaan mahasiswa selama kegiatan di kampus agar mahasiswa bisa mereduksi stres yang dirasakan selama fase kehidupannya.
Penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami perubahan fisik, psikologis, dan seksual. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya masalah, ketidakstabilan kadar gula dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh Acceptance and Commitment Therapy (ACT) dalam pengendalian kadar gula darah pada penderita DM tipe 2. Penelitian ini adalah penelitian quasy eksperiment dengan menggunakan metode pretest posttest with control group design. Responden dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 sebanyak 50 orang dan diambil dengan teknik simple random sampling dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi hasil pengukuran BS stick. ACT diberikan pada kelompok perlakuan satu minggu sekali selama empat minggu. Data dianalisis menggunakan uji statistik yaitu Paired t-Test dan Independent t-Test, dan regresi linear berganda dengan signifikansi p<0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi perbedaan kadar gula darah yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan p-value = 0,000. Intervensi ACT adalah variabel yang paling berpengaruh untuk kadar gula darah penderita DM tipe 2 dengan sig 0,000. Intervensi ACT efektif terhadap pengendalian kadar gula darah penderita DM tipe 2. ACT dapat dilakukan dengan baik karena responden dan terapis proaktif, dan akan lebih baik melibatkan peran dan dukungan keluarga untuk penelitian selanjutnya. Kata Kunci: Acceptance and Commitment Therapy (ACT), penderita DM tipe 2, kadar gula darah.
ABSTRAK Pendahuluan Semakin banyaknya Sekolah Tinggi kesehatan swasta di Indonesia, dan semakin tinggi pula tingkat persaingan Sekolah Tinggi Kesehatan untuk memperoleh mahasiswa baik secara kuantitas maupun kualitas yang umumnya relatif kurang dibandingkan dengan Perguruhan Tinggi Negeri sehingga hasil capaian pembelajaran tidak jarang masih jauh dari harapan secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Hipnoempowermant merupakan cara meningkatkan motivasi seseorang (mahasiswa) yang lebih baik dengan teknik Hipnosis membangkitkan gelombang otak kanan dimana kemampuannya jauh lebih besar dibandingkan dengan otak kiri. Tujuan mengetahui pengaruh pelaksanaan Hipnoempowermant terhadap motivasi dan indek prestasi mahasiswa. Metode Pra Experiment dengan one group pra-post test, populasi sebanyak 80 mahasiswa, sampel sesuai rumus sebanyak 16 mahasiswa, uji analisis dengan nilai kemaknaan p = 0,05 secara komputerisasi program SPSS versi 17. Hasil penelitian tingkat motivasi belajar mahasiswa setelah pemberian hipnoempowermant dengan uji wilcoxon test nilai Z = -33.410, p = 0,001, Tingkat indek prestasi belajar Z = -2.509, p = 0,012. Kesimpulannya adanya pengaruh pemberian hipnoempowermant terhadap motivasi dan indek prestasi belajar pada mahasiswa Stikes Pemkab Jombang dengan Uji Mann-Whitney Test nilai Z = - 3.516 sedangkan p = 0.000. Aplikasi hipnoempowermant dalam proses belajar mengajar sangat perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Kata kunci : Hipnoempowermant, Motivasi, Indek PrPendahuluan : Pendahuluan Semakin banyaknya Sekolah Tinggi kesehatan swasta di Indonesia, dan semakin tinggi pula tingkat persaingan Sekolah Tinggi Kesehatan untuk memperoleh mahasiswa baik secara kuantitas maupun kualitas yang umumnya relatif kurang dibandingkan dengan Perguruhan Tinggi Negeri sehingga hasil capaian pembelajaran tidak jarang masih jauh dari harapan secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Hipnoempowermant merupakan cara meningkatkan motivasi seseorang (mahasiswa) yang lebih baik dengan teknik Hipnosis membangkitkan gelombang otak kanan dimana kemampuannya jauh lebih besar dibandingkan dengan otak kiri. Tujuan: Tujuan mengetahui pengaruh pelaksanaan Hipnoempowermant terhadap motivasi dan indek prestasi mahasiswa. Metode: Metode Pra Experiment dengan one group pra-post test, populasi sebanyak 80 mahasiswa, sampel sesuai rumus sebanyak 16 mahasiswa, uji analisis dengan nilai kemaknaan p = 0,05 secara komputerisasi program SPSS versi 17. Hasil: Hasil penelitian tingkat motivasi belajar mahasiswa setelah pemberian hipnoempowermant dengan uji wilcoxon test nilai Z = -33.410, p = 0,001, Tingkat indek prestasi belajar Z = -2.509, p = 0,012. Kesimpulan: Adanya pengaruh pemberian hipnoempowermant terhadap motivasi dan indek prestasi belajar pada mahasiswa Stikes Pemkab Jombang dengan Uji Mann-Whitney Test nilai Z = - 3.516 sedangkan p = 0.000. Aplikasi hipnoempowermant dalam proses belajar mengajar sangat perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
Pendahuluan : Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) bagian metode non invasive Nephrolithiasis. Nephrolithiasis penyakit yang angka kekambuhannya sangat tinggi, angka kekambuhan mencapai 60% setelah 5 sampai 10 tahun.. Studi pendahuluan di RSUD Dr. Saiful Anwar sebanyak 16 pasien ESWL dengan posisi supine 31,25% merasakan nyeri arah sumber energi dari samping. ESWL prosedur disertai rasa nyeri, arah sumber energi tembakan sangat mempengaruhi nyeri. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan skala nyeri pasien ESWL posisi supine arah sumber energi tembakan dari samping dan bawah. Metode: Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort. Observasi dilakukan saat ESWL sampel sebanyak 20 responden dengan tehnik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi Visual Analugue Scale (VAS). Hasil: Rerata skala nyeri posisi supine dengan arah sumber energi tembakan dari samping 1,5 dan bawah 1,1 ada perbedaan 0,4.Uji statistik Wilcoxon pada pulse rate 5 ( 0,564 ) , 10 (0.132) , dan 12 (0.114 ). Secara deskriptif penelitian ini ada perbedaan skala nyeri pasien Nephrolithiasis tindakan ESWL pada posisi supine dengan arah sumber energi tembakan dari samping dan bawah sedangkan secara statistik tidak ada hubungan. Kesimpulan: Setiap peningkatan pulse rate perlu dikaji skala nyeri, untuk keefektifan dan keberhasilan ESWL
Pendahuluan : Kelainan tajam penglihatan pada anak usia sekolah merupakan masalah kesehatan yang penting dan perlu dideteksi sejak dini sehingga tidak mempengaruhi konsentrasi anak dalam proses belajar mengajar. Pandemi Covid yang menyebar sejak Maret 2019 menyebabkan anak usia sekolah diwajibkan melakukan pembelajaran dirumah secara daring dengan menggunakan smartphone/laptop. Tujuan: Untuk menganalisis Pengaruh Screen Time, Ergonomic Position dan Jarak Pandang dengan Media Pembelajaran Daring Terhadap Ketajaman Penglihatan Anak. Metode: Jenis penelitian ini adalah cross-sectional. Populasi penelitian adalah semua siswa di SD Negeri Pacing III Mojokerto tahun ajaran 2021/2022. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling didapatkan sejumlah 17 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi hasil pemeriksaan visus untuk mengetahui ketajaman penglihatan. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan komputer menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Analisis bivariat didapatkan hasil ada pengaruh antara screen time dengan ketajaman penglihatan p value=0,029, tidak ada pengaruh yang signifikan Ergonomic Position dengan ketajaman penglihatan p value=0,498, tidak ada pengaruh yang signifikan jarak pandang dengan ketajaman penglihatan p value=0,077 dengan p value 0,005. Kesimpulan: Berdasarkan hasil diatas maka selama pembelajaran daring diharapkan orang tua waspada terhadap penurunan ketajaman penglihatan pada anak dengan memantau penggunaan smartphone pada anak <2 jam perhari, posisi tubuh yang ergonomic dan jarak pandang minimal 30 cm dari media daring.
Pendahuluan: Faktor penghambat dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang kurang dan pengeluaran yang lambat dapat menyebabkan ibu tidak memberikan bayinya dengan cukup. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mempercepat keluarnya ASI pada ibu nifas. Metode yang masih jarang digunakan untuk mempercepat keluarnya ASI dan merangsang produktivitas ASI adalah kombinasi terapi akupresur dan pijat oksitosin. Tujuan: Mengetahui efektivitas kombinasi terapi akupresur dengan pijat oksitosin terhadap lama waktu pengeluaran ASI pada ibu nifas. Metode: Quasy eksperimen dengan desain hanya posttest kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di Puskesmas Pondok Jagung bulan Maret 2022 sebanyak 40 orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil: Rata-rata waktu pengeluaran ASI pada kelompok kontrol adalah 2.791 jam dan pada kelompok intervensi kombinasi terapi akupresur dan pijat oksitosin adalah 1.898 jam. Terdapat kombinasi efektif terapi akupresur dengan pijat oksitosin terhadap lama waktu pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p value 0,000. Simpulan dan Saran: Terdapat kombinasi yang efektif antara terapi akupresur dengan pijat oksitosin terhadap lama waktu pengeluaran ASI pada ibu nifas. Kombinasi terapi akupresur dan pijat oksitosin dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif upaya percepatan menyusui pada ibu nifas.
Infectious diseases (ARI/Acute Respiratory Infection) that repeatedly cause children's health to increase in the pattern of children's appetite which can lead to less nutritional status of children. This study was to analyze the relationship between the incidence of stunting and the frequency and duration of ARI in children under five in the Kenjeran Health Center Surabaya Working Area. Analytical research design with cross sectional design in 4 villages between Kenjeran Village, Bulak Village, Kedung Cowek Village, and Sukolilo Village. Data retrieval is done by questionnaire sheet and observation using microtoise, sample technique uses Sampling Probability by using Stratified Random Sampling as many as 152 children. The results of research on children under five who experience the incidence of stunting with the frequency and duration of ARI indicate children who experience stunting and longer frequency. The Rho Spearmen Test showed differences in the incidence of stunting with the frequency of ARI frequency p = 0.001 (p<? = 0, 05), the duration of ARI p = 0.001 (p<? = 0.05). The implication of this study is that stunting is related to the frequency and duration of ARI, so that posyandu activities can add counseling about children's health that requires the treatment of ARI in children under five in the Kenjeran Health Center Surabaya. Keywords: Stunting incidence, frequency, duration, ARI/Acute Respiratory Infection ABSTRAK Penyakit infeksi (ISPA) yang berulang menyebabkan kondisi kesehatan anak menurun sehingga berdampak pada pola nafsu makan anak yang dapat menyebabkan status gizi anak kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kejadian stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit diare dan ISPA pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 4 Kelurahan antara lain Kelurahan Kenjeran, Kelurahan Bulak, Kelurahan Kedung Cowek, dan Kelurahan Sukolilo. Pengambilan data dilakukan dengan lembar kuisioner dan observasi menggunakan microtoise, teknik sampel menggunakan Probability Sampling dengan menggunakan Stratified Random Sampling sebanyak 152 anak. Hasil penelitian bahwa anak toddler yang mengalami kejadian stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit ISPA menunjukkan anak yang stunting memiliki frekuensi dan durasi lebih lama. Uji Spearmen Rho menunjukkan adanya hubungan kejadian stunting dengan frekuensi ISPA p=0.001 (?=0.05), durasi ISPA p=0.001 (?=0.05). Implikasi penelitian ini adalah kejadian stunting berhubungan dengan frekuensi dan durasi penyakit ISPA, sehingga kegiatan posyandu dapat menambahkan penyuluhan tentang kesehatan anak terutama penanganan pertama penyakit ISPA pada anak toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Kata kunci: Kejadian Stunting, Frekuensi, Durasi, Penyakit ISPA
Pendahuluan : Pandemi COVID-19 membawa perubahan dan memberikan ancaman kesehatan dan keselamatan dalam beraktivitas. Selain membuat kebijakan dan penerapan PPKM, sosialisasi protokol kesehatan juga banyak dilakukan oleh pemerintah untuk menekan persebaran dan angka positif tertularnya COVID-19. Orang tua mempunyai peran untuk mengajarkan dan menerapkan perilaku hidup sehat di era new normal sekarang. Tujuan: mengetahui perilaku orang tua mempersiapkan anak menghadapi new normal selama pandemi COVID-19 dengan pendekatan teori adaptasi Roy dan mengetahui hubungan antara karakteristik terhadap perilaku. Metode: jenis penelitian metode kuantitatif desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 454 orang. Sampel sebanyak 156 menggunakan systematic random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi square. Hasil: hampir seluruhnya (99%) perilaku orang tua positif mempersiapkan new normal pada anak. Uji Chi-Square test umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan tingkat kemaknaan ? = 0,05 didapatkan bahwa ? < ?. Kesimpulan: jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan orang tua tidak berhubungan dengan perilaku. Perbedaan karakteristik pada orang tua tidak menjadikan alasan bagi orang tua untuk tidak mempersiapkan anak beradaptasi dengan kebiasaan baru. Semua orang tua harus bisa memberikan edukasi kepada anak terkait kebiasaan baru dengan menggunakan proktokol kesehatan yang benar sehingga semua anak tetap dapat beraktivitas di luar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
Breast cancer patients with advanced stages who have undergone previous cancer treatment require palliative care support in an effort to fulfill their health needs. Mrs. N, a 60 year old woman, with metastatic breast carcinoma of the lung and (suspected) skin, was initially admitted to the ward with further chemotherapy plans. The patient and family decided to move treatment at the Jakarta Hospital from the previous hospital with high hopes of recovery. The patient has extensive breast wounds on the chest to the right abdomen and back. The patient complains of fatigue and pain all over the body with a pain scale of NRS=5. With the current state of the advanced stage, the Doctor in Charge of the Patient (DPJP) decides that the patient will switch treatment goals to palliative care. Researchers use this adaptation model with the aim of helping patients and families recognize health problems faced by looking at humans as a whole (bio-psycho-social) and helping to use positive coping to be able to adapt. The nursing assessment was carried out using Roy's Adaptation Model theory so that the main problems were obtained, namely nutritional deficits and knowledge deficits about palliative management. Nutritional management interventions by maintaining nutritional intake by administering a liquid diet 6x250 cc/day and extra egg whites 2-3 eggs/day through a Naso Gastric Tube (NGT) tube and health education about palliative care provided in collaboration with DPJP, a specialist in internal medicine with a subspecialty of hematology -medical oncology. Implementation is carried out by nurses for 6 days of treatment with evaluation assessments every day. The results showed that the patient's nutritional status improved by maintaining nutritional intake through the provision of food and drink per NGT and patient and family knowledge regarding palliative care increased. Result from this case study, nursing care using Roy's Adaptation Model theory can be applied to the condition of advanced cancer patients with palliative care so that the patient's nursing problems can be resolved properly. .
Pendahuluan: Pembatasan cairan menjadi masalah utama klien PGK dengan hemodialisis. Kepatuhan terhadap pembatasan cairan dapat ditingkatkan melalui dukungan keluarga, ahli (perawat/ dokter), dan motivasi lingkungan. Dukungan sosial berpengaruh terhadap kepatuhan klien dalam pembatasan cairan. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan klien hemodialisis. Metode: Jenis penelitian obsevasional study dengan desain cross-sectional. Sampel 110 klien hemodialisis dan keluarganya pada Juni 2019 di unit hemodialisa RSUD Kabupaten Jombang. Variabel independen adalah faktor keluarga: pengetahuan; pendapatan; lingkungan; struktur; fungsi dan tugas kesehatan; stress dan strategi koping keluarga. Variabel dependen adalah kepatuhan pembatasan cairan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil: Stres dan strategi koping keluarga berhubungan terhadap kepatuhan pembatasan cairan klien PGK yang menjalani program hemodialisis dengan nilai p value (p=0.003 dan p= 0.000). Diskusi: efektivitas manajemen stres dan strategi koping keluarga akan mempengaruhi energi dan respons adaptif keluarga dalam menjalankan setiap peran dan fungsi dalam keluarga, semakin baik strategi koping keluarga, semakin baik kemampuan keluarga untuk menurunkan stres akan meningkatkan kesejahteraan dan mengontrol kesehatan mereka.
Pendahuluan: Pembatasan cairan pada klien yang menjalani hemodialisis memiliki persentase ketidakpatuhan berkisar antara 10%-60%. Kepatuhan yang rendah menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, gangguan fungsi kognitif, peningkatan rawat inap dan kematian. Tujuan: Tujuannya adalah untuk mengevaluasi intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan pada klien yang menjalani hemodialisis. Metode: Menggunakan database elektronik termasuk Scopus, ProQuest, dan SpringerLink 2009-2019, menggabungkan intervensi, peningkatan, kepatuhan, cairan, pembatasan, hemodialisis sebagai kata kunci pencarian dan 257 artikel yang diambil. Menggunakan kata kunci yang cocok 15 artikel ditentukan untuk menjadi tinjauan sistematis. Hasil: Intervensi psikososial dengan pendekatan perilaku merupakan intervensi yang paling sering digunakan dan efektif untuk meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan pada klien hemodialisis. Diskusi: Intervensi psikososial yang dilakukan dengan pendekatan perubahan perilaku dapat meningkatkan kepatuhan diet dan manajemen cairan dan pasien menunjukkan parameter hemodinamik dan biokimia yang stabil. Kondisi hemodinamik yang stabil dan indikator biokimiawi menunjukkan status fisik pasien yang baik. Kesimpulan: Intervensi psikososial efektif sebagai intervensi untuk meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan pada klien yang menjalani hemodialisis.
Pendahuluan: Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu proses penurunan fungsi ginjal yang progresif dengan kadar derajat tertentu, sehingga memerlukan terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplatasi ginjal. Tindakan hemodialisa dilakukan berulang-ulang dan dalam jangka waktu lama. Hal ini akan mengakibatkan beban kepatuhan diet pada pasien Gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialysis. Apabila kepatuhan diet tidak dilakukan dengan baik akan mengakibatkan kondisi pasien makin buruk. Salah satu cara agar kualitas hidup pasien membaik, perawat selalu melakukan edukasi pola diet yang baik dan sehat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Koja Jakarta Utara, tahun 2020. Metode: Dengan rancangan penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Ruang HD RSUD Koja Jakarta Utara (periode Bulan Desember 2020 s.d. Februari 2021). Variabel yang diteliti adalah pengetahuan, motivasi, dukungan terhadap kepatuhan diet pada pasien Gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodialisa. Teknik sampel accidental sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil dengan kuesioner. Hasil: Setelah diuji analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan alat bantu analisis statistik dengan jumlah sampel 96 orang, Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik di ruang Hemodialisa RSUD Koja Jakarta Utara. tahun 2020 dengan P-Value 0,043. Ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal Kronik di ruang Hemodialisa RSUD Koja Jakarta Utara, tahun 2020 dengan P-Value 0,037. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa RSUD Koja Jakarta Utara tahun 2020 dengan P-Value 0,036. Kesimpulan: Hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pengembangan program Rumah Sakit khususnya dalam kepatuhan diet pada pasien yang menjalani tindakan Hemodialisa melalui peran perawat dalam memberikan informasi dan edukasi dengan tingkat pengetahuan penderita Gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodialisis.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pemberian Jus Semangka (Citrullus Latanus) terhadap Tingkat Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Desain: Desain penelitian adalah Pretest and Posttest Non Equivalent Control Group. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel yang terdiri dari dua kelompok yaitu 10 responden untuk intervensi dan 10 responden untuk kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive, dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok intervensi minum obat hipertensi dan diberikan jus semangka sebanyak 350 gram sekali sehari selama 7 hari, sedangkan kelompok kontrol hanya minum obat hipertensi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat menggunakan independent t test dan alat untuk mengukur tekanan darah adalah Digital Sphygmomanometer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rerata SBP setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol adalah 139,40 mmHg dan 159,70 mmHg. Sedangkan rerata DBP pada kelompok intervensi dan kontrol adalah 78,90 mmHg dan 95,50 mmHg. Uji t independen diperoleh nilai p SBP dan DBP sebesar 0,001 dan 0,002 (? 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol dan intervensi. Jus semangka dapat digunakan oleh lansia penderita hipertensi sebagai terapi komplementer untuk mengelola tekanan darah dengan frekuensi yang dianjurkan 1 kali per hari.