Fig 3 - uploaded by Vivian A. Laughlin
Content may be subject to copyright.
Source publication
After supporting Marc Antony in the Battle of Actium (31 B.C.), King Herod, fearful of losing his power, went to Rome, apologized to Augustus and assured him that he was his biggest supporter. Augustus, giving Herod an opportunity to redeem himself, allowed him to return to Judea as King of the Jews. In an effort for Herod to express his continued...
Context in source publication
Context 1
... This was a necessity, as the walls were "barely a kilometer across at the widest point." 48 Maintaining the traditional structure of the city, Herod kept the Acropolis at the center and built the Temple of Augustus, ( figure 3). Josephus accounts, "In the center of this settlement he erected a massive temple, enclosed in ground, a furlong and a half in length, consecrated to Caesar; while he named the town itself Sebaste. ...
Similar publications
This research discusses Jewish ethnicity which is in the national interest of the State of Israel. To analyze this phenomenon will be used a theory from Hans Kohn namely ethnic nationalism, in the context of this Jewish nationalism if we see that one of the formations of a Nation is ethnicity. Jews are an ethnicity that transforms into an understan...
Citations
... "Upeti" jaman dahulu dapat diartikan sebagai pajak pada jaman sekarang. Dalam catatan Raja Herodes yang hidup tahun 37 sampai 4 sebelum masehi (Laughlin, 2016), ketika Raja Herodes ingin menghancurkan Menara Stratos yang didirikan oleh Raja Sidon dan menggantinya dengan nama tanah Caesarea Maritima yang akan menjadi kota pelabuhan dan pusat pengendalian administrasi polisi Romawi, Raja pengumpulan pajak (Laughlin, 2016). Juga pada disnati Qin tahun 221-206 SM dan Han tahun 25 SM -220 M telah membentuk adanya institusi perpajakan dan sistem perpajakan (Ma, 2020). ...
... "Upeti" jaman dahulu dapat diartikan sebagai pajak pada jaman sekarang. Dalam catatan Raja Herodes yang hidup tahun 37 sampai 4 sebelum masehi (Laughlin, 2016), ketika Raja Herodes ingin menghancurkan Menara Stratos yang didirikan oleh Raja Sidon dan menggantinya dengan nama tanah Caesarea Maritima yang akan menjadi kota pelabuhan dan pusat pengendalian administrasi polisi Romawi, Raja pengumpulan pajak (Laughlin, 2016). Juga pada disnati Qin tahun 221-206 SM dan Han tahun 25 SM -220 M telah membentuk adanya institusi perpajakan dan sistem perpajakan (Ma, 2020). ...
Pajak merupakan suatu yang pasti dalam kehidupan ini. Apapun pekerjaan dan usaha seseorang, selama telah memenuhi subyek dan obyek pajak menurut perundang-undangan. Namun, tidak semua belajar perpajakan yang memadai. Inklusi yang baik dilakukan ketika seseorang belum memenuhi sebagai wajib pajak. Waktu yang tepat untuk memberikan inklusi pajak adalah ketika seseorang pada usia remaja, dalam konteks ini adalah murid Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini disebabkan, jika siswa melanjutkan studi lanjut, belum tentu akan belajar pajak dan akuntansi, maka kesepatan memahami perpajakan tidak akan pernah terjadi. Kondisi lain, saat ini mudahnya melakukan usaha banyak siswa yang telah melakukan usaha kecil-kecilan yang tergolong pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengisi waktu senggan mereka. Ditambah, materi pajak di SMA hanya diperoleh oleh siswa yang mengambil peminataan akuntansi dengan prosi yang dikit, yaitu menghitung pajak penghasilan perusahaan. Berdasarkan kondisi ini dilakukan inklusi pemahaman pajak bagi UMKM dengan usaha kulikuler. Kegiatan yang dilakukan secara tatap muka dengan subyek siswa kelas 10 yang sebagian besar belum menentukan bidang studi lanjut dan sebagian kecil sudah melakukan usaha. Dari inklusi, terlihat hasil inklusi ini belum optimal, karena masih banyak yang memahami pada tingkat cukup. Berdasarkan hasil ini, inklusin pajak harus tetap dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis.
This chapter aims at illuminating the long history of African American women’s participation in the field of archaeology. Starting with the predominantly African American women excavation crews formed under the Works Progress Administration in the 1930s, this chapter will chronologically traverse the past 90 years of archaeological work conducted by African American women. Highlighting the onset of African American Women’s access to formalized training from the 1970s to the present, this text will discuss the theoretical frameworks that tend to underpin their research. This work posits that the rise of Black Feminist Thought in social sciences in the 1990s and within archaeology in the early 2000s has led to the unprecedented number of Black women now entering the field and conducting methodologically, analytically, and theoretically robust work that expands the discipline. This chapter will conclude with a discussion on the continued work African American women based in the U.S. are conducting, from studies on the lived experiences of enslaved African Diasporic women from the eighteenth-century plantocracies of the Americas to studies examining the interactions between Neandertals and anatomically modern humans in Pleistocene Europe.KeywordsBlack women archaeologistsBlack feminismRaceGender
Caesarea Maritima is an ancient harbour city and is located on the Mediterranean coast of the present-day State of Israel. It was founded on an ancient Hellenistic Phoenician city called Straton Tower. King Herod, the founder of Caesarea Maritima, is a successful Roman ruler. Herod, whose most important architectural and engineering achievement in Caesarea was the Sebastos Harbour, established the city within the framework of the most advanced facilities of the period. He built not only Sebastos Harbour, but also a temple dedicated to Rome and Augustus, the Promontory Palace, a hippodrome, a theater and aqueducts, and established one of the most developed port cities of the period. Behind all these monumental and public buildings, the city of Caesarea Maritima is also a reflection of King Herod's imagination and entrepreneurial personality. In the article, it is aimed to present the port city Caesarea Maritima, founded by King Herod in ancient times: how it was formed, important structures and Herod's reconstruction activities, by blending the narratives of the Roman historian Josephus Flavius with archaeological data.
