Fig 5 - uploaded by Johanna Aringer
Content may be subject to copyright.
EVA's gesturing in turn 81. The number in each picture is a reference to the numbers in turn 81.

EVA's gesturing in turn 81. The number in each picture is a reference to the numbers in turn 81.

Source publication
Article
Full-text available
Teachers making errors in explanation that require subsequent self-correction is presumably common in education. However, it may be difficult to capture in research. In this study, teacher self-correction in the context of early childhood science education within a fictive frame was captured on video when documenting science activities over a prolo...

Contexts in source publication

Context 1
... the teacher introduces another source of information to settle the query encountered: SMHI or the Swedish Meteorological and Hydrological Institute, an expert authority under the Ministry of the Environment with a mission to forecast changes in weather, water, and climate. In the following, EVA's talk is accompanied by intense gesturing, see Fig. 5. ...
Context 2
... reference to this other source of authority, SMHI, where EVA has "read" -thus continuously positioning herself as addressee of information rather than the provider of it (the knower, the source of knowledge, as it were) -a detailed explanation of the emergence of a tornado is rendered (turn 81 and Fig. ...

Citations

... Pada model Iffah pendidik perlu menanamkan sikap islami terhadap peserta didik maka akan menumbuuhkan rasa dalam diri peserta didik dengan menjaga kehormatan diri, taat terhadap sesuatu, disiplin dan baik hati. Sebagaimana yang dikatakan oleh (Frejd & Pramling, 2023) sesuatu yang diajarkan baik maka akan terus menjadi lebih baik sehingga dapat membentuk suatu diri atau karakter pada manusia. c) Model Tawadhu Direalisaikan di sekolah sebagai penunjang pengembangan karakter yang dimana pendidik memberikan suatu pemahaman atau contoh nyata kepada peserta didik dengan kerendahan hati dan tidak sombong terhadap sesama. ...
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk model pengembangan karakter religius melalui program pembudayaan sekolah di SDIT At Taufiq Al Islamy. Pengembangan dan pembentukan karakter religius diyakini penting untuk dilakukan oleh sekolah untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter. Model pengembangan karakter religius melalui program pembudayaa sehari-hari di sekolah ini merupakan langkah awal dalam membentuk mental dan juga karakter anak bangsa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkapkan model pengembangan karakter religius yang dilakukan dalam program pembudayaan sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pada hasil yang terdapat faktor pendukung dan penghambatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah Kepala sekolah, guru PAI guru kelas III dan guru kelas VI serta peserta didik usia skeolah dasar. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian data dianalis dengan cara reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, adanya perencanaan pada model pengembangan karakter religius yang dilakukan di sekolah. Kedua, yaitu pelaksanaan model pengembangan karakter religius melalui program pembudayaan sekolah dengan berbagai program pembudayaan harian atau rutinan. Ketiga evaluasi terhadap model pengembangan karakter religius melalui program pembudayaan sekolah. Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat. Kata Kunci: Model pengembangan karakter; Karakter religius; Progam pembudayaan